Feby keluar dari jamar tamu, dan menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk mengambil serwgamnya.
gadis itu, terlihat berjalan dengan sangat pelan menuju kamarnya.
ceklek
suara pintu di buka dan dengan segera gadis itu masuk untuk mengganti pakaiannyadengan seragam sekolah.
setelah selesai, Feby segera memasukan buku buku pelajaran kedalam tasnya. kemudian bergegas keluar kamar.
sesampainya di lantai bawah, Feby segera menuju ruang makan dan meniati sarapannya. tanpa mwnunggu Aiden yang baru saja keluar dari kamar tamu menuju kamar pribadi mereka..
gadis itu, tak memprrdulikan tatapan sang suami yang swkilas meliriknya. saat menaiki anak tangga.
"Nyonya mau makan apa,?" tanya salah satu Maid yang berdiri di belakangnya.
"nasi goreng sosis aja Bi," Feby menunjuk kearah atas mwja.
para Maid segera menganggukan kepala dan melayani sang majikan.
setelahnya, Feby makan dengan lahap. seperti tidak ada hal yang terjadi. sedangkan Aiden yang baru keluar dari kamar, segera menyusul sang istri sarapan.
tepat setelah Aiden turun dan menarik kursi makan, Feby berdiri karena telah selesai sarapan.
"gue berangkat dulu, assalamau'alailum," Feby segera menarik tangan suaminya untuk brrpamitan.
gadis itu mengayunkan kakinya, menuju pintu keluar. dan tepat di depan rumahnya, terlihat Reza sudah stand bay di sana.
"eh, Reza kamu sudah ada di sini," Feby terlihat sedikit terkejut dan was was.
was was karena takut Reza bertemu dengan Aiden. bisa bisa hancur sudah dunia persilatan.
"iya aku kesini may jemput kamu," laki laki itu, tersenyum tipis.
Feby segera masuk kedalam mobil kekasihnya itu. dan Reza segera melajukannya meninggalkan halaman rumah itu.
tanpa di sadari, ada yang menatap tajam kearah Mobil yang mulai bergerak menjauh.
"dasar b3r3b9s3k !! ' teriak Aiden tertahan. kemudian, laki laki itu, segera bergegas mengambil kunci motornya.
dan melajukannya, mengikuti mobil yang membawa sang istri.
****
lima belas menit kemudian, Mobil Reza telah sampai di gerbang sekolah. dan tak lama, terlihat scurity, membukakan pintu gerbang.
karena memang, jam sudah menunjukan pukul tujuh kurang lima belas menit. sehingga gerbang sudah harus di tutup.
"kamu masuk sana," Reza mengelus kepala kekasihnya dengan sayang.
Feby hanya menganggukan kepala. dsn mengatmyunkan langkahnya. memasuki kelasnya.
"huh, dasar alay. masuk kelas saja, harus di antar," Syafira mencibir dengan nada yang sangat menyebalkan di telinga Feby.
"sudahlah, jangan di hiraukan Ocehan dia, anggap aja, dukun yang sedang membaca mantra," tiba tiba, Sivia menepuk pundak Feby.
membuat gadis itu, seketika menoleh dan menganggukan kepala.
tak lama, Renata dan Imelda juga ikut masuk kedalam kelas.
"kenapa kalian ada di depan kelas,?" tanya Imelda. menatap dua sahabatnya itu, dengan heran.
"lagi nungguin mbah dukun selesai baca mantra," Sivia menahan tawanya agar tidak meledak saat itu juga.
"emabg, di sini ada mbah utun,?" tanya Renata yang beranggapan serius.
"tuh, yang lagi natap kita," tunjuk Sivia pada salah satu bangku.
Renata dan Imelda, mengikuti arah jari sahabatnya. seketika tawa ke empat gadis cantik itu meledak.
"hahaja, loe tuh ya, nanti dia ngamuk loh, kalau tau di katain," Imelda menyeka airmata yang tiba tiba terjatuh karena saking kerasnya gadis itu tertawa.
tiba tiba, tawa mereka terhenti saat mendengar suara bariton dari belakang. sontak saja, ke empat gadis itu, segera menoleh.
dan mendapati, Aiden berdiri di sana, dengan berkacak pinggang.
" kalian kalau mau ngerumpi, jangan di sini, bikin malu saja," ucapnya dengan wajah datar.
hal itu, membuat Renata dan Sivia, mengeluarkan tanduknya.
"yaelah kayak loe paling bener aja," Sivia berkata sinis.
"tau tuh, padahal dia juga sama aja," timpal Renata menatap tajam ke arah Aiden.
"ya gue kan ketua kelas kalian, jadi wajar kalau gue nasehatin kalian," Aiden masih tak terima.
"hah, gaya loe nasehatin kayak suami aja," Renata berkata lantang.
hal itu, membuat Feby sedikit gusar. bagaimana jika seandainya Renata dan semua orang tau tentang masalah pernikahan rahasia ini,? hati Feby bertanya tanya.
dan disaat mereka tengah berdebat hal yang tidak penting, Imrlda memilih untuk diam dan melangkah masuk kedalam kelas.
Feby yang melihatnya, segera mengikuti langkah sahabatnya itu.
mereka segerq duduk di kursi masing masing. dsn tak lama, Sivia dan Renata, juga ikut masuk ke dalam kelas.
di susul oleh Aiden yang langsung di sambut oleh Kekasihnya. yang menggandeng tangan laki laki itu.
tiba tiba saja, air mata Feby terjatuh begitu saja. mengingat dirinya sudah menjadi bekas Aiden. dan suatu saat pasti akan meninggalkan bekas.
sementara Aiden, laki laki itu, bisa benas karena tak akanada bekas yang mencolok.
"loe kenapa nangis Feb,?" tanya Sivia. karena sedari tadi, gadis itu memperhatikan Feby. " jangan bilang loe cemburu sama mereka,?" tuduhnya. yang lanhsung mendapat tatapan tajam dari Feby.
"enak aja, siapa juga yang crmburu, nggak sudi!!" hardiknya. membuat Sivia terkekeh pelan.
"eh, katanya, bakal ada siswa beru dan kalian pasti tidak akan menyangkanya," tiba tiba saja, Renata berkata begitu dengan melirik Feby.
"siapa,?" tanya Sivia. belum sempat gadis itu menjawab, seorang guru telah terlebih dulu masuk kedalam ruang kelas.
"pagi anak anak, hari ini, kita kedatangan tamu. ayo silahkan masuk," wali kelas itu, mempersilahkan seseorang untuk masuk ke dalam kelas.
Deg.
jantung Feby, seakan ingin lepas dari tempatnya. saat mengetahui siapa yang masuk.
"dia sekolah di sini,?" tanya Feby dalam hati. gadis itu segera menundukan kepala. agar siswa baru itu, tidak dapat mengenalinya.
"ayo, perkenalkan namamu," Bu Irma wali kelasnya berucap.
"kenalin, nama saya Rangga Aditya. pindahan dari kota A," ucapnya seraya tersenyum tipis.
pandanganya, menyapu keseluruh ruang kelas. dan tak sengaja, netranya menangkap sosok yang dirinya rindukan selama ini.
"silahkan duduk di bangku paling pinggir," Bu Irma mempersilahkan Rangga untuk segera duduk.
Rangga menganggukan kepalanya. dan segera mengayunkan langkahnya. tampak, laki laki itu, terhenti sejenak di pinggir bangku Feby.
kemudian, laki laki itu, segera menuju tempat duduknya. " tidak salah lagi," gumamnya tersenyum tipis.
sementara itu, Sivia yang baru tersadar dari keterkejutannya, segera menyengggol lengan Feby.
"urusan loe makin sulit Feb, antara Suami, Pacar sama mantan, dan gue rasa, ketiga laki laki itu, sama sama bucin sama loe," Bisik Sivia.
"ngaco aja, mana mungkin Rangga sama Aiden suka sama gue," kilah Feby. padahal, gadis itu juga merasa tidak yakin jika Rangga tak ada rasa dengannya.
"yee di bilangin juga, dari tatapannya aja, gue udah yakin kalau Rangga masih suka sama loe," Sivia menekankan kalomatnya.
sementara itu, Aiden menatap bingung dengan situasi saat ini.
See You
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Juliai Ani
banyak saingan Aiden
2023-02-16
1
rusidah siti
rival Aiden 2 orang.
2022-12-30
0