"Hai sayang," sapa Felicia lalu memeluk erat Pandu.
"Hai sayang..." jawab Pandu membalas pelukan Felicia.
"Aku kangen banget tau, kamu menghilang beberapa hari sampai aku mikir yang bukan-bukan," ucap Felicia cemberut.
"Hayo mikirin apa?" tanya Pandu melepas pelukan Felicia.
"Ya mikir kalau kamu punya cewek lain," jawab Felicia cemburu.
"Tidak akan sayang.. aku setia dan sayang sama kamu," ucap Pandu mencubit pipi Felicia pelan.
"I believe baby," jawab Felicia tersipu malu.
"Ehem.." deheman Soetanoe membuat keduanya kaget.
"Selamat siang om.. apa kabar?" sapa Pandu ramah dan salim.
"Masih punya nyali datang kesini rupanya" sindir Soetanoe membuat nyali Pandu ciut.
"Maksudnya apa pah?" tanya Felicia tak faham.
"Begini Om.. kedatangan saya kesini untuk meminta maaf atas kejadian tempo lalu, jujur kejadian tersebut memang kesalahan saya yang kurang tegas melarang Felicia, namun saya jamin kejadian itu tidak akan terulang lagi," ucap Pandu memohon.
"Tidak bisa semudah itu di percaya" jawab Soetanoe ketus.
"Papah.. tolong maafkan Pandu karena kejadian kemarin tidak sepenuhnya salah Pandu, itu inisiatif Feli sendiri karena di tantang Nita, please Pah jangan terlalu menyudutkan Pandu dalam masalah ini," pinta Felicia.
"Gimana papah gak menyudutkan dia kan yang membawamu ke sana itu dia bukan kamu sendiri yang datang, jadi ya jelas ini salahnya.. kalau memang menjaga ya jangan bawa kesana, perayaan kelulusan bisa dilakukan dengan banyak hal," ucap Soetanoe ketus.
"Iya om, Pandu benar-benar minta maaf karena memang itu kesalahan Pandu, setelah ini tidak akan ada lagi," ucap Pandu menyesal.
"Pah.. udah dong jangan kayak gini, dia udah meminta maaf dan datang kesini bertatap muka langsung sama Papah, itu tandanya dia beneran meminta maaf," ucap Felicia penuh harap.
"Kamu masih bisa ya membela laki-laki macam dia? apa kamu gak mikir ketika kamu setengah sadar mereka ngapain kamu? mikir sampai situ gak? siapa tau ada yang memanfaatkan momen itu untuk menjelajahimu," sindir Soetanoe menahan amarah.
"Saya tidak senekat itu om.. saya berani bersumpah," ucap Pandu yakin.
"PAH.." ucap Felicia menatap tajam Papahnya.
"Ada apa ini?" tanya Vina.
"Mamah ini loh papah masih saja menyudutkan dan mengatakan yang tidak-tidak terhadap Pandu padahal Pandu datang kesini mau meminta maaf" ucap Felicia sambil berurai air mata.
"Pah jangan terlalu keras gitu sama anak orang, dia sudah meminta maaf yasudah pah maafkan dia, bagus loh dia punya itikad baik datang kesini meminta maaf secara langsung, lagian Felicia tidak apa-apa kan Pah," ucap Vina membela Pandu.
"Ibu dan anak sama saja tidak memikirkan ke depan," jawab Soetantoe tak suka.
"Pah mohon maafkan dia, siapa tau dengan papah memaafkannya bisa membuat hari-hari Felicia lebih berwarna lagi dan dia bisa ceria seperti dulu," ucap Vina lembut sambil menepuk bahu suaminya pelan.
"Jangan jadikan anak kita alasan supaya plapah dengan mudah memaafkannya," jawab Soetanoe ketus.
"Mamah lakuin ini demi kebahagiaan putri kita, lihatlah karena papah tidak memaafkan Pandu jadinya Felicia kembali bersedih," ucap Vina memperingatkan.
"Felicia mohon maafkan Pandu.. ini tidak sepenuhnya salah dia, memang sudah keinginan Felicia jika Pandu kumpul dengan temannya Feli harus ikut," bela Felicia sambil menyeka air mata.
"Tidak semudah itu papah memaafkan, jadi berikan Papah waktu untuk berfikir," jawab Soetanto dan akan berlalu pergi namun dicegah oleh Pandu.
"Maaf om tapi Pandu mohon jangan pergi dulu karena ada yang mau saya sampaikan," ucap Pandu membuat penasaran.
"Silahkan," jawab Soetanoe ketus.
"Ada apa sayang?" tanya Felicia penasaran.
"Apa jangan-jangan Bram udah bocorin rahasia ini sama Pandu makanya dia ingin menyampaikan sesuatu seserius ini, aduh gimana ini," batin Felicia cemas.
"Jadi begini om, tante dan Felicia.. berhubung kita sudah selesai masa sekolah dan akan menempuh jenjang yang lebih tinggi, daddy sudah mendaftarkan Pandu untuk kuliah di luar negeri dan langsung sampai S2 jadi kedatangan Pandu kesini selain untuk meminta maaf juga Pandu ingin pamitan kepada kalian, memang ini keputusan yang sulit untuk hubungan Pandu dan juga Felicia nantinya tapi Pandu harap Felicia bisa menunggu hingga waktu itu tiba," ucap Pandu tenang sambil menatap mereka bergantian.
Tes.. air mata Felicia seketika menetes mendengar kekasihnya akan pergi jauh dari sisinya.
"Sudah saya prediksi jika daddymu akan melakukan itu karena hanya kamu anak semata wayangnya dan mau gak mau kamu yang meneruskan usaha yang sudah di rintis," ucap Soetanoe dengan tenang.
"Berarti nanti kalian LDR? apakah kamu sudah siap?" tanya Vina memastikan.
"Semua sudah saya fikirkan dengan matang jadi saya meminta doa restunya supaya kuliah saya nantinya lancar dan bisa menangkas waktu," ucap Pandu mantap.
"Tapi ini terlalu cepat bagiku," jawab Felicia tak terima jika harus LDR.
"Ini juga demi kita sayang.. aku ingin ke depannya bisa mendirikan usaha sendiri dan nantinya hidup tidak kekurangan karena aku gak mau jika kita berumah tangga kelak hidup susah," ucap Pandu meyakinkan.
"Bagus cara berfikirmu, saya sangat setuju karena jika cinta saja tidak cukup, saya mati-matian membahagiakan dan memberikan hidup enak untuk keluarga kecil saya maka saya tidak rela jika esok Felicia hidup susah," jawab Soetanoe berfikir logis.
"Itu maksud saya om.. maka dari itu saya ambil kuliah di luar negeri sembari memantaskan diri untuk bersanding dengan Felicia," ucap Pandu merendah.
"Kita kan sudah kaya dari lahir dan harta orang tua kita tidak akan habis meskipun sampai 7 turunan.. jadi buat apa kamu memantaskan diri?" ucap Felicia tak terima dengan alasan Pandu.
"Sayang jika kita hanya mengandalkan harta orang tua tanpa tau ilmunya untuk mengembangkan usaha lambat laun harta yang sudah susah payah orang tua kita cari nantinya akan habis tidak tersisa" jawab Pandu memberi pengertian.
"Cerdas.. pola fikirmu sangatlah cerdas, begini seharusnya sifat laki-laki," jawab Soetanoe kagum.
"Tante sangat salut sama pola pikirmu.. semoga dilancarkan segala urusannya ya Pandu, tante akan mendoakanmu," ucap Vina terharu.
"Terima kasih Om Tante, kalau begitu Pandu minta izin membawa Felicia keluar jalan-jalan apakah boleh?," tanya Pandu berharap.
"Silahkan, sekalian kalian perpisahan pasti ada ucapan sesuatu yang ingin disampaikan kalian berdua secara privasi" ucap Vina memberi pengertian.
"Boleh asal setelah itu kembalikan dia dengan baik-baik, jangan diluar gerbang seperti kucing," ucap Soetanoe ketus dan berlalu pergi.
"Astaga papah bisa-bisanya ngomong gitu, jangan di dengarkan dan maafkan om ya," ucap Vina tak enak hati.
"Iya sayang maafin papah, omongannya jangan dimasukin ke hati," ucap Felicia juga tak enak hati.
"Tidak apa-apa kok yaudah yuk berangkat, permisi." jawab Pandu mencium tangan Vina dan berlalu pergi dengan Felicia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments