Sebuah mobil sedan sport terbaru dan termewah kelihatan baru saja melalui gerbang kampus. Mobil tersebut mengundang mata semua orang yang ada di area kampus untuk terus melihatnya, hingga mobil tersebut diparkirkan pemiliknya.
Setelah diparkirkan, pintu mobil itu terlihat terbuka. Kaki sebelah kanan pengendara mobil sedan sport super mewah itu kelihatan keluar dan menapakkan kakinya ketanah.
Terlihatlah sosok pemuda tampan yang baru saja keluar dari dalam mobil mewahnya itu.. Semua mata yang melihat tampak terpesona melihatnya.
Bukan hanya terpesona melihat mobil sedan sport super mewah itu saja. Mereka juga terpesona akan ketampanan pemiliknya.
Pemuda itu kelihatan asing bagi semua orang yang ada di kampus itu. Banyak yang menduga duga, mungkin dia mahasiswa baru pindah dari universitas lain, atau hanya sekedar tamu di kampus mereka.
Dia tampak berjalan meninggalkan mobilnya ke arah kantin kampus, di iringi pandangan kagum para mahasiswa/i yang menatapnya saat dia berjalan. Di dalam kantin, pemuda itu langsung duduk disalah satu kursi dari empat kursi yang tersedia dalam satu meja.
Pemuda itu memanggil salah satu pelayan kantin. Pelayan yang dapnggil oleh pemuda itu pun langsung bergegas untuk menghampiri pemuda tampan itu.
Setelah mencatat beberapa pesanan pemuda itu, pelayan kantin langsung meninggalkan pemuda itu untuk menyampaikan pesanannya ke pada koko kantin. Mata semua semua orang yang ada di dalam kantin tak lepas memandangnya.
Pemuda itu sadar bahwa dia jadi bahan perhatian, tapi dia bersikap cuek, pura-pura tidak tahu. Setelah makanan dan minuman yang dipesannya terhidang, pemuda itu mengeluarkan Handphone dari saku depan celananya untuk menghubungi seseorang.
"Hallo.., iya ini aku. Kemari lah. Aku di kantin" Kata pemuda itu kepada lawan bicaranya melalui Handphone nya itu.
Beberapa menit kemudian kelihatan Mardan bersama Melani, Wanti, Marwan dan Suherman celingak celinguk seperti mencari seseorang di dalam kantin. Karena tidak melihat orang yang dicarinya, Mardan mengambil Handphone dalam suku depan celananya untuk menghubungi orang yang dicarinya.
Baru saja Mardan akan meletakkan Handphone ke telinganya, dia di kejutkan oleh seseorang yang memanggilnya "Mardan. Aku di sini".
Sontak Suherman, Marwan, Wanti, dan Melani ikut terkejut bersamaan dengan Mardan. Mereka tidak dapat berkata apa-apa tapi berjalan mendekati pemuda tampan yang baru saja menyebut nama Mardan itu.
"Ka.. Ka... Kau Haiden?" Tanya Mardan terbata-batah.
"Iya loh" Kata Haiden yang kini nyaris tidak dapat dikenali oleh sahabat-sahabatnya itu.
"Sudah ga usah bengong gitu. duduk kalian semua disini. Kangen kali aku" Kata Haiden lagi pada sahabat-sahabatnya itu.
Meskipun Mardan, Melani, Suherman, Marwan dan Wanti menuruti Haiden untuk duduk semeja dengannya, namun mereka berlima belum percaya seratus persen bahwa pemuda tampan yang ada dihadapan mereka itu benar-benar Haiden, sahabat mereka yang menghilang beberapa bulan yang lalu.
Selain wajahnya yang tampan, tubuh Haiden kini terlihat atletis, tapi tidak terlihat kekar seperti seorang binaragawan. Kulitnya kini semakin terlihat tambah putih dan bersih, layaknya pemuda dari kalangan keluarga kaya raya.
Haiden tersenyum menatap kelima sahabat-sahabatnya itu lalu berkata "Apakah aku harus memperkenalkan diri lagi kepada kalian?".
"Kamu benar-benar Haiden?" Tanya Melani yang masih belum percaya bahwa pemuda tampan dihadapannya itu benar-benar sahabatnya Haiden.
Haiden tersenyum lalu menjawab "Iya loh Mel. Aku Haiden".
"Aku tahu kok kalian mengira aku diculik. Tapi sebenarnya tidak". Kata Haiden lagi kepada sahabat-sahabatnya.
Haiden pun menceritakan kejadian yang sebenarnya. Mulai dari tiba-tiba ia dipaksa masuk kedalam mobil untuk menemui kakeknya, hingga akhirnya dia berada dihadapan mereka saat ini.
Haiden juga memperlihatkan KTP (Kartu Tanda Penduduk dan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) kepada sahabat-sahabatnya itu. Usai mendengarkan penjelasan Haiden, tiba-tiba Mardan bangkit dari tempat duduknya dan mencoba memukul Haiden.
Haiden berhasil menghindari pukulan Mardan dengan mudah lalu berkata "Apa-apa kau Dan?".
Mardan yang berdiri tegak dihadapan Haiden menjawab "Kau tahu kami sangat cemas memikirkan kau, tapi ternyata kau baik-baik saja tanpa memberi kabar. Hampir setiap hari kami memikirkan jalan untuk mencari kau".
Mendengar ucapan Mardan, Haiden menjawab "Aku minta maaf, aku tidak memberi kabar itu semua atas permintaan kakekku. Aku tidak bisa menolak".
"Banyak kali cerita kau" Kata Mardan sambil melayangkan pukulan kearah wajah Haiden. Tapi lagi-lagi Haiden mampu dengan mudah menghindari pukulan Mardan.
Bahkan dengan sigap Haiden berhasil mengunci leher Mardan dengan teknik Rear Naked Choke. Melani, Suherman, Marwan dan Wanti terkejut melihat Haiden memiliki kemampuan yang sedemikian rupa.
Bukan hanya mereka berempat, Mardan yang saat ini tengah terkunci lehernya juga tak percaya kini Haiden memiliki kemampuan bela diri yang cukup kuat. Haiden yang mereka kenal beberapa bulan yang lalu bukanlah Haiden pemuda yang nyaris terlihat sempurna ini.
Haiden yang mereka kenal dulu adalah pemuda culun, penakut, pemalu tapi cerdas. Haiden yang masih mengunci leher Mardan dari belakang dengan tangannya berkata "Sudah cukup Mardan. Aku minta maaf" lalu melepaskan tangannya dari leher mardan.
Semua pengunjung kantin menatap kagum kepada Haiden. Bukan hanya kagum karena ketampanannya saja, mereka kagum melihat gerakan gerakan Haiden saat menghindari serangan Mardan, serta saat balik menyerangnya.
Setelah melepaskan tangannya dari leher Mardan, Haiden langsung memeluk Mardan. Melihat hal itu Melani, Wanti, Marwan dan Suherman pun bersamaan memeluk Haiden dan Mardan.
Entah siapa yang memulai, seluruh pengunjung kantin tiba-tiba bertepuk tangan melihat mereka berenam berpelukan. Sebagian dari pengunjung kantin sudah menyadari bahwa pemuda tampan itu adalah Haiden yang kini terlihat berbeda dari Haiden yang mereka kenal sebelumnya.
Mendengar tepukan tangan yang terdengar riuh itu, mereka berenam melepaskan pelukan masing-masing dan langsung duduk di kursi nya masing-masing.
Haiden tersenyum dan berkata pada semua pengunjung kantin "Maaf ya semua" Sambil menyatukan telapak tangannya sejajar dengan dadanya.
Para pengunjung kantin yang rata-rata terdiri dari mahasiswa/i itu membalas dengan senyuman, dan ada yang mengacungi nya dengan dua jempol. Setelah itu Haiden mulai berbicara pagi pada sahabat-sahabatnya.
"Aku harus menemui dekan. kau temani aku ya Dan?". Kata Haiden kepada Mardan.
"Oke. Sekarang?" Balas Mardan sembari balik bertanya.
"iya" Kata Haiden menjawab pertanyaan Mardan.
"Man, Wan, Mel, Ti, kami ke biro dekan sebentar ya" Kata Haiden kepada keempat sahabat-sahabatnya itu.
Setelah itu Haiden dan Mardan bangkit dari tempat duduknya masing-masing dan berlalu meninggalkan keempat sahabat mereka di kantin.
Saat Mardan dan Haiden sudah tidak terlihat lagi oleh mereka, Wanti berkata kepada Melani "Seperti mimpi rasanya kejadian ini buatku Mel"
"Buatku juga. Bukan buatmu saja Ti" kata Suherman menyela ucapan Wanti sebelum Melani membalas ucapan Wanti.
"Tapi yang pasti aku lega, Haiden sudah kembali dengan keadaan yang jauh lebih baik dari perkiraan kita" Kata Marwan.
"Benar" Kata Melani singkat sambil menganggukkan kepalanya.
Sementara itu Haiden dan Mardan tampak sedang menaiki tangga gedung kampus menuju Biro Dekan yang terletak di lantai tiga. Sepanjang jalan dari kantin hingga menuju Biro Dekan, Haiden tidak luput dari pandangan mahasiswi yang terpesona melihat ketampanannya.
Mahasiswi-mahasiswi itu belum menyadari bahwa pemuda yang mereka lihat saat ini adalah Haiden, mahasiswa yang terkenal culun. Mahasiswa yang jauh dari ketertarikan mata dan hati para mahasiswi di Universitas itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
azizan zizan
lah ada HP rupanya ku kira masih mau pakai bomoh...hehehe🤭🤭🤭
2024-05-15
0
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt Thor 😝😎💪👍🙏
2023-12-26
1
Eros Hariyadi
Masuk kembali ke kampus dan bertemu dengan kawan² akrabnya dan semua menjadi pangling karenanya....😝😄💪👍👍👍
2023-12-26
1