Bab.14

"Andraa...!" panggil Citra saat Andra hampir melewatinya.

Andra menoleh ke belakang saat mendengar namanya disebut.

"Kamu manggil aku?" tanya Andra.

"Tentu saja kamu, di sini kan gak ada orang lain selain kita!" ujar Citra yang merasa Andra sedikit berbeda dari biasanya.

"Maaf, aku rasa kita tidak saling kenal bukan? ada perlu apa ya?" tanya Andra yang seketika membuat raut muka Citra berubah masam.

"Kamu gak mengenali aku? kenapa sih sikap kamu selalu aneh setiap kita ketemu di sekolah, Ndra? kenapa kamu musti berpura-pura gak kenal sama aku?" ujar Citra meluapkan kekesalannya.

Netranya berembun menahan rasa sakit dan kecewa saat Andra tidak mengenalinya.

Apa kamu sedang menghindariku, Ndra? Tapi karena apa? Apa aku berbuat salah sama kamu?'' gumam Citra di dalam hati.

"Maaf, tapi aku beneran gak tahu siapa kamu. Ehh tunggu, kamu yang waktu itu pingsan di UKS kan?" setelah berpikir keras hanya itu yang Andra ingat tentang wanita yang berdiri di hadapannya.

"Iya, itu aku. Dan sering kali kamu--."

Tet... tet... tet!

Ucapan Citra terpotong saat terdengar bunyi bel tanda waktu istirahat telah habis.

"Maaf, aku harus kembali ke kelas sekarang. Semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi. Sampai jumpa!" ujar Andra kemudian beranjak pergi tanpa sempat untuk di cegah.

"Huft! kamu semakin membuatku penasaran sekaligus kesal, Andra. Mengapa rasanya dadaku perih sekali saat kamu acuhkan beberapa hari ini. Terlebih kamu seolah tak mengenaliku saat kita bertemu!" gumam Citra seraya memandangi punggung Andra yang semakin menjauh.

Dengan langkah gontai Citra kembali ke kelasnya. Sepanjang pelajaran dia masih sempat terbersit pikiran tentang Andra yang bersikap aneh. Citra menjadi tidak fokus dengan pelajaran yang sedang berlangsung.

Setelah pelajaran usai Citra buru-buru menenteng tasnya dan mencoba mencari Andra di kelas-kelas yang lain. Namun, yang dia temukan bukan Andra, melainkan cowok misterius yang waktu itu bertemu di mall dan menggebrak mejanya.

Ketika melihat cowok misterius itu ke luar dari pintu kelasnya, dengan cepat Citra menarik bagian belakang tas ransel yang dikenakan cowok misterius itu. Kemudian, Citra menyeretnya ke sebuah lorong yang jarang dilewati oleh murid yang lain.

"Lo masih punya hutang penjelasan sama gue, Lo pasti ingat kan sama gue?" ujar Citra seraya menatap tajam pada cowok yang berdiri di hadapannya itu.

Anak laki-laki itu malah diam saja dan balik menatap tajam ke arah Citra.

Ditatap seperti itu oleh cowok aneh di depannya, membuat nyalinya pun menciut.

Kenapa sih cowok ini? perasaan gue kok jadi gak enak ya? mendingan gue kabur aja lah! gumam Citra di dalam hati.

"Emm, gak jadi deh, lo bisa pulang sekarang! maaf ya gue lupa kalau ada urusan yang lebih penting di tempat lain?" ujar Citra beralasan. Dengan cepat Citra berbalik dan hendak pergi.

Namun, langkahnya terhenti saat laki-laki itu memegangi belakang ransel milik Citra.

"Segera pindah dari tempat itu, atau salah satu dari kalian akan celaka!" ujar laki-laki itu kemudian pergi mendahului Citra.

Citra seketika diam terpaku menyaksikan kepergian laki-laki itu.

"Sebenarnya apa maksud dari perkataannya itu? dia selalu mengatakan hal-hal yang sulit untuk dipahami! bikin penasaran aja sih!" gumam Citra tanpa mengalihkan pandangannya menatap kepergian cowok misterius itu. Setelahnya Citra bergegas untuk pulang.

......................

Saat melewati rumah Andra, Citra berhenti sejenak untuk memperhatikan ke dalam teras rumah mewah itu. Tidak nampak mobil Andra terparkir di halaman, rumah itu nampak sepi. Citra menduga Andra belum pulang.

Citra kembali menghidupkan mesin sepeda motornya, kemudian memacunya hingga sampai di depan rumahnya.

Seusai berganti baju Citra keluar rumah untuk membeli makan di warung sekitaran kompleks yang tidak jauh dari rumahnya.

"Bu, saya mau soto dagingnya satu, minumnya es jeruk ya?" ujar Citra kepada sang penjaga warung.

"Iya , Mbak. Tunggu sebentar ya!" penjaga warung pun berlalu.

Citra kemudian beranjak duduk di salah satu bangku yang tersedia di warung itu. Tidak jauh dari tempatnya duduk, ada sepasang suami istri yang sedang menyantap makanannya. Pasutri itu berbisik-bisik sembari sesekali melihat ke arahnya.

Citra pun menjadi risih karena terus di perhatikan. Dia menjadi tidak nyaman berada di sana, namun sudah telanjur memesan sotonya untuk di makan di tempat, sehingga mau tidak mau Citra tetap bertahan di sana.

Namun, tidak berapa lama pasutri itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju meja kasir untuk membayar pesanannya. Setelah itu mereka berlalu pergi. Citra sangat senang dan bisa bernapas lega.

"Ini Mbak, soto daging dan es jeruknya," ujar penjaga warung.

"Terima kasih ya, Bu. Oh ya, suami istri yang barusan duduk di samping saya tadi rumahnya di sekitar sini juga ya, Bu?" tanya Citra pada penjaga warung.

"Pak Bondan dan Bu Leli? Iya mbak, rumahnya dulu di depan rumahnya Mbak, tapi setelah terjadi kecelakaan di depan rumah Mbak, penghuni rumah itu menjual rumah itu dan pindah."

"Mereka tadi sempat bertanya kepada saya, apakah kamu penghuni baru rumah yang di ujung itu? saya jawab iya. Mereka hanya terkesan karena kamu berani menempati rumah itu," ujar penjaga warung.

"Oh, memangnya ada apa dengan rumah saya, Mbak?" tanya Citra.

"Banyak warga yang pernah mendengar suara-suara aneh di rumah itu, Mbak. Bahkan ada yang sempat melihat sosok anak kecil yang melintas di jalan depan rumah. Warga menduga mungkin itu adalah arwah gentayangan dari anak kecil yang dulu tertabrak mobil tepat di jalan depan rumah itu, Sebelumnya anak itu tinggal di rumah kamu sebelum meninggal, setelah anaknya meninggal orangtuanya pindah, kemudian menjual rumah itu. Kabarnya anak itu di jadikan tumbal pesugihan oleh orangtuanya, Mbak," ujar penjaga warung panjang lebar.

"Anak itu meninggal karena di jadikan tumbal, Mbak?" ujar Citra seraya membelalakkan mata saking terkejut.

"Iya, Mbak. Ibunya menangis histeris hingga berhari-hari karena menyaksikan kondisi anaknya. Saat itu organ tubuhnya tercecer di jalan karena badannya terlindas oleh ban mobil yang melaju kencang. Saya waktu itu ikut menyaksikannya, setelahnya sampai dua hari saya gak doyan makan, Mbak. Ngeri deh pokoknya."

"Darahnya banyak sekali dan tercecer di jalanan, Mbak. Berhari-hari beberapa warga yang melewati rumah itu pasti akan mendengar suara anak kecil menangis."

"Meskipun kejadiannya sudah sangat lama, bagi kami warga yang ikut menyaksikan kecelakaan itu, gak ada yang berani mendekati rumah itu, Mbak," ujar penjaga warung itu dengan sendu. Dia kemudian kembali ke dapurnya.

Apa jangan-jangan sosok anak kecil yang selama ini menggangguku adalah arwah anak kecil yang mengalami kecelakaan itu?" gumam Citra di dalam hati.

Citra menjadi gelisah takut jika nanti malam akan diganggu lagi oleh hantu anak itu. Sedangkan Andra tidak datang menolongnya. Terlebih dengan kejadian tadi di sekolah, saat Andra seolah menghindarinya.

......................

Dua hari tidak joging justru Andra merasa dirinya normal. Ketika bangun tidur dia berada di kamarnya dan juga tidak lagi bermimpi yang aneh-aneh.

Sebelumnya setiap dia pergi joging di malam hari, keesokannya dia selalu terbangun di teras rumah. Kemudian dia merasa mendapatkan mimpi yang aneh. Dia seolah merasa dituntun untuk mendatangi sebuah rumah yang mempunyai daya tarik seperti magnet baginya, kemudian sesampainya di rumah itu dia bertemu seorang gadis kesepian yang tinggal sendiri di rumahnya. Namun gadis itu selalu diganggu oleh sosok tak kasat mata yang berada di rumahnya.

Andra merasa senang ketika bermimpi bertemu dengan gadis itu. Ada perasaan ingin selalu menjaganya dan merindukannya jika sehari saja tidak bertemu di dalam mimpi. Namun, anehnya saat terbangun dari tidurnya, Andra tidak mengingat wajah gadis itu.

Andra merasa gelisah setelah dua hari ini tidak mendapatkan mimpi. Dia menjadi khawatir dengan kondisi gadis yang ada di mimpinya itu.

Malam ini dia memutuskan untuk joging dengan harapan semoga dapat bertemu dengan gadis itu lagi di mimpinya.

"Pak, nanti malam saya mau joging. Pak Bejo bisa tidak mengikuti saya dari jauh? jika ada sesuatu yang aneh tolong rekam saya dengan kamera ini!" ujar Andra sembari menyodorkan sebuah kamera kepada Bejo.

Andra mengungkapkan rencananya itu kepada Bejo, dengan harapan supaya dia bisa mengungkap tentang apa yang setiap malam terjadi padanya.

"Baik, Mas. Saya sebenarnya juga merasa aneh Mas Andra selalu saja tidur di teras setiap pulang joging," ujar Bejo.

"Ya sudah nanti malam jangan sampai gagal ya, Pak!" ujar Andra.

"Siap, Mas!" Bejo menyanggupi.

..._______Ney-nna_______...

Terpopuler

Comments

lina

lina

wiih mulai beraksi nih andra

2022-09-02

1

lina

lina

itu si citra

2022-09-02

1

lina

lina

serem amt y

2022-09-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!