3 hari setelah kejadian tersebut Pandu dan Felicia tidak saling komunikasi karena Pandu mengira jika hp kekasihnya masih di sita Papahnya dan di satu sisi ia menyiapkan keperluannya untuk kuliah di luar negeri.
"Sebenarnya berat kalau harus LDR dengan Felicia.. gue gak bisa bayangin gimana kangennya nanti, tapi kalau gak nurutin malah membuat daddy marah besar dan mengancam perusahaan akan di teruskan sama assisten pribadi daddy," batin Pandu galau.
Tok.. Tok.. Tok.. suara ketukan pintu kamar Pandu.
"Apakah daddy boleh masuk?" tanya Hartanto-daddy Pandu.
"Tentu.." jawab Pandu lalu Hartanto masuk ke kamar anak semata wayangnya.
"Hai boy kenapa sedih? tell me," sapa Hartanto penuh perhatian.
"Gak ada apa-apa.. ada apa dad?," tanya Pandu mengalihkan pembicaraan.
"Kamu sudah siap kuliah di sana? daddy harap kepulanganmu nanti bisa langsung memimpin perusahaan, daddy sudah tua jika terus menerus bekerja nantinya capek dan jatuh sakit, daddy sudah tidak muda lagi dan hanya kamu satu-satunya harapan daddy," ucap Hartanto dengan lembut sambil menepuk pelan bahu Pandu.
"I know dad.." jawab Pandu sendu.
"Terima kasih sudah mengabulkan keinginan daddy untuk meneruskan perusahaan yang sudah daddy rintis dari nol, menjadi perusahaan sampai besar seperti ini tidak mudah, maka dari itu daddy berharap penuh denganmu," ucap daddy penuh harap.
"Pandu usahakan tidak mengecewakan daddy.. Pandu akan berusaha yang terbaik," jawab Pandu dengan senyum terpaksa.
"Terima kasih.. daddy tunggu sampai waktu itu datang karena kamu anak daddy satu-satunya, percayalah rasa berat meninggalkan orang yang di sayang itu suatu saat akan berbuah manis karena dulu daddy pernah mengalaminya ketika harus LDR 4,5 tahun dengan mommy. Kami yakin bisa melewatinya dan sekarang kami masih bersama ditambah kehadiranmu menjadi penyempurna hidup kami boy," ucap Hartanto menyeka air mata.
"Jadi sebelum menikah Daddy LDR dulu?" tanya Pandu penasaran.
"Iya kami LDR Amerika-Indonesia 4,5 tahun dan itu tidak mudah, dari perbedaan waktu saja sudah berbeda jam jauh apalagi kesibukan daddy yang tak henti-hentinya belajar," ucap Hartanto flashback.
"Apa yang membuat Daddy yakin kalau bisa melewati semua ini dengan mommy?" tanya Pandu penasaran.
"Karena cinta, setia dan saling percaya, daddy dan mommy menjalani kisah cinta dari masa SMP, jadi tidak membutuh keraguan di hati kami untuk LDR. Mommy senantiasa menyemangati Daddy tanpa henti dan mendukung apapun pencapaian yang ingin Daddy raih, maka dari itu Daddy bertekad untuk sukses dan menikah dengan Mommy ketika sudah kaya raya agar mommy tidak lagi hidup susah," ucap Hartanto mengingat perjuangannya sebelum sukses.
"Berarti mommy tipe wanita yang sangat setia, pantas saja daddy selalu memberikan yang terbaik untuk mommy dan selalu membahagiakannya, Pandu jadi kagum dan terinspirasi pada kisah cinta kalian," jawab Pandu terharu.
"Maka dari itu kejarlah mimpi setinggi langit, meskipun sekarang posisinya kamu tinggal meneruskan usaha daddy tapi kalau tidak ada ilmu yang matang bisa bangkrut usaha yang sudah daddy bangun dengan susah payah, kamu nantinya juga bisa membuka perusahaan sendiri dan setelah itu menikahi perempuan yang kamu sayang dengan persiapan yang sudah matang usia serta financial, kamu tidak mau kan ketika menikah nanti membuat hidupnya susah?" ucap Hartanto memotivasi.
"Tidak dad.. aku ingin memberikan Felicia kehidupan yang sangat baik kalau bisa melebihi apa yang papahnya beri, thanks dad sudah meyakinkan Pandu dan membuka cara fikir Pandu.. sebenarnya Pandu sempat tidak terima ketika daddy tiba-tiba mendaftarkan Pandu kuliah di luar negeri, setelah tau alasannya sekarang Pandu jadi yakin jika rencana daddy itu nantinya yang terbaik untuk Pandu" ucap Pandu senang lalu memeluk Daddynya.
"Tidak ada orang tua yang menjerumuskan anaknya," jawab Hartanto membalas pelukan Pandu.
"I'm so proud of you, dad," ucap Pandu dengan sangat bangga.
"Thank you boy.." jawab Hartanto terharu.
"Rasanya sudah banyak momen yang aku lewati dengan Pandu hingga kini anak semata wayangku sudah memasuki jenjang kuliah, maafin daddy karena terlalu sibuk bekerja, percayalah daddy lakuin ini demi memberikan kehidupan yang sangat baik untukmu juga Dina dan juga masa depanmu nantinya karena daddy ingin ketika Daddy pensiun nanti tinggal menikmati semuanya tanpa perlu kesusahan financial," batin Hartanto.
"Perjuangan daddy dan mommy tidak mudah dan penuh liku, aku kira mommy dan daddy dulunya sudah hidup enak dan bertemu di acara sosialita lalu menikah, tak taunya mereka bertemu di masa SMP dan terus merawat serta menjaga rasa cinta keduanya hingga sekarang. Laki-laki berkualitas pasti nantinya akan bersanding dengan perempuan yang sama.. Jadi gue harus fokus kuliah dan meraih cita-cita agar pantas bersanding dengan Felicia, semoga usaha untuk memantaskan diri bersanding dengan Felicia berjalan dengan lancar," batin Pandu yakin.
"Yaudah kalau gitu daddy tinggal dulu karena mommy ngajakin belanja, biasa perempuan kalau mau arisan harus selalu pakai yang baru.. Untung daddy sayang sama mommy jadi siap siaga menemaninya belanja," ucap Hartanto menepuk bahu Pandu lalu pergi.
Drrt.. Drrt.. dering hp Pandu.
"Felicia? akhirnya.." gumam Pandu senang lalu mengangkat telfon.
"Halo sayang?" sapa Pandu.
"Iya sayang, kamu kemana aja berhari-hari gak ada kabar sama sekali.. Aku khawatir," ucap Felicia cemas.
"Maaf sayang aku kira hpmu masih di sita sama om Tanoe makanya aku menunggu dulu kabar darimu," jawab Pandu dengan lembut.
"Hpku gak pernah di sita sama papah lalu darimana kamu punya fikiran seperti itu?" tanya Felicia terkejut.
"Pagi hari setelah kejadian kamu mabuk aku menghubungimu untuk menanyakan kabar dan kebetulan om Tanoe yang menjawab jadi ya aku berfikirnya hpmu disita," ucap Pandu jujur.
"Ha? kok papah gak ada omongan apapun ya?? kamu pasti kena marah ya sayang?? maafin Papah ya," jawab Felicia merasa bersalah.
"Enggak kok, apa yang disampaikan Papahmu itu bener, jadi ya aku memakluminya, oh iya sebentar lagi aku mau main ke rumahmu sayang," ucap Pandu mengalihkan pembicaraan.
"Wah boleh tuh aku tunggu sayang, i miss you so much," jawab Felicia manja.
"Aku pun juga sangat merindukanmu.. tunggu ya," ucap Pandu lalu mematikan telfon dan bersiap-siap ke rumah Felicia.
20 Menit kemudian Pandu sudah tiba di Rumah sang kekasih.
Ting tong... Bel rumah Felicia.
"Eh.. den Pandu, udah lama gak kelihatan bibi fikir kalian putus, mari masuk den," sapa Bibi dengan ramah.
"Hehe enggak kok bi kebetulan lagi ada urusan, Felicia ada?" tanya Pandu.
"Ada, sebentar bibi panggilkan," jawab bibi berlalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments