Musik dansa romantis mulai di mainkan oleh Band Cafe. Musik tersebut sesuai dengan Request Haiden tadi.
Haiden mengajak kekasih dan sahabat-sahabatnya untuk turun kelantai dansa. Setelah Melani bangkit mendekati Haiden untuk berdansa, Suherman menarik tangan Rina dengan lembut kelantai dansa.
Marwan juga tidak mau kalah dengan Suherman. Dia menarik tangan Fani dengan lembut sambil berkata "Ayo sayank, kita dansa bareng mereka. Fani tersenyum bangkit dari tepat duduknya berjalan kelantai dansa bersama Marwan.
Mardan dan Wanti tetap duduk ditempatnya masing melihat sahabat-sahabat mereka yang sedang berdansa. beberapa saat kemudian, atas arahan Haiden Melani melepas pelukan Haiden dan berjalan ke arah Wanti.
Melani menarik tangan Wanita dan berkata "Ayo kita dansa".
Wanti tidak menolak ajakan Melani. Di mengikuti langkah sahabatnya itu turun kelantai dansa.
Melihat Wanti yang sedang berjalan kelantai dansa, Haidenpun berjalan menghampiri Mardan. Mardan juga tidak menolak ajakan Haiden untuk berdansa.
Haiden merangkul sahabatnya itu sambil berjalan kearah Wanti dan Melani yang sedang berdansa. Haiden langsung memeluk Melani sambari berdansa.
Kini Mardan dan Wanti tengah berhadapan sambil berdansa. Perasaan Wanti berdebar-debar saat ini karena tengah berhadapan dengan orang yang diam-diam dia cintai selama ini.
Mardan mulai menyadari sikap Wanti yang berbeda. Dalam pandangan Mardan Wanti terlihat canggung berdansa dengannya.
"Kenapa kau ti. Ga suka kau dansa dengan aku?" Tanya Mardan kepada Wanti.
Mendengar pertanyaan Mardan, Wanti yang tadinya berdansa sambil menundukkan wajahnya seketika mendongak dan menatap wajah Mardan. Belum sempat Wanti menjawab pertanyaan Mardan tiba-tiba ada yang mendorong Mardan dan Wanti bersamaan sehingga mereka berdua saling berpelukan.
Sambil berpelukan Mardan menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang telah mendorongnya. ternyata yang mendorongnya adalah Haiden yang sedang tersenyum kepadanya.
Wanti juga menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang telah mendorongnya. dan ternyata Melani yang telah mendorongnya.
"Apa-apaan kalian ini" tanya Mardan kepada Haiden dan Melani yang kini sedang berpelukan.
"Sudahlah. Aku lihat kalian cocok. Dan aku tahu Wanti suka sama kau Dan". Kata Haiden kepada Mardan.
mendengar ucapan Haiden, Mardan menundukkan Wajahnya untuk melihat wajah Wanti yang masih ada di pelukan nya. Sedangkan Wanti mendongakkan wajahnya sehingga wajah mereka berdua saling bertatapan.
"Benar kata Haiden Wan?" Tanya Mardan kepada Wanti.
Wanti tidak menjawab tapi malah mengeratkan pelukannya. Mardan mulai memahami bahwa apa yang dikatakan Haiden itu benar.
Hal tersebut dapat disimpulkan Mardan dari pelukan erat Wanti kepadanya. Mardan juga mempererat pelukannya agar Wanti tahu bahwa ia menerima perasaannya.
Haiden dan Melani tersenyum bahagia melihat kedua sahabat mereka tidak saling melepaskan pelukan mereka. Artinya usaha menyatukan sahabat-sahabat mereka itu tidak sia-sia.
Akhirnya pesat jadian Haiden dengan Melani itu juga menjadi pesta jadian nya Mardan dengan Wanti. Jadian nya Mardan dengan Wanti itu membuat pesta tersebut semakin menambah Kebahagiaan bagi mereka semua.
Pesta pun berakhir dengan penuh kebahagiaan. Musik telah berhenti, pemain Band pun telah meninggalkan Cafe.
Kini yang tersisa hanya mereka berdelapan dan para pelayan saja. Lampu yang tadinya temaram kini berganti dengan yang terang.
"Dan, Wan, Man, ti, coba kalian kirim dulu nomor Rekening Bank kalian masing-masing ke WA ku" Kata Haiden kepada Mardan, Marwan, Suherman dan Wanti.
"Untuk apa Den" Tanya Wanti penasaran.
Mardan, Marwan, dan Suherman juga tampak mengernyitkan dahi karena penasaran mengapa tiba-tiba Haiden meminta mereka mengirimkan nomor rekening Bank mereka.
"Sudahlah kirim saja" Jawab Haiden singkat.
Setelah mendengar jawaban Haiden mereka berempat mengeluarkan Handphone masing-masing untuk mengirim nomor rekening Bank mereka masing-masing ke WA Haiden. Stelah menerima WA dari mereka berempat Haiden terlihat asyik mengetik sesuatu di Handphone nya.
Beberapa menit kemudian Handphone Mardan, Marwan, Suherman dan Wanti berdering tanda pesan masuk. Itu adalah balasan WA dari Haiden.
Setelah melihat pesan dari Haiden di WA mereka masing-masing, mereka berempat terlihat terkejut. Tanpa dikomando secara serentak mereka berempat bertanya "Apa ini Den...?".
"Masing-masing ku kirim 500 juta buat kalian. Beli Mobil yang kalian suka sesuai dengan uang kalian itu" Jawab Haiden sambil tersenyum.
Mereka berempat langsung bangkit dari duduknya untuk memeluk Haiden yang sedang duduk disamping Melani. Spontan Melani menyingkir sedikit saat keempat sahabatnya itu ingin memeluk Haiden.
"Terima kasih banyak Haiden" Kata mereka berempat saat memeluk Haiden.
"Sama-sama" Jawab Haiden sembari tersenyum bahagia karena melihat teman-temannya bahagia.
Setelah Mardan, Suherman, Marwan dan Wanti duduk ditempatnya masing-masing Haiden berkata "Kalian adalah sahabat-sahabatku. Kebahagiaan kalian adalah kebahagiaanku"
"Aku tahu kebahagiaan ku juga kebahagiaan kalian juga. Jadi sudah selayaknya kalian mendapatkan apa yang ku kirim barusan" Kata Haiden lagi.
Usai Haiden berkata kepada keempat sahabatnya itu tiba-tiba Melani berkata manja sembari pura-pura cemberut "Aku ini kan sekarang pacarmu. Karena jadi pacar aku bukan sahabatmu lagi. Itu sebabnya aku ga kamu kirimin uang seperti mereka ya yank?".
Serentak semua tertawa mendengar ucapan Melani itu. Mereka semua tahu Melani hanya bercanda.
"Untuk kamu, kamu nanti tinggal pilih mau mobil yang mana. Kamu mau apapun pasti aku belikan. lebih dari merekalah. Kamu kan sahabat sekaligus pacar aku yank" Jawab Haiden serius.
Melani tersenyum manis mendengar ucapan Haiden. Rasa bahagia terpancar dari wajahnya yang berseri.
Dipeluknya Haiden dengan erat kemudian Melani berkata "Aku cuma bercanda kok yank. Tapi aku bahagia mendengar ucapanmu. Aku bahagia kamu menganggap aku pacar dan sekaligus sahabat bagimu yank.
Setelah mengatakan itu Melani mengecup dahi Haiden. Haiden juga membalas dengan mengecup dahi Melani.
Beberapa saat kemudian Haiden berkata "Oh iya, hampir lupa aku. Fan.. Rin.. Coba kirim nomor rekening Bank kalian ke WA ku" kepada Fani dan Rina.
Wajah Fani dan Rina tampak sumringah mendengar permintaan Haiden kepada mereka. Secara serentak mereka berdua bertanya "Kami dapat juga Den..?"
Haiden tersenyum dan berkata "Sudah kirim saja".
Setelah Fani dan Rina mengirimkan nomor rekening Bank mereka ke WA Haiden, Haidenpun kembali terlihat sibuk mengetik sesuatu di Handphone nya. Beberapa saat kemudian Handphone merekapun berdering tanda pesan masuk di WA mereka.
Tentu saja pesan WA tersebut dari berasal dari Haiden. Mata Fani dan Rina terlihat terbelalak setelah membaca WA dari Haiden itu.
Spontan Fani dan Rina berkata "Terima kasih banyak ya Den" sembari tersenyum gembira.
"Sama-sama" Jawab Haiden sambil tersenyum.
Meskipun tidak sebanyak yang diberikan kepada Suherman, Mardan, Wanti dan Warwan tapi uang sebesar lima puluh juta itu bukan jumlah yang sedikit buat Fani dan Rina. Mereka belum pernah memiliki uang sejumlah itu seumur hidup mereka.
Kalau bukan karena mereka berdua adalah pacar dari sahabat-sahabat Haiden, takkan mungkin mereka berdua mendapatkan uang sebanyak itu dengan cuma-cuma dari Haiden. Menerima uang sebanyak itu perasaan Fani dan Rina bagai sedang bermimpi indah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt Thor 😝😎💪👍🙏
2023-12-27
2
Eros Hariyadi
Haiden mengirimkan sejumlah ke masing-masing temannya, demikian juga untuk Fani dan Rina yang merupakan pasangan sahabatnya juga dikirimkan uang...😝😄💪👍👍👍
2023-12-27
1
Dewi Dj
AQ Nya mana den ?bagi dikit donk 😀
2023-03-18
2