Episode 20-Soetanoe murka

Sudah seminggu setelah Soetano mengintrogasi Bram sampai sekarang tak kunjung ada titik terang. Pihak Bram seperti enggan untuk membicarakan ini ke jenjang yang lebih serius.

Ketika selesai makan siang Soetanoe menyuruh Felicia menelfon Bram.

"Fel sudah seminggu papah menunggu kabar dari Bram tapi kenapa dia masih saja gak ada memberimu kabar? apa dia enggan menikahimu?" tanya Soetanoe penasaran.

"Feli kurang tau pah terakhir komunikasi ketika dia kesini," ucap Felicia sedih.

"Kurang ajar beraninya dia mempermainkan kami, telfon dia sekarang," perintah Soetanoe geram.

"I.. iya pah," jawab Felicia takut lalu menelfon Bram dan nahas nomornya tidak bisa di hubungi.

"Gimana? gak diangkat?" tanya Soetanoe memprediksi.

"Bukan pah.. tapi nomornya gak aktif, gak tau sejak kapan," jawab Felicia dengan raut wajah sedih.

BRAK.. "APA?? SEKARANG KITA KE RUMAHNYA," ucap Soetanoe emosi dan menggebrak meja makan hingga kacanya retak.

"Pah tanganmu terluka sebaiknya di obati dulu," ucap Vina khawatir.

"Luka ini gak seberapa dibanding luka yang dibuat anak kesayanganmu itu, ayo ke rumah Bram sekarang," ajak Soetanoe dengan emosi yang menggebu.

"Tapi pah.." jawab Felicia terpotong.

"TAPI APA? JANGAN BILANG KAMU GAK TAU RUMAHNYA BRAM, IYA?" gertak Soetanoe.

"Ta... tau kok pah tapi apa gak sopan kalau kita kesana tanpa mengabari dulu," ucap Felicia mencari alibi.

"Ah gak penting pakai acara kabar-kabaran, Bram aja menghilang tanpa kabar dengan kondisimu berbadan dua, ikut Papah ke rumahnya sekarang atau anak buah Papah yang akan turun tangan mengatasi Bram dan keluarganya," ancam Soetanoe dengan emosi.

"Iya pah Felicia ikut.. ayo Mah," ajak Felicia menggandeng tangan Vina dengan wajah ketakutan.

Setelah 15 menit akhirnya sampai juga di Mansion Bram.

"Ini rumahnya? kamu gak salah rumah kan?" tanya Soetanoe tak percaya dengan rumah Bram yang sangat megah dan luas.

"Iya ini rumahnya Bram, kenapa papah malah gak percaya?" tanya Felicia heran.

"Karena papah fikir kekayaannya tak seberapa dengan kita," ucap Soetanoe dengan tak percaya.

"Papah ini ya masih bisa-bisanya mikir kekayaan, tadi ngajak kesini sambil marah-marah.. mana wibawamu pah? jangan karena dia anak orang kaya raya terus termaafkan kesalahannya," ucap Vina kesal.

"Benar mah.. papah cuma gak percaya aja, kalau masalah pertanggung jawaban Felicia ya itu tetep nomer 1, papah tetap minta mereka menikahi Felicia," ucap Soetanoe mantap lalu mereka masuk ke Mansion Bram.

Ting tong.. Bel mansion Bram.

"Maaf tuan dan nyonya mencari siapa? apakah sudah membuat janji sebelumnya?" tanya ART.

"Kami dari keluarga Soetanoe, kedatangan Kami kesini ingin bertemu dengan Bram dan orang tuanya karena ada hal penting yang dibahas, jadi tolong panggilkan majikan anda," ucap Soetanoe dengan wajah angkuh.

"Baik silahkan masuk dan duduk dulu," jawab ART mempersilahkan masuk lalu bergegas pergi.

Di ruang keluarga Bram mereka sedang bersantai ria.

"Permisi tuan dan nyonya ada tamu di depan katanya ingin membahas sesuatu yang penting beserta den Bram juga," ucap ART dengan hati-hati.

"Siapa dia bi?" tanya Wijaya terkejut.

"Mereka bilang katanya dari keluarga Soetanoe," ucap ART sambil menunduk.

"Soetanoe Grup? ada apa dia sampai datang kesini? Bram apa kamu membuat ulah?" tanya Wijaya mengintimidasi.

"Ya.. memang anak kamu membuat ulah sangat fatal terhadap putriku, maaf jika saya lancang langsung kesini karena saya sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan anda," ucap Soetanoe tiba-tiba datang dan membuat semuanya terkejut.

"Pak Tanoe apa kabar? duduk dulu dan kita bicarakan ini sambil minum teh," ucap Wijaya mencoba menenangkan.

"Saya tidak ingin berbasa-basi bapak Wijaya terhormat, jika bukan karena ulah anak anda tidak mungkin saya bela-belain datang kemari," ucap Soetanoe penuh penekanan.

"Bram bisa dijelaskan ada apa ini dan kenapa Pak Tanoe sampai semarah ini padamu?" tanya Wijaya pada anaknya.

"APA? JADI KAMU BELUM MENGATAKAN APAPUN KEPADA ORANG TUAMU? KAMU MENGHINA SAYA? HAH!!" ucap Soetanoe dengan penuh emosi.

Mendengar Soetanoe berteriak membuat Vina dan Felicia berlari ke ruang keluarga untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Pah ini dirumah orang jadi jangan marah-marah," bisik Vina.

"Biarkan mah.. biar dia tau bagaimana rasanya berurusan dengan papah, Bram kurang ajar mah, sampai sekarang dia tidak mengatakan apapun kepada orang tuanya, untung kita segera kesini, coba kalau menanti sampai berbulan-bulan bagaimana nasib Felicia nantinya?" ucap Soetanoe sambil melirik Bram tajam dan yang dilirik hanya menunduk takut.

"BRAM" gertak Wijaya dengan lantang.

"Iya Pah.." jawab Bram gugup.

"JELASIN INI SEMUA," gertak Wijaya dengan tatapan tajam.

"Pah.. Mah.. kedatangan orang tua Felicia kesini karena mereka meminta pertanggung jawaban Bram, karena Bram.. karena Bram sudah menghamili Felicia," ucap Bram gugup dan badannya bergetar.

"APA!!!" teriak Wijaya terkejut dan langsung menampar anaknya.

Plak.. Plak.. Plak.. "PANTAS SAJA MEREKA DATANG KESINI DENGAN WAJAH TAK BERSAHABAT KARENA KAMU MEMBUAT ANAKNYA HAMIL,KAMU SUDAH MERUSAK ANAK SEMATA WAYANGNYA, MERASA UDAH JAGOAN?" ucap Wijaya penuh emosi.

"Mari kita bicarakan ini sambil duduk, bi tolong buatkan minum untuk tamu kita biar kondisinya sedikit tenang," ucap Wina berusaha bersikap normal.

Lalu mereka duduk dan lagi-lagi Soetanoe tak bisa menahan amarah yang sudah membuncah karena Bram terus saja diam.

"Bagaimana ini pak Wijaya? anak saya butuh pertanggung jawaban karena semakin lama kandungannya semakin membesar, saya fikir Bram sudah menjelaskan semuanya pada anda tetapi anda dan keluarga enggan bertanggung jawab, ternyata Bram yang pengecut," sindir Soetanoe tersenyum sinis.

"Maafkan kami, memang posisinya saya dan suami tidak mengetahui apapun, pantas saja seminggu ini Bram lebih sering di rumah dan banyak diam, ternyata ini masalahnya.. jujur saya sebagai orang tua sangat malu terhadap kelakuan Bram, saya tidak menyangka kalau Bram sampai berbuat seperti ini," ucap Wijaya penuh penyesalan.

"Lantas bagaimana jalan keluarnya? tujuan kami datang kesini untuk itu," ucap Soetanoe ketus.

"Ya mereka harus menikah secepatnya pak Tanoe.. tidak ada jalan keluar lain, saya tidak mau Felicia menggugurkan kandungannya karena di dalam rahimnya ada calon cucu kami," ucap Wijaya dengan bijak.

"Begitu yang saya inginkan, kapan pernikahan di selenggarakan?" tanya Soetanoe terus mendesak.

"Besok," jawab Wijaya mantap.

"APA?? GAK," jawab Felicia dan Bram kompak.

"APANYA YANG GAK? KALIAN GAK MAU MENIKAH?" tanya Soetanoe tak percaya dan mereka menganggukan kepala bersamaan.

"APA-APAAN KAMU BRAM, JANGAN JADI COWOK PENGECUT, PAPAH SUDAH MENANGGUNG MALU DI HADAPAN KELUARGA PAK TANOE DAN SEKARANG KAMU TIDAK MAU MENIKAH DENGAN ANAKNYA? KOTORAN YANG KAMU LEMPAR KE KELUARGA KITA BELUM KAMU BERSIHKAN SUDAH KAU BUAT KOTORAN YANG BARU," gertak Wijaya mengepalkan kedua tangan.

"Pah tapi Bram belum siap menikah,kekasih Bram itu Thalia," tolak Bram.

"KAMU PACARAN DENGAN SIAPA TAPI MENGHAMILI SIAPA, PILIHANMU ADA 2, MENIKAH DENGAN ANAK PAK TANOE DAN TERUSKAN PERUSAHAAN PAPAH BESERTA FASILITAS YANG NANTI PAPAH BERI ATAU KAMU TETAP DENGAN KEKASIHMU TAPI SEMUA FASILITAS PAPAH CABUT DAN KAMU TIDAK ADA HAK APAPUN MENERUSKAN PERUSAHAAN LALU SILAHKAN PERGI DARI MANSION, HIDUPLAH DARI NOL," ancam Wijaya serius.

"Pah ini gak adil, kami tidak saling mencintai dan kami masing-masing memiliki kekasih," bela Bram tak terima.

"INI KEADILAN YANG HARUS PAPAH BERI UNTUK ANAK PAK TANOE, JIKA KAMU TIDAK BERKENAN SILAHKAN ANGKAT KAKI," gertak Wijaya.

"KALIAN TIDAK SALING MENCINTAI TAPI SAMPAI MEMILIKI ANAK," ucap Soetanoe tak kalah emosinya.

"Sabar pah.. jangan emosi terus nanti tensi kamu naik," ucap Vina menasehati.

"Papah gak bisa kalau gak emosi, bisa-bisanya Bram bicara seperti itu tanpa rasa bersalah, itu sama saja menginjak-injak harga diri Soetanoe," ucap Soetanoe dengan geram sambil melirik Bram dan keluarganya.

"Maafkan perkataan anak kami, ini semua karena kesalahan kami yang terlalu memanjakannya jadi anak kami selalu bicara seenaknya," ucap Wina dengan menelungkupkan tangan.

"Tolong tata kramanya jika berbicara dengan orang yang lebih tua, kemarin waktu di mansion kami juga seperti itu makanya kenapa Papahnya Felicia sangat marah," ucap Vina sedikit kesal.

"Besok kalian menikah, lebih cepat lebih baik dan saya tidak menerima bantahan apapun," ucap Wijaya tegas sambil memegang dadanya yang sesak.

Lalu Soetanoe beserta keluarga merasa puas akan hasil yang didapat lalu mereka pulang.

Episodes
1 episode 1 Pandu dan Felicia
2 Episode 2- Pertandingan Pandu
3 Episode 3- Bawa Felicia kesini
4 Episode 4- Felicia dan Mommy Dina semakin akrab
5 Episode 5-Kekesalan Nita
6 Episode 6- Mengerjai Felicia
7 Episode 7- Birthday Felicia
8 Episode 8-Kelulusan
9 Episode 9- Jebakan Nita
10 Epipsode 10- Felicia ternoda
11 Episode 11-Kami mengkhawatirkanmu Felicia
12 Episode 12-Pandu Panik
13 Episode 13- Flashback kisah cinta Mommy Daddy
14 Episode 14-Permintaan maaf Pandu.
15 Episode 15-Perpisahan untuk sementara
16 Episode 16- LDR
17 EPISODE 17-Oh My God, Positif?
18 Episode 18-Siapa Yang Bertanggung Jawab?
19 Episode 19- Kejujuran Felicia
20 Episode 20-Soetanoe murka
21 Episode 21-Kecelakaan
22 Episode 22- Orang tua Felicia siuman
23 Episode 23- Bram memimpikan Calon Anaknya
24 Episode 24-Sadarlah Felicia
25 Episode 25-Akhirnya Siuman
26 Episode 26-Felicia bermimpi
27 Episode 27-Felicia sudah diperbolehkan Pulang.
28 Episode 28-Dokter Arga Mahesa
29 Episode 29-Kepulangan Felicia
30 Episode 30-Pandu
31 episode 31-Dina datang ke mansion Felicia
32 Episode 32-Dina sempat curiga pada Felicia
33 Episode 33-Rencana Pernikahan
34 Episode 34-Kedatangan Pandu
35 Episode 35-Ucapan Soetanoe terngiang di fikiran Pandu
36 Episode 36-Hangout yang membosankan
37 Episode 37-Pertemuan Bram dan Pandu
38 Episode 38-Pertemuan Bram dan Pandu (2)
39 Episode 39 Bram menemui Felicia
40 Episode 40-Membahas Felicia
41 Episode 41-Balik ke Amerika
42 Episode 42- Di buntuti orang tua Pandu dan perdebatan dengan Bram
43 Episode 43-Fitting Baju
44 Episode 44-Pandu & Brian saling mencurigai Bram
45 Episode 45-Pandu & Brian saling mencurigai Bram (2)
46 Episode 46-Kondisi Felicia dan bayinya
47 Episode 47-Bram & Felicia Semakin Intens
48 Episode 48- Brian&Bram
49 Epsiode 49- Hangout dengan Thalia
50 Episode 50-Firasat Thalia dan Salah sangka Wijaya pada Bram
51 Episode 51-Liburan
52 Episode 52-Quality time
53 Episode 53-Hangout with Deo
54 Episode 54-Thalia ternyata tak tulus
55 Episode 55-Sifat asli Dino
56 Episode 56-Felicia di teror?
57 Episode 57-Felicia di teror (2)
58 Episode 58-Chemistry mulai terbangun
59 Episode 59-Tiba di Mansion Felicia
60 Episode 60-Fitting Gaun
61 Episode 61-Menikah
62 Episode 62-Kecanggungan
63 Episode 63-Hadiah Pernikahan
64 Episode 64-Terkuak dalang teror di villa
65 Episode 65-Romantic momen
66 Episode 66-Pertemuan Hartanto,Bram dan Felicia
67 Episode 67-Pandu di Indonesia
68 Episode 68-Terbongkar
69 Episode 69- Terbongkar (2)
70 Episode 70-Lembaran Baru
71 Episode 71-Mengunjungi Vina
72 Episode 72-Felicia melahirkan
73 Episode 73-Hadirnya menambah keharmonisan
74 Episode 74-Felicia membuat kesalahan fatal
75 Episode 75- Felicia membuat kesalahan Fatal (2)
76 Episode 76-Pertemuan dua keluarga
77 Episode 77- Felicia merindukan Emil
78 Episode 78- Bram bimbang
79 Episode 79- Tak Sengaja Bertemu Thalia
80 Episode 80-Jatuh Ke Lubang Yang Sama (lagi)
81 Episode 81-Emil Sakit
82 Episode 82-Permintaan Emil
83 Episode 83-Rujuk
84 Episode 84-Felicia hamil lagi
85 Episode 85- Ngidam Aneh
86 Episode 86-Di ganggu Thalia
87 Episode 87-Thalia terus meneror Bram
88 Episode 88-Kecurigaan Felicia
89 Episode 89-Main Kucing-Kucingan
90 ep
91 ep
92 Episode 90-Tertangkap Basah
93 Episode 91-Terkuak
94 Episode 92-Beri Aku Waktu Untuk Membuktikan Ini
95 Episode 93-Tegang
96 EPISODE 94-Hasil Tes DNA 1
97 Episode 95- Bram kecelakaan
98 Episode 96-Thalia Nekat ke Mansion
99 Episode 97-Cara Licik Thalia
100 Episode 98-Bram Siuman
101 Episode 99-Hasil Tes DNA (2)
102 Episode 100-Sudah Lega Namun Bimbang
103 Episode 101-Felicia Flashback
104 Episode 102-Naomi oh Naomi
105 Episode 103-Mendatangi Thalia
106 Episode 104-Pertengkaran
107 Episode 105-Childish
108 Episode 106- Kejujuran
109 Episode 107-Pandu Bertemu Nita
110 Episode 108-Nita Menempel Terus
111 Episode 109-Bertemu Nita di Amerika
112 Episode 110-Tak Ada Penjelasan Lagi
113 Episode 111-Naomi Tersiksa
114 Episode 112-Bertemu Thalia
115 episode 113-Lembaran Baru Thalia dan Naomi
116 Episode 114-Pandu Move On
117 Episode 115-Pandu Move On (2)
118 Episode 116-Bertemu Nita Di Penjara
119 Episode 117-Felicia Bertemu Hartanto
120 Episode 118-Berdamai Dengan Keadaan
121 Episode 119-Emil Sudah Dewasa
122 Episode 120-Eleora Sudah Dewasa (END)
123 JUDUL BARU TELAH RILIS
Episodes

Updated 123 Episodes

1
episode 1 Pandu dan Felicia
2
Episode 2- Pertandingan Pandu
3
Episode 3- Bawa Felicia kesini
4
Episode 4- Felicia dan Mommy Dina semakin akrab
5
Episode 5-Kekesalan Nita
6
Episode 6- Mengerjai Felicia
7
Episode 7- Birthday Felicia
8
Episode 8-Kelulusan
9
Episode 9- Jebakan Nita
10
Epipsode 10- Felicia ternoda
11
Episode 11-Kami mengkhawatirkanmu Felicia
12
Episode 12-Pandu Panik
13
Episode 13- Flashback kisah cinta Mommy Daddy
14
Episode 14-Permintaan maaf Pandu.
15
Episode 15-Perpisahan untuk sementara
16
Episode 16- LDR
17
EPISODE 17-Oh My God, Positif?
18
Episode 18-Siapa Yang Bertanggung Jawab?
19
Episode 19- Kejujuran Felicia
20
Episode 20-Soetanoe murka
21
Episode 21-Kecelakaan
22
Episode 22- Orang tua Felicia siuman
23
Episode 23- Bram memimpikan Calon Anaknya
24
Episode 24-Sadarlah Felicia
25
Episode 25-Akhirnya Siuman
26
Episode 26-Felicia bermimpi
27
Episode 27-Felicia sudah diperbolehkan Pulang.
28
Episode 28-Dokter Arga Mahesa
29
Episode 29-Kepulangan Felicia
30
Episode 30-Pandu
31
episode 31-Dina datang ke mansion Felicia
32
Episode 32-Dina sempat curiga pada Felicia
33
Episode 33-Rencana Pernikahan
34
Episode 34-Kedatangan Pandu
35
Episode 35-Ucapan Soetanoe terngiang di fikiran Pandu
36
Episode 36-Hangout yang membosankan
37
Episode 37-Pertemuan Bram dan Pandu
38
Episode 38-Pertemuan Bram dan Pandu (2)
39
Episode 39 Bram menemui Felicia
40
Episode 40-Membahas Felicia
41
Episode 41-Balik ke Amerika
42
Episode 42- Di buntuti orang tua Pandu dan perdebatan dengan Bram
43
Episode 43-Fitting Baju
44
Episode 44-Pandu & Brian saling mencurigai Bram
45
Episode 45-Pandu & Brian saling mencurigai Bram (2)
46
Episode 46-Kondisi Felicia dan bayinya
47
Episode 47-Bram & Felicia Semakin Intens
48
Episode 48- Brian&Bram
49
Epsiode 49- Hangout dengan Thalia
50
Episode 50-Firasat Thalia dan Salah sangka Wijaya pada Bram
51
Episode 51-Liburan
52
Episode 52-Quality time
53
Episode 53-Hangout with Deo
54
Episode 54-Thalia ternyata tak tulus
55
Episode 55-Sifat asli Dino
56
Episode 56-Felicia di teror?
57
Episode 57-Felicia di teror (2)
58
Episode 58-Chemistry mulai terbangun
59
Episode 59-Tiba di Mansion Felicia
60
Episode 60-Fitting Gaun
61
Episode 61-Menikah
62
Episode 62-Kecanggungan
63
Episode 63-Hadiah Pernikahan
64
Episode 64-Terkuak dalang teror di villa
65
Episode 65-Romantic momen
66
Episode 66-Pertemuan Hartanto,Bram dan Felicia
67
Episode 67-Pandu di Indonesia
68
Episode 68-Terbongkar
69
Episode 69- Terbongkar (2)
70
Episode 70-Lembaran Baru
71
Episode 71-Mengunjungi Vina
72
Episode 72-Felicia melahirkan
73
Episode 73-Hadirnya menambah keharmonisan
74
Episode 74-Felicia membuat kesalahan fatal
75
Episode 75- Felicia membuat kesalahan Fatal (2)
76
Episode 76-Pertemuan dua keluarga
77
Episode 77- Felicia merindukan Emil
78
Episode 78- Bram bimbang
79
Episode 79- Tak Sengaja Bertemu Thalia
80
Episode 80-Jatuh Ke Lubang Yang Sama (lagi)
81
Episode 81-Emil Sakit
82
Episode 82-Permintaan Emil
83
Episode 83-Rujuk
84
Episode 84-Felicia hamil lagi
85
Episode 85- Ngidam Aneh
86
Episode 86-Di ganggu Thalia
87
Episode 87-Thalia terus meneror Bram
88
Episode 88-Kecurigaan Felicia
89
Episode 89-Main Kucing-Kucingan
90
ep
91
ep
92
Episode 90-Tertangkap Basah
93
Episode 91-Terkuak
94
Episode 92-Beri Aku Waktu Untuk Membuktikan Ini
95
Episode 93-Tegang
96
EPISODE 94-Hasil Tes DNA 1
97
Episode 95- Bram kecelakaan
98
Episode 96-Thalia Nekat ke Mansion
99
Episode 97-Cara Licik Thalia
100
Episode 98-Bram Siuman
101
Episode 99-Hasil Tes DNA (2)
102
Episode 100-Sudah Lega Namun Bimbang
103
Episode 101-Felicia Flashback
104
Episode 102-Naomi oh Naomi
105
Episode 103-Mendatangi Thalia
106
Episode 104-Pertengkaran
107
Episode 105-Childish
108
Episode 106- Kejujuran
109
Episode 107-Pandu Bertemu Nita
110
Episode 108-Nita Menempel Terus
111
Episode 109-Bertemu Nita di Amerika
112
Episode 110-Tak Ada Penjelasan Lagi
113
Episode 111-Naomi Tersiksa
114
Episode 112-Bertemu Thalia
115
episode 113-Lembaran Baru Thalia dan Naomi
116
Episode 114-Pandu Move On
117
Episode 115-Pandu Move On (2)
118
Episode 116-Bertemu Nita Di Penjara
119
Episode 117-Felicia Bertemu Hartanto
120
Episode 118-Berdamai Dengan Keadaan
121
Episode 119-Emil Sudah Dewasa
122
Episode 120-Eleora Sudah Dewasa (END)
123
JUDUL BARU TELAH RILIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!