Hari senin adalah hari paling menyebalkan.
Entah siapa yang melebel kan julukan itu pertama kali, tapi memang kenyataannya demikian, banyak alasan yang membuat suasana hati bisa menjadi buruk di hari Senin.
Seperti seseorang yang tengah duduk dibalik meja kerjanya saat ini, Dia sudah berada disana sejak pagi-pagi sekali saat gelap masih menghiasi langit. Bahkan Kantor perusahaan Garayudha Company masih sepi dan sunyi, hanya ada 4 orang Scurity yang belum berganti shift jaga.
Disaat semua orang masih bersiap-siap untuk memulai aktivitas atau bisa jadi masih ada yang bergulung didalam selimut, CEO Muda dan Asisten setia sudah bergelut dengan tumpukan kertas yang menjulang tinggi diatas meja, hampir menutupi setengah tubuh kekarnya. Sampai-sampai membuat seorang Office Boy terkejut melihat sang Bos Besar sudah mendahuluinya.
Diatas meja sudah tersedia secangkir kopi hangat dan Roti yang belum tersentuh. Sang CEO masih sibuk membolak balikan kertas dan membaca dengan wajah serius.
Pukul 8.00 Pagi, dari luar terdengar suara-suara karyawan yang mulai berdatangan.
Tok..
Tok..
Tok..
Sonya masuk dengan membawa tab ditangannya, berjalan dan berhenti tepat didepan meja sang Presdir kemudian membungkukkan setengah badan.
" Selamat pagi tuan,..Saya ijin menyampaikan beberapa agenda pekerjaan anda hari ini ". tuturnya sambil menyebutkan dan menggerakkan telunjuk menggeser layar tab.
Gavino melihat Sonya, dia hanya diam dan menyimak sambil memainkan pulpen La Modernista Diamonds Caran dAche di tangan nya. Pulpen yang terbuat dari bahan mahal dan dilapisi dengan perak. Selain itu, pulpen ini juga terbuat dari emas 18 karat dan dilengkapi dengan berlian serta batu rubi. dengan harga Rp 3,5 miliar. Pulpen ini adalah pulpen peninggalan sang Papa, maka setiap kali Gavino akan menandatangani berkas penting dia akan menggoreskan dengan tinta pulpen ini.
" Itu saja Tuan, dan sekitar 1 jam lagi jadwal meeting dengan perusahaan PT Adi Cipta Nusantara".
"Kalau begitu saya undur diri tuan".
Gavino hanya menanggapi dengan anggukan kepala dan melanjutkan kembali menandatangani berkas-berkas yang belum selesai.
1 jam kemudian, Sean memasuki ruangan Gavino sambil memegang beberapa map berkas penawaran dengan klien.
" Maaf Tuan, ruang meeting sudah siap dan pihak PT. Adi Cipta Nusantara juga sudah disana."
" Eemmm ". Gavino beranjak dari kursinya dan menyambar jas yang tergantung di Hand Craft.
"Apakah semua dokumennya sudah kamu siapkan ?". Gavino bertanya sambil memakai jas dan merapikan dasi yang sedikit melonggar.
" Sudah tuan". mengangkat map yang ada di tangannya.
Mereka berdua berjalan melewati koridor lalu masuk kedalam lift menuju lantai 52 tepat ruang meeting berada. Gavino keluar berjalan mendahului Sean, Sean sedikit berlari menyusul Gavino lalu dengan sigap tangannya memutar Handle pintu ruang meeting dan mempersilahkan Gavino masuk.
Gavino melangkah dengan gagah, Wajah datar dan angkuh tak pernah lepas dari dirinya. Aroma parfum yang Fresh perpaduan dari Spices, Sage, Citrus, dan rosemary. di tahap awal akan tercium aroma bergamot dan sea notes, lalu akan terasa aroma geranium, rosemary, dan sage , yang terakhir aroma patchouli dan incense yang keluar dari tubuhnya. Orang-orang sudah bisa menebak siapa yang datang tanpa harus melihat wujudnya.
Orang-orang yang ada disana langsung berdiri saat melihat Gavino datang bersama dengan Sean.
" Selamat pagi".
"Pagi tuan Gavino ". Mereka menjawab sambil tersenyum.
" Silahkan Duduk kembali ". Gavino mempersilahkan lalu dia pun duduk di kursi utama, tetap tanpa ekspresi.
"Jadi kita mulai saja persentasinya ". ujar Sean kepada para rekan bisnis itu.
Suasana diruang meeting cukup kondusif, semua berjalan dengan lancar tanpa ada kendala apapun, pihak klien setuju untuk melanjutkan kerjasama antar perusahaan mereka. Gavino selalu berhasil dalam menggaet projek-projek besar, bisa dikatakan dia tidak pernah gagal. Dia selalu bisa meyakinkan setiap kliennya hingga berakhir dengan kontrak kerja sama seperti saat ini.
" Terima kasih tuan Gavino, kami sangat puas dengan hasil presentasinya, dilihat dari aspek manapun sepertinya ini akan sangat menguntungkan bagi kita". Bapak Agung tersenyum puas.
" Sama-sama pak Agung, semoga kerja sama kita ini akan terus berlanjut, tidak hanya untuk kali ini tapi sampai kedepannya juga ". ucap Gavino menambahi.
" Pasti itu ".
" Kalau begitu kami undur diri dulu tuan Gavino, sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan selamat atas kerja sama ini". mereka saling berjabat tangan dan semua berlalu pergi dari ruang meeting yang sudah hampir 5 jam mereka disana.
...****************...
Selepas makan siang, Gavino masih disibukkan dengan beberapa pertemuan lagi baik di perusahaannya sendiri atau sudah membuat janji temu di tempat lain. Tak terasa hari sudah menunjukkan pukul 7 malam, Gavino baru saja menyelesaikan pertemuan dengan klien yang dari Singapura. Dia kembali ke perusahaan Garayudha Company, berjalan melewati koridor yang kosong karena seluruh karyawan telah pulang, hanya ada Sonya yang masih duduk dengan fokus di kursinya.
Gavino berhenti tempat didepan Sonya, yang diikuti Sean dari belakang. Membuat Sonya langsung berdiri menunduk.
" Kamu pulang saja, tidak perlu lembur malam ini". ujar Gavino sambil berlalu masuk ke ruangannya.
Sonya yang mendengar itu sontak saja terkejut, Entah setan dari mana yang membuat seorang Gavino mengijinkan Dia pulang lebih awal darinya. Biasanya Gavino akan meminta Sonya stay ditempat sampai Gavino menyelesaikan semua pekerjaannya walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, Gavino tidak perduli.
Tapi kali ini, Sonya seperti mendapat durian runtuh ditengah hari. Sonya mengukir senyum merekah dibibir tebal berbelah itu. Senang nya.
Tanpa membuang waktu lagi, Sonya buru-buru membereskan meja dan menyambar jaket dan tasnya, dia langsung berlari pergi, takut tuan muda berubah pikiran dan akan menyuruhnya lembur sampai pagi lagi bersama Sean.
Sean yang masih berdiri disana hanya memandang Sonya yang berlari senang.
" Dasar Wanita ". cicitnya pelan nyaris tak terdengar dan berlalu masuk ke ruangannya sendiri.
Gavino telah duduk bersandar di kursinya, dasi yang dilehernya telah dilonggarkan, jas sudah terlepas dari badan, Legan kemeja sudah digulung sampai siku. Pekerjaan hari ini amat sangat menguras tenaganya karena harus bolak balik dari perusahaannya keluar dan kembali lagi. Gavino diam, matanya melihat kearah luar jendela persis disamping meja kerjanya. Gemerlap lampu-lampu kendaraan dan bangunan membuat suasana malam menjadi indah. Gavino terpaku sejenak, memorinya mengirim sinyal mengingatkan ucapan maminya tempo hari.
" Mami, aku hanya ingin tau apa yang membuat mami susah sekali menerima Stevani, dia gadis baik-baik mi".
" Cihh...Gadis baik-baik kau bilang, dia itu....!! ah sudahlah mami belum punya bukti yang kuat untuk membuat kau sadar siapa sebenarnya wanita jadi-jadian itu". Gavino menautkan alisnya, bingung dengan 'kata bukti '.
" Apa maksud mami, bukti apa dan memangnya gadis seperti apa Stevani menurut mami ?" desaknya lagi makin penasaran.
" Mami tidak perlu menjelaskan apapun, karena dia tidak pantas menjadi menantu keluarga Pradiksa. Jika Alm. papamu masih hidup pun dia akan melakukan hal yang sama, seperti mami saat ini".
" Tapi aku mencintainya mi, aku ingin segera menikah dengannya". Gavino mencoba memegang kedua tangan ibunya tapi ditepis begitu saja oleh nyonya Calina.
" Gavino....Gavino.. coba kau buka lebar-lebar matamu itu!! dia itu wanita ular, sampai kapanpun tidak akan pernah berubah menjadi kupu-kupu".
" Coba kau pikir, apakah selama ini dia pernah menceritakan tentang keluarganya ?, apakah dia pernah berusaha memperkenalkan mu dengan orang tuanya ?, pernah tidak ?".
"Jawab Mami ?." Nyonya Calina mulai tersulut emosi menghadapi Gavino yang sudah dibutakan oleh cinta.
Gavino terhenyak mendengar penuturan dari maminya, memang benar selama ini belum sekalipun Gavino bertemu dengan keluarga Stevani, hanya foto ayahnya saja lah yang pernah Stevani berikan. Tapi ego nya kembali lagi, Gavino tetap pada pendiriannya.
" Aku tidak perduli dengan semua yang mami katakan". Tegasnya degan wajah memerah, mencoba menahan emosi yang ingin meluap keluar.
" Jika kamu tetap pada pendirianmu baiklah..!".
" Mami juga akan tetap pada pendirian mami."
" Jika kau berani menikahi wanita itu, mami akan mencoret namamu dari daftar ahli waris mami, dan kau harus keluar dari keluarga Pradiksa." Nyonya Calina berlalu pergi meninggalkan Gavino Yang masih terpaku ditempat.
Deg*
Gavino masih berusaha mencerna setiap kata yang maminya ucapkan " Mengapa mami melakukan ini padaku, mengapa mami sangat egois ?". cicitnya lirih dengan rahang mengeras.
Tok..
Tok..
Ketukan di pintu menyadarkan Gavino dari lamunannya.
" Maaf tuan, sekarang sudah pukul 11 malam, apakah anda ingin pulang sekarang ?". Sean was-was menanti jawaban Gavino, jika Gavino mengatakan tidak pulang maka sudah bisa dipastikan Sean akan tidur dikantor lagi.
Gavino menoleh dengan mata sedikit sayu tapi tak mengurangi ke garangan nya, menangkap wajah Sean yang sudah sangat kelelahan. " Kau pulanglah, aku akan menyetir sendiri nanti, tak perlu mengantarku". ujarnya singkat.
Sean yang mendengar itu merasa heran, ada yang aneh dengan bosnya hari ini. Karena tidak biasanya Gavino bersikap sedikit lunak seperti sekarang, Sean memang sudah memperhatikan Gavino sedari pagi, saat dia datang kekantor pukul 5 pagi. Ternyata Gavino sudah ada di ruangannya entah sejak kapan. Lingkaran hitam yang menghiasi mata tajam Gavino, sepertinya tuan muda arogan ini tidak tidur dari kemarin.
" Baik Tuan, kalau begitu saya permisi pulang ".
Sean menunggu, tapi tidak ada reaksi apapun. Dia melangkah pergi dari ruangan Gavino, meninggalkan laki-laki itu termenung sendiri.
Gavino berjalan gontai menuju unit penthouse nya, malam ini Gavino tidak ingin pulang ke mansion keluarganya, Dia ingin sendiri. Saat Gavino membuka pintu, dia sudah disambut dengan senyuman seorang wanita sexy.
" Kau..!!"
......................
...Bersambung.......
Assalamualaikum Kakak-kakak semuanya 😍
Terima kasih banyak bagi kakak-kakak yang sudah mampir untuk membaca karyaku 🙏
Mohon tinggalkan cintanya buat Author dong, dalam bentuk Like & Komentarnya.
Boleh juga share cerita author dengan teman atau keluarganya.
Supaya Author makin semangat buat ceritanya...💪
See you
Saranghae❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Darweti
Bagaimana dengan cerita nya selanjutnya aku sangat penasaran
2024-10-08
0
Salma Husin
lanjut thorr
2022-07-08
0