Setelah ritual minta maaf didalam bilik WC ditoilet wanita, hubungan Faza dan Zahra kembali manis. Faza bahkan mengenalkan Zahra pada atasan-nya sebelum akhirnya Faza mengajak Zahra pulang.
“Kita kekantor dulu ya?”
Zahra mengeryit mendengarnya.
“Ngapain? Udah malem juga.”
“Sayang.. Kan tas kerja aku, handphone, bahkan motor aku masih disana.. Tadi aku ikut nebeng ke Anita buat ke restoran.”
“Aku tau dan aku liat semuanya. Dasar suami genit.” Ketus Zahra.
Faza terkekeh geli.
“Cemburu ya?”
“Yee.. Nggak ya, buat apa juga aku cemburu. Nggak banget.”
“Yang bener? Buktinya kamu ngikutin aku sampai kerestoran. Kamu bahkan ngerjain Anita tadi.”
Zahra melengos. Zahra tidak merasa cemburu. Zahra hanya kesal karna Anita begitu genit pada Faza yang jelas jelas sudah beristri.
“Lagian ngapain sih kamu sampai nebeng ke dia segala. Kamu kan bawa motor.”
Zahra memanyunkan bibirnya dengan tatapan lurus kedepan. Zahra tidak perduli meskipun supir taxi yang sedang ditumpanginya menertawakan sikap konyolnya.
“Udah nggak usah marah marah terus.. Nanti cantiknya ilang loh..”
Zahra memutar jengah kedua bola matanya. Zahra membutuhkan penjelasan dari Faza sekarang tapi Faza malah tidak peka.
Taxi yang ditumpangi Faza dan Zahra sampai tepat didepan perusahaan tempat Faza bekerja. Keduanya segera turun. Faza bergegas masuk kedalam gedung untuk mengambil tas kerja juga ponselnya. Sedangkan Zahra, dia lebih memilih untuk menunggu Faza disamping motor besar milik Faza.
“Kamu Zahra kan?”
Zahra menoleh ketika mendengar suara Anita. Entah muncul darimana wanita itu Zahra tidak menyadarinya.
“Ya..”
“Istrinya Faza kan?”
“Hmmm..”
“Ah kenalin, saya Anita. Wakil dari manager pak Faza.”
Zahra melirik Anita yang mengulurkan tangan padanya. Beruntung saat Faza mengenalkan Zahra pada para atasan Anita sedang berada ditoilet.
“Ya.. Saya sudah tau kok.” Jawab Zahra enggan menjabat uluran tangan Anita.
Anita tersenyum kikuk kemudian kembali menarik tangan-nya.
“Lagi nungguin pak Faza ya?”
“Iya..”
Anita mengangguk. Anita menatap dari atas sampai bawah penampilan sederhana Zahra kemudian membandingkan dengan penampilan-nya sendiri.
Anita tersenyum lagi. Zahra benar benar tidak ada apa apanya jika dibanding dengan dirinya.
Tidak lama kemudian Faza datang.
“Anita..” Sapa Faza. Faza merasa sedikit tidak enak hati sebenarnya pada Anita karna apa yang Zahra lakukan. Beruntung Anita tidak tau apa yang sudah Zahra lakukan padanya.
“Pak Faza..”
“Saya duluan ya..”
“Oh iya pak, silahkan..” Angguk Anita Ramah.
Faza kemudian menaiki motor gedenya diikuti Zahra yang naik ke belakangnya. Keduanya kemudian melesat cepat dengan motor gede Faza meninggalkan Anita yang terus menatapnya sampai akhirnya motor Faza hilang dari pandangan-nya.
“Zahra.. Apa lebihnya kamu sampai Faza begitu mencintai kamu..” Gumam Anita tersenyum meremehkan.
Zahra kemudian melangkah menuju mobilnya dan berlalu dengan kecepatan sedang untuk pulang.
-----------
Faza dan Zahra sampai didepan rumahnya. Namun keduanya dibuat kebingungan oleh seorang pria berjaket ojek online tertidur diteras rumahnya.
“Dia siapa?” Tanya Faza begitu membuka helm yang dikenakan-nya.
Zahra menggeleng menjawabnya.
“Aku nggak tau.” Katanya.
Faza segera turun dari motornya kemudian mendekat pada pria tersebut dan dengan pelan berusaha untuk membangunkan-nya.
Begitu membuka kedua matanya pria berkulit coklat gelap itu terkejut. Dengan gerakan cepat pria itu langsung bangkit. Tatapan-nya kemudian berpusat pada Zahra yang berdiri dibelakang Faza.
“Akhirnya nengnya pulang juga.”
Faza mengeryit bingung.
“Neng? Maksudnya istri saya?” Tanya Faza.
“Oh masnya suami neng ini ya? Syukur deh masnya baik baik saja..”
Faza semakin dibuat kebingungan. Pria itu mengenali Zahra.
Zahra yang sudah mengingat si abang ojek online itu menggigit bibir bawahnya sendiri. Zahra lupa membayar ongkos yang dia janjikan akan tiga kali lipat pada ojek online tersebut.
“Begini mas, tadi saya nganterin si eneng bahkan sampai ngejar mobil merah dan katanya masnya diculik lampir. Nengnya juga menjanjikan upah tiga kali lipat pada saya. Tapi pas sampai direstoran malah lari begitu saja setelah mencubit lengan saya sampai memar. Nah sekarang saya kesini menunggu untuk dibayar ongkos saya nganterin nengnya..” Jelas abang ojek online tersebut.
Faza tertawa pelan mendengarnya. Faza kemudian menanyakan berapa ongkos yang harus dibayar pada si abang ojek online tersebut. Setelah si abang ojol itu menyebutkan nominalnya Faza segera mengeluarkan dua lembar uang kertas seratus ribuan dan lima puluh ribuan kemudian menyerahkan pada pria itu.
“Makasih ya bang sudah nganterin istri saya..” Ujar Faza.
“Sama sama mas. Kalau begitu saya permisi. Mari neng..”
Zahra merengut menatap tukang ojek online itu. Setelah ini Faza pasti akan menodongnya dengan berbagai pertanyaan.
“Ya Tuhan... Kenapa bisa sampai lupa bayar sih..” Batin Zahra mengeluh.
Faza menggelengkan kepalanya. Kelakuan istrinya benar benar sangat konyol malam ini. Faza tidak habis pikir kenapa istrinya bisa sampai lupa hanya membayar ongkos ojol saja.
“Udah ayo masuk..” Ajak Faza dan Zahra menurut saja.
“Kamu sudah makan?” Tanya Faza sambil menuntun motor gedenya membawanya masuk kedalam rumah.
“Sudah..” Jawab Zahra dengan ekspresi sendu.
Faza menghela napas kemudian mendekat pada Zahra yang berdiri disamping sofa.
“Masih marah sama aku?” Tanya Faza lembut.
Zahra menggelengkan kepalanya menjawab. Zahra tiba tiba mengingat omelan Sinta padanya saat dirinya bertanya tentang Faza pada adiknya Fadly.
“Lalu?”
Zahra mendongak menatap Faza yang jauh lebih tinggi darinya.
“Aku minta maaf.. Tadi aku telpon Fadly untuk menanyakan apakah kamu pulang kerumah mamah kamu atau tidak. Tapi mamah malah marah marah sama aku..”
Zahra menye menye seperti hendak menangis. Sikap manjanya sedang kumat.
Faza yang memang tau mamahnya sangat tidak suka pada Zahra hanya bisa menghela napas. Faza yakin, setelah ini mamahnya pasti akan menelpon-nya kemudian marah padanya dengan alasan Zahra yang tidak pantas dijadikan pendamping hidup untuknya.
“Sudah sudah nggak papa.. Lebih baik sekarang kita mandi. Lengket banget nih badan aku.”
“Kita?” Tanya Zahra yang langsung mengganti ekspresi sedihnya dengan ekspresi kebingungan.
“Iya kita.. Kita mandi sama sama. Kamu mau kan?”
Faza mengedipkan sebelah matanya menggoda Zahra. Faza sengaja ingin mandi bersama untuk mengalihkan pikiran-nya tentang apa yang akan dikatakan mamahnya tentang Zahra setelah ini. Faza tau pilihan-nya sudah benar menjadikan Zahra sebagai istrinya. Karna Faza sangat mencintai Zahra, teman sekelas Fadly saat masih duduk dibangku SMA dulu.
“Tapi aku sudah mandi mas..”
Zahra beralasan untuk menghindar. Karna meskipun sudah mandi, namun karna menyusul dan mengikuti Faza membuat tubuhnya kembali terasa lengket karna keringat.
Faza tertawa kemudian melepaskan jas hitamnya dan menaruhnya diatas sofa beserta tas kerjanya. Setelah itu Faza membopong tubuh Zahra dengan entengnya.
“Nggak baik menolak ajakan suami.” Bisik Faza mesra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Lila Anggraini
drama penganten baru emang dominan salah pihim nya...
2022-10-17
0
Nafsienaff
Hahaa... nggak juga say
2022-07-06
1
imah
kalo semua kayak faza dan zahra
pasti adem ayem tentrem semua😁😁
2022-07-06
0