Di tahun kedua masa kuliahnya, kemalangan menimpa Haiden. Ayah dan ibu Haiden mengalami kecelakaan maut saat ayah Haiden mengantar ibunya belanja.
Mobil yang dikendarai ayah dan ibu Haiden di tabrak Truk. Ayah dan ibu Haiden meninggal ditempat kejadian.
Duka yang mendalam tentu saja dialami oleh Haiden pada saat itu. Meskipun air mata Haiden telah habis keluar, Haiden tetap menangis didalam hatinya saat mengebumikan Jenazah ayah dan ibunya.
Mardan, Suherman, Marwan, Wanti dan Melani setia menemani untuk menghibur Haiden. Kelima sahabat Haiden itu juga ikut berduka, sebab mereka juga sangat akrab dengan ayah dan ibu Haiden.
Usai pemakaman seorang pria bersama istrinya menghampiri Haiden. Pria tersebut adalah adik dari ibu Haiden.
Kemudian pria tersebut merangkul Haiden dan berkata "Yang sabar Den. Meskipun ayah dan ibu mu telah tiada, tapi kamu harus kuat untuk menjalani hidup".
"Kalau kamu perlu apa-apa datang ke Om. Selama Om mampu, apapun yang kamu butuhkan pasti Om penuhi. Segala kebutuhan kamu, termasuk uang kuliah kamu Om yang tanggung sekarang" Kata adik ibu Haiden itu lagi.
Mendengar ucapan adik ibunya itu, Haiden merasa terharu. Dia memeluk Om nya itu sembari kemudian mengucapkan terima kasih.
Setelah mendengar ucapan terima kasih dari Haiden, Om nya itu kembali bertanya "Kamu mau tinggal di rumah Om atau di rumah kamu saja Den?"
"Haiden tinggal di rumah Haiden saja Om" Jawab Haiden sembari tersenyum dengan wajah yang masih terlihat sedih.
Adik ibu Haiden itu menganggukkan kepalanya beberapa kali kemudian berkata "Kalau begitu Om dan Tante pamit dulu ya. Om harus berangkat ke Surabaya sore ini".
"Iya Om" Jawab Haiden sembari menganggukkan kepalanya.
Setelah hari itu, Suherman, Marwan dan Mardan sering menginap di rumah Haiden. Ketiga sahabat Haiden memutuskan untuk sering menginap di rumah Haiden agar Haiden tidak merasa kesepian, dan bisa lebih cepat menghilangkan perasaan sedihnya.
Suatu ketika saat Haiden baru saja melewati gerbang memasuki halaman kampus, Haiden berpapasan dengan seorang mahasiswi yang sangat cantik. Bentuk tubuhnya setara dengan model Profesional.
Kulitnya putih mulus. Pakaiannya juga terllihat sangat modis.
Sepertinya Mahasiswi tersebut dari kalangan keluarga kaya raya. Terlihat dari perhiasan-perhiasan mewah yang dikenakannya.
Baru kali ini Haiden benar-benar terpesona melihat seorang gadis. Gadis yang belum pernah dilihatnya selama dia kuliah.
Wajar Haiden tidak pernah melihatnya, sebab Gadis cantik tersebut adalah mahasiswi baru di kampus nya. Dia pindahan dari Universitas Negeri yang ada di Jakarta.
Mahasiswi cantik yang baru saja pindah itu berbeda fakultas dengan Haiden. Haiden mahasiswa fakultas hukum, sedangkan mahasiswi cantik itu berada di fakultas kedokteran.
Sejak saat itu Haiden sering mencuri-curi pandang bila melihat mahasiswa cantik itu disekitar kampus. Sebenarnya mahasiswi cantik itu menyadari bahwa Haiden sering memperhatikannya, namun ia berpura-pura tidak tahu.
Seringnya Haiden mencuri-curi pandang kepada mahasiswi cantik itu, sahabat-sahabat Haiden pun mencurigai bahwa Haiden tengah jatuh hati. Tapi Haiden tidak pernah mau mengaku bahwa ia tengah jatuh hati, setiap ditanya oleh sahabat-sahabatnya.
Suherman pernah mengatakan kepada Haiden "Kalau naksir, kejar bro".
Ucapan Suherman itu disampaikannya langsung kepada Haiden ketika dia melihat Haiden kedapatan sedang mencuri-curi pandang si mahasiswi cantik itu.
Mendengar ucapan Suherman saat itu, Haiden mencoba berpura-pura cuek dan berkata "Apaan sih. Siapa naksir siapa coba".
Melihat sikap Haden serta mendengar ucapannya, Suherman tertawa kemudian berkata "Eleh eleh, Den Den. Kita kenal bukan sehari dua hari Den".
Disaat Suherman tengah asyik menggoda Haiden, Mardan dan marwan terlihat sedang berjalan menghampiri mereka berdua. Mardan duduk disebelah Haiden, sedangkan Marwan duduk disebelah Suherman.
"Asyik kali ngobrol kalian kulihat. Apa cerita rupanya, sampai kekeh kali ketawa kau kulihat tadi Man?" Kata Mardan bertanya pada Suherman.
"Sini ku bisikkan bro" Kata Suherman kepada Mardan sembari bangkit dari duduknya kemudian mendekat mulutnya ke telinga Mardan.
"Kayanya Haiden lagi jatuh cinta bro" Bisik Suherman ditelinga Mardan.
"Serius kau bro. Sama siapa?" Tanya Mardan kepada Suherman.
Meski berbisik, tapi Haiden masih bisa mendengar ucapan Suherman kepada Mardan tadi. Setelah mendengar Mardan bertanya pada Suherman, Haiden berusaha untuk menyanggah ucapan Suherman kepada Mardan.
"Jangan kau dengar kali omongan Suherman itu bro. Ga ada itu" Kata Haiden kepada Mardan.
Tapi Suherman tidak memperdulikan sanggahan Haiden itu. Suherman tetap menjawab pertanyaan Mardan kepadanya.
"Itu tu" Kata Suherman kepada Mardan sambil menunjuk mahasiswi cantik pindahan itu.
Sesuai petunjuk Suherman, Mardan melihat sosok mahasiswa cantik yang di maksud Suherman. mahasiswa cantik itu terlihat sedang asyik ngobrol dengan dua orang mahasiswi.
Mahasiswa cantik itu menyadari bahwa ia sedang diperhatikan, namun tetap berpura-pura tidak tahu. Mardan juga terpesona melihat kecantikan mahasiswi itu dan berkata "Cantik kali Den. Kau kejarlah bro".
"Apaan sih. Kau dengar pula omongan Suherman" Jawab Haiden dengan nada Sewot untuk menutupi kebenaran bahwa dia memang sedang jatuh hati.
Disela obrolan antara Mardan, Suherman, Marwan dan Haiden, terlihat Melani yang baru saja keluar dari kelasnya berjalan mendekati mereka berempat. Setelah duduk ditengah keempat sahabat-sahabatnya itu melani bertanya kepada mereka "Wanti belum keluar dari kelas?".
"Belum kayanya" Jawab Suherman sembari menggelengkan kepalanya.
Melani tidak membalas jawaban Suherman. Pandangannya dialihkan ke Haiden lalu bertanya pada Haiden "Kau ngelihatin siapa sih Den? Serius kali".
"Ga ada ah" Jawab Haiden sembari mengalihkan perhatiannya.
"Dia lagi ngelihatin cewek itu. anak fakultas kedokteran" kata Suherman kepada Melani.
Mendengar ucapan Suherman, melani kembali menatap Haden dan bertanya padanya "Betul nya yang dibilang Suherman Den?"
"Enggak ah" Jawab Haiden saat bertatapan dengan Melani.
Tiba-tiba Mardan menepuk bahu Haiden dan berkata "Kalau kau suka, utarakan Den. Itupun bukan kau utarakan kepada kami, tapi kepada cewek itu. Kami pasti bantu kok".
Haiden diam saja mendengar ucapan Mardan. Dia memang menyukai mahasiswi cantik itu, tapi dia tidak punya kepercayaan diri untuk mendekatinya. Sekampus mengenalnya sebagai si Culun, bisa jadi mahasiswi cantik itu menilainya si culun juga, pikir Haiden.
Hari pun berlalu. Setelah beberapa minggu, karena dorongan sahabat-sahabatnya Haiden akhirnya memberanikan diri untuk berkenalan dengan mahasiswi cantik pindahan itu.
Kala itu mahasiswa cantik yang ditaksir oleh Haiden itu sedang asyik ngobrol dengan dua orang temannya di dalam kantin kampus. Haiden kelihatan gugup berjalan mendekati mahasiswi cantik tersebut didampingi oleh Mardan.
Sedangkan Suherman, Marwan, Melani dan Wanti hanya memperhatikan dari meja lain didalam kantin. suasana sangat menegangkan saat itu bagi Haiden dan sahabat-sahabatnya.
Setelah dekat, Haiden dengan perasaan gugup langsung menyapa mahasiswi cantik itu "Hai, boleh kami bergabung?"
Mahasiswi cantik itu dengan kedua temannya serentak menatap Haiden dan Mardan. Salah seorang teman mahasiswi cantik itu berkata "Mau ngapain Culun?".
Mendengar ucapan yang tidak enak didengar dari teman mahasiswi cantik itu Mardan spontan berkata "Woiii...! Jaga mulut kau itu ya".
"Untung kau perempuan. kalau laki-laki sudah ku pijak-pijak kau". Kata Mardan lagi.
Sontak teman mahasiswi cantik itu terdiam mendengar bentakan Mardan. Haiden juga terlihat terkejut mendengar bentakan yang dilontarkan oleh Mardan kepada teman mahasiswi cantik itu.
Suasana menjadi hening sejenak. Dan beberapa saat kemudian, teman mahasiswi cantik yang satunya lagi buka mulut dan berkata "Maaf ya. Kami ga kenal dan tidak perlu kenal kalian berdua".
"Model orang seperti kalian ini tidak layak bergabung dengan kami. Coba kalian ngaca dulu biar tahu diri, layak atau tidak gabung dengan kami" Kata teman mahasiswi cantik itu lagi.
Hampir saja tangan Mardan menampar teman mahasiswi cantik itu secara spontan setelah mendengar hinaan yang penuh dengan kesombongan itu. Untung saja Haiden sempat menahan tindakan Mardan dan langsung menarik tangan Mardan lalu pergi meninggalkan mahasiswa cantik itu dengan kedua temannya.
Marwan, Suherman, wanti dan melani sampai berdiri melihat pemandangan yang sangat tidak enak dipandang itu. Hati Haiden pun hancur seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Like and Favorit, next up please...😝😄💪👍👍👍
2023-12-25
1
Eros Hariyadi
Si Culun mencoba maju untuk menyampaikan uneg² di hatinya terhadap Gadis Cantik yang ditaksirnya...Namun apakah yang terjadi...?? 😝😎😫💪👍👍
2023-12-25
1
Rusliadi Rusli
waduh
2023-02-21
1