Sejak saat itu kepercayaan diri Haiden semakin kecil untuk urusan cinta. Namun hal tersebut tidak mengurangi Fokusnya dalam menimba ilmu.
Haiden tetap rajin belajar dan kepintarannya membuat para Dosen kagum. Mardan, Marwan, Suherman, Melani dan Wanti pun tidak pernah mengungkit ungkit lagi urusan perasaan cintanya terhadap mahasiswi cantik pindahan itu, yang belakangan diketahui bernama Winda.
Haiden tidak pernah lagi melirik ke Winda meski terkadang sekilas terlihat olehnya disekitar kampus. Sahabat-sahabat Haiden pun berhenti menggoda dan menyemangati Haiden untuk mendekati Winda.
Beberapa bulan dari kejadian yang membuat Haiden semakin kecil hati itu, saat Haiden sedang menunggu angkutan umum di Halte yang berada tepat didepan kampus, tiba-tiba ada mobil mewah yang berhenti dihadapannya. Pintu tengah mobil itu terbuka, kemudian tampak tiga pria berbadan kekar turun dari mobil itu.
Ketiga pria kekar itu langsung menyapa Haiden dengan ramah "Maaf, Kamu bernama Haiden?".
Dengan sedikit gugup Haiden menjawab "Benar. Ada apa, dan kalian siapa bang?".
"Begini. Kami diperintahkan Boss kami untuk menjemput tuan muda Haiden" Kata salah seorang dari tiga pria kekar itu.
Haiden mengernyitkan dahinya lalu bertanya kepada tiga pria kekar itu "Menjemput aku?"
"Siapa yang menyuruh kalian menjemput aku? Mengapa kalian memanggil ku tuan muda?". Tanya Haiden lagi.
"Tuan muda tidak akan pernah mendapatkan jawaban kalau tuan muda tidak mau ikut dengan kami" Jawab salah seorang dari ketiga pria kekar itu.
Mendengar ucapan yang tidak jelas baginya, tentu saja Haiden menolak untuk menuruti ajakan ketiga pria kekar itu dengan berkata "Ga mungkin aku mau ikut kalian. Aku tidak mengenal kalian sama sekali".
Mendengar penolakan langsung dari mulut Haiden, dua pria diantara tiga pria kekar itu tiba-tiba bergerak menyergap Haiden dengan sigap. Dan pria kekar yang satunya lagi bergerak cepat membuka pintu mobil agar kedua temannya bisa segera memasukkan Haiden kedalam mobil.
Haiden sempat berteriak minta tolong sebelum mulutnya ditutup dengan tangan salah seorang dari tiga pria kekar itu. Suara minta tolong Haiden itu mengundang perhatian banyak orang yang berada di sekitar kampus.
Setelah mobil melaju, tiga orang mahasiswi yang ada di Halte itu berteriak "Haiden di culik....!".
Mahasiswa/i yang mendengar teriakan ketiga mahasiswi itu berlarian keluar dari halaman kampus untuk melihat apa yang telah terjadi. Mardan juga mendengar teriakan ketiga mahasiswi itu, sehingga Mardan juga berlari keluar kampus.
Saat di gerbang kampus, Mardan bertemu dengan Melani yang baru saja keluar dari dalam mobil taksi online. Melani bertanya pada Mardan "Ada apa Dan?"
"Aku juga belum tahu" Jawab Mardan.
Tiga orang mahasiswi yang berteriak tadi kini sudah dikerumuni orang-orang yang ingin mengetahui sebab mereka teriak. Mardan menerobos kerumunan itu, di ikuti oleh Melani.
Ternyata Melani dan Mardan mengenal ketiga orang mahasiswi yang berteriak tadi. Meraka bertiga se_fakultas dengan Melani, namun beda kelas.
Nama masing-masing dari ketiga mahasiswi itu adalah Dewi, Irma dan Yanti. Mardan menatap Irma dan bertanya padanya "Ada apa ma?".
Irma juga menatap Mardan dan menjawab "Haiden di culik".
"Apa..? Siapa yang menculik Haiden?" Tanya Mardan kepada Irma.
"Aku juga ga tahu. Tadi aku lihat si Haiden berdiri didepan kami, sambil ngobrol dengan tiga orang tegap-tegap badannya. E..! tiba-tiba ketiga orang itu menyergap Haiden dan memasukkan Haiden kedalam mobil mereka. Haiden sempat teriak minta tolong tadi". Jawab Irma menjelaskan kejadian yang dilihatnya tadi.
Setelah mendengar penjelasan Irma, Mardan langsung mengajak Melani, Irma, Dewi dan Yanti ke Biro Dekan untuk melaporkan kejadian yang menimpa Haiden barusan. Mereka berlima terlihat berjalan terburu-buru menuju Biro Dekan.
Di dalam mobil, Haiden diperlakukan dengan baik oleh ketiga pria kekar itu. Dalam hati Haiden terus bertanya-tanya "Siapa aku dan siapa yang ingin bertemu denganku sebenarnya?".
Sepanjang jalan Haiden hanya terdiam dan berharap segera tiba ditujuan agar rasa penasarannya segera terjawab. Selama di perjalanan, rasa penasaran itu terus menyelimuti perasaan dan pikiran Haiden.
Beberapa saat kemudian, Mobil yang membawa Haiden itu tampak berbelok masuk menuju ke sebuah Hotel yang bernama Hotel Admadja Residance. Satpam Hotel tidak menghentikan mobil yang membawa Haiden itu karena ia mengenali mobil tersebut.
Mobil pengunjung pasti akan diberhentikan oleh satpam untuk diperiksa sebelum masuk ke parkiran Hotel. Setelah mobil diparkirkan, Haiden keluar dari dalam mobil, kemudian berjalan kearah pintu masuk Hotel di kawal oleh keempat pria kekar itu layaknya Boss besar.
Di dalam gedung Hotel, mereka langsung menaiki Lift untuk naik ke lantai empat. Tiba dilantai empat, Haiden langsung dibawa ke kamar Boss ke empat pria kekar itu.
Di dalam Kamar Haiden menatap seorang pria yang tampak sudah tua, namun masih terlihat bugar sedang duduk di Sofa. Penampilannya necis, layaknya seorang yang kaya raya.
Saat menghadap pria tua itu, keempat pria kekar itu langsung berkata "Kami membawa tuan muda dengan keadaan baik-baik saja tuan besar".
Setelah memberi laporan kepada Bossnya, keempat pria kekar itu langsung meninggalkan Haiden dan pria tua itu berdua saja didalam kamar itu. Saat pitu kamar sudah tertutup kembali, Pria tua yang disebut tuan besar oleh keempat pria kekar itu tersenyum kepada Haiden lalu berdiri dari duduknya.
Tuan besar itu menatap wajah Haiden, kemudian memeluk Haiden sembari berkata "Peluk kakek cucuku".
Dalam pelukan tuan besar itu Haiden tampak mengernyitkan dahinya lalu bertanya pada tuan besar "Kakek?".
Mendengar ucapan Haiden, tuan besar perlahan melepas pelukannya dan menatap wajah Haiden. Sambil meneteskan air mata, tuan besar berkata "iya cucuku. Aku kakek mu".
Mendengar ucapan tuan besar itu Haiden mengernyitkan dahinya dan berkata "Tidak mungkin. kedua Kakekku sudah lama meninggal. Bahkan kakek dari ayahku sudah meninggal sebelum aku lahir".
Tuan besar tampak menutup matanya dan menarik nafas cukup dalam setelah mendengar ucapan Haiden itu. Usai melepas nafasnya, tuan besar itu membuka matanya perlahan dan berkata "Ayahmu bernama Bandi. Bandi Admadja. Dan aku adalah Ayah dari Bandi Admadja cucuku".
Setelah mendengar penjelasan tuan besar, Haiden kembali mengernyitkan dahinya lalu berkata "Ayahku memang bernama Bandi. Tapi ayahku pernah mengatakan bahwa kakek ku sudah meninggal sebelum aku lahir".
Tuan besar tersenyum mendengar ucapan Haiden yang masih tidak percaya bahwa dirinya adalah kakek kandung Haiden. Kemudian tuan besar kembali berkata "Itu karena Ayahmu membenci kakek".
"Membenci kenapa?" tanya Haiden setelah mendengar ucapan dari orang yang mengaku kakeknya itu.
"Karena kakek menikah lagi. Ayahmu tidak terima kakek menduakan nenekmu, meskipun sebenarnya nenekmu menerima kakek menikah lagi" Kata tuan besar mencoba untuk menjelaskan kepada Haiden.
Haiden hanya diam menunggu penjelasan berikutnya. Mata Haiden tak berkedip menatap wajah tuan besar.
Setelah berhenti berbicara sejenak, tuan besar kembali berkata "Saat pernikahan kedua kekek berlangsung, ayahmu tidak tahu. Sebab ayahmu masih kuliah di Amerika. Tidak lama dari pernikahan kedua kakek itu, nenekmu meninggal dunia karena serangan jantung".
Haiden masih tetap diam fokus mendengarkan penjelasan tuan besar. Dalam hatinya belum bisa mempercayai bahwa orang yang disebut tuan besar yang ada dihadapan nya saat ini benar-benar kakeknya.
"Ayahmu pulang ke Jakarta setelah mendapat kabar nenekmu meninggal dunia. Di Jakarta ayahmu baru tahu kakek sudah menikah lagi, dan mengira nenekmu meninggal kena serangan jantung itu karena kakek menikah lagi".
Tuan besar menghentikan penjelasannya sambil berjalan kearah jendela kamar membelakangi Haiden. Dilihatnya awan dilangit yang tampak cerah pada saat itu, kemudian kembali berbicara " Itu sebabnya ayahmu sangat membenci kakek dan memilih untuk meninggalkan rumah. Dia tidak pernah mau mendengar alasan kakek.
Semenjak ayahmu meninggalkan rumah hingga dia meninggal dunia, ayahmu tidak pernah mau menemui kakek. Kakek pernah mencoba menawarkan bantuan melalui pengawal kakek pun di tolaknya".
Haiden yang masih berdiri ditempatnya bertanya pada tuan besar "Apa bukti yang bisa membuat saya harus percaya bahwa anda adalah kakek saya?".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt Thor 😝😄💪👍🙏
2023-12-25
1
Eros Hariyadi
Bertemu dengan Kakeknya yang sangatlah dibenci oleh ayahnya almarhum....😝😄💪👍👍👍
2023-12-25
1
Rusliadi Rusli
ok..lanjut thor
2023-02-21
1