Feby segera mengayunkan langkahnya, mendekati meja paling ujung. dimana aiden dan teman temanya berada.
Brak
Dengan gerakan cepat dan kasar, gadis bermata sipit itu menggerakkan tangannya di atas meja Aiden.
Membuat keempat laki laki itu, mendongak dan menatap gadis yang berada di depannya.
"kenapa, Lo kangen sama gue?" tanya Aiden seraya tersenyum misterius. di ikuti kekehan oleh teman teman Aiden.
Hal itu, membuat Feby berdecak semakin sebal pada laki laki yang berada di depan nya itu.
"Lo tanya kenapa?" Feby menatap tajam ke arah Aiden. " Lo kan yang merusakkan ban mobil gue,?" Tanya Febby dengan berkacak pinggang.
"hehe kalau iya emang, kenapa?" Aiden tersenyum miring dan menaik turunkan sebelah alisnya.
Aiden dengan cepat, bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya, meninggalkan area kantin.
"dasar gila" teriak Feby seraya menghentak hentakkan kakinya karena merasa kesal.
"udahlah Feb, kita keluar aja dari sini, " ajak Sivia seraya menarik tangan Feby.
Hingga mereka ber empat, berada di parkiran. tak lama, sebuah mobil mewah, dengan sengaja menepikan mobilnya di dekat mereka.
"haha rasain," salah satu dari mereka, melongokkan kepala, mengejek Feby dan teman temannya.setelah mengatakan hal itu.
"dasar gila," Umpat Febby dengan nada berapi api. dan sejak saat itu, mereka menjadi musuh bebuyutan hingga sekarang. saat mereka sudah berada di kelas sebelah.
Flashback off
Setelah melamun cukup lama, akhirnya Feby juga ikut terlelap.
Pagi harinya, mereka segera turun dari lantai dua. dan menuju meja makan. tanpa ada yang menyapa.
Mereka segera duduk di kursi meja makan dan menikmati sarapannya, tanpa ada yang bersuara. tiba tiba, suara ketukan pintu, membuat fokus mereka buyar dan segera menoleh ke arah pintu.
Tak lama, ada seseorang, yang masuk dari arah depan pintu. "assalamu'alaikum," sapa seseorang yang baru saja masuk.
Aiden dan Feby, yang melihat itu, segera berdiri dan menghampiri orang itu.
"wa'alaikum salam, Mah kok pagi pagi kesini?" tanya Aiden seraya mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.
"iya, mau lihat anak sama menantu mamah." Yunita tersenyum kearah dua remaja itu.
Mereka segera mengajak wanita paruh baya itu, duduk di meja makan.
"sarapan bareng yuk," tawar Feby seraya tersenyum lembut pada wanita itu.
"boleh saja, soalnya mamah juga belum sarapan." Yunita tersenyum tipis.
Feby menganggukkan kepala, dan segera mengambilkan piring, kemudian menaruh nasi, dan kawan kawannya.
"kalian kok biasa saja? " tiba tiba Yunita melontarkan pertanyaan yang membuat Feby dan Aiden, saling berpandangan.
"maksudnya?" tanya mereka berdua yang memang, tidak mengerti.
"iya, rambut kalian kok nggak basah,?" tanya Yunita yang langsung membuat Feby tersedak minumannya sendiri.
uhuk uhuk
Dengan cepat dan mungkin juga reflek, Aiden menepuk tengkuk sang istri. hal itu, membuat Yunita tersenyum tipis.
"semoga, kalian bisa memupuk rasa di dada Ya," gumam Yunita dalam hati.
"kenapa memangnya, mah?" tanya Feby pura pura polos.
" kalian belum melakukan itu?" tanya Yunita tersenyum tipis.
"belum mah, kita kan masih sekolah, " Aiden dengan entengnya. mengatakan itu. membuat Feby yang berada di samping suaminya.
"Ya nggak Papa. lagipula, kalian kan suami istri, dan juga Kepala sekolah kan tau kalau kalian menikah," Yunita masih kekeh.
Membuat mereka berdua, sama terdiam dalam lamunan masing masing.
Di sepanjang jalan, menuju sekolah, Feby memilih diam. ia menggunakan mobil pemberian dari suaminya itu.
Sementara Aiden, laki laki itu, memilih untuk pergi ke sekolah, menggunakan motornya. karena memang,laki laki itu, akan bertemu sang kekasih.
Lima belas menit kemudian, mobil yang di tumpangi Feby, telah sampai di gerbang sekolah. dan segera, memarkirkannya di parkiran khusus mobil.
Saat gadis cantik itu keluar dari mobil, ternyata, ketiga temannya sudah berada di samping mobilnya.
"mobil Lo baru Feb,?" tanya Imelda yang merasa takjub dengan mobil baru sahabatnya itu.
"iya, ayo masuk," ajak Feby seraya menarik tangan para sahabatnya.
Sepanjang perjalanan menuju kelas, mereka ber empat, melangkah bersama dengan canda tawa. dengan formasi, Feby dan Sivia berada di belakang, sementara Imelda dan Renata, berada di depan.
"gimana rasanya?" tanya Sivia berbisik di telinga Feby.
Membuat gadis itu, menautkan alisnya karena merasa bingung dengan pertanyaan Sivia.
"rasanya apa?" tanya Feby.
"rasa malam pertama." ucap Sivia. sontak saja, Feby yang mendengarnya, langsung memukul bahu gadis itu.
Membuat si empunya, memekik karena kesakitan." aw sakit tau Feb," gerutu Sivia.
"makanya, jangan ngomong sembarangan," Feby berucap seraya mencebikkan bibirnya.
"lah, salah dari mananya, kalian kan udah suami istri, wajar dong, kalau ngelakuin itu,?" tanya Sivia yang masih merasa kepo.
"iya wajar kalau yang ngelakuin itu, pasangan saling cinta, lah gue sama dia kan karena perjanjian bisnis," ucap Feby.
Membuat Sivia, hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. hampir saja Sivia melupakan sesuatu, jika sahabatnya itu, menikah bukan karena cinta. tapi, karena perjodohan.
"kalian ngomongin apa sih?" tanya Renata seraya menoleh ke belakang. membuat Sivia dan Feby, segera menghentikan obrolannya.
"nggak ngomongin apa apa kok," jawab Sivia cepat. tak lama, mereka ber empat, sudah sampai di kelas X- B. dan dengan segera, Feby dan teman temanya, masuk ke dalam kelas.
Dan di sana, terlihat Aiden sedang bersama Syafira. mereka memang menjalin hubungan. karena Aiden menilai, jika Syafira, adalah sosok gadis yang sangat lembut.
Dengan cueknya, Feby melangkahkan kakinya, menuju tempat duduknya yang berada di tengah tengah.
"Lo nggak cemburu?" tanya Sivia. yang memang, menjadi teman sebangku Feby.
"hah, ngapain gue cemburu,? kalau di depan itu Reza, baru gue cemburu," Feby mengatakan itu dengan percaya diri.
"eh, omong omong soal Reza, berarti Lo sama dia, pasangan selingkuh dong,?" tanya Sivia.
"hmm ya bisa di bilang iya, bisa di bilang nggak. lagipula, kita hanya menikah untuk sementara aja," ucap Feby tersenyum lebar.
Mendadak, Sivia yang berada di sampingnya, menjadi takut saat Feby tersenyum sendiri.
"Lo kenapa? kok senyum senyum sendri,?" tanya Sivia seraya, menggoyang goyangkan tubuh Sahabatnya itu.
"tuh," tunjuk Feby dengan jemari lentiknya, membuat Sivia, mengikuti arah tangan Feby.
"oh, kirain Lo kesambet," ucap Sivia seraya mulai mengeluarkan buku tulisnya.
Sementara itu, Renata dan Imelda yang berada di belakang Feby dan Sivia, mengarahkan pandangan kearah yang berbeda.
jika Renata, memandangi kearah Aiden, maka berbeda dengan Imelda. gadis itu, memandangi Reza, yang mulai mendekat, dengan ekspresi yang sulit di artikan.
"halo bidadarinya Reza, baru sampai ya,?" tanya laki laki berkaca mata itu.
"iya Za, baru aja duduk. ada apa,?" tanya Feby tersenyum tipis.
"nggak papa, aku cuma mau ngasih ini sama kamu," ucapnya, seraya menyerahkan kotak bekal itu.
See you..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Mustika Wati
lanjutt thorr ,
2022-12-09
1