Felicia berjalan ke dalam rumah dengan tertatih-tatih namun tiba-tiba ia jatuh tersandung tangga teras depan.
Alhasil kakinya yang putih mulus itu lecet, atas kejadian itu ia bernafas lega karena bisa menjadi alasan kenapa dia jalan tertatih.
"Aha ini bisa jadi alibi kenapa jalannya kayak gini, semesta sedang bersamaku untuk menutupi aib kejadian semalam dengan Bram," gumamnya menahan perih di kaki.
Lalu Felicia masuk ke dalam Mansion dan langsung menghempaskan tubuhnya di sofa empuk.
"Astaga non Feli akhirnya pulang juga.. kami semua panik nyariin," ucap Bibi histeris.
"Maaf Bi udah buat khawatir.. minta tolong ambilkan kotak P3K ya bi," pinta Felicia meringis kesakitan.
"Loh ini kenapa non? aduh gimana kalau nyonya dan tuan tau? sebentar bibi ambilkan," ucap Bibi khawatir dan berlalu pergi.
"Fyuh setidaknya hari ini aman," gumam Felicia bernafas lega.
"Ini non.. bibi bantu obati, tahan ya non," ucap Bibi penuh perhatian.
"Aw sakit bi," jawab Felicia meringis kesakitan.
Mendengar ada kegaduhan dibawah membuat orang tua Felicia turun untuk memastikan.
"Asataga sayang kamu darimana saja? kami semua khawatir.. kenapa telfonmu mati?" tanya Vina cemas.
"Kamu semalam darimana? kenapa telfonmu dan juga Pandu susah di hubungi?" tanya Papahnya Felicia menintrogasi.
"Mah.. pah.. maaf udah membuat kalian khawatir, tadi malam Felicia tidur di apartemen Pandu, kami bareng-bareng kok ada temannya Pandu juga, tadi malam mau pulang tapi hujan lebat dan kebetulan tadi malam acara perayaan kelulusan kami," ucap Felicia gugup.
"Serius kamu tidur di apartemen Pandu?" tanya Papahnya tak percaya.
"I.. Iya Pah buat apa bohong, tanya aja sama Pandu dan teman-temannya," jawab Felicia gugup.
"Sudah pah sudah yang terpenting sekarang Felicia sudah pulang dan utuh," ucap Vina melerai.
"Papa masih curiga sama dia mah.. coba dekati, dia habis minum, mau jadi apa kamu," gertak Papanya dengan suara lantang.
"Pah… maafin Felicia," jawab Felicia dengan suara lirih.
"BERDIRI.. KAMU PANTAS DAPAT HUKUMAN !! SIAPA YANG MENGAJARKANMU MINUM? PANDU? IYA!!" tanya Papahnya emosi dan mencekal lengan anaknya dengan kuat.
"Pah jangan keras-keras sama Felicia.. bisa dibicarakan baik-baik pah.." permohonan Vina.
"INI AKIBATNYA TERLALU KAU MANJA JADINYA NGELUNJAK!! DIA INI PEREMPUAN, TADI MALAM MINUM DENGAN PANDU JUGA TEMAN-TEMANNYA!!! APA MAMAH GAK MIKIR SETELAH MABUK BERAT MEREKA MELAKUKAN APA!!" teriak Papa Felicia menggema mansion.
"Cukup Pah.. Jangan berfikiran buruk tentang anak kita, mamah yakin Felicia gak sampai berbuat jauh, iya kan sayang?" tanya Vina membela mati-matian.
"TERUS SAJA KAMU BELA.. KALAU NANTI TERJADI HAL YANG TIDAK DI INGINKAN JANGAN SALAHKAN PAPAH KALAU BERTINDAK LEBIH DARI INI," ancam papahnya lalu menghempaskan lengan Felicia secara kasar.
"Huhuhu.. maaf Pah.. Felicia minta maaf, kemarin kami mabuk karena terbawa suasana Pah, Feli janji gak akan mengulangi ini lagi," jawab Felicia menangis tersedu dan memegang tangan Papahnya.
"Cih.. urus nih anakmu, ajari bagaimana menjaga martabat keluarga," ucap Papa Felicia menepis tangan anaknya dan berlalu pergi.
"Sayang kamu gak papa kan?? kita ke kamar dulu yuk bersihin badanmu lalu makan," ucap Vina dengan lembut dan dijawab anggukan kepala oleh Felicia.
Didalam kamar mandi Felicia menangis dibawah guyuran shower. Ia menyesali perbuatannya yang sangat memalukan itu. Kejadian yang membuatnya trauma..
"Aahhhh… gue jijik dengan diri gue sendiri, gue udah kotor huhuhu sekarang gue sangat menjijikan," gumam Felicia penuh penyesalan dan terus menerus menangis hingga akhirnya ia ketiduran.
Siang hari Felicia terbangun dan langsung mandi lalu turun ke meja makan.
"Sini makan dulu sayang," ajak Vina dengan lembut.
"Iya mah," jawab Felicia lalu duduk dan menyantap makanan dalam diam.
"Tolong besok-besok kalau pulang larut malam atau menginap segera kabari Mamah dan Papah biar kami gak khawatir, kamu tau betapa paniknya kami? temen-temenmu bilang kalau kamu gak bersama mereka apalagi Pandu, berulang kali di telfon gak diangkat," ucap Vina mencairkan suasana.
"Maaf mah pah sudah membuat kalian khawatir, Feli janji gak akan terulang lagi," jawab Felicia penuh penyesalan.
"Kalau sampai siang kamu belum juga pulang Papah udah berinisiatif melaporkanmu di kantor polisi," ucap Papa Felicia serius.
"Iya sayang sebenarnya kemarin malem mau langsung melaporkanmu tetapi kata Papah polisi tidak bisa menerima laporan kehilangan jika belum 1x24 jam," ucap Vina menjelaskan.
"Iya mah sekali lagi maafin Feli," jawab Felicia sendu.
"Yaudah sayang semua sudah berlalu dan sekarang kamu sudah pulang bertemu kami dengan keadaan utuh dan sehat, mamah langsung lega," ucap Vina tenang.
"Kenapa Pandu mengantarkanmu gak sampai masuk dan menjelaskan semuanya?" tanya Papahnya curiga.
"Hmm.. Itu.. Pandu soalnya juga mengantar teman-temannya yang lain dan memang permintaan Feli supaya mengantar sampai gerbang aja," alibi Felicia.
"Kalau dia beneran laki-laki mau kamu larang pun harusnya tetap mengantarkanmu sampai rumah dan menjelaskan pada kami, apa begitu didikan orang tuanya?" ucap Papahnya tak senang.
"Iya pah maaf.." jawab Felicia pasrah lalu mereka makan dalam diam.
"Gerak-gerik dan alibi Felicia semuanya mencurigakan, dengan siapa dia sebenarnya mabuk? ah pening kepalaku," batin Soetanoe sambil terus menatap putri semata wayangnya.
"Pah makan dulu nanti dibahas lagi kalau memang perlu dibahas, biarkan anak kita makan dengan tenang Pah, jangan terus menerus menekan dia," ucap Vina membuyarkan fikiran Soetanoe.
"Kali ini Papah membiarkanmu tapi jika nanti terjadi apa-apa jangan halangi Papah untuk bertindak sesuai keinginan Papah," jawab Soetanoe ketus.
"Karena kesalahanku ketahuan minum dan gak pulang rumah sampai membuat Mamah dan Papah berantem kayak gini, bagaimana jika mereka tau aku sampai bercinta dengan Bram? membayangkan Papah ngamuk besar sudah membuatku merinding," batin Felicia bergidik ngeri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments