Usai mengantar Melani, Haiden bertujuan akan pulang ke rumahnya. Niatnya setelah mandi dan sarapan dia akan segera ke kampus.
Selain ada mata kuliah, Haiden juga berniat memberitahukan pihak Universitas prihal kejadian yang di alami oleh Mardan. Tapi ketika diperjalanan menuju rumahnya Wanti menghubungi dirinya.
"Hallo..!" Kata Haiden kepada Wanti uang menelpon dari Rumah Sakit.
"Hallo Den. Cepat kesini. Banyak wartawan di depan rumah sakit. Satpam rumah sakit, mereka ingin mewawancarai kita masalah penikaman Mardan" Kata Wanti.
Haiden mengernyitkan dahinya lalu bertanya pada Wanti "Bagaimana wartawan bisa tahu kejadian ini?" sambil menepikan mobilnya kepinggir jalan.
"Aku juga tidak tahu Den. Yang penting kau cepat kesini ya. Aku bingung ini" Jawab Wanti dan meminta Haiden untuk segera kembali ke Rumah Sakit.
"Oke" Jawab Haiden sembari menutup telepon nya.
Kemudian Haiden langsung berbalik arah. Niatnya pulang kerumahnya diurungkannya karena bagi dia urusan Mardan jauh lebih penting.
Saat Haiden sudah berada di depan Rumah Sakit Amir Hamzah dia melihat banyak wartawan didepan Rumah Sakit seperti yang di katakan oleh Wanti. Haiden melajukan mobilnya perlahan memasuki area Rumah Sakit dan langsung memarkirkan mobilnya di parkiran Rumah Sakit tersebut.
Begitu Haiden keluar dari Mobilnya ada yang teriak dari luar Rumah Sakit "Itu Haiden. Pewaris tunggal Admadja Grup".
Teriakan itu bagaikan komando dari seorang kapten di kesatuan yang membuat seluruh Wartawan yang ada disitu mencoba untuk masuk mengejar Haiden. Tapi Satpam Rumah Sakit lebih cepat bertindak menutup pintu gerbang Rumah Sakit.
Dari kerumunan puluhan Wartawan itu ada yang berteriak "Tuan muda Haiden. Kami hanya ingin mewawancarai anda untuk berita tuan muda".
Haiden mendekati puluhan Wartawan yang berada dibalik pintu gerbang rumah sakit, kemudian ia berkata "Ini Rumah Sakit. Tolong jaga etika kalian. Kalau kalian ingin mewawancarai saya, kalian tunggu saya di Hotel Admadja Residence. Nanti kalian akan diantar Satpam disana ke function room.
Setelah mendengar ucapan Haiden, seluruh Wartawan langsung meninggalkan Rumah Sakit Amir Hamzah. Mereka akan pergi ke Hotel seperti yang dikatakan Haiden kepada mereka.
Saat Wartawan mulai meninggalkan Rumah Sakit, Haiden menghubungi Suherman dan Marwan. Dia meminta kedua sahabatnya itu segera datang ke Rumah Sakit, karena dia dan Wanti akan ke Hotel Admadja Residence.
Haiden juga menghubungi Jeneral Manager Hotel Admadja Residance. Dia memerintahkan Jeneral Manager Hotel tersebut menyiapkan function room untuk para wartawan yang akan mewawancarai dirinya dan Wanti.
Setelah Marwan dan Suherman tiba di Rumah Sakit, Haiden dan Wanti pun langsung pergi meninggalkan Rumah Sakit menuju Hotel Admadja Residence.
Sesampainya di Hotel Admadja Residence, Gaiden dan Wanti langsung ke function room. Haden dan Wanti duduk di depan menghadap puluhan Wartawan yang sudah menanti kedatangan mereka berdua.
"Saya hanya menjawab pertanyaan dari satu orang perwakilan dari kalian. Jadi silahkan kalian tunjuk satu orang diantara kalian untuk mewakili kalian semua" Kata Haiden kepada seluruh Wartawan yang ada di hadapannya.
Setelah beberapa saat puluhan Wartawan itu berdiskusi untuk memilih siapa yang layak untuk menjadi perwakilan, akhirnya satu orang diantara mereka berdiri dan berkata "Selamat pagi menjelang siang tuan muda Haiden. Saya Irwanto Wartawan dari Media Intip Pos. Dan saya akan mewakili seluruh Wartawan dari berbagai Media".
"Baik, silahkan anda mau bertanya apa. Saya akan menjawab setahu saya" Jawab Haiden.
Setelah mendengar jawaban Haiden perwakilan dari puluhan Wartawan itu bertanya beberapa pertanyaan. Tapi jawaban terpenting yang ingin mereka ketahui adalah apa penyebab terjadinya perkelahian yang akhirnya Mardan di tikam.
Wanti terlebih dahulu menjawab pertanyaan perwakilan Wartawan itu, sebab Wanti berada ditempat kejadian mulai dari awal kejadian. Setelah Wanti barulah Haien yang menjawab pertanyaan perwakilan Wartawan itu.
"Saya dan Wanti tidak tahu persis duduk persoalan yang sebenarnya. Jadi saya dan Wanti tidak dapat menjelaskan mengapa Mardan bisa tiba-tiba diserang oleh para pelaku itu" Kata Haiden menjawab pertanyaan dari perwakilan para Wartawan.
"Yang bisa menjawab hal tersebut hanya Mardan. Jadi kita tunggu Mardan siuman dulu, baru kalian bisa mewawancarainya" Kata Haiden lagi.
Setelah mendengar penjelasan Haiden dan Wanti, puluhan Wartawan itupun langsung membubarkan diri setelah keluar dari dalam Hotel Admadja Residence. Dalam waktu beberapa jam saja berita mengenai penikaman terhadap Mardanpun tersebar luas melalui Media cetak dan Online.
Berita kejadian Mardan pun membuat gempar seisi kampus Haiden. Nama Mardan, Wanti dan dirinya pun tercantum dalam berita.
Haiden mengantar Wanti dari Hotel pulang kerumahnya. Wanti ingin beristirahat sejenak kemudian berniat kembali lagi ke Rumah Sakit.
Setelah mengantar Wanti, Haiden langsung pulang kerumahnya untuk mandi dan mengganti pakaiannya. Haiden tampak terburu-buru melakukan aktivitas dirumahnya.
Setelah mandi dan berpakaian Haiden langsung keluar dari rumahnya untuk menjemput Melani. Di perjalanan Haiden menghubungi Melani.
Haiden meminta melani untuk siap-siap karena dia sudah dalam perjalanan. Sesampainya didepan rumah Melani, Haiden sudah melihat Melani berdiri didepan rumah menanti kedatangan dirinya.
Haiden tidak turun dari mobilnya. Dia hanya membukukan pintu mobil dari dalam untuk Melani.
Di dalam mobil Haiden menceritakan bahwa dia dan Wanti tadi di wawancarai Wartawan prihal kejadian yang menimpa Mardan. Melani tampak kecewa mendengar cerita Haiden.
"Aku kok ga dikabarin sih" Kata Melani dengan wajah cemberut.
Melihat wajah cemberut dan ucapan Melani, Haiden tersenyum dan berkata "Jangan cemberut gitu dong sayank. Aku ga ngasih tahu kamu itu karena aku ga mau ganggu istirahat kamu".
Karena penjelasan Haiden cukup masuk akal sebagai perhatian Haiden terhadapnya, Melani tersenyum dan berkata "Kamu kok So Sweet gini sih yank" dengan nada manja.
Mendengar ucapan Melani, Haiden pun tersenyum dan berkata "Kamukan sahabat sekaligus pacar aku. Sudah kewajiban aku memikirkan situasi dan kondisi jiwa raga mu" dan mengecup dahi Melani.
Hati Melani berbunga-bunga mendengar ucapan Haiden. Ditambah lagi kecupan sayang Haiden di dahinya.
Setelah mengecup dahi Melani, Haiden melajukan Mobilnya. Mereka bertujuan pergi ke kampus karena mereka berdua sama-sama ada kelas sore ini.
Di parkiran kampus Haiden langsung di hampiri oleh salah seorang Satpam Universitas. Satpam tersebut berkata "Haiden. Tadi Rektor bilang ke saya, kamu harus menemuinya di ruangannya".
Haiden mengernyitkan dahinya lalu bertanya "Ada apa kok rektor minta saya menemuinya pak?".
"Saya juga ga tahu pasti. Tapi mungkin masalah penikaman Mardan kayanya Den" Jawab Satpam itu.
Mendengar ucapan Satpam itu dalam hati Haiden berkata "Besar kemungkinan Rektor memang mau membahas masalah Mardan. Beritanya sudah keluar berarti makanya pak satpam ini pun sudah tahu Mardan ditikam".
"Baiklah pak. Terima kasih informasinya. Saya akan langsung ke ruangan Rektor" Kata Mardan kepada Satpam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt Thor 😝😎💪👍🙏
2023-12-28
3
Eros Hariyadi
😝😄💪👍👍
2023-12-28
1
피롷
general manager thor bukan jenderal
2022-10-12
2