Bab.12

Citra memeluk erat tubuh bunda yang ada di depannya. Dia menangis sesenggukan di pelukan bunda. Citra bersyukur itu hanya mimpi dan bunda datang di saat yang tepat. Entah apa jadinya ketika bangun dari mimpi buruknya, mendapati dirinya yang hanya seorang diri dirumahnya ini.

"Ehh, anak Bunda kenapa menangis?" Bunda mengusap-usap rambut Citra dengan lembut.

"Citra... Citra.... hiks...hiks...!" Citra masih sesenggukan dengan tangisnya hingga sulit untuk berkata-kata. Sekaligus sangat terkejut dengan kedatangan bundanya.

"Makanya, anak gadis kalau sore-sore jangan tidur apalagi sampai maghrib begini. Tadi waktu Bunda dan Ayah datang rumah masih gelap gulita, Bunda pikir kamu lagi nggak di rumah, ternyata masih tidur!" tutur bunda yang seketika membuat Citra kaget dan buru-buru melihat ke jendela kamarnya.

Di luar gelap, rupanya memang hari sudah petang. Itu artinya Citra sudah tidur sangat lama sekali. Dari jam tiga sore hingga jam enam, sudah tiga jam dia tidur. Lalu, dengan perlahan Citra mengusap air matanya.

"Citra, kamu mimpi buruk?" tanya Ayah. Citra hanya mengangguk menjawabnya. Dia masih ketakutan mengingat mimpi buruknya barusan.

"Ya sudah sekarang mandi dulu gih, Ayah mau salat dulu, yuk, Bun. Kita salat berjama'ah!" ujar Ayah kemudian ke luar dari kamar.

"Kamu mandi ya, Bunda mau salat dulu," ujar Bunda dengan lembut. Lagi-lagi Citra hanya mengangguk karena kesadarannya belum sepenuhnya kembali.

Dia beranjak untuk menutup gorden jendela kamarnya. Kemudian berjalan masuk ke kamar mandi.

"Hahhh...!" Citra sangat terkejut dan refleks oleng kembali mundur satu langkah kebelakang saat ada yang menyerempet kakinya tepat di pintu kamar mandi.

Citra seperti merasa bersinggungan dengan sesuatu yang ke luar dari dalam kamar mandi. Namun, dia tidak melihat sosok itu dengan jelas, karena berada di bagian bawah. Penampakan sosok itu kurang lebih sepahanya. Namun, ketika dia menoleh tidak ada siapapun.

Citra perlahan mengatur napasnya agar lebih stabil. Dia kemudian segera menutup pintu toiletnya dan bergegas mandi.

Seusai mandi Citra keluar dari kamarnya. Terdengar orang mengobrol dari arah belakang, dia lalu pergi ke arah dapur.

Rupanya bunda sedang menyelesaikan masakannya dan ayah duduk di meja makan sembari minum teh. Citra merasa sangat senang karena orang tuanya pulang di saat yang tepat. Yaitu ketika dia merasa sangat kesepian dan ketakutan.

"Ayah dan Bunda kenapa tidak mengabari kalau mau pulang hari ini?" tanya Citra kemudian berdiri bersandar pada sisi dapur di samping bunda.

"Anisa bilang pembantu yang dia kirim untuk menemani kamu tidak bisa bekerja kembali karena ibunya sakit. Saat ini dia juga kehabisan tenaga kerja di yayasannya. Bunda jadi khawatir sama kamu, makanya tadi seusai menyelesaikan pekerjaan, Bunda langsung meminta Ayah untuk pulang menengokmu. Bunda lega karena melihatmu baik-baik saja," ujar bunda panjang lebar.

"Makasih ya, Bunda!" ujar Citra seraya memeluk bundanya dari belakang. "Bunda berapa hari tinggal di sini?" tanyanya.

"Ohh maaf, Sayang. Besok pagi Bunda dan Ayah harus kembali lagi karena ...." Bunda tidak melanjutkan ucapannya saat Citra melepaskan pelukannya dan berwajah masam.

Bunda memegang lengan tangan Citra seraya berkata, "Maaafkan, kami Sayang!"

Bunda hendak menyentuh wajah Citra namun terurung saat Citra dengan cepat menghindar dan berjalan ke arah meja makan.

Bunda dan ayah tidak akan bisa mengerti bagaimana keseharianku hidup di rumah ini sendiri! batin Citra.

Citra sudah bisa menduga perkataan bunda setelahnya. Mereka selalu mengatakan hantu itu tidak ada, dan menganggap Citra terlalu sering melihat film horor sehingga suka berhalusinasi tentang hantu.

"Sudah lah, Bun. Citra mau makan, sudah lapar!" ujarnya sembari menyendok nasi ke piringnya.

Bunda menatap sedih pada putrinya, dia merasa bersalah karena tidak bisa tetap tinggal lebih lama untuk menemani Citra. Dia termenung di depan meja makan dan tetap diam karena tidak dapat menjanjikan apa-apa pada Citra.

Malam ini terasa tenang berada di dalam rumah bersama bunda dan ayah. Tidak ada kejadian janggal seperti hari-hari biasa. Citra beberapa kali menengok ke luar rumah, lewat jendela ruang tamu. Sepi, tidak ada siapapun. Hanya terlihat mobil orang tuanya yang terparkir di halaman.

Kemarin Andra bilang akan selalu datang untuk menemaninya, namun hingga pukul sembilan malam tidak terlihat batang hidungnya.

Apa karena melihat mobil Ayah di halaman, Andra mengurungkan niatnya untuk datang ke sini? gumam Citra di dalam hati.

"Kamu ngapain, Cit?" tanya bunda tiba-tiba yang membuat Citra sedikit terlonjak saking kagetnya.

"Ehh, Bunda. Ngagetin aja deh, Bun!"

"Dari tadi Bunda perhatikan kamu bolak-balik menengok ke luar, memangnya ada apa di luar?" tanya bunda.

Bunda kemudian ikut menengok ke luar jendela. Namun, tidak ada apa pun.

"Nggak ada apa-apa, Bun. Citra cuma ingin menghirup udara segar saja," kilahnya.

"Ya sudah, sekarang sudah malam. Ayo tidur!" titah bunda.

"Iya, Bunda," ujar Citra saat bunda menggiringnya masuk hingga ke dalam kamar.

"Selamat malam, Sayang. Jangan lupa berdoa, nice dream!" ujar bunda lalu menutup pintu kamar Citra.

Keesokan harinya, seperti yang bunda katakan, Bunda dan Ayah berangkat ke luar kota kembali. Kali ini mereka ke Surabaya. Jadilah Citra sendiri lagi.

Seperti biasa Citra lalu berangkat sekolah dengan mengendarai motor maticnya. Di saat jam istirahat dia mencoba mencari-cari ke kelas XII yang lain satu persatu, namun tidak menemukan sosok Andra. Hingga pulang sekolah dia sama sekali tidak melihat Andra.

"Mel, gue yakin banget cowok yang kemaren di UKS itu beneran cowok yang sering datang ke rumah," ujar Citra.

"Kalau itu beneran dia, seharusnya dia juga ngenalin lo dong, Cit. Katanya dia baik banget sama lo," ujar Amel.

Dalam pikirannya Citra juga merasa aneh dengan hal itu. Sebab kemarin Andra seolah tidak mengenali Citra.

Andra kamu semakin membuatku penasaran saja! batin Citra.

Saat jam sekolah usai Citra tidak langsung pulang ke rumahnya, melainkan mampir ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan harian dan makanan ringan untuk persediaan. Kemudian memesan makanan take away untuk di makan di rumah.

Sesampainya di rumah waktu sudah menjelang sore. Dia bergegas masuk dan menyimpan belanjaannya di dapur. Lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sampai saat itu semuanya masih berjalan dengan normal dan damai.

Hingga tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.00. Karena sedang tidak salat dia beranjak ke ruang tengah untuk menonton televisi sembari memakan ayam goreng yang tadi di belinya.

Acara yang di tontonnya saat itu adalah serial animasi anak-anak yang mengkisahkan kehidupan anak kembar yang masih TK. Citra terhibur dengan keseruan mereka menjalani kehidupan sehari-hari bersama nenek dan kakak perempuannya, juga kelucuannya saat bermain bersama dengan teman sebayanya.

Citra tertawa hingga terpingkal-pingkal ketika menyaksikan ulah kelucuan kedua anak itu. Namun, saat dia tertawa, samar-samar dia mendengar ada suara tawa orang lain selain dirinya.

Ditolehnya ke samping kanan dan kirinya tidak ada siapa pun. Bulu kuduknya pun mulai meremang. Dia kembali melihat ke arah televisi dan menepis prasangka buruknya.

Seusai makan Citra kemudian mematikan saluran televisinya dan beranjak pergi ke dapur untuk mencuci tangan dan membuang bungkus kotak makannya ke tempat sampah.

Saat berada di dapur sayup-sayup dia mendengar suara televisi dan suara seorang anak kecil yang sedang tertawa-tawa. Citra seketika merinding mendengarnya.

Dengan jantung yang berdebar-debar Citra mencoba berjalan ke arah pintu ruang tengah dan mengintip ke ruang televisi.

Betapa terkejutnya dia saat mendapati televisinya yang tadi sudah di matikan kini menyala lagi. Namun, tidak terlihat siapa pun yang sedang menonton televisinya.

Citra dengan perlahan melangkah menuju ke dalam ruang tengah hendak mematikan kembali televisinya. Namun, langkahnya terhenti ketika tiba-tiba mendengar suara tawa anak kecil.

"Hahhahahahaa.... hahhahahahaa...!"

"Aaaarrghhh....!" teriak Citra kemudian berlari sekencang-kencangnya menuju kamarnya.

...________Ney-nna_______...

Terpopuler

Comments

Wury Ayra

Wury Ayra

ya ampun citra... kno ga pindah rmh aja... klo aq jd km aq ga bklan mau msk rmh.. secara aq orgnya penakut bgt... baca novel ini ga berani klo mlm.... takut ga bs tdr

2022-07-03

2

Zil@

Zil@

semangat kak nay.....🥰

2022-06-30

2

Rina Zahra

Rina Zahra

maaf ya ka ney aku br mampir....lagi mengumpulkan keberanian..soalnya aku penakut..🤣🤣

2022-06-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!