6. Sofia & David

Keringat dingin sudah membasahi tubuh, rasa takut makin menjadi, detakan jantung yang kencang seakan bisa didengar oleh orang sekitar.

Syok sudah pasti, bagaimana tidak terkejut, mereka melihat dengan mata kepalanya sendiri kejadian tragis yang menimpa keluarga tetangga barunya itu. Belum juga genap satu hari mereka pindah ke rumah baru, mereka sudah disuguhkan dengan kejadian yang tak terduga.

Rasanya Sofia ingin lari, tapi kemana !! dia takut.. sangat takut, rasanya untuk berdiri saja kakinya sangat lemas. Sofia masih duduk pinggir tempat tidur sambil dipeluk oleh suaminya.

" Apakah ini mimpi ?". Sofia mulai mengeluarkan suaranya dengan gemetar.

David yang mendengar itu langsung mengeratkan pelukan kepada sang istri, bermaksud untuk memberikan ketenangan.

"David,...kau melihatnya juga kan ?". tanya Sofia lagi memastikan bahwa yang dia lihat nyata adanya.

David hanya diam, dia hanya terus memberikan usapan lembut dipunggung Sofia. Dia juga bingung apa yang harus dia lakukan.

Takut !!! sudah pasti, Siapa yang tidak takut melihat sekelompok laki-laki mengenakan jaket hitam, topi dan wajah yang ditutupi masker dengan warna yang sama, apalagi mereka memegang senjata api yang sewaktu-waktu bisa mengeluarkan timah-timah panas yang bisa bersarang di kepala mereka.

" David....Jangan diam saja lakukan sesuatu." kesal Sofia melihat suaminya hanya diam sambil memeluknya saja.

David masih bergeming, di kepalanya masih berputar memikirkan apa yang harus dia lakukan.

" Bagaimana jika orang-orang itu tahu kita melihat kejadian itu ?, Bagaimana keadaan Shena dan keluarganya?, kenapa mereka membunuh keluarga Shena dengan cara sadis ?. Apa yang harus kita lakukan ?." tanyanya bertubi-tubi kepada David.

Namun yang ditanya hanya diam bak patung yang tak bernyawa.

" David,... jangan diam saja." bentak Sofia mulai kesal karena sang suami hanya diam seribu bahasa.

David yang mendapatkan bentak kan dari sofia, seketika tersadar dari lamunannya.

" Sepertinya mereka tidak melihat kita, dan orang-orang itu tidak tahu kalau kita disini." ujar David meyakinkan Sofia.

"Apa kau yakin ?." tanyanya lagi memastikan.

David hanya menganggukkan kepalanya.

Benar saja, orang-orang itu memang tidak menyadari ada orang lain disana, karena saat David menyusul istrinya ke kamar, Dia lupa untuk menyalakan semua lampu dirumah itu sehingga rumah mereka gelap, masih seperti rumah kosong tanpa penghuni, hanya lampu kamar saja yang menyala itupun lampu tidur.

Sehingga sangat menguntungkan bagi para penjahat itu untuk meluncurkan rencananya, apalagi Rumah keluarga Shena tempatnya paling ujung perumahan yang disampingnya terdapat Danau buatan keluarga mereka.

Sedangkan Dua rumah bagian depan masih kosong tanpa penghuni karena pemiliknya hanya sesekali saja datang melihat rumah itu.

Hujan yang cukup deras, makin mendukung kejahatan itu berlangsung.

" Sebaiknya kita lapor Polisi saja.?" usul Sofia.

David melihat istrinya " Iya,...kau benar, sebentar aku akan menghubungi kantor polisi dulu." jawabnya sambil mengambil ponsel dari saku celananya.

Sesaat ponsel itu sudah terhubung ke pihak yang dituju " Hallo, selamat malam, Ada yang bisa kami ban......." Terdengar suara dari seberang sana, Tapi tiba-tiba sambungan itu terputus.

" Aahh...sial!! ". umpat David kesal.

" Kenapa ?". tanya Sofia penasaran.

" Ponselku mati ". Jawabnya singkat.

" Coba pakai ponselku saja ." Sofia mengambil ponsel dari saku jaketnya, dan menyerahkan benda pipih itu kepada David. Namun hasilnya sama saja ponsel Sofia juga mati.

Aahh.. sungguh sial, kenapa Ponsel mereka sama-sama mati dalam keadaan genting seperti ini.

Mereka benar-benar bingung harus melakukan apa, karena kesibukan mereka sedari Pagi sehingga lupa mengisi daya handphonenya.

David masih saja menggerutu sambil mondar-mandir bak setrikaan yang belum panas.

Melihat itu, Sofia langsung berlari kearah tasnya yang ada diatas nakas mengambil charger dan menghubungkan ke handphonenya, sambil menunggu daya ponsel itu terisi mereka berinisiatif untuk melihat lagi situasi yang terjadi disana.

David membukakan sedikit tirai jendela itu, diikuti oleh Sofia yang ada dibawah David sambil menunduk.

Betapa buruknya pemandangan yang mereka lihat, tubuh para penjaga dan pelayan keluarga Shena sudah tergeletak bersimbah darah dilantai marmer yang sudah berubah warna.

David mencoba untuk melihat yang terjadi di bagian dalam rumah, tapi pandangannya terhalang oleh tembok pembatas antara ruang keluarga dan teras belakang rumah itu, samar-samar terlihat seorang wanita paru baya, yang diyakini David jika itu adalah Bu Inggit yang tangannya terikat kebelakang punggung, dipaksa berdiri oleh seorang laki-laki bertubuh besar, sepertinya laki-laki itu menanyakan sesuatu tapi David tidak bisa mendengar percakapan mereka, karena jarak yang cukup jauh ditambah lagi suara hujan yang cukup deras membuat mereka tak bisa mendengarkan apapun.

Seketika mata David mem bola melihat laki-laki itu mengangkat tangannya yang memegang senjata api, lalu mengarahkan pistol itu tepat di kepala wanita itu. Dan

DDDOOORRRR**

suara tembakan itu menggema lagi, seketika tubuh wanita itu terhempas begitu saja tanpa ada yang menahan beradu dengan lantai tempatnya berdiri.

Sofia yang juga melihat kejadian itu, refleks berteriak, sontak saja itu membuat para lelaki berbaju hitam menoleh mencari asal suara.

Untungnya David dengan sigap membekap mulut sang istri menariknya masuk kedalam kamar mereka.

Jika para penjahat itu melihat mereka, entah apa yang akan mereka alami, mungkin saja mereka akan senasib dengan tetangganya, yang telah berpindah ke dunia lain.

" Kau jangan berteriak ?." ucap David panik.

" Aku....aku sangat takut David, itu...itu ..pasti Bu Inggit yang mereka bunuh ". Jawabnya dengan suara terbata-bata. Tubuhnya kembali gemetar.

"Aku juga berfikir seperti itu, tapi kau jangan berteriak, bila mereka tau kita ada disini, mereka juga akan menangkap dan membunuh kita!!!. Apa kau mau ?." ujarnya geram sekaligus kesal pada sang istri.

Sofia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya cepat, mana mau dia mati konyol seperti itu.

Apalagi dia ingat kalau dia sedang mengandung, dia ingin melahirkan dan membesarkan anaknya hinga dewasa,

lalu mati dalam keadaan wajar bukan mati terbunuh seperti itu.

" Ya sudah, kamu tunggu disini saja, biar aku yang melihat lagi keluar." ujar David lagi pada Sofia.

Sofia langsung menarik tangan suaminya.

" Tidak, aku mau ikut.!! aku juga ingin melihat, aku janji aku tidak akan seperti tadi lagi." ujarnya meyakinkan David.

David menghela nafasnya dengan kasar.

lalu langsung membawa Sofia berjalan bersamanya.

Sesaat mereka masih mematung dibalik jendela melihat situasi makin mencekam, tiba-tiba mata Sofia tertuju pada sosok wanita yang mengendap-endap keluar dari balik pohon mangga seperti ada jalan rahasia yang dikelilingi banyak tanaman pagar Asoka Jawa yang rapat.

Sofia menyipitkan matanya, mempertajam penglihatan untuk melihat siapa sosok itu.

Dan betapa terkejutnya melihat siapa wanita itu.

"David lihat kebawah, itu....itu... itu Shena." ucap Sofia pada David dengan nada sedikit berbisik.

David langsung melihat kearah yang ditunjuk sang istri, dan benar itu adalah Shena.

Pasangan suami istri itu saling bertatapan, per sekian detik mereka bergerak sedikit berlari untuk menuju pintu.

Namun saat ingin membuka pintu kamar David menghentikan langkahnya dan melihat kearah Sofia. Sofia yang melihat suaminya tiba-tiba berhenti sontak Sanja menjadi bingung.

"Ada apa, kenapa kau tiba-tiba berhenti, ayo kita harus cepat sebelum para penjahat itu menemukan Shen." ujarnya sambil melihat suaminya yang masih diam didepannya.

" Lebih baik kau tunggu saja disini, biar aku saja yang menolongnya." ucapnya kepada Sofia.

"Tidak, aku tidak mau tinggal sendirian disini, aku juga ingin membantunya." tolak Sofia kesal.

David melihat dan memegang kedua pundak istrinya. "Dengarkan aku, ini sangat berbahaya. Aku tidak mau membahayakan mu dan calon anak kita. Tolong mengertilah." ujarnya lagi dengan nada selembut mungkin sambil mengelus perut rata istrinya.

Sofia yang mendengarkan permohonan suaminya langsung saja mengangguk, dia tahu sekarang bukan waktu yang tepat untuk mereka berdebat, apa lagi ini juga demi dirinya dan juga calon anak mereka. Sofia tidak boleh mengabaikan keselamatan calon anaknya.

David melepaskan tangannya dari pundak Sofia, dan langsung membuka pintu berlari menuju pintu belakang rumahnya.

......................

...Bersambung.......

Assalamualaikum Kakak-kakak semuanya.

Terima kasih banyak bagi yang sudah mampir untuk membaca karyaku 🙏

Mohon tinggalkan cintanya buat Author dong, dalam bentuk Like & Komentarnya.

Supaya Author makin semangat buat ceritanya...💪

See you

Saranghae❤️

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

ehm

2024-12-24

0

Darweti

Darweti

ya lanjut kan sangat penasaran

2024-10-06

0

Nining Sariningsih

Nining Sariningsih

tegang bngt

2024-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Berita
2 2. Kesedihan
3 3. IBU
4 4. Tetangga Baru
5 5. Kejadian Tragis
6 6. Sofia & David
7 7. Tolong Anakku
8 8. Kesedihan Mendalam
9 9. Khalisa Ayunda Narendra
10 10. Butuh Waktu
11 11. Kembali
12 12. Gavino Garayudha Pradiksa
13 13. Akan Menemukanmu
14 14. Keputusan
15 15. Keputusan 2
16 16. Jahil
17 17. Kesal
18 18. Mengajar
19 19. Kembar Rusuh
20 20. Lamunan
21 21. Menikahlah Dengan-ku
22 22. Rumah Baru
23 23. Radenayu Group
24 INFO DARI AUTHOR
25 24. Emosi
26 25. Menolong
27 26. Kemarahan Gavino
28 27. Mencari
29 28. Nyonya Calina
30 29. Menjemput
31 30. Menolak Hadiah
32 31. Mencari Tahu
33 32. Setuju
34 33. Permohonan
35 34. Persiapan
36 35. Nasehat
37 36. Ijab Qobul
38 37. Resepsi
39 38. Kamar Pengantin
40 39. Meninggalkan
41 40. Kesepakatan
42 41. Pusat Perbelanjaan
43 42. Menjelaskan
44 43. Pindah
45 44. Botol Susu
46 45. Foto
47 46. Pertemuan
48 47. Sarapan Pagi
49 48. Meminta Ijin
50 49. Fitnahan
51 50. Mengacuhkan
52 51. Restoran Steak
53 52. Emosi Stevani
54 53. Pujaan Hati
55 54. Kuman
56 55. Mami Mertua
57 56. Keras Kepala
58 57. Menantu dan Mertua
59 58. Aneh
60 59. Mabuk
61 60. Suami Arogan
62 61. Hampir
63 62. Keinginan Gio
64 63. Tragedi Resepsionis
65 64. Harap - Harap Cemas
66 65. Ndoro Agung ?
67 66. Belanja Bersama
68 67. Milik ku
69 68. Mati lampu
70 69. Rumah sakit
71 70. Benturan Kening
72 71. Cemburu ?
73 72. Di Tabrak
74 73. Kita Akhiri saja
75 74. Kecewa
76 PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77 75. Rasa Sesal
78 76. CCTV
79 77. Pengadilan Agama
80 78. Peraturan Baru
81 79. Berhalusinasi
82 80. Bulan
83 81. Selalu menolak
84 82. Bertemu
85 83. Tidak ingin datang
86 84. Saling Tatap
87 85. Perubahan Dadakan
88 86. Maafkan Aku
89 87. Seperti terpaksa ?
90 88. Bakso
91 89. Dikepung
92 90. Hutan Kelam
93 91. Malam penuh tangis
94 92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95 93. Es Balok dan Es Serut
96 94. Hukuman
97 95. Pengganggu
98 96. Tidak percaya cinta
99 97. Aaaaa...Kecoak
100 98. Menikahi Ayu ?
101 99. Kebusukan dibalik keluguan
102 100. Memilih Diam
103 101. Tak pernah melarang
104 102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105 103. Menikah lagi
106 104. SAH yang ke-2
107 105. Rahasia Baru
108 106. Siapa dia ?
109 107. Bidadari itu Nyata
110 108. Kagum
111 109. Yang Pertama
112 110. Waktu Bersama
113 111. Suamiku
114 112. Dimabuk Cinta
115 113. Merebutnya Kembali
116 114. Danira ku
117 115. Memberi Pelajaran
118 116. Overthinking
119 117. Rencana
120 118. Ada aku
121 119. Terima kasih
122 120. Menghadapinya
123 121. Sangat Berbeda
124 122. Benci dan Cinta
125 123. Menghadapi Bersama
126 124. Obat Nyamuk
127 125. Mandi bersama
128 126. Imam
129 127. Menemani Istri
130 128. Malaikat dan Iblis
131 129. Undangan
132 130. Salah Sasaran
133 131. Takut Istri
134 132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135 133. Calon Bojo
136 134. Mengikuti nasehat istri
137 135. Berbagi suami
138 136. Menghilang !!
139 137. Rencana Danira
140 138. 1 Tahun pernikahan
141 139. Tak akan berubah
142 140. Akibat
143 141. Tamu
144 142. Tuan Muda Posesif
145 143. Merajuk
146 144. Segan
147 145. Masa lalu Stevani
148 146. Masa lalu Stevani II
149 147. Sakit
150 148. Kesepakatan
151 149. Ulang Tahun
152 150. Pengumuman Penting
153 151. Datang Lagi
154 152. Harus Kembali
155 153. Kematian Ayu
156 154. Tidak Marah
157 155. Lukisan
158 156. Dzuljannah
159 157. Uji coba
160 158. Habiskan uangku
161 159. Ditolak
Episodes

Updated 161 Episodes

1
1. Berita
2
2. Kesedihan
3
3. IBU
4
4. Tetangga Baru
5
5. Kejadian Tragis
6
6. Sofia & David
7
7. Tolong Anakku
8
8. Kesedihan Mendalam
9
9. Khalisa Ayunda Narendra
10
10. Butuh Waktu
11
11. Kembali
12
12. Gavino Garayudha Pradiksa
13
13. Akan Menemukanmu
14
14. Keputusan
15
15. Keputusan 2
16
16. Jahil
17
17. Kesal
18
18. Mengajar
19
19. Kembar Rusuh
20
20. Lamunan
21
21. Menikahlah Dengan-ku
22
22. Rumah Baru
23
23. Radenayu Group
24
INFO DARI AUTHOR
25
24. Emosi
26
25. Menolong
27
26. Kemarahan Gavino
28
27. Mencari
29
28. Nyonya Calina
30
29. Menjemput
31
30. Menolak Hadiah
32
31. Mencari Tahu
33
32. Setuju
34
33. Permohonan
35
34. Persiapan
36
35. Nasehat
37
36. Ijab Qobul
38
37. Resepsi
39
38. Kamar Pengantin
40
39. Meninggalkan
41
40. Kesepakatan
42
41. Pusat Perbelanjaan
43
42. Menjelaskan
44
43. Pindah
45
44. Botol Susu
46
45. Foto
47
46. Pertemuan
48
47. Sarapan Pagi
49
48. Meminta Ijin
50
49. Fitnahan
51
50. Mengacuhkan
52
51. Restoran Steak
53
52. Emosi Stevani
54
53. Pujaan Hati
55
54. Kuman
56
55. Mami Mertua
57
56. Keras Kepala
58
57. Menantu dan Mertua
59
58. Aneh
60
59. Mabuk
61
60. Suami Arogan
62
61. Hampir
63
62. Keinginan Gio
64
63. Tragedi Resepsionis
65
64. Harap - Harap Cemas
66
65. Ndoro Agung ?
67
66. Belanja Bersama
68
67. Milik ku
69
68. Mati lampu
70
69. Rumah sakit
71
70. Benturan Kening
72
71. Cemburu ?
73
72. Di Tabrak
74
73. Kita Akhiri saja
75
74. Kecewa
76
PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77
75. Rasa Sesal
78
76. CCTV
79
77. Pengadilan Agama
80
78. Peraturan Baru
81
79. Berhalusinasi
82
80. Bulan
83
81. Selalu menolak
84
82. Bertemu
85
83. Tidak ingin datang
86
84. Saling Tatap
87
85. Perubahan Dadakan
88
86. Maafkan Aku
89
87. Seperti terpaksa ?
90
88. Bakso
91
89. Dikepung
92
90. Hutan Kelam
93
91. Malam penuh tangis
94
92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95
93. Es Balok dan Es Serut
96
94. Hukuman
97
95. Pengganggu
98
96. Tidak percaya cinta
99
97. Aaaaa...Kecoak
100
98. Menikahi Ayu ?
101
99. Kebusukan dibalik keluguan
102
100. Memilih Diam
103
101. Tak pernah melarang
104
102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105
103. Menikah lagi
106
104. SAH yang ke-2
107
105. Rahasia Baru
108
106. Siapa dia ?
109
107. Bidadari itu Nyata
110
108. Kagum
111
109. Yang Pertama
112
110. Waktu Bersama
113
111. Suamiku
114
112. Dimabuk Cinta
115
113. Merebutnya Kembali
116
114. Danira ku
117
115. Memberi Pelajaran
118
116. Overthinking
119
117. Rencana
120
118. Ada aku
121
119. Terima kasih
122
120. Menghadapinya
123
121. Sangat Berbeda
124
122. Benci dan Cinta
125
123. Menghadapi Bersama
126
124. Obat Nyamuk
127
125. Mandi bersama
128
126. Imam
129
127. Menemani Istri
130
128. Malaikat dan Iblis
131
129. Undangan
132
130. Salah Sasaran
133
131. Takut Istri
134
132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135
133. Calon Bojo
136
134. Mengikuti nasehat istri
137
135. Berbagi suami
138
136. Menghilang !!
139
137. Rencana Danira
140
138. 1 Tahun pernikahan
141
139. Tak akan berubah
142
140. Akibat
143
141. Tamu
144
142. Tuan Muda Posesif
145
143. Merajuk
146
144. Segan
147
145. Masa lalu Stevani
148
146. Masa lalu Stevani II
149
147. Sakit
150
148. Kesepakatan
151
149. Ulang Tahun
152
150. Pengumuman Penting
153
151. Datang Lagi
154
152. Harus Kembali
155
153. Kematian Ayu
156
154. Tidak Marah
157
155. Lukisan
158
156. Dzuljannah
159
157. Uji coba
160
158. Habiskan uangku
161
159. Ditolak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!