Mendengar pertanyaan Haiden, tuan besar membalikkan tubuhnya lalu berjalan kearah lemari dikamar itu. Kemudian ia mengambil sebuah tas dari dalam lemari itu dan membawanya ketempat tidurnya.
Tuan besar duduk di tepi tempat tidurnya, dan membuka tas yang dibawanya itu. Kemudian ia mengambil sebuah album foto dari dalam tasnya itu.
"Sini, duduk disebelah kakek" Pinta tuan besar kepada Haiden.
Haiden pun menuruti permintaan orang yang mengaku kakeknya itu. Setelah Haiden duduk di sampingnya, tuan besar membuka album foto tersebut dan memperlihatkan isi album foto itu kepada Haiden.
"Lihatlah ini. Ini semua foto ayahmu Bandi dari bayi hingga remaja bersama kakek dan nenekmu" Kata tuan besar kepada Haiden.
Halaman demi halaman dilihat oleh Haiden. Sambil meneteskan air mata Haiden berkata dalam hati "Ayah".
Melihat foto-foto ayahnya itu, Haiden langsung teringat masa-masa indah bersama ayahnya saat ayahnya masih hidup. Melihat Haiden meneteskan air mata, tuan besar merangkul Haiden dan berkata "Mulai sekarang kamu tinggal dengan kakek. kamu tidak boleh sendiri lagi".
Mendengar ucapan tuan besar, Haiden menoleh untuk menatap tuan besar, lalu memeluknya dan berkata "Kakek".
Haiden sudah merasa yakin bahwa tuan besar itu adalah kakeknya, setelah dia melihat foto-foto ayahnya bersama tuan besar. Beberapa saat kemudian, perlahan Haiden melepaskan pelukannya.
Haiden menatap kakeknya itu dan bertanya "Apakah kakek punya anak dan cucu dari istri kedua kakek?".
Tuan besar menggelengkan kepala dan berkata "Tidak. Sebelum kakek menikah lagi untuk yang kedua kalinya, kakek memang sudah tidak bisa punya anak lagi. Kakek pernah mengalami kecelakaan yang membuat kakek mandul".
"Jadi kakek sekarang hanya tinggal dengan istri kedua kakek di rumah?" Tanya Haiden usai mendengar penjelasan kakeknya itu.
Tuan besar kembali menggelengkan kepalanya dan berkata "Tidak. Kakek tinggal sendiri ditemani para asisten rumah tangga, satpam dan pengawal-pengawal kakek. Nenek tiri mu sudah meninggal setahun yang lalu".
Mendengar penjelasan kakeknya itu, Haiden mengernyitkan dahinya. Dalam hatinya bertanya-tanya sekaya apa kakek ku ini sampai harus pakai pengawal segala?".
Saat Haiden masih bertanya-tanya di dalam hati nya tiba-tiba tuan besar menepuk pundak Haiden yang membuat Haiden sedikit terkejut. Kemudian tuan besar bertanya pada Haiden "Kamu mau kan tinggal di Jakarta bersama kakek?".
Mendengar pertanyaan kakeknya itu, Haiden menjawab "Tidak kek. Haiden mau menyelesaikan kuliah Haiden di sini kek".
Tuan besar tersenyum mendengar jawaban Haiden sembari bertanya "Yakin?" kepadan Haiden.
"Yakin kek". Jawab Haiden dengan tegas.
Tuan besar tersenyum lagi mendengar jawaban tegas Haiden itu dan kembali berkata "Kalau begitu kakek yang akan pindah ke Medan. Kita tinggal bersama di Medan".
Mendengar ucapan kakeknya itu, Haiden merasa geli, sehingga ia tertawa kecil lalu berkata "Yakin kakek mau tinggal dengan Haiden?
Rumah Haiden kecil loh kek".
Spontan tuan besar tertawa mendengar ucapan Haiden itu dan berkata "Kita bukan tinggal di rumahmu nanyinya cucuku. Kita tinggal disalah satu rumah kakek yang ada di Medan".
"Apa? Kakek punya rumah disini?" Tanya Haiden dengan nada terkejut setelah mendengar ucapan kakeknya barusan.
"Kakek punya beberapa rumah disini. Dan semua rumah itu punyamu juga Haiden.
Kamu harus tahu. Hotel ini juga milik kamu cucuku".
Mendengar penjelasan tuan besar tiba-tiba Haiden tergeletak ditempat tidur, dan tak sadarkan diri. tuan besar kelihatan panik.
Tangan tuan besar menepuk-nepuk pipi Haiden sembari berkata "Bangun cucuku. Bangun".
Haiden terlihat sangat Shock mendengar kenyataan bahwa ternyata dia cucu dari seorang yang sangat kaya raya, hingga membuatnya tak sadarkan diri. Kakeknya itu merasa sangat cemas melihat Haiden pingsan.
Tuan besar takut kalau sampai Haiden memiliki penyakit yang berbahaya. Maklum Haiden adalah satu-satunya pewaris segala apa yang dimilikinya saat ini.
Tepukan tangan tuan besar yang lembut ke pipi Haiden itu membuahkan hasil. Haiden mulai membuka matanya dan ia langsung melihat wajah kakeknya itu.
Melihat Haiden sudah membuka matanya, tuan besar bertanya pada Haiden "Kamu kenapa?".
Bukannya menjawab pertanyaan kakeknya itu, Haiden malah balik bertanya pada tuan besar "Ini bukan mimpi?".
Mendengar pertanyaan Haiden itu, tuan besar tertawa lebar dan berkata "Tentu saja bukan Haiden. Kamu ada di dunia nyata".
Tuan besar baru menyadari bahwa Haiden pingsan karena Shock, baru mengetahui dirinya adalah cucu dari seorang yang kaya raya. Dan tuan besar memaklumi reaksi Haiden itu.
Dilain tempat, Mardan, Marwan, Suherman, Wanti, Melani, dan ketiga teman Melani bersama Dekan fakultas Hukum sedang berada di kantor Polisi untuk melaporkan kejadian yang menimpa Haiden. Mereka melaporkan ke Polisi bahwa Haiden telah di culik.
Polisi yang menerima laporan tampak sedang mengetik laporan dari mereka di laptopnya sambil bertanya pada ketiga teman Melani yang menjadi saksi penculikan Haiden. Setelah selesai menerima laporan, pihak kepolisian mempersilahkan mereka untuk pulang dan berjanji akan segera mencari Haiden.
Diperjalanan pulang menuju kampus, Mardan berkata "Kita tidak bisa tinggal diam hanya menunggu kabar dari Polisi. Kita juga harus mencari Haiden".
"Kita mau cari kemana?" Sahut Marwan membalas ucapan Mardan.
"Aku juga tidak tahu harus mencari kemana. Tapi aku tidak tenang kalau harus diam saja menunggu kabar dari Polisi".
"Begini saja Dan. Kita tunggu sampai besok.
kalau besok belum ada juga kabar si Haiden dari Polisi, maka kita bergerak kemanapun untuk mencari Haiden" kata Marwan.
Dekan fakultas Hukum hanya mendengarkan ucapan Mardan dan Marwan sembari tetap fokus menyetir mobilnya. Melani, Suherman, dan ketiga teman Melani juga tidak ikut berbicara dengan Mardan dan Marwan.
Keesokan harinya kampus menjadi gempar. Seisi kampus sibuk membahas hilangnya Haiden yang diduga telah diculik.
Haiden termasuk orang yang terkenal di Kampus. Dia terkenal sebagai mahasiswa cerdas tapi culun.
seisi kampus penasaran apa alasan orang yang menculik Haiden itu. Secara Haiden bukanlah anak orang kaya raya.
Haiden hanyalah anak yatim piatu yang bukan dari kalangan orang kaya raya. Jadi ga mungkin kalau si penculik ingin minta uang tebusan pikir seluruh mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Negeri itu.
Kalau alasannya ada yang cemburu juga itu lebih tidak masuk akal. Haiden dinilai sebagai mahasiswa culun yang jauh dari kata tampan.
Jadi sangat tidak mungkin Haiden diculik oleh orang yang merasa cemburu. Cemburu karena pacarnya direbut oleh Haiden.
Perasaan sahabat-sahabat Haiden semakin cemas karena hingga sore hari belum juga ada kabar tentang Haiden dari pihak kepolisian.
Sebenarnya Haiden dalam keadaan baik-baik saja saat ini bersama kakeknya. Tapi Haiden tidak tahu bahwa dirinya saat ini sedang dalam pencarian Polisi sebagai orang hilang, dan menjadi kehebohan seisi kampusnya.
Haiden terlihat keluar dari dalam Hotel menuju parkiran mobil bersama kakek dan para pengawal kakeknya. Sepanjang jalan menuju pintu keluar masuk Hotel, semua karyawan Hotel tampak sedikit menunduk hormat dan berkata "Salam tuan besar" kepada kakek Haiden itu.
Tuan besar hanya tersenyum ramah dan tetap berjalan bersama Haiden dan para pengawalnya. Perasaan kagum terhadap kakeknya pun lahir dihatinya saat itu.
Setibanya di parkiran mobil, Wajah Haiden bereaksi terkejut ketika mengetahui bahwa mobil yang akan ditumpanginya kali ini bukan mobil yang membawanya semalam. Mobil ini terlihat jauh lebih mewah dari mobil yang ditumpanginya semalam.
Tuan besar yang melihat ekspresi wajah Haiden tersenyum dan berkata "Ini mobil kamu juga cucuku. Ayo naik".
Haiden dan kakeknya masuk kedalam mobil terlebih dahulu, kemudian disusul oleh kedua orang pengawalnya dan satu orang supirnya. Beberapa pengawal lainnya berada dalam mobil yang ditumpangi Haiden semalam, dan ada satu mobil lagi yang ditumpangi oleh beberapa pengawal lainnya.
Satu mobil pengawal melaju mendahului mobil yang ditumpangi Haiden dan kakeknya untuk mengawal di depan. Dan mobil pengawal yang satunya lagi tetap mengawal dari belakang.
Kini Mobil yang ditumpangi Haiden bersama kakaknya itu berjalan ditengah tengah mobil pengawal. Ketiga mobil itu melaju menuju ke salah satu rumah tuan besar yang berada disalah satu perumahan elite di kota Medan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt Thor 😝😄💪👍🙏
2023-12-25
2
Eros Hariyadi
Haiden bersama Kakeknya pergi menuju ke Rumah barunya yang mewah di Kota Medan...😝😄💪👍👍
2023-12-25
1
Narfaz Lidia
haiden gk punya HP?
2023-03-28
1