10 Menit adalah waktu yang sangat singkat untuk seorang Faza mandi mengingat pria itu adalah pria yang begitu betah berada lama lama didalam kamar mandi.
Faza tersenyum menatap Zahra yang duduk ditengah Ranjang menunggunya. Faza yang hanya mengenakan handuk putih yang melilit dipinggangnya itu tersenyum. Pelan pelan Faza melangkah mendekat keranjang dimana Zahra berada.
Faza menatap Zahra yang juga sedang menatapnya dengan kedua pipi merona. Malam ini adalah malam yang sangat ditunggu tunggu oleh Faza.
Pandangan Faza turun dari wajah bulat Zahra ketubuh berisi Zahra. Selama hampir 8 tahun Faza selalu menahan hasratnya pada Zahra. Tentu saja karna Faza tidak ingin menodai kesucian Zahra sebelum waktunya.
Zahra yang ditatap sedemikian intens oleh Faza menundukan kepalanya malu. Zahra tidak mengenakan baju sexy tapi pandangan Faza membuatnya merasa malu.
“Mas jangan natap aku begitu.. Aku malu..”
Faza tersenyum geli mendengar rengekan kekasih hatinya itu. Faza perlahan naik keatas ranjang mendekat pada Zahra yang duduk ditengah ranjang dengan kepala tertunduk malu.
“Kamu cantik sayang..” Faza membisikan rayuan pada Zahra yang membuat Zahra semakin merasa malu.
Perlahan tangan Faza mulai menelusuri lengan putih bersih Zahra, membelai dengan sangat lembut dan penuh cinta. Moment indah itu sudah sangat lama Faza nantikan dimana Faza bisa memiliki Zahra sepenuhnya.
Faza meraih dagu Zahra dan mendongakkan-nya agar Zahra membalas tatapan-nya.
“Mungkin ini akan sedikit membuat kamu tidak nyaman sayang.. Tapi aku akan melakukan-nya dengan lembut.” Bisik faza kemudian pelan pelan mendorong tubuh Zahra agar berbaring diatas tempat tidur.
Zahra memejamkan kedua matanya ketika Faza mulai beraksi. Malam itu Zahra benar benar menjadi milik Faza sepenuhnya. Dan Zahra mempercayakan semuanya pada Faza yang memang sudah sangat dicintainya.
“Aku mencintai kamu Zahra. Sangat mencintai kamu.”
Tepat saat mereka melakukan-nya hujan deras turun membuat suasana semakin romantis mendukung keduanya semakin hanyut dan terbuai oleh indahnya cinta yang selama hampir 8 tahun itu mereka jaga.
Setelah melalui malam penuh keindahan itu raut kebahagiaan terpancar jelas diwajah tampan Faza. Faza juga semakin bersikap romantis pada Zahra dengan sering memberikan kecupan kecupan singkat pagi ini diwajah Zahra.
“Kamu hati hati ya kerjanya. Nanti pulangnya aku jemput.” Ujar Faza begitu Zahra turun dari boncegan-nya.
“Ya mas. Mas juga semangat ya.. Jangan genit genit sama teman kerja mas itu..”
Faza mengeryit. Faza tau siapa teman kerja yang dimaksud Zahra. Siapa lagi kalau bukan Anita.
“Ayolah sayang.. Kamu itu cemburu tidak pada tempatnya. Aku sama Anita itu hanya teman kerja saja.”
“Kita juga awalnya cuma teman kan? Tapi lama lama saling cinta.”
Faza menghela napas. Terkadang cemburu Zahra memang sedikit keterlaluan menurutnya.
“Ya sudah oke oke... Aku nggak akan deket deket sama Anita.”
Kali ini Faza memilih mengalah saja. Karna jika Faza terus meladeni Zahra mereka pasti akan berantem yang pasti bisa merusak hari bahagianya.
Zahra tersenyum lebar kemudian menyalimi Faza. Satu kecupan kembali Zahra dapatkan dipipi chuby nya dari Faza sebelum Faza berlalu dari depan restoran tempat Zahra mengais rezekinya.
Zahra tersenyum menatap Faza yang semakin menjauh dari tempatnya berdiri hingga akhirnya Faza benar benar menghilang dari pandangan matanya.
Zahra kemudian membalikan tubuhnya dan melangkah menuju restoran. Namun begitu masuk kedalam restoran Zahra disambut dengan tatapan dingin oleh Santoso. Zahra tersenyum kikuk. Tidak biasanya Santoso datang lebih dulu sebelum dirinya.
“Eemm.. pagi pak..” Sapa Zahra sopan.
Santoso berdecak. Tatapan-nya menyapu dari atas sampai bawah penampilan simpel Zahra. Santoso kemudian melengos dan berlalu begitu saja tanpa membalas sapaan ramah dan sopan Zahra padanya.
Zahra yang memang sudah menyadari sikap aneh dan tidak biasa Santoso sejak pertama kali dirinya masuk kerja semakin merasa bingung. Santoso tidak menegurnya secara langsung tentang kesalahan Zahra. Tapi sikapnya membuat Zahra merasa seperti memiliki kesalahan yang Zahra sendiri tidak tau apa.
“Kebiasaan banget pengantin baru ngelamun. Kesurupan nanti baru tau rasa.”
Suara Tina membuat Zahra tersentak. Zahra menoleh dan mengerucutkan bibirnya menatap sahabat satu servernya itu.
“Kamu tuh yang kebiasaan suka ngagetin orang. Kalau aku jantungan terus pingsan gimana?!”
Tina nyengir lebar mendengar protesan kesal Zahra. Niatnya tidak mengagetkan hanya menegur saja.
“Eh Tin, kamu ngrasa aneh nggak sih sama pak Santoso akhir akhir ini?” Tanya Zahra pada Tina.
Tina mengangkat sebelah alisnya.
“Aneh gimana?”
“Ya aneh aja. Kaya dingin banget gituh sama aku. Bahkan tadi pas aku sapa dia malah melengos dan pergi gitu aja nggak jawab..”
Tina mengedikkan kedua bahunya.
“Mungkin pak Santo sedang tidak mood. Ya udah yuk dek mending sekarang kita siap siap sebentar lagi sudah masuk jam kerja.”
“Apa? Dek? hey Tina, umurku lebih tua 3 bulan dari kamu tau !” Tegas Zahra tidak terima disebut “Dek” oleh Tina.
“Hahahaha.. Maaf maaf aku hanya bercanda. Abisnya kamu ikut sih Ra, Tinggi kamu kaya tingginya anak SMP.” Tawa Tina membuat Zahra mendelik kesal.
“Sudah ayoo.. Nanti keburu pak Santo marah beneran sama kita.”
Tina menarik lengan Zahra mengajaknya untuk segera berganti baju. Tina sebenarnya juga merasakan keanehan pada Santoso yang memang sejak Zahra menikah cepat sekali naik darah. Sehari setelah Zahra menikah bahkan Santoso memarahi hampir semua waitrees di restoran itu hanya karna masalah sepele.
---------
Anita melangkah dengan senyuman manis yang terus menghiasi bibir berlipstiknya. Wakil manager cantik nan sexy itu terlihat sangat riang gembira pagi ini dengan membawa sebuah kotak makan warna pink ditangan-nya.
“Pagi bu...” Sapa seorang office girl ramah pada Anita.
“Ya pagi..” Saut Anita sambil terus berjalan menuju ruangan-nya dan Faza.
Anita masuk kedalam ruangan-nya dan Faza dimana Faza sudah berada disana dan berkutat dengan laptopnya. Anita tersenyum menatap Faza yang selalu fokus dengan pekerjaan-nya. Anita kemudian menatap kotak makan berwarna pink yang memang sengaja dibawanya dari rumah untuk Faza. Anita melangkah mendekat pada Faza yang seperti tidak perduli dengan keberadaan-nya.
“Serius banget pak..” Katanya.
Faza menoleh sekilas pada Anita kemudian kembali berkutat pada laptopnya.
“Biasa aja sih. Kamu kenapa telat?”
Anita tersenyum geli. Mungkin jika bukan dirinya dan karyawan lain yang telat Faza akan marah marah.
“Eemm.. Jalanan sedikit padat pak pagi ini.” Jawab Anita.
Faza diam. Pria itu kembali fokus dengan apa yang sedang dibacanya.
“Eemm.. Pagi ini aku sengaja bawakan sarapan untuk kamu Faza. Ini aku buat sendiri. Semoga kamu suka ya..”
Faza mengeryit dan menoleh pada Anita yang meletakan kotak makan diatas meja kerja Faza.
“Ini sebagai tanda terimakasih aku karna kemarin kamu udah bantuin aku. Kalau nggak ada kamu mungkin aku tidak bisa pulang.” Lanjut Anita.
“Tapi saya sudah sarapan dirumah tadi.” Ujar Faza membuat senyuman dibibir Anita pudar.
“Eemm.. Ini bisa buat makan siang kamu kok nanti.”
Faza terdiam sesaat kemudian menganggukan kepalanya.
“Ya sudah. Terimakasih yah..”
“Aku yang terimakasih sama kamu Faza. Kalau begitu aku mulai kerja ya.. Semangat pak Faza..”
Faza tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya. Pria itu kembali fokus pada pekerjaan-nya tanpa menyadari tatapan penuh makna Anita padanya.
“Kamu memang yang terbaik Faza..”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Lila Anggraini
gini ya faza, pintu selingkuh itu akan ttp tertutup jikala kamu ga bales perhatian sekecil apapun dr wanita lain..jgn anggep sepele hal itu, benar kamu ga baper tp wanitanya blm tentu ga baper kan
2022-10-15
0
kezel gua sm Anita cabe itu nggodain suami org apa anita cabe itu g punya malu y
2022-09-11
1
Fajar Alfiyanshah
lanjut kak Thor tetap 💪💪💪
2022-07-03
1