Ditempat lain tepatnya diperusahaan tempat Faza bekerja Faza baru saja menyelesaikan pekerjaan-nya. Faza mematikan laptop kemudian keluar dari ruangan-nya dengan menenteng tas dan jas hitam miliknya. Kemeja putihnya dia gulung dibagian lengan sampai batas siku.
Ketika hendak menaiki motor gedenya Faza mengeryit melihat Anita yang tampak kebingungan didepan mobilnya. Penasaran, Faza pun mendekat berpikir mungkin teman kerjanya itu sedang membutuhkan bantuan.
“Kenapa An?”
Anita yang berdiri disamping mobil merahnya diparkiran langsung menoleh begitu mendengar suara khas Faza. Suara berat sedikit serak yang terdengar merdu ditelinga Anita.
Anita Mayang, dia adalah wakil manager Faza yang memang selalu bekerja dalam satu ruangan dengan Faza. Anita sudah lama mengenal bahkan memendam rasa pada Faza yang hanya menganggapnya hanya rekan kerja saja.
“Eh pak Faza..”
Faza mengeryit merasa aneh dengan panggilan formal Anita.
“Nggak usah formal gitu. Ini udah diluar jam kerja.” Ujar Faza.
Anita tertawa kemudian menganggukkan kepalanya. Sakit dan kecewa sebenarnya sedang Anita rasakan. Tentu saja karna pernikahan Faza dan Zahra. Tapi Anita tidak putus asa. Anita yakin dirinya mampu meluluhkan Faza suatu hari nanti.
“Kenapa belum pulang?” Tanya Faza kemudian.
“Mobil aku tiba tiba mogok Za..” Jawab Anita pelan.
Faza menatap pada mobil Anita kemudian kembali menatap Anita lagi.
“Coba aku bantu yah..” Katanya meminta izin.
“Memangnya nggak ngrepotin kamu?”
“Aku udah biasa kok direpotin orang.” Jawab Faza.
Anita tertawa mendengarnya. Dimatanya Faza adalah sosok yang sangat mengagumkan. Faza tidak hanya tampan tepi juga pintar dan ringan tangan. Faza tidak segan membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan-nya.
“Baiklah.. Oke oke.. Peralatan-nya ada dibagasi. Dan ini kunci mobilnya.”
Faza menerima kunci mobil Anita kemudian mulai mengambil peralatan didalam mobil Anita.
Cukup lama Faza membantu mengecek mobil Anita hingga akhirnya mobil itu bisa kembali distater.
”Oke, udah.” Kata Faza setelah merasa semuanya beres.
Faza menyeka keringat yang sedikit membasahi keningnya membuat noda hitam dari tangan-nya menempel disana.
Anita yang melihat itu bermaksud ingin membersihkan kening Faza dengan tisu. Namun saat Anita hendak membersihkan-nya Faza langsung menghindar.
“Oh maaf Faza, ada noda dikening kamu.”
Anita merasa malu sekaligus tidak enak hati karna Faza menolak bantuan inisiatifnya membersihkan noda dikening Faza.
“Tidak apa. Kalau begitu aku pulang dulu.” Senyum Faza meraih tisu ditangan Anita dan dia gunakan untuk membersihkan tangan-nya yang kotor karna oli.
Anita hanya menganggukan kepalanya. Sampai sekarang Anita tidak paham kenapa rasanya sulit sekali meluluhkan hati Faza. Padahal jika dibandingkan dengan-nya Zahra tidak ada apa apanya.
Anita terus menatap Faza yang berlalu dengan motor gedenya. Faza, pria yang membuatnya menolak banyak cinta dan terus bertahan dengan keyakinan-nya bahwa takdir baik pasti akan menghampirinya.
“Faza... Kamu membuat aku semakin yakin. Kamulah pilihan terbaik hatiku.” Senyum Anita bergumam.
Setelah motor gede Faza tidak lagi terlihat, Anita pun masuk kedalam mobilnya dan berlalu dengan kecepatan sedang.
Anita tidak berbohong tentang mobilnya yang mogok. Dan bantuan Faza bukan sesuatu yang sengaja Anita atur.
-------
Zahra baru selesai mandi saat mendengar suara pintu yang diketuk. Zahra mengeryit kemudian segera melangkah menuju ruang utama rumah sederhananya.
Sebelum membuka kunci pintu utama rumahnya Zahra mengintip lebih dulu lewat jendela kaca memastikan bahwa yang mengetuk pintu rumahnya bukanlah orang jahat.
“Mas Faza..” Senyum Zahra begitu melihat Faza yang berdiri didepan pintu rumahnya.
Zahra bergegas membuka pintu untuk suaminya. Ini kali pertama dirinya menyambut kepulangan Faza selama mereka menikah.
“Mas..” Senyumnya.
Faza ikut tersenyum. Pria itu menerima saliman dari Zahra.
“Kenapa pintunya dikunci?”
“Aku kan memang biasa mengunci pintu.”
Faza mengangguk kemudian merangkul Zahra dan mengajaknya masuk.
“Kenapa baru mandi jam segini? Memangnya kamu pulang jam berapa tadi?”
Zahra diam sesaat. Faza baru masuk kedalam rumah dan rasanya tidak baik jika Zahra langsung menceritakan semuanya pada Faza tentang dirinya yang datang kerumah Aris untuk menjelaskan semuanya.
“Kamu duduk aja dulu mas. Aku buatin kamu teh hangat.” Kata Zahra menghindar dari pertanyaan Faza.
Faza menganggukan kepalanya kemudian dudu k disofa sambil membuka sepatu hitam mengkilatnya. Sedangkan Zahra, dia berlalu menuju dapur untuk membuatkan teh hangat.
Zahra menemani Faza sebentar diruang tamu. Mereka berdua mengobrol ringan yang diselingi canda tawa hingga akhirnya Zahra menyadari sesuatu.
“Mas memangnya kerjaan kamu hari ini ganda ya?”
Faza mengeryit mendengarnya.
“Maksudnya?” Tanya Faza kebingungan.
Zahra menghela napas kemudian mengusap pelan kening Faza yang bernoda. Zahra mencium bau noda tersebut.
“Ini bau oli.” Katanya.
Faza tertawa. Faza lupa membersihkan-nya padahal Anita sudah memberitahunya tadi saat hendak berinisiatif membantu membersihkan-nya.
“Ah itu, tadi aku bantu temen ngecek mobilnya yang mogok.” Ujar Faza jujur.
“Temen?”
“Ya. Ini sudah malam dan aku tidak mungkin membiarkan begitu saja seseorang yang sedang membutuhkan bantuan bukan?”
Zahra menatap Faza dalam diam kemudian menganggukan kepala setuju. Meskipun sebenarnya dalam pikiran Zahra bayangan wajah cantik Anita yang tersenyum mulai menghantuinya. Tapi Zahra tetap mencoba berpikir positif. Zahra tidak mau jika Faza sampai marah karna dirinya yang cemburu terlalu berlebihan. Bisa saja yang ditolong Faza bukan Anita tapi teman-nya yang lain. Begitu pikir Zahra.
“Eemm.. Sayang..”
Zahra tersentak karna tiba tiba Faza meraih pinggangnya.
“Kenapa sih?”
“Kamu buat aku terkejut mas.”
“Kamu tuh yang suka ngelamun.”
Zahra berdecak. Sisi menyebalkan Faza mulai keluar sekarang.
“Zahra...” Panggil Faza mengusap lembut perut rata Zahra.
“Kenapa mas?” Tanya Zahra menatap Faza.
“Eemm.. Kamu udahan kan?”
Zahra menyipitkan kedua matanya dengan keryitan dikeningnya mendengar pertanyaan membingungkan Faza.
“Udahan? Apanya?”
Faza tersenyum penuh arti pada Zahra. Seminggu menikah namun belum melakukan ritual wajibnya membuat Faza tidak sabar menunggu.
“Mens nya..” Bisik Faza membuat Zahra langsung membeku.
Zahra menelan ludahnya. Zahra hampir saja melupakan sesuatu yang memang belum mereka lakukan selama menikah seminggu ini. Dan Zahra paham jika sekarang Faza menagihnya.
“Hey.. Kenapa sih suka banget ngelamun..” Faza mencubit pelan hidung Zahra membuat Zahra meringis.
“Gimana? Udah atau belum?” Tanya Faza lagi.
Perasaan gugup langsung menyergap Zahra. Mens nya sudah selesai pagi tadi. Itu artinya malam ini adalah saatnya Zahra menyerahkan diri sepenuhnya pada Faza.
“Udah mas..” Jawab Zahra malu malu.
Senyum Faza mengembang mendengar jawaban Zahra. Pria itu langsung melepaskan mengangkat tubuh Zahra dan membawanya bangkit dari sofa.
Zahra yang terkejut langsung melingkarkan kedua tanganya dileher Faza.
“Mas kamu..”
“Aku sudah nggak sabar menunggu ini sayang..” Sela Faza membuat Zahra langsung bungkam.
“Aku akan mandi dulu. Kamu tunggu aku dikamar oke?”
Zahra hanya tersenyum malu malu membuat Faza langsung dengan semangat membawa Zahra yang berada digendongan-nya masuk kedalam kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
ko gua kesel y sm Anita mayang jablay itu 😒😏 udh tau faza udh nikah msih aj dikjar
2022-09-11
1
Fajar Alfiyanshah
semoga Zahra dan Faza bahagia selalu..
2022-07-03
1
Fajar Alfiyanshah
lanjut kak Thor 💪💪🥰😘😘
2022-07-03
1