Saat mereka berdua hendak membaringkan tubuhnya, justru mereka berdua menjadi salah tingkah sendiri.
"huh, mendingan gue tidur di sofa," gadis cantik itu, beranjak dari tempat tidurnya dan hendak kearah sofa. tapi dengan cepat, Aiden menarik tangan gadis itu. hingga tubuh rampingnya, terhempas ke belakang.
"Lo tidur di sini aja, biar gue yang tidur di sofa," setelah mengatakan hal itu, Aiden segera turun dari ranjang, dan bergegas ke arah sofa.
Laki laki itu, segera membaringkan tubuh kekarnya, kearah sofa. sementara itu, Feby masih tampak tercengang.
"dia beneran Aiden yang menyebalkan itu,?" tanya Feby entah pada siapa.
Karena memang, gadis itu masih tak menyangka jika laki laki itu, bisa berbuat baik padanya.
Padahal pada awal masuk sekolah, hingga saat ini mereka sudah kelas sebelas, Aiden dan Feby tak pernah akur sama sekali.
Flashback on.
Pagi ini, di sebuah parkiran sekolah sekelompok siswi, sedang berjalan ber iringan untuk memasuki mobil masing masing.
Mereka tampak asyik bercengkrama satu dengan yang lain. hingga para gadis itu, tak sengaja menabrak seorang siswa laki laki yang sedang berjalan.
"eh, sorry sorry nggak sengaja," ucap gadis itu.
Sontak saja, laki laki yang baru saja mereka tabrak, mendongak dan menatap tajam sekumpulan cewek cantik itu.
"kalian nggak punya mata, ya?" tanya laki laki itu seraya menunjuk salah satu dari mereka.
Merasa terpancing emosi, gadis yang paling cantik di antara mereka, maju untuk menghadapi laki laki sok jagoan itu.
"heh, kita itu udah bicara dengan nada sopan, kenapa Lo malah nyolot," ucap si gadis pemberani, yang tak lain adalah Feby.
"Feb, udah nanti kalau ketahuan guru kita ribut, bisa gawat!" Sivia memperingatkan agar sahabatnya itu, tak membuat masalah.
"Lo tenang aja, ngelawan satu cecunguk ini, pasti akan sangat mudah buat gue," Feby tertawa nyaring.
Hal itu, membuat Aiden yang mendengarnya, menjadi semakin geram. "apa tadi Lo bilang, cecunguk,?" heh, anda terlalu meremehkan orang nona," ucapnya, penekanan.
Tak lama, suara tepukan tangan terdengar dan munculah beberapa laki laki, yang ternyata, sedari tadi, berada di balik mobil.
Feby dan teman temanya, sontak berjalan mundur karena sedikit merasa takut dengan jumlah mereka yang memang, lebih banyak itu.
"hah, Lo kenapa, takut?" tanya Aiden dengan senyum miringnya.
"gak ada kata takut di dalam kamus gue," ucap Feby dan dengan secepat kilat, menginjak kaki Aiden.
"akhh Pekik laki laki itu, yang merasa kesakitan. hal itu, di manfaatkan oleh Feby dan teman temannya, untuk menggunakan jurus pamungkas. yaitu, jurus seribu bayangan alias berlari sekencang mungkin.
"awas loe ya," geram Aiden.seraya mengepalkan tangannya kuat. saat melihat untuk pertama kalinya, ada yang beranu berurusan drngan dirinya.
"loe nggak papa,?" tanya salah satu dari mereka.
"tenang saja, gadis itu akan membayar mahal dengan apa yang mereka perbuat," Aiden, mengeluarkan senyum menyerigai.
Membuat semua sahabatnya, mengangguk seakan mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Aiden.
Sementara itu, di lain tempat, Feby dan semua temanya tertawa terbahak karena berhasil mengerjai satu lagi musuhnya.
"haha rasain, pasti tuh cowok sekarang, lagi kesakitan," ucap Feby tersenyum puas.
"ah, tapi nggak seru, karena tadi loe cuma nginjek sepatunya," seru salah satu dari mereka.
"hehe, siapa bilang gue cuma nginjek sepatunya, gue juga nempelin sesuatu di punggungnya," seru Feby melangkah, meninggalkan teman temanya, yang masih tertegun akibat keheranan.
Dan benar saja, saat Aiden melangkah hendak menuju ruang kelasnya, semua orang yang laki laki itu temui, tertawa terbahak
Hal itu, membuat Aiden merasa aneh dan menoleh ke belakang. laki laki itu, membulatkan matanya, saat menyadari ada kertas bertuliskan...
" Aku Aiden si bencong, aku butuh pelukan kalian. jika kalian mau ku peluk, maka kalian akan mendapatkan hadiah dari ku. sebuah kecupan 😘😘
Aiden meremas kertas itu , dengan sorot mata tajamnya. seakan, laki kaki itu, hendak menguliti mangsanya hidup hidup.
Kemudian, sebuah senyuman misterius, muncul dari kedua bibirnya. "rupanya, Lo ingin main main ya," ucap Aiden menyeringai.
Lalu, laki laki itu, mengajak semua teman temanya, untuk menuju ke parkiran.
"rasakan ini " ucap Aiden seraya mengendurkan penutup ban mobil Feby. dan dengan sengaja, menusuknya hingga bolong.
Aiden dan teman temanya, berani melakukan itu, karena memang, di area parkiran, tidak ada CCTV,. sehingga mereka bisa melakukan hsl sesuka mereka.
"semua sudah beres," ucap salah satu dari mereka yang bernama Tio.
"bagus!! kita segera pergi dari sini, sebelum ada yang melihat kita," dengan cepat, mereka berlima, berlalu pergi meninggalkan area parkiran.
skip pulang sekolah.
Bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu. semua siswa, berhamburan keluar dari kelas masing masing.
Termasuk juga empat sekawan yang terdiri dari, Feby, Sivia, Renata, dan satu lagi yang paling memiliki wajah imut yaitu Imelda.
Bahkan saking imutnya, si Imel sampai di katakan masih SMP saat mereka sedang nongkrong di cafe.
Mereka berempat, keluar dari kelas. menyusuri koridor sekolah menuju tempat parkir.
"lihat tuh empat gadis itu, gayanya dok banget, gue aja, jadi pengen muntah ngelihatnya," seru salah satu dari siswa yang berada di koridor.
Sengaja, suaranya di perbesar, agar mereka berempat, dengar. dan memang benar, si empat sekawan itu, mendengarnya.
Lalu, dengan segera, mereka berempat berbalik arah dan tersenyum miring.
"Lo bilang, Lo mual kan ngeliat kita, jangan jangan lo hamil lagi," Feby berucap seraya terbahak. kemudian, mereka meninggalkan gadis yang bernama Syafira itu.
Entah mengapa, saat pertama kali melihat Syafira, Feby merasa jika gadis itu sangat membencinya. bahkan, pernah dengan sengaja, menepis kaki Feby saat berjalan.
Membuat gadis itu, hampir saja jatuh jika tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.
Sesampainya di parkiran mobil, Feby dan teman temanya, tampak kebingungan. bukan karena mobilnya hilang.
Namun, karena keadaan mobil mereka, yang sangat memprihatinkan.
"Feb, ini kayaknya, mobil kita ada yang ngerjain deh," ucap Sivia seraya menunjuk kearah empat mobil, yang berjejer di tempatnya.
"hah, siapa yang berani macam macam sama kita,?"tanya Imelda panik.
Masalahnya, mobil itu, adalah pemberian dari Papanya. saat dirinya berulang tahun yang ke tujuh belas.
Jadi sebisa mungkin mobil itu, harus di rawat dengan baik.
"hmm sepertinya, gue tau siapa orangnya," Feby, tersenyum penuh arti.
"siapa,?"tanya Sivia yang merasa geram dengan kejadian ini.
"ikut gue," Feby dengan cepat, melangkahkan kakinya, menuju suatu tempat. Sivia dan yang lainnya pun, juga mengikut sang ketua geng itu.
Tak lama, Feby terhenti di pintu kantin dan mengedarkan pandanganya, ke seluruh penjuru kantin.
See you..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
melodyfatma
ayo Thor, lanjutkan
2022-07-18
2