Bab.19

Setelah berpamitan kepada papa dan mamanya Andra. Citra berhenti sejenak di lobby rumah sakit. Citra merogoh gawainya yang berada di dalam tasnya, kemudian menghubungi sahabatnya.

"Hallo, Cit. Ada apa?" tanya Amel.

"Mel, malam ini boleh nggak gue nginep di rumah, lo?" tanya Citra to the point.

"Boleh dong Cit, seneng malah kamu nginep di sini!" ujar Amel dengan riang.

"Ya udah, Mel. Nanti agak sorean aku ke rumah kamu ya, aku ambil buku dan seragam dulu di rumah!" ujar Citra.

"Oke, see you!" telepon dimatikan.

Seusai menelepon Citra memasukkan kembali gawainya ke dalam ransel kemudian pergi menuju parkiran yang berada di bawah. Hari sudah menjelang sore terlihat dari guratan senja di atas langit.

Memasuki area parkir yang cukup lengang, saat berjalan menuju sudut ruangan dengan penerangan yang sedikit redup. Citra merasa seperti ada yang mengikutinya dari belakang. Bulu kuduknya pun meremang. Jantungnya berdegup kencang serasa mau copot. Pikiran yang aneh-aneh tentang makhluk tak kasat mata pun mulai bermunculan.

Kenapa badanku tiba-tiba merinding ...? seperti ada suara aneh di belakangku! gumam Citra dalam hati.

Citra memperlambat langkahnya, kemudian mencoba memberanikan diri untuk menengok ke belakang. Namun, saat dia menoleh, tidak ada apa-apa di sana. Hanya menampilkan deretan sepeda motor dan mobil yang berjajar rapi pada tempatnya.

Citra kembali bernapas lega dan menepis segala pikiran buruk yang sempat terbersit di benaknya. Dan berpikir itu hanya halusinasinya saja. Citra mempercepat langkahnya menuju motornya berada dan segera memacunya meninggalkan parkiran rumah sakit. Citra melaju pulang ke rumahnya.

Di jalan Citra menyempatkan untuk berhenti sejenak membeli makan cepat saji untuk take away. Sebab sedari siang dia belum makan. Baru setelahnya dia kembali melanjutkan perjalanannya pulang.

****

Sesampainya di rumah Citra membersihkan diri dan melaksanakan kewajibannya, baru setelahnya memakan makanan yang sempat dibelinya tadi. Namun, dia mendapati kejanggalan pada makanannya, sebab makanan yang baru saja dibelinya sudah basi. Padahal makanan itu saat dibawa pulang masih dalam keadaan hangat.

"Aneh ... belum ada satu jam yang lalu aku membelinya, mengapa nasi dan ayam gorengnya sudah basi?!" Citra memandang sedih pada makanannya. Seakan tidak rela untuk membuangnya ke dalam tong sampah. Akhirnya dengan berat hati dia tetap membuangnya. Sebab tidak ada pilihan lain, nasinya sudah berair.

Tanpa Citra sadari pada saat Citra mandi, ada sosok tak kasat mata yang mengendus pada aroma makanan yang ditaruh di atas meja makan dalam keadaan kotak yang sudah terbuka.

Citra mengusap perutnya yang terasa lapar. Namun, tidak ada makanan lain yang bisa dimakannya. Bahan makanan di kulkas pun habis, bahkan tidak ada persediaan telur yang biasanya bisa ia jadikan untuk pengganjal perut dengan merebusnya.

"Huwaaa ... Bunda, Citra laparr! Citra pengen makan masakan, Bunda!" setetes air mata lolos dari sudut matanya. Betapa berat rasanya ketika ia harus menjalani hidup sendirian tanpa ada tempatnya berbagi dan tak ada yang peduli.

Citra mengusap kasar matanya yang berair. Tiba-tiba saja pintu almari dapur terbuka saat ada sesuatu yang terjatuh dari atas almari.

Blokk!

Klik!

"Astaghfirullah ...!" pekik Citra kaget.

Rupanya yang barusan jatuh adalah tikus. Citra mendongak ke atas, ke arah almari yang terbuka.

Kok bisa terbuka sih almarinya cuma gara-gara tikus melewatinya! gumam Citra dalam hati.

Citra iseng membukanya. Bagai menemukan mutiara dalam lautan, netranya berbinar dengan mulut yang terbuka. Ia menemukan persediaan mie instant di dalamnya.

"Wuaa ... ada mie instant!" serunya dengan riang.

Citra segera mengambilnya kemudian melompat-lompat girang. Citra segera merebus mie instant rasa ramen curry tersebut dan setelah matang ia memakannya selagi masih panas dengan perlahan-lahan.

Slurrrrppp!

Tak berapa lama dua bungkus mie instant kandas hingga tak bersisa sedikit pun.

Niatan untuk segera pergi ke rumah Amel pun tertunda karenanya.

Citra kembali ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap mengemas perlengkapannya. Dia mengambil beberapa baju dan perlengkapan pribadinya, yang akan dibawanya untuk menginap di rumah Amel.

Saat hendak packing, Citra teringat dengan kata-kata cowok misterius yang tadi siang di temuinya di parkiran sekolah. Demi keselamatan dirinya, sementara waktu Citra akan mencari tempat tinggal lain. Citra tidak ingin dirinya celaka, terlebih ia takut jika sosok yang menyerupai Andra akan kembali mendatanginya seperti malam-malam sebelumnya.

Citra juga teringat saat papanya Andra yang menangis sembari menyalahkan dirinya sendiri tentang suara bayi misterius yang selalu mengganggunya selama ini.

Flashback On.

"Semua ini salahku, aku lah yang telah membuat Andra mengalami hal ini. Ini pasti karena dia. Apa yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku!" racau papa Andra dengan terisak sambil memegangi dadanya yang sakit. Papa Andra terlihat kesakitan dan napasnya tersengal-sengal.

"Mas ... kamu kenapa, Mas?" mama Andra nampak cemas sembari memegangi bahu suaminya. "Ayo Mas, duduk dulu!"

Papa Andra diseret istrinya untuk mendekat ke bangku yang di sediakan untuk keluarga pasien yang datang berkunjung.

"Om ... tenang, Om!" Citra mencoba untuk membantu mama Andra menenangkan suaminya.

"Kamu, tolong ambilkan inhaler yang ada di dalam tas saya!" titah mama Andra pada Citra.

Dengan cepat Citra membuka tote bag bermerk terkenal milik mama Andra. Kemudian dirogohnya inhaler tersebut dan dengan cepat alat itu diserahkannya kepada mama Andra.

"Ini, Mas!" Mama Andra memberikan alat hisap tersebut ke depan muka papa Andra.

Dalam beberapa saat napas beliau kembali stabil. Citra bersyukur semua kembali baik-baik saja. Dari situ Citra tahu jika papa Andra memiliki penyakit asma.

Citra tidak berani bertanya atau membahas hal itu lagi kepada papa Andra. Dia takut jika salah bicara akan menggangu kesehatan papa Andra kembali.

Citra memutuskan untuk berpamitan tanpa sempat mengenalkan siapa namanya pada orang tua Andra.

Flashback Off.

Waktu berjalan dengan cepat adzan maghrib berkumandang dari kejauhan.

Citra bergegas menyelesaikan acara berkemasnya. Diambilnya satu setel baju rumahan dan satu setel lagi baju seragamnya untuk di masukkan ke dalam tas yang agak besar. Tak lupa buku pelajaran, laptop, dan perlengkapan pribadinya. Toh hanya untuk malam ini saja dia akan menginap di rumah Amel dan untuk malam berikutnya dia akan mencari tempat kos untuknya tinggal sementara waktu.

Usai menyiapkan barang yang akan di bawanya Citra mengerjakan salat terlebih dahulu.

Seusai salat Citra merasakan matanya terasa berat. Lelah seharian beraktivitas di luar rumah membuatnya mengantuk ketika perutnya sudah kenyang.

Citra berniat untuk merebahkan diri sebentar di kasurnya yang empuk yang sedari tadi seolah melambai-lambai, dan ingin memanjakannya dengan kenyamanan hingga mengantarkannya ke alam mimpi. Citra terlelap dan melewatkan waktu demi waktu hingga ia merasa ada yang menarik-narik kakinya yang terulur ke bawah karena hanya sebagian tubuhnya yang berada di atas kasur.

..._______Ney-nna________...

Terpopuler

Comments

Wury Ayra

Wury Ayra

sapa yg narik2 kaki citra??? mimpi ato nyata itu??

2022-07-03

4

Zil@

Zil@

lanjut kak nay.....💞

2022-07-01

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!