Feby takut jika pernikahannya dengan Aiden akan terbongkar. karena memang, dirinya belum siap untuk di serbu oleh fans fans Aiden.
setelah lima belas menit, gadis itu keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian. dan dengan segera, Frby membaringkan tubuhnya di atas kasur.
gadis itu melirik Aiden yang telah terlelap itu. " huh, cepat sekali tidurnya," gumamnya
dan tiba tiba, Aiden berbalik arah dan memeluknya membuat gadis itu terperanjat kaget. " astaghfirullah, ini ngapain sih, peluk peluk,' gerutunya. berusaha melepaskan diri.
namun, bukanya terlepas, Aidrn justru semakin mengeratkan pelukannya. dan akhirnya, mereka tertidur dalam posisi berpelukan.
sore harinya,...
Aiden terbangun dengan tersenyum kecil. mengingat apa yang telah laki laki itu lakukan. karena sebenarnya, laki laki itu belum terlelap sepenuhnya.
"gue sepertinya udah mulai nggak waras suka sama si biang masalah ini," Aiden terkekeh kecil.
ya lebih baik suka sama biang masalah. karena kita taunya dari awal, dia adalah si perusuh yamg tidak suka berpura pura. daripada dengan orang yang bermuka dua, kan jadi nyesel.
Aiden larut dalam lamunanya. hingga laki laki itu, tak menyadari, jika sang istri telah membuka matanya.
"eh, ngapain peluk peluk,?" tanyaFeby seraya mencoba melepaskan dari dekapan sang suami.
tapi, sepertinya itu adalah hal yang sia sia. karena bukanya melepaskan, kini Aiden malah mengecup bibir mungil itu.
membuat Feby, seketikaembulatkan matanya. dwn sekuat tenaga, mendoron tubuh laki laki itu dengan kuat.
dan sepertinya, gsl itu telah berhasil ksrena tubuh Aiden bergeser sedikit dari tempatnya.
"dasar mesum," Feby menatap tajam laki laki itu. dan hanya di balas senyuman olehnya.
Feby segera turun dari ranjang dan menuju kamsr mandi tanpa dirinya ketahui, Aiden mengikutinya dan berdiri di belakangnya.
satu tangan kekar, mendarat tepat di perut yang mulai seksi itu. "kamu makin cantik kalau kayak gini," bisiknya di telinga Feby.
Deg
entah mengapa, gadis itu seperti terlena akan kata kata yang di lontarkan oleh suaminya itu. namun, dengan cepat. gadis itu menepis perasaan aneh, yang menggelayut di hstinya itu.
"loe ngapain sih, ?" tanya gadis itu ketus. namun, bukannya menjawab, Aiden malah membenamkan wajahnya di ceruk leher gadis itu.
menghirup aroma tubuh Feby yang entah sejak kapan, membuatnya seperti kecanduan itu.
"Aiden, gue mau bersih bersih ih ini udah sore," Feby berusaha melepaskan diri dari laki laki itu.
"yaudah bersihin aja. kan tinggal bersihin ini," Aiden dengan santainya mengatakan hal.itu.
Feby yang mendengarnya, hanya bisa menghela nafas panjang. entah mengapa, Frby merasa jika Aiden menjadi sosok yang super duper menyebalkan akhir akhir ini.
tak lama, mereka selesai dan segera masuk ke ruang ganti.
"hari ini, aku mau ke tempat basket, kamu di rumah aja ya," Aiden berkata seraya mengelus kepala sang istri.
hal itu, membuat Feby tercengang. tubuhnya mematung karena mendapat perlakuan manis itu.
"hsh, dia kenapa sih , akhir akhir ini kok gini,? hih merinding," gumam Feby bergidik ngeri. gadis itu semakin bergidik saat Aiden melangkahkan kakinya, dan tiba tiba,...
Cup
satu kecupan itu, mendarat mulus di kening Feby. hsl itu, membuat Frby seketika membulatkan matanya. dan sebelum tersadar dari lamunanya, Aiden telah terlebih dahulu melarikan diri keluar kamar.
"hah, kenapa dengan dia, otaknya masih aman kan ya,?" Feby bertanya tanya seraya bergidik ngeri.
setelah sekian lama mekamun, Feby segerq turun dari kar, untuk menuju ke lantai dasar.
"Nyonya Muda, anda mau kemana,?" tanya salah satu Maid itu.
"oh, ini aku mau ke toko buku sebentar," Feby berusaha menjawab dengan tenang. agar para Maid itu tak lagi curiga.
"oh, kalau begitu, saya temani ya Nyonya," tawar salah satu dari mereka.
Hal itu membuat Feby gelagapan di buatnya." eh, nggak usah Bi, aku hanyq sebrntar," dengan cepat, Feby langsung mengayunkan langkahnya menuju ke luar rumah.
Feby sama sekali tak menghiraukan teriakan dari para Maid itu. gadis ituswgera menancapg gas mobilnya.
katakan lah dirinya egois karena tak memperdulikan nasip para Maid rumahnya. yang pasti saat ini, dirinya sangat bosan berada di rumah seharian.
tak lama, gadis cantik itu telah sampai di sebuah apartement mewah yang berada di pusat kota itu. dan dengan segera, gadis itu keluar dari mobilnya.
dan langsung memasuki lift menuju ke unit apartemen kedua sahabatnya.
"hay besti apa kabar,?" heboh Feby saat Sivia telah membukakan pintu untuknya.
"hais loe ngapain di sini?" Sivia melongokkan kepala swperti takut jika ada yang melihat mereka.
"loe kenapa Dah,?" tanya Feby seraya duduk disofa ruang tamu. dan dengan segera, Sivia ikut duduk di samping sahabatnya itu.
" loe yang kenapa,? loe ngapain disini,?"tanya gadis iti ketus.
"eh, buset sinis amat Bu," degus Feby pada sahabatnya itu. " ya udah kalau nggak boleh, gue pulang," gadis itu beranjak dari duduknya.
"eh, " Sivia yang terkejut dengan reaksi sahabatnya itu, segera berdiri menghampiri Feby. "kenapa loe jadi baperan gini, kayak orang hsmil aja," gerutunya seraya merangkul pundak Feby.
"emang lagi hamil," gumamnya sangat pelan. tapi, memang Sivia pendengaranya sangat tajam. gadis itu membulatkan matanya.
"loe tadi bilang apa,?" tanya gadis itu. Sivia merasa sangat terkejut.
"nggak bilang apa apa," Feby berkilah dan kembali duduk. dan tanpa di komando, air matanya kembali mengalir bak air bah.
hal itu, membuat Sivia semakin panik di buatnya. " eh, loe kenapa," tanyanya seraya mrrangkul gadis itu.
"gak papa, gue cuma," belum sempat Feby berkata, perutnya sudah berbunyi duluan.
"oh, loe kelaperan sampai nangis,?" tanya Sivia tergelak tanpa suara.
sementara Feby, gadis itu hanya tersenyum tipis. dan lagi lagi, airatanya jatuhembasahi pipi.
"loe di sini aja, gue mau buatin loe sesuatu," Sivia mendorong tubuh Feby pelan. hingga gadis itu terduduk di sofa.
"loe mau ngapain,? jangan bilang loe mau masak,?" tanya Feby penuh curiga.
karena, terakhir gadis itu masak, semuanyq gosong tidak bisa di makan. hingga membuatnya trauma.
"tenang aja kenapa sih, kali ini gue masak beneran dan makananya, layak bahkan sangat layak di masak," Sivia berlalu menuju dapurnya.
sebenarnya, Feby ingin sekali menolaknya. apalagi, masakan Sivia yang bisa di katan tidak layak untuk di konsumsi makluk hidup.
tak lama, gadis itu keluar menghampiri Feby yang masih termangu di tempatnya.
"ini dia, udah jadi ramen sama nuggetnya," gadis itu meletakan nampan yang berisi makanan swjenis mie itu dan segekas air putih.
"hmm pantesan semangat dan yakin banget, orang tinggal tuang terus beres," Feby mendegus kesal
See You...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments