Setelah menyaksikan kedua sejoli bermesraan, kini Nita pergi dari rumah Felicia dan mampir ke sebuah cafe untuk menenangkan fikiran.
-Di Fresh Coffee-
"Selamat sore kak mau pesan apa? silahkan ini buku menunya," ucap waiters dengan ramah.
"Ice chocolate dan french fries," jawab Nita dengan jutek.
"Baik kak silahkan di tunggu," jawab waiters dengan sopan lalu pergi.
15 menit berlalu akhirnya pesanan Nita sudah datang.
"Permisi kak ini pesanannya," ucap waiters sopan lalu menaruh makanan di meja dengan hati-hati.
"Thanks," jawab Nita datar.
"Sama-sama, permisi kak," ucap waiters berlalu pergi.
"Nikmatnya me time," ucap Nita menikmati hidangan yang di pesan.
Beberapa menit kemudian ia melihat kedatangan Bram dan kekasihnya.
"Sial dunia serasa sempit, tadi habis ngeliat Pandu sama Felicia sekarang Bram dan ceweknya," gumam Felicia kesal.
Bram yang melihat ada Nita disana bergegas menghampiri sekedar menyapa.
"Ngapain lu disini sendirian kayak orang ilang," ucap Bram seenak jidat.
"Sembarangan kalau ngomong, mau gue kesini sendiri atau rombongan itu bukan urusanmu," ucap Nita ketus.
"Yee malah nyolot," jawab Bram.
"Habisnya lu ngeselin banget, liat mukamu jadi badmood gue," ucap Nita kesal.
"Astaga ini cewek bikin darah tinggi," humam Bram mengelus dada.
"Pergi sana urusin tuh cewekmu," usir Nita dengan kesal.
"Dasar cewek aneh lu," ucap Bram mengejek lalu pergi dan menghampiri sang kekasih.
Kebetulan meja Nita dan Bram bersebelahan sehingga semakin memancing amarah Nita.
"Selamat siang kak mau pesan apa? silahkan ini buku menunya," sapa waiters ramah.
"Kamu mau pesan apa sayang?" tanya Thalia dengan lembut.
"Beef steak and spagethie sama milkshake caffe late, kamu pesan apa sayang?" tanya Bram dengan mesranya.
"Hmm.. Beef steak sama ice chocolate aja," jawab Thalia lalu menyerahkan buku menu pada waiters.
"Baik kak silahkan ditunggu," jawab waiters berlalu pergi.
"Cewek tuh begini, cantik, lembut dan penuh perhatian, iya kan sayang? kalau semua cewek sifatnya kayak kamu aku yakin deh gak bakalan ada tuh cewek yang jomblo ngenes makan ke cafe sendirian seperti orang hilang," sindir Bram dengan suara sedikit keras.
"Kamu nyindir siapa sih sayang?" tanya Thalia penasaran.
"Enggak ada kok tadi ada cewek aneh yang bikin aku darah tinggi, udah baik-baik aku sapa eh malah dia nyolot," jawab Bram terus menyindir.
"Ohh.. yaudahlah biarin aja yang penting kamu sudah bersikap baik untuk menyapanya," jawab Thalia tak mau memperpanjang masalah.
"Tentu dong buat apa mikirin cewek belagu kayak gitu," jawab Bram sambil melirik Nita yang terus melotot ke arah Bram.
"Sialan gak disini dan disana semuanya pamer kemesraan di depan khayalak umum, dasar sejoli gak ada akhlak," gumam Nita sangat kesal dan meninggalkan makanan yang ia pesan karena sudah tidak nafsu lagi.
Di perjalanan Nita memiliki ide untuk menyelidiki siapa Felicia dengan bantuan detektif keluarganya.
"Halo gue ada kerjaan buat loe," ucap Nita via telpon.
"Siap bos dengan senang hati saya akan laksanakan, apa tugasnya bos?" tanya detektif semangat.
"Cari informasi mengenai keluarga Felicia dengan sangat detail, sebentar lagi fotonya gue kirim, inget lakuin ini hati-hati," ucap Nita memperingati.
"Beres bos jangan lupa DP dulu," ucap detektif tersenyum terkekeh.
"Belum aja kerja udah minta bayaran, ntar gue transfer ini lagi nyetir," jawab Nita ketus.
"Siap bos," jawab detektif lalu memutus telefon.
"Sialan hari ini kenapa pada bikin kesel sih, hah bikin mood gue berantakan aja," gumam Nita kesal.
Ting.. Suara notifikasi hp Nita.
"Hah??? Felicia anak dari pemilik Tanoe grup?? gila.. itu kan perusahaan besar dan juga keluarganya sangat berpengaruh di negeri ini, usaha papi gue aja gak ada apa-apanya, hah sialan, pinter juga Pandu cari cewek, untuk kali ini susah di jangkau karena kekuasaan papi gak akan mempan, hmm harus pakai cara yang cantik," ucap Nita kesal.
Drrtt drrtt dering hp Nita.
"Kenapa?" tanya Nita kesal.
"Sudah baca info yang saya barusan kirim bos?? kali ini rivalmu bukan orang sembarangan bos saya harap fikirkan ulang jika mencari masalah dengan mereka, saya gak siap bos rivalmu terlalu kuat," ucap detektif Nita khawatir.
"Gitu aja takut? badan doang yang gede.. loe fikir gue secara terang-terangan bikin masalah sama dia? gitu?" tanya Nita kesal.
"Memang begitu kan bos seperti biasanya," jawab detektif remeh.
"Dasar bodoh!! badan doang yang gede tapi otak dangkal!! gak bakal lah gue pake cara terang-terangan, bisa-bisa usaha Papi gue bangkrut dan nantinya gue hidup miskin hii ogah banget," ucap Nita bergidik ngeri.
"Lalu cara seperti apa bos?" tanya detektif penasaran.
"Main cantik dong, biarkan kali ini mereka berbahagia, nanti ketika kelulusan baru gue beraksi," jawab Nita tersenyum smirk.
"Apa rencananya bos?" tanya detektif penasaran.
"ITU RAHASIA, UDAH JANGAN TERLALU IKUT CAMPUR, TUGASMU SUDAH SELESAI DAN JANGAN LAGI BANYAK BERTANYA," gertak Nita emosi.
"Baik bos jangan lupa bayarannya," jawab detektif sambil tersenyum.
"Ya ya.. gue gak bakal lupa," jawab Nita kesal lalu mengirim sejumlah uang untuk detektif suruhannya.
"Sudah masuk bos, terima kasih, senang bekerja sama dengan anda," ucap detektif senang lalu memutus panggilan.
"Soal duit aja langsung gercep, memang ya hari ini pada bikin darah tinggi," gumam Nita kesal.
Lalu Nita memiliki ide untuk menjebak Felicia karena sebentar lagi kelulusan dan ada acara promnight.
"Mari kita lihat apakah rencana akan berhasil dengan sempurna, jangan main-main denganku kalau gak mau hidupmu terusik, Pandu hanya boleh milikku seorang," gumam Nita penuh dendam.
Ting.. Suara pesan masuk di Hp Nita.
"Lihat nih itu kan Pandu lagi jalan sama cewek yang loe labrak kemaren kan? dia gak kapok apa ya sama ancamanmu tempo itu? kuat juga nyalinya Nit," isi pesan Cindy-teman geng Nita- sambil melampirkan foto Pandu dan Felicia jalan bareng di Mall.
"Sialan mood gue hari ini bener-bener berantakan, cindy gak tau apa kalau gue lagi gak baik-baik saja, dasar bestie gak ada akhlak," guman Nita sambil memukul stir mobil lalu menelfon Cindy untuk memaki-maki sebagai pelampiasan kekesalannya.
"Halo Nit? udah baca kan?" tanya Cindy penasaran.
"Udah, loe bisa gak kalau kasih berita itu lihat dulu bagaimana situasi hati gue hari ini, baca berita yang loe kirim langsung bikin gue tambah emosi, hari ini gue lagi badmood parah," omel Nita tanpa henti.
"Yah maaf dong bestie, I dont know, gue fikir loe bakal tertarik sama berita yang gue kirim, biasanya siapapun yang deket sama Pandu langsung loe sikat, kenapa sama ini loe sedikit lamban sih? Udah nyerah?" ucap Cindy tak merasa bersalah.
"Apa? itu mulut minta di sumpal sampah? gue baru saja meminta detektif untuk menyelidiki siapa cewek baru Pandu dan loe tau gak siapa dia sebenarnya?" tanya Nita emosi.
"Gak tuh kan belum di kasih tau, gue bukan cenayang yang bisa tau siapa dia sebenarnya," ucap Cindy dengan polos.
"Stupid!! darah tinggi gue ngomong sama loe," maki Nita sangat emosi.
"Makanya kasih tau dong jangan main teka-teki," jawab Cindy enteng.
"Untuk kali ini gue gak mau gegabah karena musuh gue kali ini sangatlah berbahaya, sekali saja gue terang-terangan mencelakai cewek baru Pandu bisa habis kekayaan papi gue," ucap Nita bergidik ngeri.
"Lah memang dia siapa kok sampai takut jatuh miskin?" tanya Cindy semakin memancing emosi Nita.
"Astaga.. harus butuh kesabaran ekstra berbicara denganmu, dia namanya Felicia Agnesia Soetanto, anak semata wayang dari pemilik PT. TANOE GROUP, gak perlu gue jelasin lebih detail pastinya udah tau siapa itu Pak Tanoe," jawab Nita malas.
"Ha? berarti dia Crazy Rich setelah keluarganya Bram dong? wihh keren nih Pandu gaet cewek," ucap Cindy memuji.
"Terus kalau Pandu dapetin gue gak keren gitu?" tanya Nita kesal.
"Ya gak gitu, tetep keren si Felicia dong, udah anak semata wayang eh keluarganya Crazy Rich di Indonesia, mujur banget hidup dia udah kaya dari lahir," ucap Cindy terus memuji Felicia.
"Tauk ah kesel gue ngomong sama loe, bukannya mendukung gue buat hancurin malah Felicia loe puji terus," jawab Nita sangat kesal lalu memutus panggilan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments