Tubuh Mardan yang tak berdaya dianggap oleh para medis kedalam Ambulans. Wanti ikut masuk kedalam Ambulans untuk menemani Mardan hingga ke rumah sakit.
Polisi juga sudah tiba ditempat kejadian Mardan di tikam. Beberapa petugas polisi langsung memborgol ketiga pemuda bertato itu.
Salah seorang polisi datang menghampiri Haiden dan berkata "Maaf pak. Bapak harus ikut kami juga ke kantor Polisi bersama beberapa orang pengunjung Cafe ini. Kami butuh keterangan anda juga".
"Baik pak. Saya akan mengikuti bapak dengan mobil saya sendiri" Jawab Haiden.
"Baik kalau begitu" Kata polisi itu menanggapi jawaban Haiden.
Ketiga pemuda bertato itu tamapk digiring masuk kedalam mobil polisi oleh beberapa petugas polisi. setelah itu mobil polisi tersebut melaju menuju kantor polisi.
Haiden membawa mobilnya mengikuti mobil polisi. Di perjalanan Haiden menghubungi Melani untuk memberitahukan kejadian yang baru saja terjadi.
Melani yang berada dirumahnya terlihat Shock mendengar kabar yang menimpa Mardan dari Haiden lewat Handphone nya saat ini. Haiden meminta Melani untuk pergi ke rumah sakit yang akan merawat Mardan.
Haiden juga meminta Melani mengabari Marwan dan Suherman, serta meminta mereka untuk ke rumah sakit juga. Setelah menghubungi Melani, Haiden menghubungi salah seorang pengawalnya yang selalu mengikuti nya dari jauh.
"To.. Kau dengan si Nando putar arah ke Rumah Sakit Amir Hamzah. Pantau dan jaga keamanan Mardan" Kata Haiden kepada pengawalnya yang bernama Tito melalui Handphone nya.
Sesampai nya di kantor polisi, Haiden langsung masuk kedalam kantor polisi bersama tiga pemuda bertato yang sedang digiring beberapa polisi kedalam kantor.
Beberapa pengunjung Cafe tempat kejadian penikaman Mardan sudah berada didalam kantor. Mereka juga akan dimintai keterangan prihal kejadian tadi.
Ketiga pemuda bertato langsung dibawa masuk kedalam penjara yang ada didalam kantor polisi itu. Satu persatu pengunjung cafe yang melihat kejadian tadi ditanyai oleh seorang juru periksa.
Jawaban mereka semua.tentu hampir sama. Bedanya ada yang melihat langsung awal Mardan di pukul, dan ada yang awalnya hanya mendengar suara pukulan saja.
Tapi mereka semua menyaksikan kejadia saat Mardan di tikam. Mereka juga menyaksikan ketika tiba-tiba Haiden muncul bagaikan seorang pendekar yang mampu mengalahkan ketiga pemuda bertatto itu dengan mudah dan cepat.
Giliran Haiden memberi keterangan pun tiba. pertanyaan yang diberikan kepada Haiden tentu berbeda dengan pertanyaan yang diberikan kepada para pengunjung cafe, sebab juru periksa sudah mengetahui bahwa Haiden tidak dari awal kejadian berada d tempat kejadian perkara.
"Apakah anda mengenal ketiga pelaku dan korban?" Tanya juru periksa dari kepolisian itu kepada Haiden.
"Saya tidak kenal dengan ketiga pelaku pak. Saya kenal dengan korban. Korban bernama Mardan, dan dia sahabat saya" Jawab Haiden.
"Anda tahu apa penyebab perkelahian antara ketiga pelaku dengan saudara Mardan?" Tanya juru periksa itu lagi kepada Mardan.
"Tidak pak. Saya tidak tahu apa-apa. Kebetulan saat saya melewati cafe tempat kejadian tadi, saya melihat sahabat saya mardan di tikam oleh salah seorang dari mereka bertiga" Jawab Haiden mengatakan hal yang sebenarnya.
Setelah merasa cukup mengambil keterangan dati Haiden, juru periksa itu berkata "Baik pak. saya rasa untuk saat ini keterangan dari bapak sudah cukup. kami tinggal meminta keterangan dari teman wanita saudara Mardan besok pagi dan keterangan dari saudara Mardan saat beliau siuman nanti. Terima kasih atas keterangannya pak Haiden".
Haiden mengangguk dan berkata "Sama-sama pak".
Setelah pamit kepada pihak kepolisian, Haiden langsung meninggalkan kantor polisi membawa mobilnya ke Rumah Sakit tempat Mardan dirawat.
Pengawal-pengawal Haiden yang selalu siap siaga memantau tuan mudanya langsung mengikuti Mobil Haiden dari belakang. biasanya ada dua mobil yang akan mengawal Haiden tanpa bisa dicurigai oleh siapapun bahwa mereka sebenarnya sedang mengawal Haiden.
Karena pengawal-pengawal yang menggunakan mobil satu lagi sedang mengawal Mardan, maka hanya tinggal satu mobil lagi yang mengawal Haiden. Setiap Mobil di isi oleh empat pengawal.
Mereka semua siap sedia melaksanakan segala perintah Haiden. Tanpa perintah Haiden mereka tidak berani melakukan apapun termasuk saat Haiden berkelahi dengan ketiga pemuda yang telah menikam Mardan tadi.
Mereka tidak ikut membantu Haiden itu karena Haiden yang memerintahkan mereka untuk tidak muncul secara terbuka. Haiden tidak ingin banyak orang yang tahu bahwa dia selalu dikawal oleh beberapa orang kemanapun ia berada.
Di perjalanan ke Rumah Sakit, Haiden menghubungi Melani "Hallo. Kamu sudah di Rumah Sakit yank?"
"Sudah. Suherman dan Marwan juga sudah disini. Kamu dimana yank?" Jawab Melani yang sudah berada di Rumah Sakit.
"Aku sudah di jalan mau ke sana" Kata Haiden kepada Melani lewat Handphone nya.
Setelah selesai bicara, Haiden pun memutuskan hubungan telponan nya dengan Melani dan meletakkan Handphone nya di Jok Mobil disebelah Jok mobilnya. Kemudian Haiden meningkatkan kecepatan mobilnya agar segera sampai di Ramah Sakit.
Sesampainya di Rumah Sakit Haiden langsung menemui Melani, Suherman, Marwan dan Wanti yang sedang berada di ruang tunggu. Mardan masih berada di UGD, belum mendapatkan kamar pasien.
"Bagaimana keadaan Mardan" Tanya Haiden dengan nada cemas kepada Melani dan sahabat-sahabatnya.
"Mardan masih dalam keadaan koma Den" Jawab Wanti sambil menangis.
Wajah Haiden tampak kelihatan sedih mendengar ucapan Wanti. Dia pun duduk di sebelah kiri Wanti.
Dirangkulnya bahu sahabatnya itu dan berkata "Sabar ya ti. Mardan pasti baik-baik saja".
Mendengar ucapan Haiden, melani mengangguk sambil tetap menangis. Melani yang berada disebelah kanan Wanti memeluk Wanti untuk menenangkannya.
"Sebenarnya apa yang terjadi sebelum aku datang tadi ti" Tanya Haiden kepada Wanti setelah Wanti kelihatan tenang di pelukan Melani.
Melani duduk tegak melepaskan pelukan Melani kemudian menatap Haiden dan menceritakan semua yang dia lihat dan dia dengar saat kejadian sebelum Haiden datang di lokasi Mardan di tikam tadi.
Haiden hanya diam mendengarkan cerita Wanti dengan serius. Sesekali Haiden kelihatan mengangguk anggukkan kepalanya saat mendengar kan cerita Wanti.
"Jadi mereka pengedar narkoba. Tapi aku baru tahu kalau Mardan punya adik yang sudah meninggal akibat narkoba" Kata Haiden.
"Ngomong-ngomong, Papa dan Mama Mardan sudah dikabari?" Tanya Haiden kepada Wanti.
"Sudah. Mungkin besok pagi mereka sampai kesini" Jawab Wanti.
Haiden mengernyit kan dahinya setelah mendengar jawaban Wanti dan berkata "Besok?".
"iya. Papa dan Mama Mardan sedang ada di Surabaya saat ini. Adik Papanya meninggal" Jawab Wanti menjelaskan.
Setelah mendengar penjelasan Wanti, Haiden berkata "Oh".
Haiden baru memahami mengapa Papa dan Mama Mardan besok baru bisa menemui anaknya yang sedang terbaring tak sadarkan diri saat ini. Meskipun meminta Wanti untuk tetap tenang, tapi perasaan Haiden sangat cemas mendengar Mardan masih dalam keadaan koma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt Thor 😝😎💪👍🙏
2023-12-28
3
Eros Hariyadi
Menengok Mardan di Rumah Sakit yang kondisinya saat ini masih dalam keadaan Koma, sedangkan semua sahabatnya sedang menunggu di depan ruangan UGD...🤔🙄😫😠💪👍👍
2023-12-28
1
Samudra
ya kirain yg nikam Mardan mau di bunuh,atau patahin tangan dan kakinya,kurang jantan tuan mudanya terlalu lembek🤔
2023-10-18
2