Bab.7

Sesampainya di mall mereka membeli tiket di bioskop. Amel memilih judul film Cinta Pertama, yang mengkisahkan seorang gadis SMA yang mulai mengenal cinta pertamanya, hingga beranjak dewasa dia belum bisa melupakan cinta pertamanya. Kisah yang sad ending membuat mereka terharu, dan mengeluarkan air mata. Pada akhirnya keluar dari bioskop mata mereka menjadi sembab.

"Aduh tau gini tadi dibawa beberapa make up nya buat touch up, Cit? habisnya gegara hantu usil di rumah lo gue jadi nggak konsen tadi!" gerutu Amel.

"Ishh ...udah lah, Me.l Masih kelihatan cantik kok. Nggak usah manyun gitu!" Citra lalu menggandeng tangan Amel mengajaknya ke luar dari gedung bioskop.

"Hei ... cantik, boleh kenalan dong!"

Tiba-tiba terdengar suara dar arah samping. Citra dan Amel seketika menoleh ke sumber suara Terlihat segerombolan cowok yang tengah nongkrong di lobi bioskop.

Citra dan Amel berhenti sejenak karena di hadang oleh salah satu dari mereka tepat di hadapan mereka. Amel dan Citra nampak terkejut akan tingkah anak itu.

Kemudian dari arah samping ada seorang gadis yang berucap, "Eh... hati-hati guys, jangan mau deh! dia pacarnya banyak, hahaha ...!"

Sontak Citra dan Amel menoleh pada seorang gadis yang bersuara tak jauh dari tempatnya berdiri itu.

Gadis itu terlihat cantik, tangannya bersandar pada bahu cowok di sampingnya. Sepertinya dia satu-satunya perempuan dalam gerombolan itu.

Sekilas Citra melihat ke arah anak laki-laki yang berada di samping gadis itu.

Tap.

Citra seketika terkejut dan sejenak terdiam mematung sembari melihat ke arah anak laki-laki itu.

Andra! pekiknya di dalam hati.

"Maaf, permisi!" tiba-tiba saja Amel menarik tangan Citra untuk menjauh dari hadangan cowok tadi.

Citra terpaksa mengikuti Amel. Sesekali dia menoleh kembali untuk memastikan bahwa yang dilihatnya benar-benar Andra. Namun, Citra merasa aneh, sebab jika benar itu Andra mengapa dia seolah cuek seperti tidak mengenalnya dan malah asik mengobrol dengan gadis di sebelahnya tadi.

Setelah menonton Citra dan Amel menyempatkan untuk salat dhuhur di musala, kemudian singgah di food court, untuk mengganjal perut mereka yang mulai lapar Waktu nonton yang menghabiskan hampir dua jam membuat mereka melewatkan makan siangnya.

Seusai makan, mereka sempatkan waktu untuk mencuci mata melihat-lihat ke gerai aksesoris, distro, dan terakhir toko buku.

Citra membeli dua buah novel terbaru untuk dibacanya di rumah. Sedangkan Amel membeli komik kesukaannya.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mendekat ke arah mereka.

"Berhati-hatilah ketika di rumah, anak itu bisa saja membahayakan mu," ujarnya saat di depan Citra, kemudian berlalu pergi begitu saja.

Citra nampak terkejut dan bingung dengan perkataan laki-laki itu.

Siapa yang dimaksud anak itu! batin Citra.

"Siapa laki-laki tadi? kamu kenal, Cit?" tanya Amel seraya mendekat ke arah Citra.

"Enggak, gue baru pertama kali ini lihat tuh cowok, Mel! aneh banget sih, apa maksudnya coba kata-katanya tadi!" Citra masih menatap pada punggung laki-laki tadi yang semakin jauh dari pandangan.

Cowok yang misterius! batin Citra.

......................

Menjelang petang Citra mengantar Amel pulang ke rumahnya. Setibanya di rumah Amel, Citra mampir untuk melaksanakan salat maghrib terlebih dahulu. Seusai salat, mama Amel memaksa Citra untuk makan malam bersama di rumahnya. Citra sebenarnya masih merasa kenyang, tapi akhirnya menurut karena tidak enak untuk menolak permintaan mama Amel.

"Ayo makan yang banyak ya, Cit!" titah mama Amel.

Citra tersenyum sembari mengangguk pada mama Amel. Dia merasa senang berada di tengah-tengah keluarga ini. Keluarga yang harmonis dengan mama, papa, dan kakaknya Amel yang selalu berkumpul untuk makan bersama. Suasananya terasa hangat, jarang sekali Citra merasakan yang seperti ini.

"Terima kasih, Tante. Masakannya enak!" ujar Citra.

"Sama-sama Citra, sering-sering main ke sini ya?" ujar mama Amel.

"Pasti, Tante!"

Tiba-tiba handphone Citra berbunyi, ada panggilan masuk dari tante Anisa.

"Maaf, saya permisi sebentar untuk mengangkat telepon!" ujarnya kemudian berjalan ke depan rumah Amel.

"Hallo, Assalamu'alaikum, Tante Anisa!" ucap Citra.

"Dek Citra, mohon maaf! Mbak Asih tidak dapat melanjutkan bekerja di rumah Dek Citra. Kemarin itu, mbak Asih mendapat info jika ibunya sedang kritis sehingga dia harus bergegas pergi tanpa pamit," ujar Anisa.

"Ohh, jadi begitu ya, Tan. Padahal saya sudah merasa cocok dengan Mbak Asih. Kalau begitu saya minta tolong untuk di carikan pengganti Mbk Asih ya, Tan!" ujar Citra.

Sebenarnya dia cukup kecewa karena sudah merasa cocok dengan kinerja mbak Asih. Tapi, apa boleh buat dia haris mengerti karena itu adalah bentuk baktinya seorang anak terhadap orang tuanya, tentunya merawat ibunya yang sedang sakit adalah hal yang wajib didahulukan.

"Baik, Dek Citra. Saya akan segera mencarikan penggantinya. Nanti jika sudah ada akan segera saya infokan kepada Dek Citra," ujar Anisa.

"Baik, Tante. Saya tunggu infonya!"

"Oke, Dek Citra. Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumussalam!" telepon di matikan.

"Kenapa, Cit?" tanya Amel yang datang menghampiri Citra karena tak kunjung kembali.

"Ternyata mbak Asih ibunya sedang kritis di rumah sakit. Makanya tadi bergegas pergi dan tidak sempat pamit pada kita," ujar Citra.

"Yahh, terus lo gimana, Cit?" tanya Amel.

"Mau gimana lagi, Mel. Malam ini gue musti sendiri lagi!" ujar Citra.

"Gimana kalau sementara lo nginep aja Cit, di rumah gue? sampai ada pembantu baru," usul Amel.

"Ogah, ahh. Gak enak gue sama keluarga lo, Mel. Gue pulang aja. Gue yakin Allah akan menjaga gue!" ujarnya menyemangati diri sendiri.

"Lo yakin, Cit?" tanya Amel yang merasa iba.

"Tenang, Mel. Gue akan baik-baik saja!" jawab Citra mantap.

"Ya udah deh. Lo musti segera kabarin gue jika terjadi sesuatu. Gue bakalan segera datang ke rumah lo sama abang gue!" ujar Amel.

"Iya, Mel. Terima kasih. Ishh... udah jam tujuh, Mel. Gue musti segera pulang nih!" ujar Citra usai mengecek pada jam di tangannya.

"Lo yakin berani pulang sendiri? apa perlu gue minta abang gue buat nganter lo, Cit?" tanya Amel perhatian.

"Nggak usah, Mel. Aku nggak mau ngrepotin! Masih jam tujuh, jalanan juga masih rame, Mel. Tenang aja!" Citra menepuk dua kali pada bahu Amel.

Citra kemudian mengambil tas di kamar Amel, lalu berpamitan pada keluarga Amel. Mama Amel sempat menawarkan untuk menginap di rumahnya, namun Citra tetap kekeuh ingin pulang.

"Hati-hati ya, Nak Citra!" ujar mama Amel.

"Baik, Tante. Sekali lagi terima kasih. Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam!" ucap Amel dan mamanya berbarengan.

Citra kemudian beranjak menuju motornya dan segera menaiki motornya meninggalkan pelataran rumah Amel.

..._________Ney-nna________...

Terpopuler

Comments

Maulida

Maulida

wech kak Ney bikin Alur cerita y kesan y horor,,jadi banyak mikir🤔pembaca🤭

2022-06-28

6

Zil@

Zil@

knp GK mau nginip si Citra,kan jadi deg deg...😓😁💞

2022-06-28

1

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

Andra menakutkan 🤣🤣

2022-06-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!