Suherman mengambil Handphone dari dalam saku celananya, kemudian membuka daftar kontak di Handphone nya. Setelah menemukan nomor kontak yang dicarinya, Suherman langsung menghubungi nomor tersebut.
"Hallo..!" Kata Suherman pada orang yang di teleponnya.
Mardan, Marwan, Wanti dan Melani hanya memperhatikan Suherman yang sedang menelpon seseorang. Tak lama kemudian Suherman menutup telepon dan memasukkan kembali Handphonenya ke dalam saku celananya.
Setelah itu Suherman berkata "Barusan aku telepon tanteku yang pernah berobat pada orang pintar. Bentar lagi dikirim alamat orang pintar itu lewat SMS".
"Sip...!" Sahut Mardan.
Tak lama kemudian Handphone Suherman berdering tanda SMS masuk. Dengan sigap Suherman langsung mengambil kembali Handphonenya dari saku celananya.
Suherman kembali membuka Handphonenya untuk melihat isi SMS yang masuk. Ternyata tante Suherman sudah mengirimkan alamat orang pintar atau dukun yang dikatakan Suherman tadi.
"Ini alamatnya sudah di kirim. Kita langsung gerak atau bagaimana?" Kata Suherman kepada sahabat-sahabatnya.
"Naik apa kita ke sana?" Tanya Wanti kepada sahabat-sahabatnya itu.
Mereka terdiam sejenak lalu Melani berkata "Kita ke rumah ku saja dulu, ambil mobil. Biar naik mobil ku saja kita ke rumah dukun itu. Bagaimana?".
Mardan, Suherman, Marwan dan Wanti setuju dengan ide Melani. Karena semua sudah setuju, Melani mengeluarkan Handphone dari tasnya untuk memesan Taksi Online.
Beberapa menit kemudian setelah Melani memesan Taksi Online, Handphone Melani berdering tanda telepon masuk. Panggilan masuk itu tak lain adalah panggilan dari Driver Taksi Online.
Driver Taksi Online itu mengatakan bahwa dirinya sudah berada di depan Kampus. Merekapun langsung bergegas keluar dari dalan kampus menuju Taksi Online yang sudah menanti mereka di depan kampus.
Sesampainya didepan kampus Melani melihat ada mobil yang berplat sesuai dengan informasi dalam aplikasi Ojek Online. Lalu melani menemui orang yang mengendarai mobil tersebut dan bertanya "Taksi Online bang?".
"Iya. kak Melani ya?" Jawab Driver itu sembari bertanya balik.
"Iya bang" Jawab Melani.
"Masuk kak" Kata Driver setelah merasa pasti orang yang bertanya padanya adalah orang yang memesan jasanya.
Setelah dipersilahkan masuk oleh Driver taksi online itu, Melani pun masuk kedalam mobil di ikuti oleh Mardan, Marwan, Suherman dan juga Wanti.
Melihat semua penumpangnya sudah masuk, Driver Taksi Online itupun menginjak gas mobilnya. Mobil itupun melaju meninggalkan kampus.
Hanya butuh waktu kurang dari tiga puluh menit saja mereka sudah sampai di rumah Melani yang terbilang cukup megah. Taksi Online yang mereka tumpangi berhenti tepat didepan pintu gerbang rumah Melani.
Setelah Melani membayar ongkos, mereka semua keluar dari dalam mobil. Wanti turun terlebih dahulu karena dia duduk di jok paling pinggir.
Pintu gerbang rumah Melani terbuka secara otomatis, dikontrol oleh Satpam yang berada di pos satpam rumah Melani. Satpam yang bertugas langsung mengetahui Melani sudah berada didepan gerbang, dari Monitor CCTV yang berada di dalam pos Satpam.
Setelah pintu gerbang terbuka mereka berlima masuk kedalam. Dua orang Satpam yang berada didalam, keluar untuk menyambut majikannya dan berkata "Sudah pulang mbak Melani?!".
"Iya. Ingat jangan pada tidur loh ya" Jawab Melani sambil tersenyum.
Melani memang akrab dengan semua orang yang bekerja dirumahnya. Melani tidak bersikap seperti Boss kepada orang-orang yang bekerja dirumahnya, sehingga para pekerja dirumahnya itu tidak merasa canggung bila berhadapan dengan Melani.
Melani mencontoh sikap kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya juga memiliki kepribadian yang baik dan tidak sombong kepada siapapun.
Didalam rumah, Melani mempersilahkan sahabat-sahabatnya itu untuk duduk diruang tamu. Setalah sahabat-sahabatnya sudah duduk, Melani langsung menuju kamarnya untuk mengambil kunci mobil pribadinya.
Mami Melani memang hanya seorang ibu rumah tangga, tapi pada saat itu Mami dan Papinya tidak ada di rumah. Papinya tidak ada di rumah karena sedang bekerja, sedangkan Maminya sedang berada di rumah neneknya, karena ada acara keluarga yang harus di hadiri ibunya.
Setelah mengambil kunci mobil dari dalam kamarnya, Melani langsung kembali ke ruang tamu. Dihadapan sahabat-sahabatnya itu Melani bertanya "Kita mau berangkat sekarang atau mau makan dan minum dulu?".
"Berangkat sekarang sajalah, keburu malam nanti. Sudah jam lima ini" Kata Wanti dan disepakati oleh mereka semua.
Dengan kesepakatan bersama akhirnya Wanti, Mardan, Suherman dan Marwan pun keluar dari rumah mengikuti Melani yang melangkah lebih dulu. Sesampainya di parkiran mobil, Melani masuk terlebih dahulu kemudian disusul yang lainnya.
Setelah memastikan semua sahabatnya sudah masuk kedalam mobilnya, Melani pun melajukan mobil keluar dari garasi rumah nya. Pintu gerbang sudah dibuka oleh Satpam tanpa perintah Melani, karena Satpam sudah melihat gelagat Melani akan keluar rumah dengan mengendarai mobil bersama sahabat-sahabatnya itu.
Tampak mobil melani sedang melewati pintu gerbang rumah dan terus melaju kearah tujuan mereka yaitu ke rumah dukun yang diharapkan bisa membantu menemukan keberadaan Haiden. Suherman membuka aplikasi Google Map di Handphonenya untuk mempermudah mereka mencari alamat rumah dukun tersebut.
Sekitar empat puluh lima menit perjalanan akhirnya usaha mereka mencari rumah dukun yang dimaksud membuahkan hasil. Mobil Melani diparkirkan tepat di depan sebuah rumah yang sederhana namun tampak unik.
Rumah tersebut terbuat dari atap rumbia, sebagian dindingnya terbuat dari papan yang sudah halus karena di ketam, dan sebagian lagi terbuat dari bambu yang di cat dengan warna coklat kayu. Rumah tersebut terlihat artistik.
Setelah keluar dari dalam mobil, Melani bersama Mardan, Marwan, Suherman dan Wanti langsung menuju pintu rumah yang masih dalam keadaan tertutup. Mardan mengetuk pintu rumah artistik itu beberapa kali sambil mengucapkan "Permisi..!".
Setelah beberapa kali mengetuk pintu akhirnya pintu terbuka dan tampak seorang wanita paruh baya sedikit keluar dari dalam rumah dan bertanya "Ya, ada apa nak?".
"Begini bu. Benar ini rumah pak Narso?" Tanya mardan balik bertanya kepada wanita paruh baya itu.
"Iya benar" Jawab wanita paruh baya itu dan kembali bertanya "Ada perlu apa nak?".
Mardan terlihat tersenyum lalu menjawab "Kami mau minta bantuan pak Narso bu. Beliau ada?".
"Ohh ada. Silahkan masuk "Jawab wanita paruh baya itu sembari mempersilahkan Mardan dan sahabat-sahabatnya masuk kedalam rumah pak Narso.
Di dalam rumah itu Mardan, Wanti, Suherman, Marwan dan Melani langsung di persilahkan duduk di Sofa yang terbuat dari bambu oleh wanita paruh baya itu. Dan setelah mempersilahkan duduk, wanita paruh baya itu langsung meninggalkan Mardan dan yang lainnya untuk memanggil pak Narso.
Beberapa menit kemudian tampak seorang pria paruh baya menghampiri Mardan dan yang lainnya dari arah belakang rumah. Pria tersebut langsung duduk di salah satu kursi dan berkata "Ada apa kok ramai-ramai datang ke gubuk saya ini anak-anak?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt...non dukun laaahh...😝😄💪👍🙏
2023-12-26
1
Eros Hariyadi
Ini kok jadi Novel Perdukunan akias musyrik seehh...jadi males bacanya...skip ajaahh beberapa episode...🤔🙄😫😠👎👎👎
2023-12-26
1
Tan Koto
ini sepertinya rumah dukun aliran putih .., bukan aliran abu-abu (kelabu) apalagi aliran hitam ( dukun santet dan pesugihan harta siluman)
2022-09-28
4