Bab.3

Gerimis hujan menjadikan sepanjang jalan perumahan menjadi sunyi. Kebanyakan orang-orang akan memilih bersembunyi di balik selimut tebalnya. Di bawah lampu temaram ada sepasang anak muda yang sedang meringis kesakitan akibat luka di sebagian tubuhnya.

Citra tak bisa duduk dengan tenang ketika Andra mengoleskan obat merah di kedua telapak tangan, lutut dan jari kakinya yang terluka. Sedangkan Andra sesekali memijat bahunya yang terasa nyeri.

Flashback on...

"Aaaaarrggghh!" Citra berlari keluar rumahnya dengan sekencang-kencangnya.

"Bruuukkkk!" tiba-tiba Citra terjatuh karena menabrak sesuatu.

Citra tersandung ranting pohon yang tumbang akibat sejak sore tadi hujan lebat dan angin kencang. Tubuhnya serasa melayang, kemudian tanpa sengaja menubruk badan Andra yang kebetulan sedang joging melewati depan rumah Citra.

Citra mendarat di atas aspal jalanan. Telapak tangannya lecet, lutut dan jempol kakinya berdarah. Sedangkan Andra terlempar ke samping, bahu dan lengan tangannya mengenai tong sampah. Andra kemudian beranjak bangun dan hendak menolong gadis itu.

"Eh, kamu lagi ya?" ucapnya seraya membantu Citra bangkit.

Citra mendongak ke atas melihat ke arah wajah pemuda yang ditabraknya.

"Andra!" pekiknya terkejut. "Maaf, aku benar-benar nggak sengaja!" ucap Citra seraya bangkit berdiri.

"Kita berteduh ke sana dulu, di sini gerimis."

Andra mengajak Citra berteduh di rumahnya. Mereka kemudian berjalan ke teras rumah Citra karena di luar hujan belum juga reda.

Flashback off.

"Sudah, begitu saja tidak perlu menangis." ejek Andra selesai mengoleskan obat merah di tangan dan kaki Citra yang terluka. Dia melihat ada setitik air mata di ujung kelopak mata Citra yang mengembun.

"Gue nggak nangis!" ujar Citra ketus seraya menahan perih.

"Ini buktinya!" ujar Andra seraya mengusap air mata Citra dengan ibu jarinya.

"Ehh...!" pekik Citra kaget, reflek dia memegang tangan Andra yang terulur ke mukanya. Sejenak pandangan mereka pun bertemu.

Citra langsung melepas tangannya dan Andra kembali duduk. Tak berapa lama mereka terdiam dalam pikirannya masing-masing.

"Kamu tinggal di rumah ini sendirian ya? sepertinya nggak ada yang keluar nyariin kamu dari tadi."

Andra memecah keheningan. Pandangan matanya mengitari ke sekitar rumah yang nampak sepi.

"Iya, ortu aku lagi ke luar kota," jawab Citra.

"Kamu tadi mau apa? lari ke jalan kayak yang dikejar-kejar aja!" tutur Andra mengingat kejadian tadi.

"Gue takut di rumah sendirian. Kayaknya ada yang aneh di rumah ini," jawab Citra sambil matanya celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri seolah sedang memastikan sesuatu.

"Kamu baru ya tinggal di sini?" ujar Andra menyelidik.

"Iya. Awalnya seminggu di sini masih ditemenin sama ortuku. Baru dua hari ini gue sendirian di rumah," ungkap Citra.

"Kamu harusnya cari pembantu buat nemenin kamu di rumah Cit. Apalagi kamu anak perempuan dan masih kecil," ujar Andra.

"Enak aja kamu ngatain gue anak kecil. Gue udah SMA tauk ...! di tempat tinggal yang lama aku juga berani tinggal sendirian gak ada masalah kok," elak Citra.

Tiba-tiba lampu padam. "Ah, ini kenapa? kok bisa mati lampu sih?" seru Citra.

Reflek Citra langsung mendekat ke samping Andra sambil memegang lengan tangan Andra erat.

"Sepertinya mati lampu, itu rumah depan juga mati lampu kok. Kamu tenang dulu, jangan takut." Andra mencoba menenangkan.

Andra mengambil gantungan kunci model senter kecil di sakunya. "Nih, untung aku selalu bawa ini."

Comprang!

Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh lagi dari dalam rumah.

"Aaahh...! Ini gimana, Ndra? aku takuuuut!" Citra semakin menempel dan mengeratkan cengkraman di lengan Andra.

"Kamu tenang dulu, Cit. Palingan juga tikus yang ngejatuhin sesuatu."

Andra mencoba menenangkan Citra dengan melepas cengkraman tangan Citra di tangannya. Kemudian menggenggam jari-jemari Citra. Dalam hati sebenarnya ia juga sedikit takut.

"Maaf ya, Ndra? Aku jadi ngrepotin kamu?"

tutur Citra lirih. Dia gak tau harus bagaimana jika tidak ada Andra yang menemaninya.

"Gak apa-apa, aku di sini temenin kamu, Cit. Tapi sebaiknya besok kamu segera cari pembantu," ujar Andra.

Andra merasa iba dengan nasib Citra, masih beruntung dirinya yang masih ditemani pembantu dan satpam di rumahnya. Sedangkan Citra hanya seorang diri terlebih dia anak perempuan. Bagaimanapun jika ada laki-laki yang datang dengan niat tidak baik kepadanya. Muncul rasa ingin menolong dan melindunginya.

Sesekali mereka melanjutkan mengobrol masih dengan saling berpegangan tangan. Mereka menghabiskan malam dengan duduk di kursi panjang teras depan rumah Citra, hingga Citra tertidur.

......................

Keesokannya Citra terbangun di atas tempat tidurnya. Citra merasa aneh kapan dia pindah ke kamarnya, sebab seingatnya kemarin dia berada di teras bersama Andra.

Citra bangkit dari tidurnya kemudian melaksanakan salat subuh. Setelah itu dia mandi karena dia harus berangkat ke sekolah.

Beberapa saat kemudian Citra sudah siap dengan seragam putih abu-abu, dandanan kuncir kuda, ransel di punggungnya, dan jaket yang tersampir di lengan tangannya.

"Cantik...!" pujinya pada diri sendiri saat melihat dirinya di depan cermin.

Tiba-tiba handphonenya di atas nakas bergetar menandakan ada panggilan masuk. Diintipnya pada layar handphone bertuliskan bunda. Citra bergegas mengangkat telepon itu.

"Halo, assalamu'alaikum, Bun!" ucapnya sembari duduk di kursi yang berada di kamarnya.

"Wa'alaikumussalam, Sayang. Kamu sudah sarapan?" tanya bunda dari seberang telepon.

"Belum, Bun. Nanti beli di jalan aja. Citra nggak sempet masak, udah kesiangan. Bunda kapan pulang?" Ditengoknya jam di dinding menunjukkan pukul 06.30.

"Makanya kalau habis subuh jangan balik tidur dong anak gadis musti rajin. Bunda, minggu ini belum bisa pulang, Sayang. Kemungkinan minggu depan baru pulang. Kamu jaga diri baik-baik ya, Cit. Jangan macem-macem selama tinggal sendiri. Inget pesan Bunda!" tutur bunda panjang lebar. Selalu saja bilang seperti itu, sampai Citra hapal karena terus diucapkan berulang-ulang, sehingga membuatnya sedikit kesal. Dia merasa seperti anak telantar.

"Iya...! Bunda tolong carikan pembantu dong Bun, Citra merasa kurang nyaman sendirian di rumah ini!" ujar Citra mengatakan yang saat ini sedang dibutuhkannya, dari pada mendebat Bunda yang tidak bisa pulang.

"Memangnya kenapa, Cit? Biasanya kamu juga sendirian nggak apa-apa di tempat tinggal yang lama?" tanya bunda.

"Tapi di sini beda, Bunda. Citra merasa ada sosok yang lain di rumah ini yang menggangu Citra!" ujar Citra sambil berjalan ke luar rumah kemudian mengunci pintu.

"Sosok yang lain apa? kamu ada-ada saja deh, Nak. Kemaren waktu Bunda di sana nggak ada yang aneh, perasaan adem ayem saja. Kamu pasti kebanyakan nonton film horor, Sayang!" Terdengar suara bunda yang tertawa di seberang telepon.

"Bunda Citra serius, kalau nggak di datangkan pembantu buat nemenin Citra, nanti Citra nginep di rumah temen Citra aja! ya udah Citra berangkat ke sekolah dulu, Bun. Assalamu'alaikum!" Citra bergegas menaiki motornya.

"Iya deh nanti Bunda carikan pembantu. Wa'alaikumussalam, hati-hati ya, Sayang!"

Citra kemudian menutup teleponnya.

Handphone iya masukkan ke dalam tas, memakai jaket, memakai helm, kemudian menyalakan motornya. Citra melaju dengan kecepatan sedang.

Sejenak Citra berhenti di lampu merah. Saat mengedarkan pandangannya ke samping, betapa terkejutnya dia saat menangkap sesosok laki-laki yang di kenalnya, berada di dalam mobil yang tak jauh dari tempatnya kini.

"Andra!" pekiknya.

Tin...tin...tin..!

Suara sirine dari arah belakang mengalihkan pandangannya pada traffic light. Ternyata lampu sudah berganti dengan warna hijau. Mobil yang di duga di kendarai oleh Andra melesat lebih dulu dengan kecepatan tinggi. Citra yang hanya mengendarai motor matic tidak akan mampu mengejarnya.

..._________Ney-nna_________...

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ🍀⃟ᗩGEᑎᑕY🐅⃫⃟⃤

🍭ͪ ͩ🍀⃟ᗩGEᑎᑕY🐅⃫⃟⃤

mlm andra knl sma citra Siangnya amnesia 🏃🏃🏃

2022-06-29

3

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

lanjut kak ney

2022-06-27

3

Zil@

Zil@

lanjut kak nay.....
walau pun sama kaya judul kemaren tapi tetep seruh 🥰💞💞💞

2022-06-27

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!