Pengumuman Kelulusan..
3 Tahun sudah kini mereka merampungkan masa SMA.
Tepat hari ini mereka semua berkumpul di majalah dinding sekolah untuk melihat nama siswa-siswi yang lulus.
Suka cita menghampiri mereka di detik-detik perpisahan, banyak yang menangis terharu dan saling berpelukan ada juga yang bersorak riang.. semua bercampur menjadi satu sebagai bentuk perayaan kelulusan.
Hari Sabtu sekolahan Felicia mengadakan promnight dengan dress code hitam dan bertopeng, acara diselenggarakan di sebuah ballroom hotel ternama.
Felicia tampil cantik dengan balutan dress hitam selutut yang pas di badannya dengan topeng hitam berbentuk kucing.
Penampilan Felicia yang paripurna mencuri perhatian banyak orang. Tak sedikit yang mengajaknya berdansa namun ditolak. Ia merasa jika acara promnight ini sangat hambar karena tidak ada Pandu.
"Good night my love.. you look so beautiful in black." gombal salah satu siswa dengan senyum menawan.
"Thanks," jawab Felicia tersenyum kaku.
"Mari berdansa," ajak siswa mengulurkan tangan.
"Sorry.. I can't dance," tolak halus Felicia lalu ia berlalu pergi.
"Hai Fel, loe gak asik banget sih diajakin beberapa cowo buat dansa di tolak semua. terima aja napa itung-itung salam perpisahan," cibir Sania-teman Felicia satu kelas.
"Gue gak nyaman soalnya," jawab Felicia.
"Astaga terus loe nyamannya yang gimana? mereka kan juga temen kita satu angkatan, gak mungkin gigit," geram Clara menggelengkan kepala.
"Yah gimana lagi dong gue pengennya sama Pandu tapi kan kami gak satu sekolahan, rasanya hambar," ucap Felicia lalu berjalan mengambil minum di meja.
"Dasar Felicia yang ada di fikirannya Pandu.. Pandu dan pandu," gumam Clara melihat kepergian Felicia.
Setelah acara selesai, Felicia langsung keluar karena kebetulan dijemput sang kekasih.
"Hai sayang.. tumben pakai mobil," sapa Felicia lalu masuk ke mobil.
"Pakaianmu kayak gitu masak iya naik motor nanti kamu kerepotan dong sayang, btw penampilanmu hari ini cantik banget," puji Pandu terkesima.
"Makasih sayang," jawab Felicia tersenyum manis dan akhirnya mereka melajukan mobil ke sebuah bar.
"Kok kesini?," tanya Felicia bingung.
"Temen-temen pada ngajakin kumpul disini, gak usah takut kan ada aku," jawab Pandu lalu menggandeng tangan Felicia dan masuk ke dalam bar.
"Tapi.." ucap Felicia terpotong oleh Pandu.
"Ssttt.. ada aku sayang jadi tenang saja, kamu akan aman dan gak akan ada yang berani menyentuhmu," rayu Pandu sambil mengelus pipi Felicia pelan hingga akhirnya Felicia luluh.
"Baiklah," jawab Felicia pasrah dan mereka bergandengan tangan masuk ke sebuah bar ternama di kota ini.
Jedug.. Jedug.. Jedug.. Suara alunan musik yang sangat keras menambah suasana meriah di bar.
"Hai bro.. loe selalu aja telat," ucap Deo menjabat tangan Pandu.
"Sorry bro tadi jemput ibu negara dulu di acara promnightnya," jawab Pandu santai lalu duduk.
"Ish apaan sih sayang aku masih muda udah dibilang ibu negara," ucap Felicia kesal dan mencubit lengan Pandu.
"Aww sakit sayang.." rengek Pandu.
"Makanya kalau ngomong jangan asal gitu… btw kok ada trio bebek disini?" tanya Felicia tak suka.
"Mereka tiba-tiba nimbrung," bisik Pandu di telinga Felicia.
"Dasar gak tau malu, gak ada yang ngajak tiba-tiba nimbrung, kasihan.. pengen dapetin Pandu dengan cara rendahan," gumam Felicia melirik trio bebek tak suka dan tersenyum sinis.
"Sial kenapa dia ngeliatin gue kayak gitu? patut diberi pelajaran nih," gumam Nita juga melirik tak suka.
"Pertarungan yang seru kayaknya," batin Bram melihat kedua rival bergantian.
"Minum dulu nih sebagai perayaan kelulusan kita, cheers," ucap Deo mengangkat sloky lalu diikuti lainnya.
"Cheers.." jawab mereka kompak.
Uhuk.. Uhuk.. Uhuk.. Felicia tersedak karena ini pertama kalinya ia minum.
"Kalau gak bisa jangan dipaksa sayang.. are you okay?," tanya Pandu khawatir.
"I'm okay baby.. tadi kaget aja ternyata di tenggorokan panas," jawab Felicia sambil megang tenggorokannya.
"Kalau gak kuat minum gak usah sok-sokan deh ntar ngrepotin orang banyak," teriak Nita mengejek.
"Gue kuat kok tadi cuma tersedak," jawab Felicia tak terima.
"Berani lebih dari ini? one shot?" tantang Nita tersenyum mengejek.
"Nit udah deh gak usah cari keributan disini, lu gak diundang dan asal nimbrung aja ini malah cari gara-gara," ucap Pandu geram.
"Gue kesini diajak sama Brian.. tanyain tuh orangnya, gue gak cari gara-gara tuh kan gue cuma menawarkan pada cewekmu berani gak lebih dari ini? kalau gak berani mah yaudah berarti memang dia gak kuat minum," ucap Nita dengan antusias.
"Ck.. gue terima tantangan loe," jawab Felicia berdiri dan menunjuk-nunjuk Nita.
"Oke.. dimulai dari one shot," jawab Nita dengan gampangnya lalu mereka sama-sama memegang botol wine dan dengan sekali tuang langsung dihabiskan.
"Gak.. jangan kepancing omongan dia sayang," tolak Pandu mengambil alih botol wine dari Felicia.
"Aku mau buktiin sama dia kalau aku kuat minum sayang," ucap Felicia memaksa.
"Gak.. biarin aja dia mengoceh sesukanya, kamu jangan terpancing," tolak keras Pandu.
"Semuanya akan aman.. itu kan katamu tadi," ucap Felicia menatap tajam Pandu lalu mengambil paksa botol wine dan akhirnya mereka tanding minum.
Uhuk.. Uhuk.. Felicia batuk.
"Stop sayang jangan dilanjutin kamu gak kuat," perintah Pandu lalu mengambil alih botol ke tangannya.
"Segitu doang?? ah cupu.." tanya Nita tersenyum kemenangan.
"Sialan dia ternyata kuat minum, ini gak boleh dibiarin, gue gak mau membuat Pandu malu," gumam Felicia dengan penuh amarah.
"Mau lagi? ayo siapa takut," tantang Felicia dan kini mereka sama-sama memegang botol.
"Two shoot.. ready? go," ucap Nita lalu dia dan Felicia menuangkan 2 tegukan dan langsung menghabiskannya.
"Sial kepala gue pusing banget dan rasanya mau muntah," gumam Felicia sempoyongan.
"Udah udah stop.." teriak Pandu khawatir akan kondisi Felicia.
"Aku masih mau lagi sayang," jawab Felicia dengan suara lemah dan sempoyongan.
"Udah cukup, kamu gak kuat minum, nanti apa yang harus aku jelasin sama orang tuamu kalau membawamu pulang dengan kondisi gini," ucap Pandu dengan tegas.
"Ah gak asik," ucap Nita memancing emosi.
"Dia perempuan baik-baik dan ini pertama kalinya dia minum, kamu yang sudah membuatnya begini jadi kamu harus tanggung jawab," ucap Pandu menatap tajam.
"Kok gue? dia duluan yang nantangin, kalau gak kuat ya jangan dipaksa, loe jadi cowoknya diam aja pas tau dia minum, sekarang dia sempoyongan gitu jadi gue yang disalahin? haha gak banget," ucap Nita dengan wajah angkuhnya.
"Setidaknya beri dia pereda mabuk, lu pasti bawa kan?" tanya Pandu.
"Ya enggaklah buat apa coba? tujuan kesini buat senang-senang bukan tempat UKS," jawab Nita dengan angkuhnya.
"Yaudah kita bawa Felicia ke apartemenku," ucap Pandu lalu membopong Felicia ke mobil dan membawanya ke apartemen.
Setelah tiba di Apartemen, Pandu langsung menidurkan Felicia dan meminta Nita untuk membelikan obat pereda mabuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments