Bab.15

Menjelang malam Andra tengah bersiap untuk joging. Sesuai dengan rencananya semula, Pak Bejo akan mengikutinya dari kejauhan sembari membawa kamera di tangannya.

Di tempat lain, malam itu Citra tengah menunggu di teras rumahnya. Dia berharap Andra akan datang malam ini. Dan benar saja yang ditungu-tunggu sudah nampak dari balik pintu pagar rumahnya.

Senyum Citra terkembang saat melihat kedatangan Andra. Melihat Andra nampak kelelahan usai joging, Citra segera menghampirinya.

"Andra...," ucap Citra.

"H-haii, Cit! gue boleh minta minum nggak?" ujar Andra dengan terbata-bata.

Nampak keringat bercucuran dari pelipis dan di bagian leher Andra. Napasnya ngos-ngosan seiring dengan bahunya yang bergerak naik turun. Dia menunduk sembari memegangi kedua lututnya dengan telapak tangannya.

"Bolehlah, aku ambilkan dulu ya, Ndra?" ujar Citra sembari beranjak berdiri hendak masuk ke dalam rumah.

"Cit ... Cit ..., gue numpang ke toilet, ya?" tanya Andra lagi.

"Iyah ..., yuk masuk!"

"Cit, tunggu ...!" Citra menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke arah Andra yang mulai menghampirinya.

Tiba-tiba saja kedua tangan Andra terulur, kemudian menyelipkan anak rambut milik Citra yang menjuntai di samping kedua pipi Citra ke belakang daun telinganya. Seketika hal itu membuat pipi Citra bersemu merah, karena terkejut dengan tindakan yang Andra lakukan barusan.

Citra mematung saat wajah Andra tepat berada di hadapannya yang hanya berjarak satu jengkal saja. Jantungnya berdebar-debar dengan kencang.

"Sudah ... begini lebih cantik. Gih buruan masuk!" ujar Andra setelahnya.

Seketika Citra tersadar dari lamunannya. Andra memutar bahu Citra dan mendorong pelan agar Citra beranjak maju. Kemudian, Citra masuk ke dalam rumahnya dengan di ikuti Andra di belakangnya. Citra tersenyum merasa lucu dengan sikap Andra barusan.

Beberapa hari tidak datang, bertemu di sekolah pun pura-pura tidak kenal, mengapa sikap Andra bisa berubah drastis begini? batinnya.

Andra bersikap manis seolah tanpa ada rasa bersalah setelah mengecewakannya tadi siang. Namun, sikapnya barusan mampu meluluhkan hati Citra untuk memaafkannya. Rasa kesal yang Citra rasakan terhadap Andra sebelumnya, seolah menguap begitu saja setelah melihat kehadirannya saat ini.

Andra lalu masuk ke dalam kamar mandi di samping dapur dan Citra menuang air putih ke dalam gelas.

Ciiiiiiiiiiittttttttttt ... Braaakkkkkkk!

Di luar terdengar suara mobil mengerem dengan mendadak dan menabrak sesuatu hingga terdengar suara benturan yang keras.

Namun, Citra seolah tidak mendengar apa pun. Sebab, tanpa Citra sadari ada dua buah kuncup bunga melati menutupi lubang suara pada telinganya. Hal itu tidak bisa dirasakan maupun dilihatnya. Sehingga suara apa pun tidak bisa di dengar kecuali suara dari sosok yang telah meletakkan kuncup bunga itu di lubang telinganya.

Seusai menuang air putih ke dalam gelas Citra membawanya menuju ruang tengah dan menaruhnya di atas meja. Citra duduk di sofa depan televisi sembari menunggu Andra ke luar dari dalam toilet. Tak berapa lama nampak Andra dari arah samping dapur dengan wajah segar namun matanya terlihat tajam.

Meskipun sedikit aneh dan nampak berbeda dari biasanya Citra tetap merasa senang dengan adanya Andra. Hanya saja sikap Andra kali ini lebih berani dan lebih terang-terangan. Yang jelas, bertemu dengan Andra saat ini membuat hatinya seperti bunga yang sedang mekar.

Mungkinkah ini cint? entahlah ...! gumam Citra di dalam hati.

Seolah ada ikatan hati di antara keduanya. Tiba-tiba saja Andra menghadap ke arah Citra, kemudian menggenggam jari-jemarinya sembari berucap, "Citra, aku menyukaimu. Maukah kamu menjadi pacarku?" ujar Andra seraya menatap lekat pada retina mata Citra seolah sedang mentransfer sebuah sinar yang terhubung dari matanya.

Citra seketika tidak dapat berpaling dari tatapan mata Andra. Dan kontak mata itu terus berlangsung beberapa saat. Hingga Citra seolah tengah tersihir oleh pesonanya. Dia mengangguk mengiyakan.

"Ya, aku mau!" jawab Citra tanpa ragu.

"Terima kasih, Cit!"

Andra lalu mencium punggung tangan Citra, sehingga pipi Citra kembali merona akibat perlakuan manis dari Andra.

Malam ini terasa damai dan tenang, tidak ada makhluk tak kasat mata yang mengganggu kebersamaan mereka. Mereka menghabiskan waktu dengan menonton televisi sembari mengobrol dan bercanda tawa berdua.

......................

Citra terbangun dari tidurnya ketika adzan subuh berkumandang. Pagi ini Citra menyadari jika dia semalaman tertidur di sofa depan televisi.

"Astaga, aku ketiduran di Sofa. Lantas di mana Andra? semalam itu nyata apa tidak ya Andra nembak aku?" gumam Citra dengan penuh tanya.

Namun, Citra menyadari gelas bekas minum Andra semalam masih bertengger di atas nakas. Sehingga Citra yakin bahwa itu bukan mimpi melainkan sebuah kenyataan.

Citra kemudian beranjak bangkit menuju ke kamarnya untuk bersih-bersih dan mengambil wudhu. Usai melaksanakan shalat subuh, Citra mandi dan mengenakan seragam sekolahnya. Lalu disisirnya rambutnya yang lurus dan menjuntai panjang hingga sepunggung itu, kemudian menguncirnya ke atas seperti biasa, yaitu model ekor kuda yang menjadi ciri khasnya ketika berangkat ke sekolah. Terakhir dia bubuhkan bedak tabur dan mengoles tipis bibir ranumnya itu dengan lip balm.

"Selesai ...!" ujarnya sembari tersenyum seraya memandangi pantulan bayangannya pada cermin.

Disabetnya tas ransel di atas nakas dan jaket yang tersampir di rak putar yang terletak di sudut ruangan. Citra lalu mengambil kunci sepeda motornya., kemudian ke luar dari kamarnya dan menuju dapur untuk mengambil minum.

Tanpa sarapan Citra kemudian menyalakan sepeda motornya dan bersiap untuk melaju berangkat ke sekolah.

Saat mencapai gerbang depan rumahnya Citra keheranan saat menyaksikan di depan rumahnya ramai sekali orang-orang berkerumun di pinggir jalan.

Citra mengurungkan langkahnya dan mematikan mesin motornya, kemudian turun dari motornya. Dia mendekati ibu-ibu pemilik warung soto yang berada tak jauh dari rumahnya.

"Ada apa, Bu?" tanya Citra.

"Tadi malam ada seorang pemuda yang tertabrak mobil, Mbak. Memangnya mbak Citra tidak mendengar ada suara mobil menabrak pagar itu tadi malam?" tanya pemilik warung soto.

Degg.

Seketika mata Citra membulat dan mulutnya menganga mendengar hal itu. Tiba-tiba saja jantungnya berdetak kencang.

Tadi malam dia sama sekali tidak mendengar suara apa pun di luar. Seharusnya jika tabrakannya begitu keras hingga merubuhkan pagar milik tetangganya, tadi malam ia mendengarnya.

Namun, mengapa semalam aku tidak mendengar apa pun? begitu juga dengan Andra. Apa kejadiannya saat aku ketiduran? Siapa pemuda itu? Mengapa perasaanku tidak jadi tak menentu begini! gumam Citra dalam hati.

"Bu di mana korban kecelakaan itu di rawat?" tanya Citra.

"RSI, Mbak. Pemuda itu tidak sadarkan diri seketika dan keluar darah yang sangat banyak," ujar pemilik warung soto.

Perasaan Citra menjadi resah terlebih dia tidak punya nomor telepon Andra untuk memastikan bahwa pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut bukanlah kekasih hatinya, Andra.

Citra memandang jam yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul 06.30. Iya harus bergegas berangkat ke sekolah jika tidak ingin terlambat dan mendapat hukuman berlari mengitari lapangan basket karena terlambat datang ke sekolah. Untuk sementara dia tunda terlebih dulu untuk mencari tahu tentang Andra. Nanti sepulang sekolah ia akan mendatangi rumah Andra.

Citra kemudian bergegas menaiki motornya menuju ke sekolah.

...________Ney-nna_________...

Terpopuler

Comments

Wury Ayra

Wury Ayra

tmbh penasaran kak

2022-07-03

2

Zil@

Zil@

walau Uda perna membaca y,tapi tetep aja penasaran....🥰

2022-06-30

3

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

apa mungkin itu andra ya

2022-06-30

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!