17. Kesal

Waktu sudah menunjukkan pukul 8.00 pagi. Jalanan nampak lengang, tak terlalu padat seperti hari-hari biasa, mungkin karena para pengguna jalan sudah duduk dibalik meja kerja dan kegiatan masing-masing.

Didalam mobil suasana sangat sepi, tak ada percakapan atau obrolan, Sean melihat dari kaca kemudi, mengernyitkan keningnya merasa ada yang aneh.

Biasanya wanita ini lebih agresif kepada sang Bos, apa lagi mengingat mereka sudah hampir 2 minggu tidak bertemu.

Sudah bisa dipastikan Stevani akan menempel seperti perangko, merancau atau menunjukkan update tan barang-barang branded keluaran terbaru. Mencium Gavino tanpa rasa malu, hingga kadang membuat Sean risih.

Tapi kali ini lain, Stevani hanya senyum-senyum sendiri sambil memainkan ponselnya asik bertukar pesan. Begitu juga dengan Gavino dia juga asik menggeser geserkan layar tab nya untuk melihat email-email yang masuk, sesekali dia melirik Stevani yang tampak tak memperdulikannya, seakan-akan lupa kalau Gavino ada disampingnya.

Setelah hampir 20 menit mobil itu berhenti di besement Apartemen mewah di daerah Jakarta Selatan. Apartemen yang diberikan oleh Gavino khusus untuk Stevani saat perayaan anniversary mereka yang ke-5 tahun.

" Kita Sudah sampai Tuan ". Sean memberitahu.

Gavino hanya diam mengamati Stevani yang masih asik dengan benda pipih itu.

Heekhemmm....

" Oh, sudah sampai ya, cepat sekali". Stevani melihat ke sekeliling tanpa merasa berdosa.

Sean yang duduk dibelakang kemudi mulai merasakan hawa dingin menusuk kulit, padahal cuaca diluar sedang panas-panasnya.

" Kau bertukar pesan dengan siapa ?Sepertinya asik sekali, sampai-sampai kau lupa kalau aku ada disini". Suara bariton itu bertanya dengan nada sangat datar dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Stevani tergelak melihat wajah kekasihnya, ada raut tak suka terpampang jelas.

" Aku hanya bertukar pesan dengan teman ku Danu ".

"Danu ?"

"Iya,...Dia temanku waktu sekolah Menengah dulu. Kami sudah lama tidak bertemu ataupun bertukar kabar, karena dia selama ini diluar negri, dia meminta nomerku kemarin melalui media sosial.

Gavino tetap diam.

" Apa kau cemburu?".

"Ayo lah,...kau tak perlu cemburu dengannya honey. Dia menghubungiku hanya untuk memberikan undangan pernikahannya, lihatlah ini ". Stevani menunjukkan ponselnya pada Gavino, disana tertera undangan pernikahan.

"Eemm..baiklah aku percaya padamu". Respon Gavino sambil mengalihkan pandangannya ke depan.

Stevani turun dari mobil, lalu berbalik melihat Gavino yang masih duduk didalam.

" Apa kau tidak ingin mengantarkan aku kedalam Honey?.

" Tidak...!! aku harus segera kekantor, karena ada meeting sebentar lagi". jawabnya dingin seperti freezer full.

"Tapi aku merindukanmu". ujarnya dengan nada manja dan menggoda.

" Masuklah!!.. aku harus segera berangkat."

" Hheemmmmhh...Baiklah, tapi nanti malam kau kesini ya honey. Aku menunggumu". godanya tersenyum sambil mengedipkan sebelah mata.

Gavino tak merespon, dia langsung menutup jendela mobil dan berlalu tanpa menjawab Stevani.

Stevani sudah terbiasa dengan sikap dingin dan cuek kekasihnya itu. Saat mobil Gavino sudah tak terlihat, senyuman manis di wajah Stevani menghilang, ia berjalan menuju unit apartemen nya, menekan tombol pin dan membanting pintu dengan sangat keras.

Dia langsung membuka bajunya dan membuang kelantai dan menginjak-injak.

"Aaahhhhh...berengsek". umpatnya teriak.

" Dasar Nenek Gayung sialan, beraninya dia memperlakukanku seperti ini. Dia pikir dia siapa hah". Teriaknya terus memenuhi semua ruangan.

Stevani berteriak dan melempar barang-barang yang ada didekatnya ke lantai. dia benar-benar menyalurkan kekesalan yang sedari tadi dia tahan atas perlakuan Nyonya Calina.

" Berani-beraninya si nenek gayung memprovokasi Gavino, dengan mengungkit keluargaku. Apa tadi dia bilang, membuang gelas bekas aku minum, Sialan...dia pikir aku rabies hah. Dasar Nenek Gayung Brengsek... Brengsek!!! Umpatnya lagi sambil mengacak-acak rambutnya hingga mekar seperti singa.

" Lihat saja, aku akan membalas semua perbuatanmu selama ini kepadaku." ujarnya lagi sambil tersenyum licik lalu tertawa dengan sangat keras.

...****************...

Mobil Gavino sudah berhenti tepat didepan pintu lobby, dia turun dan langsung disambut seperti biasa oleh para karyawannya. Seperti biasa pula mereka selalu diabaikan.

Gavino keluar dari dalam kotak baja diikuti oleh sang asisten setia yang selalu mengikuti kemanapun dia pergi, saat didepan pintu ruangan dia berhenti, Sean yang dari tadi mengekori pun ikut terhenti. Gavino berbalik melihat Sonya yang berdiri sambil menundukkan kepalanya.

"Kau...!! panggilnya pada Sonya, dengan kedua tangannya didalam saku celana.

Deg*

Jantung Sonya berdegup kencang, tangan sudah terasa basah dan gemetar. Otak nya mulai dipaksa bekerja mencari-cari memori yang bagian mana dia membuat kesalahan pada bos nya ini.

" Sa..saya Tuan ".

" Ya... siapa lagi kalau bukan kamu !!! ".

" Buatkan saya, Kopi hitam yang paling pahit".

Sonya mengangkat kepala melihat Gavino dengan menautkan kedua alisnya, apa dia tidak salah dengar ' Kopi pahit ', seingatnya bos galak ini amat sangat tidak suka kopi pahit, tapi....

Sonya melihat kearah Sean, dan mata mereka saling bertemu, sama-sama bingung.

" Heeiii, Apa kau tuli ?". Bentaknya pada Sonya.

" Ah..iya pak, saya akan membuatkan sekarang". Jawabnya gemetar.

" lalu kenapa masih berdiri disitu ?". Tegurnya lagi, karena Sonya masih mematung ditempat.

Seketika Sonya langsung bergerak, berlari menuju pantry.

Gavino melangkah masuk kedalam ruangan, disusul Sean. Gavino membuka Jas, dan Duduk di kursi kebesarannya.

"Sean ?"

" Iya Tuan "

" Panggil mereka sekarang ".

" Maaf tuan, tapi jadwalnya bel...." kata-kata Sean terpotong oleh suara Gavino.

" Saya bilang sekarang, ya sekarang. Apa kamu sudah bosan kerja hah ?".

"Baik Tuan ". Sean berbalik dan pergi menghubungi bagian yang dimaksud Gavino.

Interkom terhubung...

" Ahh..sial ". ucap gadis berambut pirang di kuncir kuda.

" Kamu kenapa ?. Tanya Lala.

" Aku dipanggil keruangan Presdir sekarang." tangannya bergerak mengeprint laporan dari komputer.

" loh bukannya jam 10, ini baru jam 9 kurang ".

" Aku tidak tahu, barusan pak Sean memberitahu kalau aku dipanggil sekarang ". Jawab Siska sambil merapikan dokumen-dokumennya.

" Dia bos Beruang kutub menyebalkan, seenak jidatnya saja merubah jadwal. Aku jadi keteteran sekarang."

Lala dan Reza cekikikan, melihat Siska sibuk kesana-kemari mencari dokumennya.

" lagian, kenapa kamu tidak menyiapkan dari kemarin-kemarin sih. Ibarat kata nih, sudah mau berak baru mencari lubang, ya begitu posisimu sekarang". Gurau Reza sambil tertawa.

" Kampret... Bukannya membantu, malah mentertawakan ku, kalian menyebalkan. Lagi pula ini salah tuan Gavino, biasanya yang melaporkan semuanya kan kamu za, bukan aku". Siska bersungut-sungut kesal.

" Mungkin tuan tampan ingin melihat karyawan yang selalu mengatainya selama ini ". Timpal Lala tertawa.

Siska sudah selesai memasukkan semua dokumen kedalam 1 map, dan bergegas memegang handle pintu keluar.

" Sudah di cek lagi belum sis laporannya". tanya Lala mengingatkan.

" Sudah, aman". ujarnya seraya pergi.

Tok..

Tok..

Tok..

Suara ketukan pintu terdengar dari luar.

Gavino bergeming sambil membaca, laporan-laporan yang lain diatas mejanya.

Pintu terbuka, Sonya masuk dengan secangkir kopi hitam pahit sesuai pesanan sang bos.

" Permisi tuan, ini pesanan kopinya ".

" Eemmm..letakkan saja disana ".Titahnya sambil menunjuk meja sisi yang kosong.

Sonya meletakkan cangkir kopi dengan hati-hati.

" Ada yang ingin saya bantu lagi tuan ".

Gavino diam tanpa menjawab.

Sonya yang paham maksud diam tuannya, pamit undur diri.

Saat Sonya membuka pintu keluar, Siska muncul dibalik pintu dengan nafas yang ngos-ngosan seperti habis lari maraton.

" Kenapa ?".

" Ma..u, la..la laporan Bu ". Jawab Siska dengan nafas masih berantakan.

" Ya sudah, masuk saja. sudah ditungguin ". Sonya tersenyum seraya duduk di balik meja.

Siska masih mengatur nafasnya, dan merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. Dirasa sudah tenang, siska mengetuk pintu dan masuk kedalam ruangan Gavino.

Suasana panas menyambut Siska, perasaan Siska mulai tidak karuan, jantungnya mulai memompa tidak beraturan, nafasnya kembali sesak, takut mulai menjalar, Siska merasa seperti masuk ke rumah hantu bahkan lebih seram dari itu. Karena ini pertama kalinya dia menghadap langsung, biasanya Reza yang selalu membuat laporan mingguan lalu laporan itu hanya diserahkan kepada Sonya tidak pernah sekalipun menghadap Presdir langsung, tapi kali ini.....

" Apakah kamu ingin berdiri saja disana ?." Suara bariton itu membuyarkan lamunan Siska.

" Eehh..maaf Tuan".

" Ini laporan yang anda minta tuan ". berjalan seraya memberikan dokumen dengan gemetar.

Gavino menerima, dan mulai membaca susunan laporan keuangan itu.

Jantung Siska sudah tidak bisa dikondisikan, dia berdiri sambil meremas-remas jemarinya.

" Apa-apaan ini ". Bentak Gavino dengan suara memenuhi ruangan, hingga keluar. Sonya yang duduk didepan sampai terperanjat kaget.

Mendengar Gavino berteriak, membuat Siska terperanjat hingga mundur beberapa langkah kebelakang.

" Laporan macam apa ini ?". Teriaknya makin emosi, matanya melihat Siska dengan tajam seperti elang yang siap mencabik-cabik mangsanya.

" Ma..maaf tuan, sa..saya salahnya dima..na". memberanikan bertanya dengan badan bergetar.

"Bagaimana bisa pengeluaran kita menggunung seperti ini, dan keuntungan hanya Rp. 3.000,- ( tiga ribu rupiah ).??" teriaknya makin tersulut emosi.

Siska kaget setengah mati mendengar ucapan dari Bosnya itu, bagaimana mungkin. Dia sudah benar membuat laporan dengan keuntungan minggu ini sebesar Rp.30.000.000.000,- (30 miliar).

" Masa sih Tuan, tuan salah baca kali". ucapnya keceplosan dan langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.

" Kamu bilang saya salah baca,!! ini baca sendiri laporan kamu". ucapnya seraya melemparkan map yang berisi dokumen laporan itu kelantai.

Siska mengambilnya, dan......

Astaga, matanya membelalak, tangannya gemetar memegang hasil laporannya sendiri, kakinya lemas sudah tidak mampu menopang bobot tubuhnya.

" Kenapa ini, bagaimana bisa terjadi, perasaan tadi sudah benar, apa angka 0 nya terjatuh saat aku berlari tadi... aahh sial kenapa aku bodoh sekali". Gumamnya sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.

" Jadi siapa yang salah baca, saya atau kamu yang salah buat laporan ". bentak Gavino dengan amarah.

" Ma..ma..aaf tuan, itu, anu , sa..ya kurang memasukkan angka 0 nya tuan di kolom Keuntungan, dan untuk pengeluaran saya salah memasukkan angka." Cicitnya memberi penjelasan.

" Saya tidak mau tau dan tidak mau mendengarkan alasan apapun. Karena laporan kamu tidak benar, dan pekerjaan kamu tidak becus kamu saya pec...."

" Ampun tuan, jagan pecat saya, saya akui kalau saya salah dan teledor, saya benar-benar minta maaf. Saya akan segera memperbaikinya, kasih saya waktu 2 jam saja, saya akan mencari kemana angka 0 itu terjatuh." Potongnya memohon sambil berjongkok dilantai dan berderai air mata, dia benar-benar takut jika sampai dipecat dari sini maka tamat sudah karirnya.

" Jadi kamu meminta kesempatan?!! baik, saya beri kamu waktu untuk merevisi ini hanya 3 menit, Bagaimana ? Jika tidak sanggup...

" Saya sanggup tuan". potongnya cepat.

Gavino menyeringai licik.

" Kemari " Panggilnya pada Siska.

" Sebagai hukuman, karena kamu salah membuat laporan, dan sering mengatai saya beruang kutub !! kamu minum ini ". Mendorong cangkir kopi pahit yang buatkan Sonya tadi, sebenarnya Gavino tidak pernah menghukum karyawannya yang teledor semudah ini, namun Gavino tahu bila Siska adalah salah satu karyawan terbaik, dan memiliki prestasi dan tidak pernah membuat kesalahan. Kali ini dia masih memberi kesempatan.

"A.aapa ini tuan ". tanyanya penasaran dengan minuman itu, perasaannya mulai tidak enak.

" Jagan banyak tanya, cepat habiskan kalau tid.."

" Baik..baik saya minum".Potongnya lagi

Siska mengambil kopi itu dan mulai meminumnya, dan...

"Uueekkk...Pahit sekali ". pekik siska.

" Habiskan Sekarang, Jagan sampai kamu memuntahkannya sedikitpun, kalau tidak...!!!"

Siska langsung meminum kopi pahit itu hingga tandas tanpa sisa.

" Su..uu..dah taun, uuek ". Tunjuk nya sambil memperlihatkan gelas yang telah kosong.

Siska menggelinjang kepahitan, benar-benar pahit. rasanya dia ingin muntah saat ini juga.

Gavino yang melihat itu, hanya diam dengan sorot mata masih tajam, ekspresinya benar-benar datar tanpa merasa bersalah sedikitpun.

" Sekarang kamu boleh keluar, ingat hanya 3 menit ". Ujarnya memperingati dengan nada yang menyeramkan.

......................

...Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Darweti

Darweti

Hah GEO beruang kutub

2024-10-08

0

Srimurni Nurjanah Sitorus

Srimurni Nurjanah Sitorus

seharusnya CEO itu bijak jangan cuma pakai perasaan selidiki dulu latar belakang Stevani

2023-01-05

0

Tati Hartati

Tati Hartati

kbanyakn cwo lgi bucin cenderung tolol n bodoh ,, 😂😂😂😂😂😂
klo udh ketauan dtipu aja bru kejer mnyesal,,, 😤😤😪😪
mamanya kyanya udh tau ltar blkng si stevani,,😪😪

2022-12-22

1

lihat semua
Episodes
1 1. Berita
2 2. Kesedihan
3 3. IBU
4 4. Tetangga Baru
5 5. Kejadian Tragis
6 6. Sofia & David
7 7. Tolong Anakku
8 8. Kesedihan Mendalam
9 9. Khalisa Ayunda Narendra
10 10. Butuh Waktu
11 11. Kembali
12 12. Gavino Garayudha Pradiksa
13 13. Akan Menemukanmu
14 14. Keputusan
15 15. Keputusan 2
16 16. Jahil
17 17. Kesal
18 18. Mengajar
19 19. Kembar Rusuh
20 20. Lamunan
21 21. Menikahlah Dengan-ku
22 22. Rumah Baru
23 23. Radenayu Group
24 INFO DARI AUTHOR
25 24. Emosi
26 25. Menolong
27 26. Kemarahan Gavino
28 27. Mencari
29 28. Nyonya Calina
30 29. Menjemput
31 30. Menolak Hadiah
32 31. Mencari Tahu
33 32. Setuju
34 33. Permohonan
35 34. Persiapan
36 35. Nasehat
37 36. Ijab Qobul
38 37. Resepsi
39 38. Kamar Pengantin
40 39. Meninggalkan
41 40. Kesepakatan
42 41. Pusat Perbelanjaan
43 42. Menjelaskan
44 43. Pindah
45 44. Botol Susu
46 45. Foto
47 46. Pertemuan
48 47. Sarapan Pagi
49 48. Meminta Ijin
50 49. Fitnahan
51 50. Mengacuhkan
52 51. Restoran Steak
53 52. Emosi Stevani
54 53. Pujaan Hati
55 54. Kuman
56 55. Mami Mertua
57 56. Keras Kepala
58 57. Menantu dan Mertua
59 58. Aneh
60 59. Mabuk
61 60. Suami Arogan
62 61. Hampir
63 62. Keinginan Gio
64 63. Tragedi Resepsionis
65 64. Harap - Harap Cemas
66 65. Ndoro Agung ?
67 66. Belanja Bersama
68 67. Milik ku
69 68. Mati lampu
70 69. Rumah sakit
71 70. Benturan Kening
72 71. Cemburu ?
73 72. Di Tabrak
74 73. Kita Akhiri saja
75 74. Kecewa
76 PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77 75. Rasa Sesal
78 76. CCTV
79 77. Pengadilan Agama
80 78. Peraturan Baru
81 79. Berhalusinasi
82 80. Bulan
83 81. Selalu menolak
84 82. Bertemu
85 83. Tidak ingin datang
86 84. Saling Tatap
87 85. Perubahan Dadakan
88 86. Maafkan Aku
89 87. Seperti terpaksa ?
90 88. Bakso
91 89. Dikepung
92 90. Hutan Kelam
93 91. Malam penuh tangis
94 92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95 93. Es Balok dan Es Serut
96 94. Hukuman
97 95. Pengganggu
98 96. Tidak percaya cinta
99 97. Aaaaa...Kecoak
100 98. Menikahi Ayu ?
101 99. Kebusukan dibalik keluguan
102 100. Memilih Diam
103 101. Tak pernah melarang
104 102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105 103. Menikah lagi
106 104. SAH yang ke-2
107 105. Rahasia Baru
108 106. Siapa dia ?
109 107. Bidadari itu Nyata
110 108. Kagum
111 109. Yang Pertama
112 110. Waktu Bersama
113 111. Suamiku
114 112. Dimabuk Cinta
115 113. Merebutnya Kembali
116 114. Danira ku
117 115. Memberi Pelajaran
118 116. Overthinking
119 117. Rencana
120 118. Ada aku
121 119. Terima kasih
122 120. Menghadapinya
123 121. Sangat Berbeda
124 122. Benci dan Cinta
125 123. Menghadapi Bersama
126 124. Obat Nyamuk
127 125. Mandi bersama
128 126. Imam
129 127. Menemani Istri
130 128. Malaikat dan Iblis
131 129. Undangan
132 130. Salah Sasaran
133 131. Takut Istri
134 132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135 133. Calon Bojo
136 134. Mengikuti nasehat istri
137 135. Berbagi suami
138 136. Menghilang !!
139 137. Rencana Danira
140 138. 1 Tahun pernikahan
141 139. Tak akan berubah
142 140. Akibat
143 141. Tamu
144 142. Tuan Muda Posesif
145 143. Merajuk
146 144. Segan
147 145. Masa lalu Stevani
148 146. Masa lalu Stevani II
149 147. Sakit
150 148. Kesepakatan
151 149. Ulang Tahun
152 150. Pengumuman Penting
153 151. Datang Lagi
154 152. Harus Kembali
155 153. Kematian Ayu
156 154. Tidak Marah
157 155. Lukisan
158 156. Dzuljannah
159 157. Uji coba
160 158. Habiskan uangku
161 159. Ditolak
Episodes

Updated 161 Episodes

1
1. Berita
2
2. Kesedihan
3
3. IBU
4
4. Tetangga Baru
5
5. Kejadian Tragis
6
6. Sofia & David
7
7. Tolong Anakku
8
8. Kesedihan Mendalam
9
9. Khalisa Ayunda Narendra
10
10. Butuh Waktu
11
11. Kembali
12
12. Gavino Garayudha Pradiksa
13
13. Akan Menemukanmu
14
14. Keputusan
15
15. Keputusan 2
16
16. Jahil
17
17. Kesal
18
18. Mengajar
19
19. Kembar Rusuh
20
20. Lamunan
21
21. Menikahlah Dengan-ku
22
22. Rumah Baru
23
23. Radenayu Group
24
INFO DARI AUTHOR
25
24. Emosi
26
25. Menolong
27
26. Kemarahan Gavino
28
27. Mencari
29
28. Nyonya Calina
30
29. Menjemput
31
30. Menolak Hadiah
32
31. Mencari Tahu
33
32. Setuju
34
33. Permohonan
35
34. Persiapan
36
35. Nasehat
37
36. Ijab Qobul
38
37. Resepsi
39
38. Kamar Pengantin
40
39. Meninggalkan
41
40. Kesepakatan
42
41. Pusat Perbelanjaan
43
42. Menjelaskan
44
43. Pindah
45
44. Botol Susu
46
45. Foto
47
46. Pertemuan
48
47. Sarapan Pagi
49
48. Meminta Ijin
50
49. Fitnahan
51
50. Mengacuhkan
52
51. Restoran Steak
53
52. Emosi Stevani
54
53. Pujaan Hati
55
54. Kuman
56
55. Mami Mertua
57
56. Keras Kepala
58
57. Menantu dan Mertua
59
58. Aneh
60
59. Mabuk
61
60. Suami Arogan
62
61. Hampir
63
62. Keinginan Gio
64
63. Tragedi Resepsionis
65
64. Harap - Harap Cemas
66
65. Ndoro Agung ?
67
66. Belanja Bersama
68
67. Milik ku
69
68. Mati lampu
70
69. Rumah sakit
71
70. Benturan Kening
72
71. Cemburu ?
73
72. Di Tabrak
74
73. Kita Akhiri saja
75
74. Kecewa
76
PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77
75. Rasa Sesal
78
76. CCTV
79
77. Pengadilan Agama
80
78. Peraturan Baru
81
79. Berhalusinasi
82
80. Bulan
83
81. Selalu menolak
84
82. Bertemu
85
83. Tidak ingin datang
86
84. Saling Tatap
87
85. Perubahan Dadakan
88
86. Maafkan Aku
89
87. Seperti terpaksa ?
90
88. Bakso
91
89. Dikepung
92
90. Hutan Kelam
93
91. Malam penuh tangis
94
92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95
93. Es Balok dan Es Serut
96
94. Hukuman
97
95. Pengganggu
98
96. Tidak percaya cinta
99
97. Aaaaa...Kecoak
100
98. Menikahi Ayu ?
101
99. Kebusukan dibalik keluguan
102
100. Memilih Diam
103
101. Tak pernah melarang
104
102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105
103. Menikah lagi
106
104. SAH yang ke-2
107
105. Rahasia Baru
108
106. Siapa dia ?
109
107. Bidadari itu Nyata
110
108. Kagum
111
109. Yang Pertama
112
110. Waktu Bersama
113
111. Suamiku
114
112. Dimabuk Cinta
115
113. Merebutnya Kembali
116
114. Danira ku
117
115. Memberi Pelajaran
118
116. Overthinking
119
117. Rencana
120
118. Ada aku
121
119. Terima kasih
122
120. Menghadapinya
123
121. Sangat Berbeda
124
122. Benci dan Cinta
125
123. Menghadapi Bersama
126
124. Obat Nyamuk
127
125. Mandi bersama
128
126. Imam
129
127. Menemani Istri
130
128. Malaikat dan Iblis
131
129. Undangan
132
130. Salah Sasaran
133
131. Takut Istri
134
132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135
133. Calon Bojo
136
134. Mengikuti nasehat istri
137
135. Berbagi suami
138
136. Menghilang !!
139
137. Rencana Danira
140
138. 1 Tahun pernikahan
141
139. Tak akan berubah
142
140. Akibat
143
141. Tamu
144
142. Tuan Muda Posesif
145
143. Merajuk
146
144. Segan
147
145. Masa lalu Stevani
148
146. Masa lalu Stevani II
149
147. Sakit
150
148. Kesepakatan
151
149. Ulang Tahun
152
150. Pengumuman Penting
153
151. Datang Lagi
154
152. Harus Kembali
155
153. Kematian Ayu
156
154. Tidak Marah
157
155. Lukisan
158
156. Dzuljannah
159
157. Uji coba
160
158. Habiskan uangku
161
159. Ditolak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!