Di Biro Dekan Haiden tampak sedang mengetuk pintu ruang kerja Dekannya. Mendengar suara ketukan pintunya, Dekan yang berada didalam ruangannya berkata "Masuk saja. pintu ga di kunci".
Haiden bersama Mardan masuk kedalam ruang kerja Dekan, setelah pintu mereka ruang dekan itu mereka buka sendiri. Dekan mengenali Mardan tapi tidak mengenali Haiden sehingga ia bertanya pada Mardan "Siapa dia Mardan?".
Mardan menjawab "Dia Haiden pak".
Mendengar jawaban Mardan, Dekan yang sedang duduk dibalik meja kerjanya itu langsung berdiri dan sedikit membungkuk, kemudian berkata "Selamat datang tuan muda" kepada Haiden.
Haiden tersenyum mendengar Dekan nya itu memanggil tuan muda lalu berkata "Jangan panggil saya tuan muda pak. Biasa saja. Panggil saya Haiden".
Mata Mardan terbelalak melihat sikap dan mendengar ucapan Dekan itu kepada Haiden. Dia tidak menyangka Dekan nya juga akan bersikap beda dengan Haiden yang sekarang.
Ternyata pengaruh kakek Haiden cukup besar di kota Medan ini, pikir Mardan dalam benaknya.
"Seperti apa sosok kakek Haiden ini sebenarnya?" Tanya Mardan dalam hatinya.
"Baik tuan muda. Silahkan duduk" Kata Dekan itu kepada Haiden.
Haiden duduk dihadapan Dekan, tepat di seberang mejanya di ikuti oleh Mardan.
Setelah melihat Haiden dan Mardan sudah duduk, Dekan itu bertanya "Ada yang bisa saya bantu Haiden?".
Mendengar pertanyaan Dekan nya Haiden tersenyum dan menjawab "Saya mau kembali masuk kuliah lagi pak".
Dekan tersenyum dan menjawab "Silahkan Haiden. Kapanpun kamu mau masuk bisa. Masalah ketidak hadiran kamu beberapa bulan ini juga sudah saya atur. Kamu tidak perlu cemas".
"Baiklah kalu begitu. Mulai besok saya sudah mulai kembali kuliah" Kata Haiden sambsri tersenyum.
Setelah merasa cukup jelas, Haiden pun pamit meninggalkan Dekan diruang kerjanya. Mardan mengikuti langkah Haiden keluar dari ruang kerja Dekan mereka.
Sepanjang jalan dari ruang kerja Dekan hingga sampai di kantin, Haiden terus mencuri perhatian mahasiswa/i di kampus itu. Sebagian memperhatikan karena terpesona dan sebagian lagi karena penasaran siapa sebenarnya pemuda yang berjalan bersama Mardan itu?
Sesampainya di dalam kantin, Mardan dan Haiden langsung kembali duduk bergabung dengan Suherman, Marwan, Wanti dan Melani.
Setelah duduk, Haiden bertanya pada Melani, Mardan, Wanti, Suherman, dan Marwan "Kalian ga ada kelas?".
Mardan, Suherman, dan Melani menjawab nyaris serentak "Ga ada".
"Aku ada. Tapi aku mau bolos karena ada kau Den. Kangen aku" Kata Marwan sembari tertawa kecil.
Wanti pun menjawab "Aku masih ada kelas sejam lagi. Tapi aku juga bolos kayanya" sambil nyengir.
Mendengar jawaban sahabat-sahabatnya itu, Haiden tertawa lalu berkata "Baiklah kalau begitu. Bagaimana kalau hari ini kita ke rumah ku?".
"Oke" Jawab Mardan berbarengan dengan Melani, Suherman, Marwan, dan Wanti.
Mendengar jawaban pasti dari sahabat-sahabatnya itu, Haiden mengambil Handphone dan langsung menghubungi seseorang "Hallo..! Tolong antar kan mobil "A" saya ke kampus. nanti kamu bawa pulang mobil "L" saya.
Kelima sahabat Haiden itu terperangah melihat dan mendengar kan Haiden yang sedang menghubungi pengawalnya. Sekaya apa Haiden sekarang ini, pikir mereka dalam benak masing-masing.
Setelah menutup telepon nya, Haiden berkata "Tunggu sebentar ya, aku tukar mobil dulu. Mobil yang ku bawa tadi ga cukup buat kita berenam" kepada sahabat-sahabatnya itu.
"Aku merasa seperti mimpi bertemu kau yang sekarang ini Den. Keadaan kau saat ini jauh berbeda dengan kau yang dulu Den" Kata Wanti setelah melihat Haiden selesai berbicara lewat Handphone nya.
"Siapapun yang mengenalmu sebelum ini, pasti akan merasa seperti mimpi saat bertemu kau yang sekarang ini Den. Termasuk aku" Kata Melani di sela ucapan Wanti kepada Haiden.
Haiden tersenyum mendengar ucapan Melani dan Wanti, lalu berkata " Aku sendiri pun seperti bermimpi saat pertama kali mengetahui bahwa aku masih memiliki kakek. Dan tidak menyangaka sama sekali kalau ternyata kakekku itu seorang yang super kaya".
"Tapi sekarang aku sudah mulai terbiasa. Tidak seperti mimpi lagi" Kata Haiden lagi melanjutkan ucapannya.
"Aku senang melihat kau tidak merubah sikap kepada kami atas perubahan besar mu saat ini Den. Itu sudah cukup buatku" Kata Mardan setelah mendengar ucapan Haiden barusan.
Saat Mardan selesai bicara tiba-tiba handphone Haiden berdering tanda telepon masuk. Haiden pun segera mengangkat telepon dan berkata "Hallo. oh.. Oke, tunggu disitu".
"Ayo kita gerak. Mobil kita sudah di parkiran" Kata Haiden setelah menutup telepon nya.
Setelah membayar makanan dan minuman, Haiden bersama kelima sahabatnya itu langsung bangkit dari kursi masing-masing dan berlalu pergi keluar dari kantin menuju parkiran mobil di kampus mereka.
Sesampainya di parkiran mobil, mata Marwan, Suherman, Mardan, Wanti dan Melani terbelalak ketika melihat dua mobil mewah milik Haiden itu. Haiden langsung memberikan kunci mobil yang ada padanya kepada seorang pria berbadan kekar yang ada dihadapannya.
Pria berbadan kekar itu pun menerima kunci mobil dari tangan Haden kemudian merah kunci mobil yang ada padanya kepada Haiden sembari berkata "Ini kunci mobil tuan muda".
Setelah menerima kunci mobil dari pria berbadan kekar itu, Haiden berkata "Ya sudah. Kamu bawa mobil saya pulang ke rumah".
"Siap tuan muda" Balas pria berbadan kekar itu.
"Kakek sudah pulang?" Tanya Haiden kepada pria kekar itu.
"Tadi saat saya kesini tuan besar belum pulang tuan muda. Tapi ga tahu kalau sekarang ini" Jawab pria kekar itu.
Setelah menjawab Pertanyaan Haiden, dan tidak ada pertanyaan lagi, Pria kekar itu langsung masuk kedalam mobil yang tadi di kendarai oleh Haiden. Dan beberapa saat kemudian mobil sedan sport super mewah itupun melaju keluar dari kampus.
Haiden mengajak sahabat-sahabatnya untuk masuk kedalam mobil. setelah semua masuk, mobil mewah itupun melaju keluar dari kampus.
Sekitar satu jam kemudian, Haiden dan sahabat-sahabatnya pun sampai di depan pintu gerbang rumah Haiden. Pintu gerbang rumah Haiden terbuka secara otomatis yang digerakkan Satpam dari dalam Pos Satpam.
Setelah pintu gerbang terbuka, mobil Haiden pun kembali berjalan perlahan masuk ke area rumah baru Haiden. Sesampai di garasi, Haiden tampak keluar dari dalam mobil bersama ke lima sahabatnya.
"Gila...! Besar kali rumah kau Haiden" Kata Suherman yang enggan melepas pandangannya dari rumah super megah milik Haiden itu.
Sebenarnya Mardan, Marwan, Wanti dan Melani juga berpikir hal yang sama seperti Suherman. Namun belum sempat mereka mengeluarkan kata-kata, Suherman sudah berkata demikian terlebih dahulu.
Haiden hanya tersenyum mendengar ucapan Suherman dan melihat reaksi sahabat-sahabatnya itu. Dia ingat bahwa reaksi ke lima sahabat-sahabatnya itu tidak jauh berbeda dengan reaksi dirinya saat pertama kali menginjakkan kaki di rumahnya itu.
"Masuk yok" Ajak Haiden kepada sahabat-sahabatnya sambil berjalan masuk kedalam rumah. Melani, Suherman, Marwan, Wanti dan Mardan mengikuti langkah Haiden masuk kedalam rumah super mewah itu.
Didalam rumah, Haiden mempersilahkan sahabat-sahabatnya duduk di Sofa yang ada diruang tamu. Setelah semuanya duduk termasuk dirinya, Haiden memanggil asisten rumah tangganya.
Salah seorang asisten rumah tangga yang mendengar panggilan Haiden langsung datang menghadap Haiden dan berkata "Siap tuan muda".
"Tolong siapkan makan siang buat kami ya. Tapi siapkan dulu makanan ringan dan minum buat kami sekarang ya" Kata Haiden kepada asisten rumah tangganya itu.
"Siap tuan muda" Jawab asisten rumah tangganya, kemudian berlalu pergi meninggalkan Haiden bersama sahabat-sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor 😝😄💪👍🙏
2023-12-26
3
Eros Hariyadi
Semua kawan² kampusnya diajak main kerumahnya yang super mewah dan super besar...pada ternganga dengan kagumnya...😝😄💪👍👍👍
2023-12-26
1
jellyman
knp pake mobil "A" sama "L" ?
2023-01-26
4