19. Kembar Rusuh

Dikediaman Keluarga Pradiksa, Suasana Nampak seperti biasa. Para pelayan sibuk berlalu lalang mengerjakan pekerjaan rutinitas mereka. Suara gemericik air hujan menjadi nyanyian merdu menyambut Minggu pagi.

Dingin dan sejuk, itu lah yang terasa membuat siapa-pun ingin bermalas-malasan. Seperti seseorang yang tengah meringkuk diatas kasur empuk, menggulung tubuhnya dengan selimut tebal dan wangi, yang masih berkelana di alam mimpi.

Tapi dia diharuskan membuka matanya secara paksa, berguling-guling ke kanan dan ke kiri, menutup kedua telinganya dengan bantal.

"BERISIKKKKK...!!" Teriaknya dari dalam kamar, bangkit dan duduk sambil menutup kedua telinga dengan telapak tangan.

DIa bangun dan berlalu kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, tak lama dia keluar dan merapikan penampilannya menggunakan pakaian santai, kaos polos dan celana pendek selutut.

Laki-laki itu menuruni anak tangga dengan wajah datar, merah menahan kesal.

Ia melihat ke sekeliling ruangan tapi tidak menemukan siapapun, hanya terdengar suara yang memekakkan gendang telinga.

Gavino berjalan mencari asal suara itu dan Ia melihat kearah Belakang Mansion, dari dalam ruang keluarga yang dibatasi dengan pintu kaca. Para pelayan sudah duduk dilantai teras belakang Mansion dengan wajah yang memprihatinkan, Mereka memasang senyum terpaksa dan tangan diangkat keatas bergerak ke kiri dan ke kanan.

Berjarak 2 meter dari mereka terlihat sang mami berdiri diatas meja panjang yang dihiasi karpet warna Biru, dengan memakai headphone dikedua kupingnya. Mengenakan pakaian blink-blink mengkilap dari atas sampai bawah, dan bibirnya dihiasi dengan lipstik warna merah menyala. Cetarr....

" Para penonton...oonn

Bapak-bapak, ibu-ibu,...Semuanya....aaa

Jangan Heran kalau saya Sedang Goyang....ggg.

Rada panas, Agak seksi....hhhhh

Maafkan lahhhhhh...... Aasiiikkkk ". Nyonya Calina menyayikan lagu Inul Daratista.

Dia bernyanyi dengan enerjik, menggoyang pinggulnya, seakan-akan sedang berada di konser musik dangdut, dia mengeluarkan suara yang menurutnya sangat merdu, dan musik hanya dia sendiri yang bisa mendengar.

Berbanding terbalik dengan para pelayannya yang menahan kepekaan telinga dibalik senyum terpaksa, mereka hanya mendengarkan suara cempreng dan teriakkan tanpa musik.

" Yooo...semuanya tangan di atasss..aass".

" Para penonton.. Bapak-bapak, Ibu-ibu semua yang ada disini....iihh."

" Ada yang bilang dangdut tak goyang, bagai sayur tanpa garam, tanpa minyak, tanpa sambel, kurang enak, kurang asin, kurang sedap, kurang semuanyaaa...aahhh".

" Hhhooobbaaahhh".

" Ada yang mau sawer saya, ayo cepat sawer saya ". Memaksa.

" Yang dibelakang, tangannya kurang tinggi "

Gavino berdiri disamping ibunya dengan tangan melipat didepan dada, melihat ibunya dengan mata yang sangat tajam, menahan kekesalan.

" BUBARRR". teriaknya keras pada para pelayan.

Semua bergegas pergi terbirit-birit, ketakutan melihat tuan muda yang siap mengamuk.

"Heiii..Heeeiii para penonton Heii, kalian mau kemana, aku belum selesai bernyanyi heii. Masih ada 12 lagu lagi, Hheeii penontooonn." teriak nyonya Calina sambil melambai-lambaikan tangan.

" Aahhh...sial, mereka meninggalkan aku lagi".

Nyonya Calina memicingkan matanya kesal melihat Gavino.

" Kau kenapa selalu mengganggu kesenangan mami...Hah !". Berteriak sambil melangkah turun dari atas meja pentasnya.

Gavino mendekat dan ingin membantu maminya turun, tapi tangannya ditepis.

" Jagan pegang-pegang mami. Mami bisa turun sendiri kau pikir mami sudah jompo apa !!.

"..Hhhhaaahhhhh". Helaan nafas Gavino kesal.

Ibunya masih saja mengomel sambil teriak-teriak. Gavino mendekat dan melepaskan Headphone dari telinga ibunya.

" Aauuu..." Pekik Nyonya Calina, merasa kuping berdengung karena musik yang terlalu keras.

" Mami..!! berhentilah berprilaku seperti ini, sangat memalukan".

" Lihatlah,...mami mendapatkan baju ini dari mana ?, mataku sampai sakit melihatnya dan juga berhenti berteriak-teriak tidak jelas, gendang kupingku hampir pecah".

Nyonya Calina tak menggubris, dia masih terus menggosok-gosokkan telinganya yang berdengung sambil mencebik kan bibir merah merona.

" Bik Srii..tolong ambilkan saya minuman dingin". teriak nyonya Calina sambil berjalan dan duduk di kursi yang ada di teras.

" Kalau kau tak ingin mami seperti ini, ya kamu harus cepat-cepat menikah dan berikan mami cucu yang banyak". Ujarnya ketus.

Bik Sri datang dan meletakkan minuman dimeja.

" Ini Nyonya ".

" Makasih Bi".

Gavino mendekat dan duduk dihadapan ibunya hanya berjarak sebuah meja bundar dihiasi vas dengan bunga lili putih.

" Mami tinggal memberi restu, dan aku akan segera menikah. Bila perlu besok pun aku siap menikahi Stevani". jawabnya sambil menatap Nyonya Calina yang sedang minum.

" Bbyuuurrrrr". Semburan air tepat mengenai wajah Gavino, seperti seorang dukun yang tengah mengobati pasiennya.

" Heyy, bocah tengik !! maksud mami bukan menikah dengan wanita jadi-jadian itu, tapi dengan wanita lain".

" Sampai Lebaran semut-pun, mami tidak akan pernah merestui...paham."

"Enak saja mau menikah besok, dengan wanita jadi-jadian itu..!! oh tidak bisa, tidak akan pernah mami biarkan itu terjadi." meletakkan gelas sambil bersungut-sungut.

Gavino makin kesal setengah mati pada ibunya, bukan hanya kata-kata ibunya tapi juga semburan air minum yang membuat wajah tampannya basah.

" Mami coba beritahu aku, apa yang membuat mami tidak menyukai Stevani?, dia wanita baik-baik dan Ter....." ucapan Gavino terpotong dengan suara dering telepon ibunya.

🎵Biasanya tak pakai minyak wangi.

Biasanya tak suka begitu.

Saya cemburu, saya curiga

Takutnya ada main disana...

Suara penyanyi dangdut ayu ting-ting terdengar dari iPhone keluaran terbaru itu.

Nyonya Calina melihat siapa yang menelpon, lalu menggeser tombol jawab.

" Mamiiiiiiiii ...!!!".teriak suara cempreng wanita cantik dari seberang sana.

"Mami..mami..I Miss you" ucapnya dengan wajah memenuhi layar.

" Minggir, singkirkan wajah jelek mu itu, suaramu cempreng sekali. Lihat wajah mami sampai keriput, terkejut mendengar suaramu". terdengar suara bariton disamping gadis itu.

Nyonya Calina melongo mendengar ucapan Gio. Gavino hanya diam, dia sudah tau siapa yang menghubungi ibunya, hanya dari suara mereka, Itu pasti adik kembar biang rusuh.

Gavino memiliki 2 Adik kembar yang bernama Gio Zeen Pradiksa ( kakak ) dan Gea Nala Pradiksa ( adik ). Mereka kembar tidak identik, saat ini keduanya tengah melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Eropa yaitu Oxford University.

" Astaga...kutu ayam, Mulutmu kenapa tidak ada filternya Gio ". Omel nyonya Calina pada putranya.

" Ha.ha..haaa, kutu ayam".Ejek sang adik Gea.

" Geser Gea, aku juga ingin melihat mami". mendorong badan adiknya hingga terjatuh.

Buug**

" Auuu...sakit oon ". Pekik Gea yang sudah terduduk dilantai.

" Ya ampun..!! Kenapa aku bisa memiliki anak-anak yang menyebalkan seperti kalian ". cicitnya sambil memijat mijat kening yang terasa berdenyut.

Sekarang layar ponsel itu sudah berganti dengan wajah tampan Gio yang memiliki lesung pipi, saat dia tersenyum maka makin bertambah ketampannnya.

"Astaghfirullah... Bibir mami kenapa ".

" Mana..mana, kenapa dengan bibir mami". Gea buru-buru bangkit dari lantai merangkul pundak sang kakak untuk melihat kelayar ponsel, dan sekarang wajah kembar mereka sudah bersatu.

Gea menyipitkan matanya,lalu ....

"HAAA.HAAHA...HAA"

"Mami,. hahaha...bibir mami kenapa ?".

"Mami habis minum darah kak Gavino ya ". tawa Gea sangat keras, sampai memperlihatkan gigi gerahamnya.

" Kau berisik sekali Gea, kupingku sampai sakit mendengar tawamu seperti kuntilanak". Gio sambil membekap mulu Gea.

" Aauu, kau menggigit tanganku". pekik Gio melepaskan tangannya dari mulut Gea.

"Rasain...makanya Jagan jahil".

" Weekkk". Gea menjulurkan lidahnya.

" Kau...!!"

" Sudah...sudah..Apakah kalian bisa berhenti bertengkar, kalian membuat mami makin pusing saja. Ini warna lipstik terbaru, mami baru beli kemarin cantik kan". tanyanya sambil memajukan bibirnya ke layar.

" Iihhhhh menyeramkan mi ". jawab mereka kompak.

" Mami pusing kenapa, apa karna kak Gavin lagi?". tuduh Gea

" Ya...siapa lagi kalau bukan kakakmu, lihatlah kepala mami makin botak seperti ini, sepertinya mami akan pergi ke Turki, melakukan tanam rambut saja". ujar nyonya Calina sambil menunjukkan kepala bagian depannya yang ditumbuhi rambut jarang.

" Tapi mami cocok seperti itu, mami mirip ilmuan jenius, yang bernama ....eemmmm ah...Monalisa". Gea menjawab dengan percaya diri.

Pletakkk**

" Aduh..kau ini kenapa sih, sakit tau ". Gea menggosok-gosokkan keningnya yang terasa perih.

" Kau benar-benar Bodoh,!! Monalisa bukan ilmuan jenius tapi sebuah lukisan. Yang ilmuan jenius mirip mami Albert Einstein.." jelas Gio sambil nunjuk-ujuk kepala Gea.

"Oh ya !!..sejak kapan dia berubah nama?"

" Kau ini, benar-benar membuatku ingin membuka isi kepalamu". Gio geram melihat kebodohan adiknya sudah melewati batas kewajaran, entah bagaimana dia bisa diterima di Oxford University yang sama dengannya.

"Ya ampun!!!, Mengapa aku bisa memiliki anak-anak yang tidak ada akhlak seperti kalian. Aduh...kepalaku, sepertinya migren ku kumat".

" Bik...Bik..Bik Sri, tolong katakan pada koki, masakkan aku SOP buntut".

" Baik Nyonya". Bik Sri berlalu ke dapur memberitahu koki permintaan sang nyonya besar.

" Mami, apa hubungannya migren dengan makan SOP buntut ??". tanya Gea penasaran.

" Ya tidak ada hubungannya, karena mereka berbeda jadi tidak ada hubungan apa-apa ".!! jawaban absurt nyonya Calina membuat Gavino yang sedari tadi hanya menyimak memutar bola matanya malas.

"Jadi kapan mami akan menjenguk kami kesini"

" Aku sudah sangat merindukan mami". Gea bertanya sambil memajukan bibirnya.

" Iya..ya, tunggu saja mami pasti akan kesana".

" Benarkah, janji ya mi". memajukan jari kelingking dilayar.

"iya...!! kau makin bawel saja Gea ". ketus nyonya Calina.

" Oya iya mi, kak Gavino mana ?, kalau dia sedang tidak ada aku ingin bergosip ". suara Gea setengah berbisik.

" Kau kenapa berbisik Gea, inikan Video call, bukan bertemu langsung. Jadi kakak Es Serutmu itu tidak akan mendengar ".

Gavino memajukan badannya dan menggeser sedikit tubuh nyonya Calina.

" Oohhh jadi kalian sering membicarakan aku, apa yang ingin kamu gosipkan Gea dan kau Gio, siapa yang kau maksud Es serut ??". cecar Gavino dengan mata sorot mata tajam.

Mereka berdua membelalakkan mata, melihat orang yang sedang mereka bicarakan muncul dilayar ponsel.

" Kami akan menghubungi mami lagi nanti..By"

Dep*

Seketika wajah kedua anak kembar itu hilang, terganti dengan bayangan Gavino.

......................

...Bersambung......

Assalamualaikum Kakak-kakak semuanya 😍

Terima kasih banyak bagi kakak-kakak yang sudah mampir untuk membaca karyaku 🙏

Mohon tinggalkan cintanya buat Author dong, dalam bentuk Like & Komentarnya.

Supaya Author makin semangat buat ceritanya...💪

See you

Saranghae❤️

Terpopuler

Comments

Annie Soe..

Annie Soe..

Bwahahaha...
Asli ngakak sm klakuan mami calina vs anak kembarnya..

2024-12-25

0

Darweti

Darweti

Seru cerita nya lanjut kan

2024-10-08

0

Aufa Aqli,.😍

Aufa Aqli,.😍

🤣

2022-11-29

2

lihat semua
Episodes
1 1. Berita
2 2. Kesedihan
3 3. IBU
4 4. Tetangga Baru
5 5. Kejadian Tragis
6 6. Sofia & David
7 7. Tolong Anakku
8 8. Kesedihan Mendalam
9 9. Khalisa Ayunda Narendra
10 10. Butuh Waktu
11 11. Kembali
12 12. Gavino Garayudha Pradiksa
13 13. Akan Menemukanmu
14 14. Keputusan
15 15. Keputusan 2
16 16. Jahil
17 17. Kesal
18 18. Mengajar
19 19. Kembar Rusuh
20 20. Lamunan
21 21. Menikahlah Dengan-ku
22 22. Rumah Baru
23 23. Radenayu Group
24 INFO DARI AUTHOR
25 24. Emosi
26 25. Menolong
27 26. Kemarahan Gavino
28 27. Mencari
29 28. Nyonya Calina
30 29. Menjemput
31 30. Menolak Hadiah
32 31. Mencari Tahu
33 32. Setuju
34 33. Permohonan
35 34. Persiapan
36 35. Nasehat
37 36. Ijab Qobul
38 37. Resepsi
39 38. Kamar Pengantin
40 39. Meninggalkan
41 40. Kesepakatan
42 41. Pusat Perbelanjaan
43 42. Menjelaskan
44 43. Pindah
45 44. Botol Susu
46 45. Foto
47 46. Pertemuan
48 47. Sarapan Pagi
49 48. Meminta Ijin
50 49. Fitnahan
51 50. Mengacuhkan
52 51. Restoran Steak
53 52. Emosi Stevani
54 53. Pujaan Hati
55 54. Kuman
56 55. Mami Mertua
57 56. Keras Kepala
58 57. Menantu dan Mertua
59 58. Aneh
60 59. Mabuk
61 60. Suami Arogan
62 61. Hampir
63 62. Keinginan Gio
64 63. Tragedi Resepsionis
65 64. Harap - Harap Cemas
66 65. Ndoro Agung ?
67 66. Belanja Bersama
68 67. Milik ku
69 68. Mati lampu
70 69. Rumah sakit
71 70. Benturan Kening
72 71. Cemburu ?
73 72. Di Tabrak
74 73. Kita Akhiri saja
75 74. Kecewa
76 PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77 75. Rasa Sesal
78 76. CCTV
79 77. Pengadilan Agama
80 78. Peraturan Baru
81 79. Berhalusinasi
82 80. Bulan
83 81. Selalu menolak
84 82. Bertemu
85 83. Tidak ingin datang
86 84. Saling Tatap
87 85. Perubahan Dadakan
88 86. Maafkan Aku
89 87. Seperti terpaksa ?
90 88. Bakso
91 89. Dikepung
92 90. Hutan Kelam
93 91. Malam penuh tangis
94 92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95 93. Es Balok dan Es Serut
96 94. Hukuman
97 95. Pengganggu
98 96. Tidak percaya cinta
99 97. Aaaaa...Kecoak
100 98. Menikahi Ayu ?
101 99. Kebusukan dibalik keluguan
102 100. Memilih Diam
103 101. Tak pernah melarang
104 102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105 103. Menikah lagi
106 104. SAH yang ke-2
107 105. Rahasia Baru
108 106. Siapa dia ?
109 107. Bidadari itu Nyata
110 108. Kagum
111 109. Yang Pertama
112 110. Waktu Bersama
113 111. Suamiku
114 112. Dimabuk Cinta
115 113. Merebutnya Kembali
116 114. Danira ku
117 115. Memberi Pelajaran
118 116. Overthinking
119 117. Rencana
120 118. Ada aku
121 119. Terima kasih
122 120. Menghadapinya
123 121. Sangat Berbeda
124 122. Benci dan Cinta
125 123. Menghadapi Bersama
126 124. Obat Nyamuk
127 125. Mandi bersama
128 126. Imam
129 127. Menemani Istri
130 128. Malaikat dan Iblis
131 129. Undangan
132 130. Salah Sasaran
133 131. Takut Istri
134 132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135 133. Calon Bojo
136 134. Mengikuti nasehat istri
137 135. Berbagi suami
138 136. Menghilang !!
139 137. Rencana Danira
140 138. 1 Tahun pernikahan
141 139. Tak akan berubah
142 140. Akibat
143 141. Tamu
144 142. Tuan Muda Posesif
145 143. Merajuk
146 144. Segan
147 145. Masa lalu Stevani
148 146. Masa lalu Stevani II
149 147. Sakit
150 148. Kesepakatan
151 149. Ulang Tahun
152 150. Pengumuman Penting
153 151. Datang Lagi
154 152. Harus Kembali
155 153. Kematian Ayu
156 154. Tidak Marah
157 155. Lukisan
158 156. Dzuljannah
159 157. Uji coba
160 158. Habiskan uangku
161 159. Ditolak
Episodes

Updated 161 Episodes

1
1. Berita
2
2. Kesedihan
3
3. IBU
4
4. Tetangga Baru
5
5. Kejadian Tragis
6
6. Sofia & David
7
7. Tolong Anakku
8
8. Kesedihan Mendalam
9
9. Khalisa Ayunda Narendra
10
10. Butuh Waktu
11
11. Kembali
12
12. Gavino Garayudha Pradiksa
13
13. Akan Menemukanmu
14
14. Keputusan
15
15. Keputusan 2
16
16. Jahil
17
17. Kesal
18
18. Mengajar
19
19. Kembar Rusuh
20
20. Lamunan
21
21. Menikahlah Dengan-ku
22
22. Rumah Baru
23
23. Radenayu Group
24
INFO DARI AUTHOR
25
24. Emosi
26
25. Menolong
27
26. Kemarahan Gavino
28
27. Mencari
29
28. Nyonya Calina
30
29. Menjemput
31
30. Menolak Hadiah
32
31. Mencari Tahu
33
32. Setuju
34
33. Permohonan
35
34. Persiapan
36
35. Nasehat
37
36. Ijab Qobul
38
37. Resepsi
39
38. Kamar Pengantin
40
39. Meninggalkan
41
40. Kesepakatan
42
41. Pusat Perbelanjaan
43
42. Menjelaskan
44
43. Pindah
45
44. Botol Susu
46
45. Foto
47
46. Pertemuan
48
47. Sarapan Pagi
49
48. Meminta Ijin
50
49. Fitnahan
51
50. Mengacuhkan
52
51. Restoran Steak
53
52. Emosi Stevani
54
53. Pujaan Hati
55
54. Kuman
56
55. Mami Mertua
57
56. Keras Kepala
58
57. Menantu dan Mertua
59
58. Aneh
60
59. Mabuk
61
60. Suami Arogan
62
61. Hampir
63
62. Keinginan Gio
64
63. Tragedi Resepsionis
65
64. Harap - Harap Cemas
66
65. Ndoro Agung ?
67
66. Belanja Bersama
68
67. Milik ku
69
68. Mati lampu
70
69. Rumah sakit
71
70. Benturan Kening
72
71. Cemburu ?
73
72. Di Tabrak
74
73. Kita Akhiri saja
75
74. Kecewa
76
PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77
75. Rasa Sesal
78
76. CCTV
79
77. Pengadilan Agama
80
78. Peraturan Baru
81
79. Berhalusinasi
82
80. Bulan
83
81. Selalu menolak
84
82. Bertemu
85
83. Tidak ingin datang
86
84. Saling Tatap
87
85. Perubahan Dadakan
88
86. Maafkan Aku
89
87. Seperti terpaksa ?
90
88. Bakso
91
89. Dikepung
92
90. Hutan Kelam
93
91. Malam penuh tangis
94
92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95
93. Es Balok dan Es Serut
96
94. Hukuman
97
95. Pengganggu
98
96. Tidak percaya cinta
99
97. Aaaaa...Kecoak
100
98. Menikahi Ayu ?
101
99. Kebusukan dibalik keluguan
102
100. Memilih Diam
103
101. Tak pernah melarang
104
102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105
103. Menikah lagi
106
104. SAH yang ke-2
107
105. Rahasia Baru
108
106. Siapa dia ?
109
107. Bidadari itu Nyata
110
108. Kagum
111
109. Yang Pertama
112
110. Waktu Bersama
113
111. Suamiku
114
112. Dimabuk Cinta
115
113. Merebutnya Kembali
116
114. Danira ku
117
115. Memberi Pelajaran
118
116. Overthinking
119
117. Rencana
120
118. Ada aku
121
119. Terima kasih
122
120. Menghadapinya
123
121. Sangat Berbeda
124
122. Benci dan Cinta
125
123. Menghadapi Bersama
126
124. Obat Nyamuk
127
125. Mandi bersama
128
126. Imam
129
127. Menemani Istri
130
128. Malaikat dan Iblis
131
129. Undangan
132
130. Salah Sasaran
133
131. Takut Istri
134
132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135
133. Calon Bojo
136
134. Mengikuti nasehat istri
137
135. Berbagi suami
138
136. Menghilang !!
139
137. Rencana Danira
140
138. 1 Tahun pernikahan
141
139. Tak akan berubah
142
140. Akibat
143
141. Tamu
144
142. Tuan Muda Posesif
145
143. Merajuk
146
144. Segan
147
145. Masa lalu Stevani
148
146. Masa lalu Stevani II
149
147. Sakit
150
148. Kesepakatan
151
149. Ulang Tahun
152
150. Pengumuman Penting
153
151. Datang Lagi
154
152. Harus Kembali
155
153. Kematian Ayu
156
154. Tidak Marah
157
155. Lukisan
158
156. Dzuljannah
159
157. Uji coba
160
158. Habiskan uangku
161
159. Ditolak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!