Danira membuka matanya dan melihat sekeliling kamar tempat dia berbaring.
" Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga Danira". Sofia yang duduk disamping Danira menatapnya cemas.
Sepersekian detik ingatannya mengenai berita duka itu kembali, Danira langsung duduk dan memegang tangan Sofia.
" Semua yang mbak Sofia katakan tadi bohong kan mbak? semuanya tidak benar kan mbak? tidak mungkin Ibu, Bapak dan kakakku meninggal kan mbak ? tolong jawab aku mbak... katakan kalau semua ini hanya mimpi". Danira memaksa dengan emosi yang sudah menguasai dirinya, air mata tak henti-henti membasahi pipinya.
" Maaf kan aku Danira, Tapi inilah kenyataannya". jawabnya dengan tatapan iba.
Danira mulai menangis terisak, dia menangis sejadi jadinya. Sofia yang melihat itu langsung memeluk Danira dengan air mata yang ikut mengalir deras.
" Istighfar Danira Istighfar...aku tau kamu sangat terkejut dan terpukul atas musibah yang menimpah keluargamu. Tapi kamu harus kuat, aku yakin kamu bisa melewati semua ini, kamu harus ikhlas Dan". ucap Sofia dengan lembut sambil mengusap punggung Danira.
Danira masih menangis di pelukan Sofia.
Bagaimana dia tidak sedih disaat orang-orang yang amat sangat dia cintai dan rindukan meninggal dunia, dan dia baru mendengar kabar ini.
Danira datang dengan tekat yang kuat, membawa rindu yang sudah tak terbendung lagi, Dia rela bila harus dimarahi kedua orang tuanya. Apabila mereka melihat Danira datang tanpa memberi tahu mereka terlebih dahulu.
Danira tahu, dia pasti akan diusir dan diasingkan lagi seperti yang lalu-lalu, jika dia tetap nekat untuk menemui orang tuanya, tapi Danira sudah tak perduli.
Yang Danira mau, dia ingin memeluk orang tuanya, dia sangat rindu dan ingin mengugkapkan betapa dia sangat sayang dan mencintai mereka.
Memeluk mereka dengan erat menceritakan semua kisahnya selama ini. Danira sudah tak peduli, Dia tak akan menanyakan apa alasan orang tuanya tega membiarkan dia hidup jauh. Danira sudah tak mempermasalahkan itu lagi. Danira hanya ingin tinggal bersama mereka tak ada lagi kata perpisahan.
Namun, semua hanya tinggal angan, bukannya mendapatkan pelukan dan tatapan hangat dari kedua orang tuanya melainkan kenyataan yang menyayat hati dan menghancurkan segala rasa yang ada.
Bayangan-bayangan tentang kenangan indah dimasa lalu, berputar bak kaset kusut di kepalanya. Seakan memaksa Danira mengingat momen-momen kebersamaan, canda tawa yang tercipta, sebelum akhirnya sirna bagaikan potongan puzzle raib satu persatu.
Danira masih belum mengeluarkan suaranya, dia masih amat syok, dia masih tak percaya. Danira masih berharap semuanya hanya mimpi.
Dia terus saja menyebut nama Allah, didalam hatinya dan terus beristighfar tiada henti.
Danira ingin bertanya, tapi lidahnya keluh, suaranya tertahan, sesak di dada seakan terhimpit batu yang besar. Danira hanya ingin menangis.
Saat tangisan Danira mereda, Sofia melepaskan pelukannya, menghapus air mata di pipi Danira .
"Kamu minum dulu ya Dan, biar sedikit tenang". Sofia memberikan segelas air putih kepada Danira.
Gadis malang itu menerima gelas yang diberikan sofia, lalu meminumnya setengah.
Sofia mengambil kembali gelas yang ada ditangan Danira dan meletakkannya kembali diatas nakas.
"A.a. apa yang sebenarnya terjadi mbak,
Baa.. bagaimana ini semua bisa terjadi mbak...?"
tanya Danira dengan kata yang terbata-bata dan suara yang parau. Mata sudah memerah, siap mengeluarkan cairan bening itu lagi.
" Aku akan menceritakan semuanya padamu, tapi aku mohon kamu tenang dulu. Aku tidak mau kamu sampai pingsan lagi" ucap Sofia lembut sambil menghapus air mata di pipi Danira.
Danira menarik nafas dalam-dalam, menghembusnya dengan kasar. Entah bagaimana perasaannya saat ini, Danira takut, sedih, syok, bingung, marah, semua campur menjadi satu.
Tapi yang jelas Danira ingin tau apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa yang tega melakukan hal ini kepada keluarga terkasihnya.
" Aku sudah siap mendengar semuanya mbak".
Ya Allah, kuatkan aku, kuatkan hatiku, hamba mohon ya Rab
Astaghfirullah wa atubu ilaih
Astaghfirullah wa atubu ilaih
Astaghfirullah wa atubu ilaih
Danira terus saja berdoa, dan beristighfar didalam hatinya, memohon dan terus memohon kepada Sang Pencipta agar diberi ketegaran untuk mendengar segala berita yang akan dia ketahui.
......................
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Neulis Saja
kenapa sambil dibunuh sekeluarga apakah persaingan bisniskah? atau ada hal lain
2024-12-24
0
Darweti
Penasaran ingin cepat tau kejadian nya
2024-10-06
0
Aufa Aqli,.😍
nyimak,..
2022-11-28
0