Seluruh karyawan sudah terlihat berkumpul di dalam Aula kantor cabang Admadja Grup yang terletak di lantai dua gedung tersebut. Mereka tengah menanti kedatangan Haiden sang pewaris tunggal Admadja Grup.
Sementara itu Haiden yang masih berada di ruang kerja CEO yang kini menjadi ruang kerjanya masih asyik mengontrol dengan Direktur Anto. Beberapa saat kemudian terdengar ketukan pintu dari luar ruangan tersebut.
Mendengar suara ketukan pintu Direktur Anto bangkit dari tempat duduknya kemudian beranjak untuk membuka pintu. Setelah pintu terbuka tampaklah seorang gadis cantik yang tak lain adalah sekertaris Direktur Anto.
Dihadapan Direktur Anto sekertaris nya berkata "Seluruh karyawan sudah berkumpul di Aula pak".
"Oke, kamu duluan saja ke sana. Saya dan tuan muda segera ke sana" Kata Direktur Anto.
"Baik pak" Jawab Sekertaris itu menuruti perintah Direktur Anto.
Setelah Sekertaris beranjak menuruti perintah nya, Direktur Anto menutup kembali pintu ruangan itu dan berjalan kembali ke tempat duduknya. Dia melaporkan kepada Haiden bahwa seluruh karyawan sudah berkumpul di Aula menanti kedatangan dirinya.
"Oke. Kalau begitu ayo kita ke sana" Kata Haiden setelah mendengar laporan Direktur Anto, lalu bangkit dari tempat duduknya.
Direktur Anto juga bangkit dari tempat duduknya dan kemudian beranjak keluar dari ruangan itu bersama Haiden. Saat Haiden memasuki Aula susah terlihat tenang tanpa ada suara dari seorang pun dari semua karyawan yang ada di dalam.
Haiden duduk didepan bersama Direktur Anto dan sekertaris nya menghadap seluruh karyawan yang sudah duduk ditempatnya masing-masing. Seluruh Karyawan wanita yang di dalam Aula itu tampak terpanah melihat sosok Haiden.
Mereka saling berbisik mengungkapkan kekagumannya masing-masing terhadap sosok Haiden. Melihat kaum hawa di dalam Aula tersebut begitu terpesona oleh sosok Haiden, timbul kecemburuan dalam hati kaum adam yang ada disitu.
Kecemburuan mereka terhadap Haiden hanya bisa mereka simpan dalam hati saja. Sebab mereka mengetahui bahwa sosok pria tampan yang ada dihadapan mereka saat ini adalah Boss besar mereka.
Direktur Anto bangkit dari tempat duduknya dan berdiri ditempat. Kemudian dia berkata "Harap tenang semuanya. Hari ini orang yang kita tunggu sudah hadir. Beliau sudah ada dihadapan kalian semua untuk memperkenalkan diri pada kalian semua.
"Silahkan tuan muda" Kata Direktur Anto kepada Haiden.
"Baik. Terima kasih pak Anto" Jawab Haiden.
Kemudian Haiden bangkit dari tempat duduknya dan berdiri ditempat. Setelah melihat Haiden sudah berdiri, Direktur Anto pun kembali duduk.
Haiden terlihat terdiam beberapa saat barulah dia berbicara untuk memperkenalkan dirinya kepada seluruh karyawan yang ada dihadapannya. Pidato Haiden cukup mengesankan, lancar tanpa terbatah-batah.
"Saya harap kita semua bisa bekerja sama dengan baik mulai detik ini" Kata Haiden sebagai kata penutup dari nya.
Sontak seluruh karyawan berdiri bersamaan tanpa komando dari siapapun dan kemudian bertepuk tangan dengan meriah. Haiden hanya tersenyum melihat seluruh karyawan nya bertepuk tangan untuk nya.
Haiden duduk kembali sebelum tepuk tangan seluruh karyawan itu selesai. Setelah melihat Haiden duduk Direktur Anto kembali berdiri dan berkata "Oke semuanya. Tuan muda sudah selesai memperkenalkan dirinya. Kini kalian semua sudah bisa pulang kerumah masing-masing dengan tertif.
Setelah itu semua karyawan bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah Haiden yang sudah berdiri didepan mejanya untuk bersalaman dengan seluruh karyawan nya.
Dilain tempat Mardan sedang bersama Wanti di sebuah Cafe. Mereka berdua duduk diruang terbuka tepat didepan Cafe yang terletak dipinggir jalan besar.
Mereka berdua tampak begitu mesra sebagai sepasang kekasih. Persahabatan dan cinta menjadi satu.
Saat sedang asyik bercengkrama dengan Wanti tiba-tiba Mardan dipukul oleh seseorang dengan cukup keras dari belakang.Melani tampak sangat terkejut dan sempat menjerit melihat mardan yang tiba-tiba dipukul oleh orang yang tidak dikenalnya.
Mardan memegang pundaknya yang terkena pukulan lalu bangkit dan berbalik badan untuk melihat siapa orang yang telah memukulinya. Mardan melihat ada tiga orang pemuda bertatto dihadapannya.
"Apa maksud kau menghalangi bisnis kami?" Kata pemuda bertatto yang memiliki tubuh sedikit kekar. Dia yang telah memukul Mardan tadi.
Seluruh pengunjung Cafe menoleh untuk mengetahui apa yang tengah terjadi. Mereka tidak mengenal Mardan, tapi mereka mengenal ketiga pemuda berttto itu.
Mereka bertiga adalah anggota Gangster yang cukup ditakuti di Sumatra Utara. Gengster ini diketuai oleh orang yang sulit terlihat tapi namanya terkenal di seluruh Indonesia.
Mata Mardan tampak memerah karena marahnya yang memuncak. Kedua tangannya tampak di kepalkan nya.
"Jangan coba-coba lagi mengedarkan narkoba di daerah tempat tinggal ku. Cukup adikku saja yang mati akibat narkoba yang kalian edarkan" Kata mardan kepada pemuda-pemuda bertatto itu.
Mendengar ucapan Mardan, ketiga pemuda bertatto itu tertawa seolah olah meremehkan ucapan Mardan. Salah seorang dari mereka yang berbadan gemuk berambut gondrong berkata "Memang nya kau siapa berani melarang kami?".
"Kalian akan selalu berhadapan dengan aku kalau kalian tetap berani mengedarkan narkoba lagi" Kata Mardan dengan suara yang berat.
Mendengar ucapan Mardan, tanpa diperintah siapapun pemuda bertatto yang bertubuh kurus berkepala botak tiba-tiba melayangkan tunjangan kearah tubuh Mardan. Mardan sempat menghindar, membuang tubuhnya kesamping kiri.
Kemudian Mardan balik menyerang. Dia melompat cukup tinggi sehingga memudahkan dia untuk menerjang wajah lawannya dengan kakinya yang cukup keras.
Pemuda kurus botak itupun jatuh tersungkur. Hidungnya patah dan mengeluarkan darah dari dalam hidungnya.
Ketika Mardan akan menyerang pemuda kurus botak itu di saat dia akan berdiri tiba-tiba pinggang belakang nya terasa sakit yang cukup luar biasa. Pemuda yang telah memukul nya tadi telah menancap kan sebuah belati di pinggang belakang nya sebanyak tiga liang.
Pandangan Mardan berkunang-kunang karena darahnya cukup banyak keluar dari tiga lubang tikaman di pinggang belakang nya itu. Mardan pun ambruk tak sadarkan diri.
Melihat Mardan ambruk tak sadarkan diri, Wanti spontan berteriak histeris "Tolong.....!".
Saat Wanti berteriak minta minta tolong tiba-tiba pemuda yang telah menikam Mardan tercampak oleh tunjangan kaki seseorang. Pemuda itu langsung tergeletak tak sadarkan diri.
"Cepat hubungi ambulans dan polisi ti" Kata Haiden kepada Wanti.
Haiden yang sedang lewat menuju pulang ke rumah nya kebetulan melihat Mardan saat di tikam tadi. Melihat kejadian itu Haiden langsung memarkirkan Mobilnya dan langsung berlari menerjang si penikam sahabatnya itu.
Melihat teman mereka tergeletak tak sadarkan diri kedua pemuda bertatto lainnya serentak menyerang Haiden. Haiden dengan sangat mudah mampu menghindari serangan kedua pemuda bertatto itu.
Bahkan dengan sekejap saja Haiden mampu melumpuhkan mereka berdua. Setelah mengelak Haiden balik menyerang.
Pemuda kurus berkepala botak mengalami patah tangan. Temannya yang berbadan gemuk berambut gondrong harus rela merasakan sakit akibat dua jari tangan kanannya patah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt Thor 😝😄💪👍🙏
2023-12-28
2
Eros Hariyadi
Sepulang kerja melewati suatu cafe, tiba-tiba haiden melihat kawannya Mardan ditusuk belati oleh preman, dia turun dan memarkirkan mobilnya, kemudian menghajar ke-tiga preman tersebut sampai pingsan...😝😄💪👍👍
2023-12-28
1
ketombee
jos
2022-08-15
3