"LANTAS SIAPA AYAH DARI BAYIMU? Katakan sekarang," ucap Soetanoe tak sabar dengan nafas memburu menahan emosi.
"Pah jangan terlalu emosional nanti darah tingginya kambuh, di kontrol pah.." ucap Vina memperingati.
"MASIH BISA-BISANYA KAMU MENGATAKAN ITU DISAAT SITUASINYA SEPERTI INI. DIA BILANG KALAU AYAH DARI BAYINYA BUKAN PANDU LALU DENGAN SIAPA DIA MELAKUKAN ITU? SETAHU KITA KAN DIA PACARAN DENGAN PANDU KENAPA HAMILNYA DENGAN ORANG LAIN? GIMANA PAPAH GAK EMOSI!! SEKALI LAGI KAMU BELA DIA SILAHKAN MASUK KAMAR DAN JANGAN IKUT CAMPUR URUSAN INI LAGI," gertak Soetanoe serius.
"Aku menasehatimu biar tidak melebihi batas tapi malah balasannya seperti ini, papah fikir mamah gak kaget pas tau janin yang dia kandung bukan anaknya Pandu? gimana dia mau jelasin dan bicara jujur kalau papah aja selalu pakai emosi dan amarah," balas Vina dengan geram.
"Stop pah.. mah.. jangan bertengkar lagi, Feli jadi semakin sedih.." ucap Felicia meneteskan air mata.
"Kamu yang membuat kami bertengkar dan situasi di rumah seperti neraka, papah membesarkanmu dengan memberikan apapun yang terbaik supaya kamu jadi anak yang berkualitas dan memiliki masa depan gemilang, baru kemarin lulus sekolah sudah hamil, papah sangat kecewa sama kamu.." ucap Soetanoe kecewa.
"Maafin Feli pah memang ini semua kesalahan Felicia.. andai waktu itu Felicia bisa mengendalikan diri huhuhu.." jawab Felicia penuh penyesalan sambil menyeka air matanya.
"Katakan sayang siapa ayah dari janin yang kamu kandung dan bagaimana kamu bisa melakukan hal yang di luar batas," ucap Vina dengan lembut.
"Kejadian ini bermula di malam kelulusan,ketika acara promnight di sekolah selesai Pandu menjemput Felicia dan pergi ke sebuah bar untuk merayakan kelulusan bareng teman-temannya, awalnya Feli terkejut ketika Pandu membawa kesana dan sempet menolak tapi Pandu meyakinkan Feli jika semuanya baik-baik saja, ketika di dalam ada seseorang yang nantangin Feli untuk minum, dia adalah Nita-cewek yang terobsesi sama Pandu, awalnya Feli mau nolak tapi setelah di fikir jika nanti Feli menolak pasti Nita merasa kalau Feli ini cupu, jadi ya.. Feli dengan terpaksa menerima tantangannya, setiap Feli ingin minum Pandu selalu melarang tapi Feli nekad karena Feli gak mau membuat Pandu malu makanya Feli kuat-kuatin minum, sampai akhirnya pingsan dan dibawa ke apartemen, disana Pandu dan teman-temannya khawatir akan kondisi Feli hingga akhirnya menyuruh Nita membeli obat pereda mabuk, setelah Feli minum obat tersebut, gak tau kenapa tiba-tiba badan Feli merasakan hal yang aneh, Feli seperti sangat bernafsu dan semakin lama semakin besar hingga akhirnya Feli keluar dari kamar dan ingin melampiaskannya pada Pandu namun sayang Pandu dan teman-temannya sudah tertidur dan tidak sengaja ada Bram yang habis keluar dari kamar mandi, Feli langsung menggoda Bram dan akhirnya berlanjut di hotel, esok paginya kami sama-sama terkejut ketika mengetahui kondisi kami tanpa sehelai benang pun dan terdapat bercak darah di sprei," ucap Felicia menjelaskan dengan detail.
"Astaga jangan-jangan anak kita dijebak Pah," ucap Vina terkejut dan menutup mulut.
"Menurut analisa ada yang sengaja melakukan ini dengan tujuan balas dendam, kemungkinan besar pelakunya ialah Nita, ia sengaja mencampurkan obat perangsang di minumanmu dan papah merasa jika Pandu dan temannya diberikan obat tidur, sialan beraninya dia mengusik keluarga ku," ucap Soetanoe geram dan mengepalkan tangan.
"Felicia waktu itu gak menyadari akan dijebak soalnya Pandu yang memberikan Feli minuman itu," ucap Felicia sendu.
"Kamu punya fotonya Nita? kirimkan ke Papah sekarang dan akan Papah buat dia merasakan akibatnya," ucap Soetanoe menahan amarah.
"Sudah sudah Pah jangan di fikir yang itu dulu.. yang terpenting bagaimana nasib Felicia ke depannya karena semakin lama kandungan Felicia akan semakin besar," jawab Vina tak ingin memperpanjang masalah.
"Tapi perempuan itu harus diberi pelajaran karena dia anak kita menjadi seperti ini," ucap Soetanoe.
"Mamah tau.. tapi itu bisa dibahas nanti-nanti saja, biar dia merasa menang dulu,tolong fokus dulu sama kehamilan Felicia," ucap Vina memohon.
"Baiklah.. telfon Bram dan suruh kesini papah mau bicara sama dia sekarang juga," perintah Soetanoe dengan emosi.
"Ta.. tapi pah.." jawab Felicia terbata-bata.
"Apalagi? mau bilang bukan Bram yang menghamili? atau kamu mau melindungi dia juga? kepala papah pusing mikirin masalah kamu," ucap Soetanoe kesal sambil memijat pelipis.
"Bu.. bukan begitu Pah, baik Feli telfon segera," jawab Felicia pasrah lalu menelfon Bram.
Drrt.. Drrt.. Dering ponsel Bram.
"Halo Fel ada apa? nyariin Pandu? tuh dia lagi latihan basket " ucap Bram acuh.
"Bukan.. gue gak lagi nyariin Pandu," :jawab Felicia gugup.
"Tumben.. lalu?" tanya Bram heran.
"Gue nyariin lu.. bisa gak kesini sekarang? pliss tapi jangan kasih tau Pandu ya," pinta Felicia memohon.
"Lahh.. ada apa emangnya?" tanya Bram penasaran.
"Ya adalah, gue tunggu ya Bram," jawab Felicia tak mau menjelaskan.
"Iya deh habis ini otw kesana," ucap Bram pasrah lalu menutup telfon.
"Feli udah telfon dan sebentar lagi Bram datang, tunggu saja," ucap Felicia dengan wajah sedih.
"Papah minum teh dulu ya biar lebih rileks, mamah khawatir kalau papah nanti kenapa-napa," bujuk Vina dan dijawab anggukan kepala oleh Soetanoe.
"Pah.. Feli minta jangan galak sama Bram karena kami ada di situasi saat itu juga secara tidak sengaja," bela Felicia memohon.
"Lihat saja nanti," jawab Soetanoe ketus sambil terus memijat pelipis.
25 menit berlalu kini Bram sudah tiba di manison Felicia.
Drrt.. Drrt.. Dering Hp Felicia.
"Halo Bram?" sapa Felicia.
"Gue udah di depan nih, keluar," jawab Bram tanpa basa-basi.
"Maaf Bram gak bisa, loe langsung masuk aja ya," ucap Felicia dengan ketakutan lalu menutup telfon.
"Nih anak kenapa sih aneh banget seperti habis di introgasi kepolisian aja," gumam Bram kesal lalu masuk ke mansion Felicia dan diantar oleh bibi ke ruang keluarga.
"Hai Bram duduk dulu sini," sapa Felicia ramah.
"Loh ini kenapa kok ada bokap sama nyokap loe juga?" bisik Bram terkejut.
"Nanti juga tau," jawab Felicia membuat Bram kesal.
"Ehem…" deheman Soetanoe membuyarkan fikiran Bram.
"Om dan Tante maaf sebelumnya, ini ada apa kok saya sampai dipanggil? saya bukan kekasihnya Felicia," ucap Bram canggung.
"Memang benar.. kamu memang bukan kekasih dari anak saya dan kekasihnya ialah Pandu, namun permasalahannya disini itu kamu adalah AYAH DARI JANIN YANG DIKANDUNG FELICIA-PUTRI SAYA SATU-SATUNYA," ucap Soetanoe penuh amarah.
"Aa.. apa? serius Fel?" tanya Bram pada Felicia meminta penjelasan.
"Serius Bram makanya loe tak suruh masuk ya karena kamu mau bahas ini," jawab Felicia sendu.
"Ta.. tapi," ucap Bram menggantung.
"Kenapa harus pakai tapi? kamu tidak mau bertanggung jawab?" tanya Soetanoe mengintimidasi.
"Bu.. bukan gitu om dan tante.. tapi kami melakukannya secara tidak sengaja, saya dan Felicia sepakat untuk menutup masalah kemarin dan merahasiakannya karena kami masing-masing memiliki kekasih," ucap Bram takut.
"Itu tidak menjadi alasan untuk kamu lari dari tanggung jawab, kamu masih pacaran?" tanya Soetanoe dengan sorotan tajam.
"I.. Iya om saya masih ada ikatan pacaran dengan pacar saya.." jawab Bram menunduk.
"Putuskan dia sekarang dan segera menikahi Felicia, semakin hari kandungannya semakin membesar, saya tidak mau aibnya diketahui banyak orang, begitu juga Felicia sekarang juga putuskan Pandu," ucap Soetanoe dengan tegas.
"Apa??.." jawab keduanya kaget.
"Kenapa? kalian keberatan? ini masalah serius dan tidak bisa ditunda jadi segera akhiri dengan kekasih masing-masing lalu menikah, kamu harus memikirkan kalau sekarang kamu akan menjadi seorang ayah," ucap Soetanoe ketus.
"Gue mana siap menjadi seorang ayah? lulus aja baru kemarin," batin Bram kesal.
"KALAU BELUM SIAP YA JANGAN MELAKUKAN ITU. MAU ENAKNYA TAPI TIDAK MAU SUSAHNYA!! JANGAN BERANI MAIN-MAIN DENGAN SAYA," bentak Soetanoe sambil menggebrak meja.
"Ma.. maaf om tapi saya butuh waktu.." jawab Bram ketakutan.
"Berapa lama?" tanya Soetanoe.
"Sa.. saya gak yakin Om," jawab Bram galau.
"Saya beri waktu 3 hari silahkan di fikikan baik-baik dan bawa keluargamu kesini segera," ucap Soetanoe dengan tegas.
"Ba.. Baik om saya akan usahakan jalan terbaiknya," ucap Bram gugup.
"Itu harus dan segera saya tunggu hasilnya, berani kamu macam-macam sama saya habis kau," ancam Soetanoe dengan wajah menakutkan.
"Sialan bokap Felicia garang bener.." Batin Bram dalam hati sambil bergidik ngeri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Balqis
ada yg ngeh gak sieh Felicia kan tlpn Bram ,Bram bilang pandu lagi main basket,nah pandu nya aja lagi di luar negeri jikalau Bram keluar negeri juga cepet banget ke rumah Felicia
2023-06-30
1
say sheeva
Thanks for respons kakak.. ikuti terus ceritanya ya, jangan lupa like,komen,vote juga.
2022-08-28
1
Yati Rosmiyati
ayo Bram tanggung jawab bener kata papahnya Felly jangan mau enaknya saja🤭
2022-08-28
1