15. Keputusan 2

Suara Adzan subuh berkumandang, para santri dan santriwati sudah berbondong-bondong menuju mesjid yang ada di pekarangan pesantren Darul Qur'an.

Mereka melakukan solat berjamaah seperti biasa, yang diimami oleh kyai Roslan.

Danira tidak ikut solat berjamaah, dia memilih dirumah saja karen tak tega meninggalkan Khalisa yang masih tertidur pulas takut tiba-tiba bayi itu terbangun.

Setelah solat Danira duduk diatas sajadahnya berzikir dan berdoa kepada Allah memohon ampunan atas segala dosa-dosa, kelapangan kubur bagi keluarganya dan petunjuk agar diberi kemudahan disegala keputusannya. Lalu dilanjutkan dengan membaca ayat suci Al-Quran dan diakhiri dengan bersholawat kepada Rasulullah Saw.

Saat dia berbalik, Danira melihat Khalisa telah membuka matanya, mulutnya mengecap-ecap dengan menjulurkan lidah mungilnya..aahh mengemaskan sekali.

"Assalamualaikum anak Solehah bunda, udah bangun ya ". sambut Danira dengan senyuman cantik lalu mencium kening bayi cantik itu dan membacakan doa saat bangun tidur.

Alhamdulillahil adzi ahyana ba'da ma amatana wa iliahin nusyur. Artinya: “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada Allah kami akan dibangkitkan.”

Danira selalu membiasakan Khalisa untuk mendengar doa-doa yang sederhana sejak dini, agar kelak dis terbiasa hingga dewasa.

" Haus ya sayang, tunggu sebentar ya. Bunda simpan Mukena bunda dulu, setelah ibu bunda akan buatkan susu yang hangat untuk khali". ujarnya membuka lemari di ujung tempat tidur, ingin menyimpan mukena. Tapi matanya tertuju pada kartu nama yang tergeletak di dekat lipatan baju-baju.

" Sarah Zahara " . Nama yang tertera di kartu.

Danira mematung sejenak, sambil memegang kartu nama itu, pikirannya kembali mengingat isi surat dari sang ayah. Danira bingung apa yang harus dia lakukan, menimbang-nimbang haruskah dia menghubungi Sarah, atau.....

Suara tangisan Khalisa menyadarkan Danira dari lamunannya.

" Iya sayang, maaf kan bunda ya nak. bunda lupa kalau kamu sudah lapar." Danira bergegas memakai cadarnya, dan ke dapur membuat susu untuk Khalisa.

Danira menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, dan diiringi suara salam.

" Assalamualaikum". salam Umi yang baru saja tiba dari mesjid.

" Kamu kenapa nak? kenapa Khalisa menangis menjerit seperti itu." Suara tangisan Khalisa terdengar sampai lantai bawah, membuat umi panik.

" Waallaikumsalam umi, ini Danira mau buat susu Khalisa dia nangis karena lapar ". jelas Danira sambil tangannya membuatkan susu.

" Oh...!! ya udah umi keatas dulu kasihan Khalisa sendirian nangis gitu". Umi berjalan perlahan naik tangga menuju kamar Danira.

Setelah selesai Danira langsung berlalu, menyusul umi yang sudah mendahuluinya tadi. Danira masuk, melihat Khalisa sudah diam dalam gendongan umi, Danira memberikan botol susu pada umi Siti.

"Eemmm...umi" ?

Danira duduk ditepi ranjang menunduk sambil meremas-remas jemarinya. Apakah dia meminta saran pada umi saja, pikir Danira.

Umi Siti yang melihat kegelisahan Danira, mengerti pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiran putrinya.

" Ada apa Nak? Kenapa kamu gelisah seperti itu ?".

" Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?." tanya umi Siti, sambil bergoyang-goyang menggendong Khalisa.

"Umi, sebenernya....!!" Danira menceritakan prihal surat yang diberikan Sarah sekitar 2 bulan yang lalu.

"Jadi aku harus bagaimana umi, aku benar- benar bingung". ujarnya dengan nada pelan.

Umi membaringkan Khalisa yang sudah tertidur lagi, dan duduk disamping Danira.

" Umi paham akan kegundahanmu nak, tapi umi dan juga Abah tidak bisa memberikan saran apapun. Semua tergantung dirimu sendiri, karena ini menyangkut keluargamu. Usiamu sekarang sudah cukup untuk bisa mengambil keputusan sendiri. Tentukan mana yang baik menurutmu, dan minta petunjuk dari Allah SWT, karena hanya DIA lah yang maha menentukan yang terbaik bagi Hambanya. Umi dan Abah akan selalu meridhoi dan mendukung apapun keputusanmu nak." jelas umi Siti sambil mengelus lembut kepala Danira, gadis yang sudah anggap seperti anak sendiri.

Danira menatap umi, dan menggenggam tangan umi Siti mata indahnya sudah berkaca-kaca.

"Terima kasih Umi, terima kasih banyak karena umi dan Abah sudah sangat menyayangiku. Semoga Allah SWT menjaga dan memanjangkan umur umi dan Abah". doanya tulus dengan air mata.

"Aamiin ".

Umi memeluk Danira dengan rasa sayang.

...****************...

Pagi-pagi sekali Mansion keluarga Pradiksa sudah dihebohkan dengan dentuman musik yang sangat keras. Seluruh pelayan yang ada di mansion dipaksa berbaris oleh Nyonya besar. Ada sang koki yang memegang spatula, ada pelayan yang memegang kemoceng, ada juga yang memegang sapu, kain pel dan tukang kebun pun turut sambil membawa sapu lidi dan lainnya. Mereka diharuskan mengikuti gerakan yang ada di layar televisi yang berukuran besar itu. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Nyonya Calina, sang mami Bar-bar.

"Ayo semuanya semangat dong, gerakannya gini loh bik ". Nyonya Calina memutar pinggulnya memperagakan gerakan yang menurutnya benar kepada kepala pelayan.

"Ah kau ini, pantas saja masakanmu sekarang kurang enak !! kau kurang lincah dalam bergoyang." Tegurnya pada sang koki laki-laki.

" Mang Ujang, gerakkannya tidak begitu. Gerakkannya harus mengikuti seperti Lisa." menegur tukang kebun yang berjoget versi bang jali.

"Haduhhh...apa pekerjaan mencuci membuatmu menjadi jompo ??" Tegurnya juga pada pelayan yang menari bak robot. Sangat tegang.

Semua Nya hanya diam, mengikuti apa saja keinginan sang nyonya besar. Bila mereka membantah maka akan diomeli 7 hari, 7 malam, melewati 9 tikungan dan tanjakan.

Nyonya Calina sedang menyukai KPop jadi jangan aneh, bila setiap pagi para pelayan akan dipaksa untuk mengikuti perintahnya.

"Oke semuanya...ayo bergoyangggggggg". teriaknya kencang mengalahkan suara sound system.

"Uhuk...Uhukk...Uhukk ". Batuknya karena terlalu kencang berteriak.

Gavino yang baru saja tiba, menautkan kedua alisnya, melihat pemandangan yang tak biasa.

Gavino turun dari mobil Rolls Royce mewahnya, berjalan masuk dengan kaki jenjang yang dihiasi dengan sepatu mengkilap yang mahal tentunya. Gavino melihat sang mami sedang bergoyang dengan asik.

Para pelayan yang melihat kehadiran Tuan muda, segera melipir dari tempat itu, mereka sangat tau bila tuan muda ini paling berbeda dari anak-anak Nyonya Calina yang lain. Nyonya besar itu tak menyadari kalau sang putra sudah berdiri tepat dibelakangnya, dia masih saja sibuk bergoyang mengikuti tarian Lisa Black Pink dengan lagu yang berjudul La-Lisa.

Gavino mengambil remote yang ada di sofa, dan langsung mematikan televisi yang berukuran 50 inch itu. Seketika Lisa menghilang berganti dengan bayangannya disana.

"Siapa yang berani mematikan musikku ". Teriaknya sambil berbalik badan.

Nyonya Calina terkejut melihat Gavino sudah ada dibelakangnya, dan puluhan pelayan tadi sudah menghilang entah kemana.

"Aahh...!! dasar para pelayan tidak setia kawan, malah meninggalkan aku sendiri disini." gumamnya bersungut-sungut.

Gavino masih diam ditempat, mengamati pakaian yang dikenakan ibunya. Bando kuping berwana pink bertengger di kepala, Baju manset hitam didalam dan Tank Top bra pink di bagian luar. Rok mini sepaha berwarna Pink dan legging berwarna hitam begitu juga dengan kaos kaki dan sepatu sport berwarna yang sama.

Benar-benar membuat Gavino sakit mata.

"Mami..., apa-apaan ini".

" Mengapa mami bergoyang-goyang tidak jelas, apa lagi didepan para pelayan seperti tadi". Cecar Gavino kesal pada ibunya.

"Dan juga...pakaian mami !! Astaga, apa mami tidak malu". Omelnya lagi masih tidak mengerti dengan perilaku ibunya.

Yang diomeli malah asik berjalan menuju meja makan, mengambil gelas dan minum dengan santai tak memperdulikan Omelan Gavino.

"Aaahhhhh....segarnya ". ucap Nyonya Calina.

"Apa kau pulang hanya ingin mengomeli mami-mu saja ?" tanyanya sambil mencebikkan bibir yang diolesi lipstik warna pink fanta mengkilap.

" Mi, berhentilah bersikap seperti ini. Ingat usiamu, apa kau tidak tak....." ucapan Gavino terpotong.

"Heii..anak capung, beraninya kau mengatai mami-mu, haa??"

" Mau mami kutuk kamu jadi makin ganteng apa ?". Kesalnya memotong ucapan Gavino.

"Hhaaahhhh..!!". Gavino menghela nafas kesal.

Gavino berjalan mendekati tempat ibunya duduk, dia datang bermaksud ingin membicarakan seperti saran Doni tempo hari.

Tapi belum sempat Mulutnya berbuka, dari depan samar-samar terdengar suara seseorang.

" Selamat pagi ".

......................

...Bersambung.......

Assalamualaikum kakak-kakak Semua 😍

Terima kasih karena sudah meluangkan waktunya untuk mampir melihat karyaku🙏

Mohon tinggalkan cintanya buat Author dong, dalam bentuk Like & Komentarnya.

Supaya Author makin semangat buat ceritanya...💪

See you

Saranghae❤️

Terpopuler

Comments

Darweti

Darweti

ya sangat baik lanjut kan /Scowl//Drool/

2024-10-08

0

Mila Lasya

Mila Lasya

ngakak baca nya sembari ngebayangin c mami

2023-02-10

1

Aufa Aqli,.😍

Aufa Aqli,.😍

suka dgn karakter mami nya gevano

2022-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 1. Berita
2 2. Kesedihan
3 3. IBU
4 4. Tetangga Baru
5 5. Kejadian Tragis
6 6. Sofia & David
7 7. Tolong Anakku
8 8. Kesedihan Mendalam
9 9. Khalisa Ayunda Narendra
10 10. Butuh Waktu
11 11. Kembali
12 12. Gavino Garayudha Pradiksa
13 13. Akan Menemukanmu
14 14. Keputusan
15 15. Keputusan 2
16 16. Jahil
17 17. Kesal
18 18. Mengajar
19 19. Kembar Rusuh
20 20. Lamunan
21 21. Menikahlah Dengan-ku
22 22. Rumah Baru
23 23. Radenayu Group
24 INFO DARI AUTHOR
25 24. Emosi
26 25. Menolong
27 26. Kemarahan Gavino
28 27. Mencari
29 28. Nyonya Calina
30 29. Menjemput
31 30. Menolak Hadiah
32 31. Mencari Tahu
33 32. Setuju
34 33. Permohonan
35 34. Persiapan
36 35. Nasehat
37 36. Ijab Qobul
38 37. Resepsi
39 38. Kamar Pengantin
40 39. Meninggalkan
41 40. Kesepakatan
42 41. Pusat Perbelanjaan
43 42. Menjelaskan
44 43. Pindah
45 44. Botol Susu
46 45. Foto
47 46. Pertemuan
48 47. Sarapan Pagi
49 48. Meminta Ijin
50 49. Fitnahan
51 50. Mengacuhkan
52 51. Restoran Steak
53 52. Emosi Stevani
54 53. Pujaan Hati
55 54. Kuman
56 55. Mami Mertua
57 56. Keras Kepala
58 57. Menantu dan Mertua
59 58. Aneh
60 59. Mabuk
61 60. Suami Arogan
62 61. Hampir
63 62. Keinginan Gio
64 63. Tragedi Resepsionis
65 64. Harap - Harap Cemas
66 65. Ndoro Agung ?
67 66. Belanja Bersama
68 67. Milik ku
69 68. Mati lampu
70 69. Rumah sakit
71 70. Benturan Kening
72 71. Cemburu ?
73 72. Di Tabrak
74 73. Kita Akhiri saja
75 74. Kecewa
76 PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77 75. Rasa Sesal
78 76. CCTV
79 77. Pengadilan Agama
80 78. Peraturan Baru
81 79. Berhalusinasi
82 80. Bulan
83 81. Selalu menolak
84 82. Bertemu
85 83. Tidak ingin datang
86 84. Saling Tatap
87 85. Perubahan Dadakan
88 86. Maafkan Aku
89 87. Seperti terpaksa ?
90 88. Bakso
91 89. Dikepung
92 90. Hutan Kelam
93 91. Malam penuh tangis
94 92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95 93. Es Balok dan Es Serut
96 94. Hukuman
97 95. Pengganggu
98 96. Tidak percaya cinta
99 97. Aaaaa...Kecoak
100 98. Menikahi Ayu ?
101 99. Kebusukan dibalik keluguan
102 100. Memilih Diam
103 101. Tak pernah melarang
104 102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105 103. Menikah lagi
106 104. SAH yang ke-2
107 105. Rahasia Baru
108 106. Siapa dia ?
109 107. Bidadari itu Nyata
110 108. Kagum
111 109. Yang Pertama
112 110. Waktu Bersama
113 111. Suamiku
114 112. Dimabuk Cinta
115 113. Merebutnya Kembali
116 114. Danira ku
117 115. Memberi Pelajaran
118 116. Overthinking
119 117. Rencana
120 118. Ada aku
121 119. Terima kasih
122 120. Menghadapinya
123 121. Sangat Berbeda
124 122. Benci dan Cinta
125 123. Menghadapi Bersama
126 124. Obat Nyamuk
127 125. Mandi bersama
128 126. Imam
129 127. Menemani Istri
130 128. Malaikat dan Iblis
131 129. Undangan
132 130. Salah Sasaran
133 131. Takut Istri
134 132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135 133. Calon Bojo
136 134. Mengikuti nasehat istri
137 135. Berbagi suami
138 136. Menghilang !!
139 137. Rencana Danira
140 138. 1 Tahun pernikahan
141 139. Tak akan berubah
142 140. Akibat
143 141. Tamu
144 142. Tuan Muda Posesif
145 143. Merajuk
146 144. Segan
147 145. Masa lalu Stevani
148 146. Masa lalu Stevani II
149 147. Sakit
150 148. Kesepakatan
151 149. Ulang Tahun
152 150. Pengumuman Penting
153 151. Datang Lagi
154 152. Harus Kembali
155 153. Kematian Ayu
156 154. Tidak Marah
157 155. Lukisan
158 156. Dzuljannah
159 157. Uji coba
160 158. Habiskan uangku
161 159. Ditolak
Episodes

Updated 161 Episodes

1
1. Berita
2
2. Kesedihan
3
3. IBU
4
4. Tetangga Baru
5
5. Kejadian Tragis
6
6. Sofia & David
7
7. Tolong Anakku
8
8. Kesedihan Mendalam
9
9. Khalisa Ayunda Narendra
10
10. Butuh Waktu
11
11. Kembali
12
12. Gavino Garayudha Pradiksa
13
13. Akan Menemukanmu
14
14. Keputusan
15
15. Keputusan 2
16
16. Jahil
17
17. Kesal
18
18. Mengajar
19
19. Kembar Rusuh
20
20. Lamunan
21
21. Menikahlah Dengan-ku
22
22. Rumah Baru
23
23. Radenayu Group
24
INFO DARI AUTHOR
25
24. Emosi
26
25. Menolong
27
26. Kemarahan Gavino
28
27. Mencari
29
28. Nyonya Calina
30
29. Menjemput
31
30. Menolak Hadiah
32
31. Mencari Tahu
33
32. Setuju
34
33. Permohonan
35
34. Persiapan
36
35. Nasehat
37
36. Ijab Qobul
38
37. Resepsi
39
38. Kamar Pengantin
40
39. Meninggalkan
41
40. Kesepakatan
42
41. Pusat Perbelanjaan
43
42. Menjelaskan
44
43. Pindah
45
44. Botol Susu
46
45. Foto
47
46. Pertemuan
48
47. Sarapan Pagi
49
48. Meminta Ijin
50
49. Fitnahan
51
50. Mengacuhkan
52
51. Restoran Steak
53
52. Emosi Stevani
54
53. Pujaan Hati
55
54. Kuman
56
55. Mami Mertua
57
56. Keras Kepala
58
57. Menantu dan Mertua
59
58. Aneh
60
59. Mabuk
61
60. Suami Arogan
62
61. Hampir
63
62. Keinginan Gio
64
63. Tragedi Resepsionis
65
64. Harap - Harap Cemas
66
65. Ndoro Agung ?
67
66. Belanja Bersama
68
67. Milik ku
69
68. Mati lampu
70
69. Rumah sakit
71
70. Benturan Kening
72
71. Cemburu ?
73
72. Di Tabrak
74
73. Kita Akhiri saja
75
74. Kecewa
76
PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77
75. Rasa Sesal
78
76. CCTV
79
77. Pengadilan Agama
80
78. Peraturan Baru
81
79. Berhalusinasi
82
80. Bulan
83
81. Selalu menolak
84
82. Bertemu
85
83. Tidak ingin datang
86
84. Saling Tatap
87
85. Perubahan Dadakan
88
86. Maafkan Aku
89
87. Seperti terpaksa ?
90
88. Bakso
91
89. Dikepung
92
90. Hutan Kelam
93
91. Malam penuh tangis
94
92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95
93. Es Balok dan Es Serut
96
94. Hukuman
97
95. Pengganggu
98
96. Tidak percaya cinta
99
97. Aaaaa...Kecoak
100
98. Menikahi Ayu ?
101
99. Kebusukan dibalik keluguan
102
100. Memilih Diam
103
101. Tak pernah melarang
104
102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105
103. Menikah lagi
106
104. SAH yang ke-2
107
105. Rahasia Baru
108
106. Siapa dia ?
109
107. Bidadari itu Nyata
110
108. Kagum
111
109. Yang Pertama
112
110. Waktu Bersama
113
111. Suamiku
114
112. Dimabuk Cinta
115
113. Merebutnya Kembali
116
114. Danira ku
117
115. Memberi Pelajaran
118
116. Overthinking
119
117. Rencana
120
118. Ada aku
121
119. Terima kasih
122
120. Menghadapinya
123
121. Sangat Berbeda
124
122. Benci dan Cinta
125
123. Menghadapi Bersama
126
124. Obat Nyamuk
127
125. Mandi bersama
128
126. Imam
129
127. Menemani Istri
130
128. Malaikat dan Iblis
131
129. Undangan
132
130. Salah Sasaran
133
131. Takut Istri
134
132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135
133. Calon Bojo
136
134. Mengikuti nasehat istri
137
135. Berbagi suami
138
136. Menghilang !!
139
137. Rencana Danira
140
138. 1 Tahun pernikahan
141
139. Tak akan berubah
142
140. Akibat
143
141. Tamu
144
142. Tuan Muda Posesif
145
143. Merajuk
146
144. Segan
147
145. Masa lalu Stevani
148
146. Masa lalu Stevani II
149
147. Sakit
150
148. Kesepakatan
151
149. Ulang Tahun
152
150. Pengumuman Penting
153
151. Datang Lagi
154
152. Harus Kembali
155
153. Kematian Ayu
156
154. Tidak Marah
157
155. Lukisan
158
156. Dzuljannah
159
157. Uji coba
160
158. Habiskan uangku
161
159. Ditolak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!