Paginya Pandu bangun tidur dengan kepala sedikit pusing. Ia lalu masuk ke kamar untuk memeriksa keadaan Felicia.
"Aduh masih pusing banget kepalaku, Feli gimana ya keadaannya? cek dulu deh," gumam Pandu lalu berjalan ke kamar sambil menegang kepalanya yang pusing.
"Loh… kemana Felicia?? apa dia sudah pulang tapi sama siapa? kondisinya dia kan mabuk berat," ucap Pandu panik lalu membangunkan semua temannya.
"Woyy bangun woii udah pagi.." ucap Pandu membangunkan semua temannya lalu mereka satu persatu bangun dengan kepala pusing.
"Apaan sih?" tanya Deo kesal.
"Kalian lihat Felicia gak?? dia gak ada dikamar.. gue khawatir dia kenapa-napa," jawab Pandu panik.
"Ah selalu saja menyusahkan.. coba di telfon siapa tau udah dirumah, gak usah heboh gitu napa," jawab Nita ketus.
"Kamu lebih baik diam aja.. omongan yang keluar dari mulutmu semuanya membuat emosi," ucap Pandu menatap tajam.
"Bener sarannya coba telfon dulu, siapa tau dia udah pulang," ucap Brian menengahi.
"Gue chat dulu aja," jawab Pandu lalu chat kekasihnya.
Ting.. notifikasi hp Felicia.
"Sayang are you okay? aku disini khawatir sayang.. pulang kabari dulu dong jangan langsung menghilang gini," isi chat Pandu dan belum dibaca.
Setelah menunggu beberapa menit Felicia tak kunjung membaca pesannya hingga membuat Pandu semakin khawatir.
Lalu Pandu berinisiatif menelfon kekasihnya.
Drtt.. Drrt.. Dering Hp Felicia yang kebetulan tertinggal di ruang keluarga.
Papahnya lewat lalu melihat hp anaknya tergletak di meja dan ada panggilan masuk, setelah melihat siapa yang telfon Papah Felicia langsung mengangkat.
"Halo sayang? syukurlah kamu angkat telfonku, kamu udah dirumah kan? gimana keadaanmu? udah mendingan?" tanya Pandu cemas.
"Felicia sudah ada dirumah dan aman," jawab Soetanoe tegas dan membuat Pandu kaget.
"Om? syukurlah jika Felicia sudah di rumah, Felicia dimana Om?" tanya Pandu khawatir.
"Kamu jangan lagi mengajak anakku mabuk atau nanti kamu tau akibatnya, jujur om sangat kecewa setelah tau Felicia pulang dengan bau alkohol yang menyengat, jika kamu membawa dampak buruk untuk putriku lebih baik kalian akhiri hubungan sekarang juga," jawab papah Felicia emosi.
"Oo.. om? maaf Om kejadian kemarin malam tidak disengaja, Pandu udah berulang kali mengingatkan Felicia supaya jangan minum tapi dia nekat, sekali lagi saya minta maaf banget.." ucap Pandu penuh penyesalan.
"Maafmu tidak bisa membalikkan kondisi Felicia seperti semula, jika terjadi apa-apa sama anak saya, awas kamu," ancam Soetanoe hingga membuat nyali Pandu ciut.
"Iya om saya tau.. saya menyesal Om karena kurang bisa menjaga Felicia," jawab Pandu sendu.
"Dan satu lagi kalau mengantar pulang anak orang itu dengan baik, jangan asal menurunkannya di gerbang rumah karena anakku bukan kucing," sindir Papa Felicia. "Apa om? turunin di gerbang?" tanya Pandu terkejut.
"Iya... siapa lagi yang mengantar Felicia kalau bukan kamu, sekali lagi Felicia berperilaku buruk dan penyebabnya itu kamu maka om tidak akan segan-segan bertindak," ancam Soetanoe serius lalu mematikan telfon.
"Astaga ternyata yang angkat telfon papahnya.. apa Felicia lagi dihukum dan hpnya disita? maafin aku semua ini salahku, andai aku gak membawamu ikut ke bar semuanya pasti baik-baik saja," gumam Pandu penuh penyesalan.
"Gimana Ndu?" tanya Deo penasaran.
"Iya gimana cewekmu? udah di rumah kan?" tanya Brian juga penasaran.
"I.. iya Felicia sudah di rumah," jawab Pandu sedih.
"Harusnya seneng dong kalau ceweknya udah pulang kenapa kusut gitu wajahmu?" tanya Brian penasaran.
"Iya memang gue bersyukur banget kalau Felicia udah di rumah dan aman, tapi yang buat gue lemes ya karena tadi papahnya yang angkat telfon dan papahnya marah besar apalagi waktu papahnya bilang kalau gue ini membawa dampak buruk di hidup Felicia," ucap Pandu dengan wajah sedih.
"Loh kok bisa bokapnya yang angkat?" tanya Deo terkejut.
"Itu yang menjadi pertanyaan.. apa mungkin Felicia di marahi habis-habisan dan sebagai hukumannya hpnya di sita," ucap Pandu sambil mengusap wajahnya kasar.
"Sabar bro.. wajar kalau orang tuanya marah besar karena dia anak perempuan dan satu-satunya apalagi papahnya CEO Tanoe Grup, salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, jadi Papahnya kecewa dan di satu sisi takut kalau kejadian Putrinya mabuk terliput media," jawab Deo mencoba menenangkan.
"Tapi Felicia tidak terkespos media karena Papahnya ingin anaknya memiliki privasi dan hidup bebas, jadi kecil kemungkinan kalau ada media yang tau jika Felicia anak Ceo dari Tanoe Grup," ucap Pandu membantah.
"Yah itu pemikiran Deo, intinya beri keluarga Felicia waktu untuk tenang,beberapa hari ke depan datang ke rumahnya dan minta maaf," ucap Brian memberi masukan.
"Iya bener juga saranmu thanks brother," jawab Pandu senang karena ada secercah harapan.
Lalu temannya memilih pulang dengan kondisi kepala sedikit pusing.
"Haha bahagianya hari ini.. usaha gue semalem setidaknya membuahkan hasil yang sangat bagus.. Felicia bercinta dengan Bram dan di satu sisi Pandu yang kena getahnya karena sudah membuat Felicia mabuk, hubungan percintaan mereka pun terancam kandas, berita pagi yang membuat gue tambah semangat menjalani hidup," gumam Nita dengan sumringah.
"Bagaimana hubungan gue ke depannya? ah.. gue ceroboh karena tidak berani tegas waktu itu, gue udah menghancurkan kepercayaan orang tua Felicia.." batin Pandu sambil mengusap wajahnya kasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments