Bab.13

Citra berdiam diri dibalik selimutnya. Dia tidak berani ke luar dari kamarnya setelah mendengar suara anak kecil barusan. Dia berharap malam ini Andra akan datang dan menemaninya. Citra memutuskan untuk melaksanakan salat isya' terlebih dahulu, kemudian menunggu larut malam sembari membaca novel di handphonenya. Sebab biasanya Andra akan datang di saat jam mendekati tengah malam.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Citra menyingkap selimutnya dan turun dari tempat tidur. Dia memberanikan diri untuk ke luar dari kamarnya. Dia mengintip dari jendela ruang tamu seperti ada aktifitas di depan rumahnya.

Rasa penasaran membuat Citra tertantang untuk melihatnya lebih dekat. Perlahan-lahan dia membuka pintu depan dan berjalan mengendap-endap lalu bersembunyi di balik pagar rumahnya.

Citra melihat ada seorang wanita paruh baya berdiri tepat di jalan depan rumahnya. Wanita itu berdiri membelakanginya, sehingga dia tidak tahu akan keberadaan Citra.

Wanita itu mengenakan dress berwarna hitam panjang. Rambutnya hitam lurus sepunggung dan terikat. Dia menenteng sebuah keranjang kecil dari rotan di tangannya yang berisi bunga tabur. Dari penampilannya dia nampak dari kalangan orang berada.

Wanita itu terlihat menjumput bunga dari dalam keranjangnya, kemudian menaburkan bunga setaman itu di tengah jalan. Bunga setaman yakni campuran dari beberapa bunga kantil, kenanga, melati dan mawar putih. Sebagaimana bunga yang sering digunakan kebanyakan orang untuk nyekar atau ziarah kubur.

Lalu wanita itu menyirami taburan bunga itu dengan sebotol air. Semerbak harum bunga setaman dan tanah yang basah pun menyeruak di indera penciuman Citra. Khas aroma wangi seperti ketika berkunjung ke pemakaman.

Hembusan angin malam yang dingin menembus ke ceruk leher, hingga membuat bulu kuduknya meremang. Suasana malam itu sunyi senyap. Tak terlihat satupun orang yang melintasi jalanan kompleks depan rumah Citra. Mungkin karena rumahnya yang berada di ujung gang sehingga jarang ada yang melintas di daerah itu.

Wanita itu kemudian terlihat berjongkok sembari memandang ke bawah aspal. Terdengar lirih isak tangisnya, seolah tengah menangis di hadapan pusara seseorang yang dikasihi. Citra merasa aneh dan penasaran dengan apa yang di lakukan wanita itu.

Apa mungkin itu sebuah ritual tertentu? Kenapa menabur bunga malam-malam begini dan menangisinya seolah menangisi sebuah pusara? batin Citra yang semakin bingung di buatnya.

Setelah puas menangis, wanita itu lantas kembali berdiri sembari menyeka air matanya, dengan sapu tangan yang dia keluarkan dari dalam saku bajunya. Dia kemudian berbalik melihat ke arah rumah Citra. Dalam sepersekian menit dia hanya diam termangu memandang ke dalam rumah.

Citra seketika menahan napas dan terus merasa was-was, takut jika sampai ketahuan oleh wanita itu. Jantung Citra berdebar kencang dan keringatnya mulai bercucuran.

Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki. Rupanya wanita itu telah beranjak dari tempatnya berdiri, kemudian berjalan masuk ke dalam mobilnya. Lalu dia menyalakan mesin mobilnya dan berlalu meninggalkan tempatnya tadi.

"Apa mungkin wanita itu pernah tinggal di sini?" gumam Citra.

Citra ke luar dari tempat persembunyiannya setelah mobil itu tidak terlihat lagi. Dia kemudian berjalan menuju tempat di mana wanita tadi menabur bunga. Citra semakin penasaran dengan apa yang di lakukan wanita tadi. Dia menduga hal itu pasti ada hubungannya dengan sosok tak kasat mata yang berada di rumahnya.

Citra melongok ke kanan dan ke kiri, namun tidak ada siapa pun. Biasanya Andra selalu datang di saat larut malam begini. Namun, sudah dua hari ini Andra tidak datang ke rumahnya. Citra sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Andra. Dia merasa kehilangannya ketika beberapa hari tidak bertemu.

Citra memutuskan untuk berjalan-jalan ke sekitaran kompleks untuk mencari udara segar. Dia merasa bosan berada terus di rumahnya sendirian. Mungkin saja dia bisa bertemu dengan Andra di jalan.

Jika di rumah sendirian Citra merasa cemas, sebab selalu saja ada yang mengusiknya. Namun, ketika ada Andra meskipun dia tetap merasa takut, setidaknya dia tidak sendirian mengahadapi sosok tak kasat mata yang mengganggunya.

Menuju pertengahan kompleks, jalanan mulai terasa ramai. Dia masih sempat berpapasan dengan beberapa kendaraan yang melintas dengan mengendarai mobil atau motornya.

Setelah berjalan cukup jauh Citra berhenti sejenak merasai kakinya yang pegal. Di sebelah kanannya ada sebuah rumah yang berdiri paling megah di antara rumah yang lain. Dengan gaya arsitektur modern dan tampak mewah. Di depan rumah itu terdapat pos penjagaan, namun tidak terlihat ada seorang satpam yang berjaga di sana. Citra berniat untuk singgah sejenak di bangku depan pos satpam tersebut, untuk beristirahat dan meluruskan kakinya yang terasa pegal.

Tak berapa lama pintu gerbang rumah itu terbuka. Citra melihat ada sebuah mobil sport mewah ke luar dari rumah itu. Nampak ada tiga orang anak muda yang berada di dalam mobil itu.

Citra segera berdiri tatkala mengenali salah satu diantaranya. Dia menajamkan pandangannya untuk memastikan siapa yang dilihatnya kini.

Pengemudi mobil sport itu..., bukankah dia Andra? gumam Citra di dalam hati.

"Andraaa...!" teriaknya.

Namun, Andra terlalu asik mengobrol dengan temannya sampai tidak menyadari keberadaan Citra. Mobil sport itu mulai melaju perlahan meninggalkan rumah.

Citra berlari mengejarnya namun tidak dapat menjangkaunya.

Nampak seorang satpam keluar dari dalamdan hendak menutup pintu gerbangnya. Namun, terurung saat mengetahui Citra berteriak memanggil-manggil nama Andra.

"Mbak siapa?" tanya satpam rumah Andra seraya menghampiri Citra.

"Yang tadi itu beneran Andra kan, Pak?" tanya Citra hendak memastikan.

"Iya, Mbak. Itu tadi Mas Andra pergi bersama teman-temannya. Mbak teman sekolahnya mas Andra juga?" tanya pak satpam.

"Iya, Pak. Tapi kami beda kelas. Saya tinggal di ujung kompleks perumahan ini," jawab Citra.

"Oh, mas Andranya keburu pergi sama teman-temannya, Mbak. Ada perlu apa, Mbak? biar saya sampaikan ketika nanti Mas Andra sudah pulang ...," ujar pak satpam.

"Katakan saja Citra mencarinya ya, Pak," ujar Citra.

"Baik, Mbak. Nanti akan saya sampaikan ke mas Andra," ujar pak satpam ramah.

Citra melihat sekilas ke bagian depan rumah Andra. Citra merasa senang telah menemukan rumah Andra.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi ya, Pak," ujar Citra kemudian perlahan berjalan pulang.

Dalam hati dia merasa sedih, karena Andra tidak menepati janjinya untuk datang ke rumahnya dan malah pergi bersama teman-temannya.

......................

Keesokannya Andra tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Mengetahui anak majikannya hendak berangkat sekolah, pak Bejo dengan sigap membukakan pintu gerbang.

"Mas, kemarin malam ada seorang gadis yang ke sini nyariin mas Andra," ujar Bejo.

"Siapa, Pak?" tanya Andra.

"Aduh, siapa ya kemarin namanya?" Bejo mencoba mengingat-ingat namun tidak kunjung mengingatnya. "Maaf saya lupa, Mas," ujar Bejo sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Seperti apa ciri-cirinya?" tanya Andra.

"Cantik sih Mas, rambutnya hitam panjang di kuncir kuda. Sepertinya seumuran sama Mas Andra. Katanya satu sekolahan tapi beda kelas. Rumahnya juga di kompleks ini, rumah paling ujung. Kemarin saya lihat dia jalan kaki pas pulangnya. Waktu mas Andra pergi semalam, dia berteriak memanggil-manggil Mas Andra, tapi Mas Andra keburu pergi," ujar Bejo panjang lebar.

"Rumahnya di kompleks ini? saya nggak punya temen sekolah yang rumahnya di kompleks ini. Ada-ada aja deh, jangan-jangan Pak Bejo di datengin hantu kali," sanggah Andra.

"Masa Hantu sih, Mas? wah mas Andra nakut-nakutin aja. Selama di sini saya gak pernah tuh didatangi hantu," kilah Bejo.

"Ya sudah, saya mau berangkat dulu ya, Pak. Kalau dia ke sini lagi jangan lupa tulis namanya di buku tamu. Terus kalau sempet ambil fotonya juga tuh, biar jelas hantu apa manusia! Hahaha...!" Andra terkekeh.

Andra kemudian berlalu untuk berangkat ke sekolah.

......................

Pada jam istirahat Amel dan Citra makan di kantin seperti biasa. Setelah itu mereka berpisah karena Amel hendak ke ruang guru untuk mengambil tugas, sedangkan Citra hendak ke toilet.

Saat berjalan menuju toilet Citra melihat sosok Andra ke luar dari dalam toilet cowok.

"Andraa..!" seru Citra, saat Andra hampir melewatinya.

Andra yang mendengar namanya di sebut, kemudian berbalik dan melihat ke arah Citra.

..._______Ney-nna_______...

Terpopuler

Comments

Ara Aulia

Ara Aulia

semangat updat ney

2022-10-15

1

Wury Ayra

Wury Ayra

andra ga pnya tmn di komplek iti?? lhah pdhl dia srg dtg ke rmh citra mlm2...? aneh kan?! 🤔

2022-07-03

2

Zil@

Zil@

kasian banget kamu citra,,,,,🤭
semangat kak nay, 🥰

2022-06-30

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!