13. Akan Menemukanmu

Hentakan telapak sepatu beberapa pria berpakaian serba hitam terdengar oleh pelayan. Para pria bertubuh besar itu berhenti tepat didepan pintu Gebyok berukuran besar dengan ukiran-ukiran kuno.

Pintu kayu terbuka Lebar.

Wangi aroma kayu manis dan bunga melati menyeruak ke Indra penciuman tiap orang yang ada di ruangan itu. Kursi yang terbuat dari kayu jati beralaskan busa tebal berwarna cream tersusun rapi. Patung raja berukuran sedang berdiri kokoh ditengah ruangan, membelakangi jendela kaca dan wayang kulit terpasang di sisi kiri dan kanannya. Lampu gantung menjuntai indah di langit- langit rumah.

Di setiap sudut ruangan terdapat pas bunga berwarna emas, yang dihiasi dengan bunga Sedap Malam. Aroma yang ditimbulkan makin menambah aura menyeramkan.

Mereka masuk dengan perlahan, berjalan menuju seorang pria yang tengah duduk santai ditemani dengan seorang wanita yang tak lain adalah istrinya.

" Nyuwun pangapunten Ndoro Agung". ketiga pria itu memberi salam hormat sambil mengatupkan dua telapak tangan mereka.

"Kulo sedoyo badepinaraak ngadep". Ujar seorang yang tak lain ketua dari para pria itu.

Laki-laki dihadapan mereka bergeming, masih asik mengelap benda berbahaya ditangannya dengan sapu tangan.

Sang ketua yang bernama Bondan maju, berjalan menggunakan kedua lututnya, memberi jarak sekitar 1 meter dari rekan-rekannya di belakang.

" Apakah kalian membawa berita baik, sehingga kalian berani datang kesini ?" suara laki-laki terkesan halus, tapi penuh dengan nada ancaman.

"Apa kalian sudah berhasil menemukan wanita itu, atau telah berhasil mengetahui dimana gadis itu disembunyikan "?. tanyanya lagi tanpa melihat kearah Bondan, dia masih asik memperhatikan benda mengerikan itu, mengelusnya seakan memegang benda berharga.

"Ampun Ndoro Agung !! Kami belum berhasil menemukan wanita hamil itu dan Belum juga mengetahui keberadaan gadis yang Ndoro Agung maksudkan". jawabnya sambil menunduk, takut.

"Hheemmhh".

Laki-laki itu naikkan ujung bibirnya tersenyum sinis.

"Jadi kalian masih gagal?".

" Eemmh.. pasti wanita itu sudah melahirkan sekarang?". wanita yang duduk disebelah laki-laki itu membuka suaranya nan lembut dan penuh penataan dalam berbicara.

Wanita itu duduk dengan anggun sambil memegang cangkir teh ditangan kanan dan piring kecil ditangan kiri tanpa menatap lawan bicaranya.

" Lalu jika kamu belum menemukannya, mengapa kau berani datang kepadaku..hhmm ?". Nada bicara yang dingin membuat ketiga pria itu merinding.

Para pria itu diam, masih takut untuk mengeluarkan suara.

Cekkk

Cekkk

Cekkk

"Sayang sekali ".

DDOORRR***

Timah panas yang telah lama tertidur kini telah bersarang di kepala Bondan.

BUG**

Suara benda padat terjatuh menyentuh lantai. Darah segar keluar dari kepala laki-laki yang sudah tergeletak tak bernyawa.

Deg*

Deg*

Deg*

Tubuh Kedua Rekan Bondan gemetar ketakutan, keringat dingin sudah sebesar biji jagung membasahi dahi. Jantungnya memompa dengan sangat cepat melihat darah segar mengalir dilantai berwarna coklat tua.

"Ampun Ndoro, jangan bunuh kami, ampuni kami Ndoro Agung. " Sujud mereka mencium lantai dengan suara bergetar.

" Kalian sudah tau bukan, bahwa aku tidak suka dengan kegagalan. Jika kalian berani menghadap berati kalian sudah tau apa yang akan terjadi jika tidak sesuai dengan keinginanku." Tuturnya mengalun lembut, tapi bermaksud mengintimidasi.

" Maaf Ndoro Agung, Se..sebenarnya kami ingin melaporkan bahwa kami melihat seseorang wanita yang datang ke rumah itu beberapa hari yang lalu melalui Cctv yang kita pasang". ujar salah satu pria yang masih sujud ditempatnya dengan terbata-bata.

Laki-laki yang menggunakan blangkon di kepalanya, seketika menghentikan kegiatannya lalu meletakkan benda berbahaya itu diatas meja. Matanya menyelang, menatap tajam penuh dengan kekejaman kearah kedua anak buahnya.

"Apa kalian melihat wajahnya ?."

"Maaf Ndoro, kami tidak bisa melihat wajahnya, karena wajah wanita itu ditutupi cadar." jawabnya takut-takut, apabila dia salah menjawab maka nasibnya akan berakhir sama seperti rekannya yang lain.

" Lalu..!! dimana wanita itu sekarang ?"

"Wanita itu menghilang Ndoro, sesuai dengan rekaman video Cctv yang kami lihat, wanita itu ditarik oleh seseorang dan dibawa pergi". ujar pria yang satunya lagi.

Wanita yang ada disamping lelaki itu masih duduk dengan tenang. Tak memberikan reaksi apapun, apalagi merasa terganggu dengan perbuatan dan pembicaraan sang suami. Dia masih terus memegang cangkir teh, meniup-tiup sambil menggerak-gerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan halus. sangat- sangat mencerminkan keningratan yang anggun.

"Dia sudah datang Raden mas ". tuturnya lembut, sambil meletakkan cangkir teh diatas meja tanpa mengeluarkan suara dentingan kaca.

"Sesuai dengan perkiraan ku, Dia tidak mati. Dia masih hidup ". tekannya lagi, melihat kearah suaminya dengan senyuman ayu.

Laki-laki bertubuh kurus itu hanya mengangguk-anggukkan kepala tanda sepaham. Dengan sorot mata tak lepas dari kedua anak buahnya.

" Temukan wanita itu, bila perlu orang yang membawanya pergi juga. Sepertinya orang itu mengetahui sesuatu." titahnya tegas tak terbantahkan.

" Dan ingat,!!! aku tidak suka kegagalan. Kalian sudah tau apa akibatnya". Ancamnya dengan suara rendah dan mendayu, sangat lembut mencerminkan kebangsawanannya tapi membunuh.

" Ba,,...Ba..ik Ndoro."

" Kami mohon undur diri Ndoro ". pamit mereka terbata-bata, beranjak dari sujud dan berjalan mundur.

"Aku akan menemukanmu, Cah Ayu".

ucapnya dengan seringai licik.

...****************...

Suasana tenang pondok pesantren di pagi hari selalu membuat Danira tentram. Angin segar berhembus menggoyangkan pepohonan disana.

Danira yang tegah duduk di kursi taman samping rumah kyai Roslan, sambil menghangatkan tubuh baby Khalisa dengan sinar matahari pagi.

Hhhmm haahhh...Hangat dan Sejuk

" Assalamualaikum". Suara Bass menyapa dari belakang.

"Waallaikumsalam". Danira menjawab sambil memutar sedikit badannya, melihat si penyapa.

" Aa Ilham". Mata Danira sedikit menyipit tersenyum.

" Aa boleh duduk disini Neng ". Tanya Ilham sambil menunjuk bangku taman tempat Danira duduk.

" Oh...Silahkan Aa". Danira menggeser tubuhnya memberikan jarak bagi mereka.

Ilham duduk, matanya melihat kearah bayi menggemaskan dipangkuan Danira.

"Hay anak cantik, seneng berjemur ya?". Canda Ustadz Ilham pada bayi 1 bulan itu.

Yang disapa hanya diam, menikmati hangatnya mentari pagi, hingga kulitnya memerah. Danira hanya tersenyum mendengar Ilham menirukan suara anak-anak.

Dari jauh, banyak pasang mata melihat mereka iri. Mereka seperti keluarga bahagia.

^^^"Sangat serasi ".'bisik-bisik para santri yang melihat mereka.^^^

" Aa turut berduka cita ya Neng, aa sudah mendengar kabar yang menimpa keluarga Eneng dari Abah". ucapnya sambil melihat Danira dengan rasa penuh prihatin.

Danira melihat kearah Ilham, mata mereka saling bertemu. Ilham mematung sejenak, terhipnotis dengan mata terindah yang ada didepannya tak berkedip. Tapi Danira dengan cepat memutuskan tautan pandangannya dan melihat kearah lain.

Ustadz Ilham tersadar dan jadi salah tingkah.

" Iya Aa, terima kasih ". tanpa melihat Ilham.

" Maafkan Aa ya neng, seharunya aa ada disaat kamu pulang hari itu". ujarnya dengan pandangan ke depan dan rasa penyesalan.

Hari itu, saat abahnya telah menceritakan semua kejadian keluarga Danira, Ilham langsung ingin menemui Danira. Bermaksud ingin menenangkan walau hanya mengobrol dibatasi tembok kamar. Tapi Ilham mendapat telpon bahwa pengajuan beasiswanya ke Kairo Al-Azhar Mesir diterima. Jadi dia bergegas pergi untuk mengurus semuanya.

dan sudah 1 Minggu dia sibuk mengurus semua keperluan keberangkatannya jadi baru hari ini dia bisa bertemu dan berbicara dengan Danira.

" Tidak Apa-apa Aa, kan udah ada umi dan Abah. Terima kasih atas niat baik aa Ilham". suara lembut itu makin menghanyutkan perasaan Ilham kian dalam.

10 tahun yang lalu saat Danira datang ke pondok pesantren, Ilham selalu menjadi teman Danira. karena mereka tinggal 1 rumah Danira sudah menganggap Ilham seperti kakaknya sendiri. Ilham yang saat itu sudah berusia 17 tahun, sudah bisa merasakan bahwa dia menyukai Danira kecil, wajah Danira yang cantik dan imut, ditambah kelembutan hati yang Danira miliki, membuat Ilham jatuh hati.

Tapi Ilham masih menyimpan perasaannya, dia belum ingin Danira mengetahui semuanya. Dia selalu memperlakukan Danira bak ratu, selalu mengutamakan Danira setelah uminya, hingga saat ini perasaannya masih tersimpan rapi.

Namun sayang, sebentar lagi dia akan meninggalkan gadis pujaannya dalam waktu yang cukup lama.

Tak jauh dari mereka duduk, sepasang mata yang dihiasi dengan garis-garis keriput melihat kearah mereka, lalu berlalu pergi.

"Kata umi, aa keterima di Al Azhar ya?, kapan keberangkatan nya aa?".

" Selamat ya Aa, Semoga selama aa disana selalu dalam lindungan Allah SWT, dan kembali kesini dalam keadaaan baik dan sehat." Doanya tulus.

"Aamiin Neng, terima kasih doanya. Insyaallah Minggu depan aa sudah berangkat". jawabnya lirih. Sejujurnya dia ingin membawa Danira bersama dengannya. Tapi....

Danira yang mendengar jawaban tak semangat Ilham ingin bertanya, tapi di urung karena Khalisa mulai merengek.

" Maaf aa, sepertinya Khalisa sudah sangat kepanasan jadi aku bawa masuk dulu ya Aa, ngak apa-apa kan kalau aa Ilham aku tinggal ?". tanyanya lembut sambil mengangkat tubuh Khalisa.

"Iya neng, tidak apa-apa, kasian Khalisa sudah merah begitu kulitnya." ujar Ilham sambil bergurau.

Danira bangkit dan mengucapkan salam pada Ilham. Sekarang tinggallah Ilham duduk sendiri menatap lurus ke depan dengan pikiran berkelana entah ke mana.

Tiba-tiba tepukan di bahu Ilham, membuyarkan semua lamunannya, Ilham menoleh dan melihat siapa orangnya.

" Abah...".

......................

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

Ilham laki yg baik utk danira tapi jodoh danira entah kesiapa ?

2024-12-24

0

Darweti

Darweti

Lanjut tor

2024-10-07

0

Siti Fatonah

Siti Fatonah

aa knp ga ngomong sma abah..biar dinikahkan smaa eneng🤭🤭🤭

2022-09-23

3

lihat semua
Episodes
1 1. Berita
2 2. Kesedihan
3 3. IBU
4 4. Tetangga Baru
5 5. Kejadian Tragis
6 6. Sofia & David
7 7. Tolong Anakku
8 8. Kesedihan Mendalam
9 9. Khalisa Ayunda Narendra
10 10. Butuh Waktu
11 11. Kembali
12 12. Gavino Garayudha Pradiksa
13 13. Akan Menemukanmu
14 14. Keputusan
15 15. Keputusan 2
16 16. Jahil
17 17. Kesal
18 18. Mengajar
19 19. Kembar Rusuh
20 20. Lamunan
21 21. Menikahlah Dengan-ku
22 22. Rumah Baru
23 23. Radenayu Group
24 INFO DARI AUTHOR
25 24. Emosi
26 25. Menolong
27 26. Kemarahan Gavino
28 27. Mencari
29 28. Nyonya Calina
30 29. Menjemput
31 30. Menolak Hadiah
32 31. Mencari Tahu
33 32. Setuju
34 33. Permohonan
35 34. Persiapan
36 35. Nasehat
37 36. Ijab Qobul
38 37. Resepsi
39 38. Kamar Pengantin
40 39. Meninggalkan
41 40. Kesepakatan
42 41. Pusat Perbelanjaan
43 42. Menjelaskan
44 43. Pindah
45 44. Botol Susu
46 45. Foto
47 46. Pertemuan
48 47. Sarapan Pagi
49 48. Meminta Ijin
50 49. Fitnahan
51 50. Mengacuhkan
52 51. Restoran Steak
53 52. Emosi Stevani
54 53. Pujaan Hati
55 54. Kuman
56 55. Mami Mertua
57 56. Keras Kepala
58 57. Menantu dan Mertua
59 58. Aneh
60 59. Mabuk
61 60. Suami Arogan
62 61. Hampir
63 62. Keinginan Gio
64 63. Tragedi Resepsionis
65 64. Harap - Harap Cemas
66 65. Ndoro Agung ?
67 66. Belanja Bersama
68 67. Milik ku
69 68. Mati lampu
70 69. Rumah sakit
71 70. Benturan Kening
72 71. Cemburu ?
73 72. Di Tabrak
74 73. Kita Akhiri saja
75 74. Kecewa
76 PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77 75. Rasa Sesal
78 76. CCTV
79 77. Pengadilan Agama
80 78. Peraturan Baru
81 79. Berhalusinasi
82 80. Bulan
83 81. Selalu menolak
84 82. Bertemu
85 83. Tidak ingin datang
86 84. Saling Tatap
87 85. Perubahan Dadakan
88 86. Maafkan Aku
89 87. Seperti terpaksa ?
90 88. Bakso
91 89. Dikepung
92 90. Hutan Kelam
93 91. Malam penuh tangis
94 92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95 93. Es Balok dan Es Serut
96 94. Hukuman
97 95. Pengganggu
98 96. Tidak percaya cinta
99 97. Aaaaa...Kecoak
100 98. Menikahi Ayu ?
101 99. Kebusukan dibalik keluguan
102 100. Memilih Diam
103 101. Tak pernah melarang
104 102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105 103. Menikah lagi
106 104. SAH yang ke-2
107 105. Rahasia Baru
108 106. Siapa dia ?
109 107. Bidadari itu Nyata
110 108. Kagum
111 109. Yang Pertama
112 110. Waktu Bersama
113 111. Suamiku
114 112. Dimabuk Cinta
115 113. Merebutnya Kembali
116 114. Danira ku
117 115. Memberi Pelajaran
118 116. Overthinking
119 117. Rencana
120 118. Ada aku
121 119. Terima kasih
122 120. Menghadapinya
123 121. Sangat Berbeda
124 122. Benci dan Cinta
125 123. Menghadapi Bersama
126 124. Obat Nyamuk
127 125. Mandi bersama
128 126. Imam
129 127. Menemani Istri
130 128. Malaikat dan Iblis
131 129. Undangan
132 130. Salah Sasaran
133 131. Takut Istri
134 132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135 133. Calon Bojo
136 134. Mengikuti nasehat istri
137 135. Berbagi suami
138 136. Menghilang !!
139 137. Rencana Danira
140 138. 1 Tahun pernikahan
141 139. Tak akan berubah
142 140. Akibat
143 141. Tamu
144 142. Tuan Muda Posesif
145 143. Merajuk
146 144. Segan
147 145. Masa lalu Stevani
148 146. Masa lalu Stevani II
149 147. Sakit
150 148. Kesepakatan
151 149. Ulang Tahun
152 150. Pengumuman Penting
153 151. Datang Lagi
154 152. Harus Kembali
155 153. Kematian Ayu
156 154. Tidak Marah
157 155. Lukisan
158 156. Dzuljannah
159 157. Uji coba
160 158. Habiskan uangku
161 159. Ditolak
Episodes

Updated 161 Episodes

1
1. Berita
2
2. Kesedihan
3
3. IBU
4
4. Tetangga Baru
5
5. Kejadian Tragis
6
6. Sofia & David
7
7. Tolong Anakku
8
8. Kesedihan Mendalam
9
9. Khalisa Ayunda Narendra
10
10. Butuh Waktu
11
11. Kembali
12
12. Gavino Garayudha Pradiksa
13
13. Akan Menemukanmu
14
14. Keputusan
15
15. Keputusan 2
16
16. Jahil
17
17. Kesal
18
18. Mengajar
19
19. Kembar Rusuh
20
20. Lamunan
21
21. Menikahlah Dengan-ku
22
22. Rumah Baru
23
23. Radenayu Group
24
INFO DARI AUTHOR
25
24. Emosi
26
25. Menolong
27
26. Kemarahan Gavino
28
27. Mencari
29
28. Nyonya Calina
30
29. Menjemput
31
30. Menolak Hadiah
32
31. Mencari Tahu
33
32. Setuju
34
33. Permohonan
35
34. Persiapan
36
35. Nasehat
37
36. Ijab Qobul
38
37. Resepsi
39
38. Kamar Pengantin
40
39. Meninggalkan
41
40. Kesepakatan
42
41. Pusat Perbelanjaan
43
42. Menjelaskan
44
43. Pindah
45
44. Botol Susu
46
45. Foto
47
46. Pertemuan
48
47. Sarapan Pagi
49
48. Meminta Ijin
50
49. Fitnahan
51
50. Mengacuhkan
52
51. Restoran Steak
53
52. Emosi Stevani
54
53. Pujaan Hati
55
54. Kuman
56
55. Mami Mertua
57
56. Keras Kepala
58
57. Menantu dan Mertua
59
58. Aneh
60
59. Mabuk
61
60. Suami Arogan
62
61. Hampir
63
62. Keinginan Gio
64
63. Tragedi Resepsionis
65
64. Harap - Harap Cemas
66
65. Ndoro Agung ?
67
66. Belanja Bersama
68
67. Milik ku
69
68. Mati lampu
70
69. Rumah sakit
71
70. Benturan Kening
72
71. Cemburu ?
73
72. Di Tabrak
74
73. Kita Akhiri saja
75
74. Kecewa
76
PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77
75. Rasa Sesal
78
76. CCTV
79
77. Pengadilan Agama
80
78. Peraturan Baru
81
79. Berhalusinasi
82
80. Bulan
83
81. Selalu menolak
84
82. Bertemu
85
83. Tidak ingin datang
86
84. Saling Tatap
87
85. Perubahan Dadakan
88
86. Maafkan Aku
89
87. Seperti terpaksa ?
90
88. Bakso
91
89. Dikepung
92
90. Hutan Kelam
93
91. Malam penuh tangis
94
92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95
93. Es Balok dan Es Serut
96
94. Hukuman
97
95. Pengganggu
98
96. Tidak percaya cinta
99
97. Aaaaa...Kecoak
100
98. Menikahi Ayu ?
101
99. Kebusukan dibalik keluguan
102
100. Memilih Diam
103
101. Tak pernah melarang
104
102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105
103. Menikah lagi
106
104. SAH yang ke-2
107
105. Rahasia Baru
108
106. Siapa dia ?
109
107. Bidadari itu Nyata
110
108. Kagum
111
109. Yang Pertama
112
110. Waktu Bersama
113
111. Suamiku
114
112. Dimabuk Cinta
115
113. Merebutnya Kembali
116
114. Danira ku
117
115. Memberi Pelajaran
118
116. Overthinking
119
117. Rencana
120
118. Ada aku
121
119. Terima kasih
122
120. Menghadapinya
123
121. Sangat Berbeda
124
122. Benci dan Cinta
125
123. Menghadapi Bersama
126
124. Obat Nyamuk
127
125. Mandi bersama
128
126. Imam
129
127. Menemani Istri
130
128. Malaikat dan Iblis
131
129. Undangan
132
130. Salah Sasaran
133
131. Takut Istri
134
132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135
133. Calon Bojo
136
134. Mengikuti nasehat istri
137
135. Berbagi suami
138
136. Menghilang !!
139
137. Rencana Danira
140
138. 1 Tahun pernikahan
141
139. Tak akan berubah
142
140. Akibat
143
141. Tamu
144
142. Tuan Muda Posesif
145
143. Merajuk
146
144. Segan
147
145. Masa lalu Stevani
148
146. Masa lalu Stevani II
149
147. Sakit
150
148. Kesepakatan
151
149. Ulang Tahun
152
150. Pengumuman Penting
153
151. Datang Lagi
154
152. Harus Kembali
155
153. Kematian Ayu
156
154. Tidak Marah
157
155. Lukisan
158
156. Dzuljannah
159
157. Uji coba
160
158. Habiskan uangku
161
159. Ditolak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!