8. Kesedihan Mendalam

Derap langkah menggema memenuhi lorong rumah sakit yang terlihat lengang, berhasil mencuri perhatian beberapa petugas yang mendapat jadwal Shift malam.

" Suster, Dokter, siapa pun yang ada tolong...tolong teman saya dia akan melahirkan." teriak Sofia khawatir dan panik.

Melihat itu petugas yang masih berjaga dengan cepat menghampiri sambil mendorong Brankar dan dengan sigap mengambil alih Shena dari gendongan David dan meletakkannya di atas Brankar.

Para petugas bergegas membawa Shena kedalam ruang UGD untuk segera memeriksa kondisi pasien.

Pasangan suami itu mengekori dari belakang.

"Maaf Bapak dan Ibu tidak bisa masuk, mohon tunggu diruang tunggu saja ya." ucap seorang suster dengan lembut pada mereka.

David dan Sofia hanya menganggukkan kepala mereka tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sofia terus saja mondar-mandir didepan pintu UGD tempat Shena sedang diperiksa, suara jeritan Shena dari dalam makin membuat perasaan Sofia tidak karuan, dia sangat cemas, apalagi mengingat wajah Shena yang sangat pucat, sembab dan kesakitan membuatnya makin gelisah. David yang melihat istrinya seperti itu segera menarik tubuh istrinya dan mengajaknya duduk di kursi yang sudah tersedia disana.

" Sayang, tenanglah semua pasti akan baik-baik saja. Yang terpenting sekarang kita harus banyak-banyak berdoa." ucap David sambil memeluk istrinya.

Tak berapa lama, pintu UGD terbuka, keluarlah seorang Wanita usianya sekitar 35 tahun menggunakan Blazer warna putih, dan terdapat Name Tag yang bertulis Dr. Susi Margareta. Wanita itu menghampiri pasangan suami istri itu. Melihat dokter mendekat mereka dengan refleks berdiri.

" Apakah kalian keluarga pasien yang bernama Shena ?". Tanya Dokter Susi.

" Iya,..saya temannya dok." jawab Sofia dengan wajah cemas.

"Apakah ada suami, atau keluarga pasien?". tanyanya lagi mencari.

David dan Sofia saling berpandangan.

" Kami tidak tahu suaminya dimana dok, dan untuk keluarga mereka sedang berhalangan datang". Jawab Sofia jujur.

Dokter itu memperhatikan pasangan yang ada di hadapannya secara bergantian.

" Baiklah jika keluarga pasien tidak ada, bersediakah kalian ikut keruangan saya.?". tanya dokter Susi memastikan.

" Bisa dok." Jawab Sofia cepat, dan diikuti anggukan oleh David.

" Mari ikut saya." Ujar dokter itu, berjalan mendahului David dan Sofia.

Aroma Obat-obatan dan Desinfektan menyeruak menusuk Indra penciuman mereka, rasa tak nyaman mulai menggelayuti perasaan Sofia. Dia terus menggenggam erat tangan sang suami, mencoba untuk menenangkan perasaannya.

Dan disinilah mereka sekarang, di ruangan yang tidak terlalu besar, mereka duduk berhadapan dengan dokter yang hanya terhalang meja dengan tumpukan kertas disana.

" Kami sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk ibu Shena seperti USG dan lainnya, seperti yang kita tahu bahwa kandungannya belum cukup matang untuk melahirkan, usia kelahiran yang tepat ialah 37 - 49 Minggu. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada beliau mengingat kandungan Bu Shena sudah tidak baik-baik saja. Air ketubannya sudah pecah, detak jantung bayi didalam sudah sangat melemah, belum lagi kondisi sang ibu yang sangat memprihatikan. Sepertinya pasien baru saja mengalami kekerasaan fisik, karena ada bekas memar yang tampak sangat jelas di bagian perut dan luka sobekan yang cukup dalam di lengan beliau." Jelas Dokter Susi secara detail dengan raut wajah serius.

Suami istri itu hanya diam, mendengarkan dengan seksama setiap kata yang diucapkan oleh dokter yang ada didepan mereka ini. Entah apa yang ada dipikiran mereka sekarang, hanya mereka lah yang tau, yang jelas mereka ingin keduanya bisa diselamatkan.

" Jadi karena tidak ada pihak dari keluarga pasien yang ada, maka saya minta persetujuan kalian saja sebagai kerabat yang ada disini untuk menandatangani surat ini." ujar dokter Susi lagi sambil memberikan kertas yang sudah bertabur tinta-tinta yang rapi.

" Silahkan dibaca terlebih dahulu, apabila setuju harap berikan tanda tangan anda disini, karena kami harus segera melakukan tindakan bila telat sedikit saja, mungkin akan berakibat fatal bagi keduanya." ucapnya lagi.

David memberikan surat itu kepada Sofia, biar istrinya yang mengambil keputusan. Setelah Sofia membaca semua yang tertulis disana dia melihat kearah suaminya meminta pendapat. David hanya memejamkan matanya sekilas sambil terus menggenggam tangan istrinya.

Sofia langsung membubuhi kertas itu dengan coretan tintanya dan menyerahkan lagi kepada dokter Susi.

"Saya mohon lakukan yang terbaik dok, selamatkan mereka." mohon Sofia sambil mengatupkan kedua telapak tangannya.

"Kami akan melakukan semaksimal mungkin, saya hanya mohon doanya semoga semuanya lancar atas izin Allah." Jawab dokter Susi sambil berlalu pergi.

David dan Sofia sudah berdiri didepan ruang operasi, menunggu dengan harap-harap cemas.

Tiba- tiba pintu ruangan itu terbuka, keluar seorang suster menghampiri mereka.

" Apakah nyonya yang bernama Sofia ?. Tanya perawat ramah.

" Iya, saya Sofia, ada apa bukannya operasinya belum dilakukan ?". balas Sofia lagi pada perawat itu.

" Pasien ingin bertemu dengan anda, beliau ingin menyampaikan sesuatu, katanya penting." ujar perawat lagi pada Sofia.

Dengan langkah perlahan Sofia memasuki ruang operasi, dia telah menggunakan baju steril khusus dan penutup rambut. Sofia dapat melihat Shena terbaring lemah diatas Meja bedah karena sudah diberikan suntikan Anestesi agar saat proses operasi Caesar berlangsung Shena tidak merasakan nyeri dan sakit. Shena yang melihat Sofia datang langsung menyambutnya dengan senyuman terbaiknya walau terlihat dipaksakan, lalu menggenggam tangan Sofia.

" Sof,.!! bolehkan aku meminta pertolongan lagi." Tanya Shena langsung to the poin.

Sofia masih diam ditempatnya masih terus menggenggam tangan Shena. Memandang wajah sembab wanita itu dengan penuh rasa kasihan dan prihatin.

" Apapun yang terjadi kepadaku nanti, aku mohon tolong jaga bayiku sampai Dia datang dan serahkan anakku nanti kepada Danira adikku." Ucapnya lagi penuh harap.

Shena mengeluarkan sebuah kalung dan selembar foto wanita bercadar dengan manik mata yang sangat indah dari bawah bantalnya.

Sofia hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan permintaan Shena, dengan mata sudah memerah menahan tangisnya.

"Kamu akan baik-baik saja, kamu akan segera menggendong bayimu, percayalah." ucap Sofie dengan serak meyakinkan Shena.

Shena hanya tersenyum tapi matanya menitikkan air mata.

"Tolong sampaikan terima kasihku kepada suamimu, Maafkan aku, mungkin aku tidak bisa membalas semua kebaikan yang kalian lakukan kepadaku. Tapi aku akan berdoa semoga semua kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT." Ujarnya lagi dengan penuh perasaan.

"Sudah tidak perlu begitu, aku dan David ikhlas membantu, sekarang kamu harus fokus dengan operasi ini, karena sebentar lagi kamu akan bertemu dengan bayi yang menggemaskan." Jawab Sofia mengalihkan pembicaraan mereka.

Sofia tidak mau menangis dihadapan Shena, karena dia tau wanita ini telah mengalami banyak kejadian mengerikan malam ini.

...****************...

Sofia keluar dari ruangan dan duduk disamping suaminya. Menumpahkan semua tangisan sedari tadi dia tahan, memeluk suaminya dengan erat, David membalas pelukan itu sambil mengelus rambut istrinya dengan penuh perasaan, menyalurkan rasa bermaksud menenangkan.

1 Jam berlalu, Waktu sudah menunjukkan pukul 03.15 dini hari. Terlihat lampu ruang operasi sudah dimatikan menandakan bahwa operasi telah selesai.

Pintu ruangan itu terbuka lebar telah keluar beberapa suster dan perawat. Disusul seorang dokter yang keluar masih menggunakan Scrub Suits atau seragam ruang operasi.

Dengan wajah letih dan sedih dokter itu menghampiri mereka.

" Kami sudah melakukan semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkehendak lain. Maaf kami tidak bisa menyelamatkannya karena Pendarahan yang tiada henti ditambah robekan rahim sepertinya akibat benturan benda-benda keras yang menghantam perut nona Shena." ujar dokter itu lagi memberikan penjelasan.

" Sekali lagi, kami mohon maaf dan turut berduka cita." ucapnya lagi sambil berlalu pergi.

Kedua pasangan suami istri itu masih mematung ditempat, seakan mendapatkan Sambaran petir ditengah malam, kabar yang baru saja mereka terima sangatlah menyesakkan.

Tubuh Sofia makin bergetar dalam pelukan David tangisnya pecah mengingat semua permintaan terakhir Shena.

" Kita sudah melakukan yang terbaik, semua sudah kehendak yang Kuasa, kita hanya bisa berpasrah dan menerima takdir." ucap David sambil mengeratkan pelukannya.

......................

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

kenapa belum juga ketahuan siapa yg membunuh keluarga Shena dan anaknya kenapa minitipkannya kpd adiknya kenapa tdk kepada suaminya ?

2024-12-24

0

Darweti

Darweti

Ya Allah kenapa Shena diberlakukan seperti itu siapa yang melakukan

2024-10-06

0

H@£w∆ ©

H@£w∆ ©

Koreksi, mungkin usia 37-40 minggu ya bukan 49 minggu 😊

2023-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 1. Berita
2 2. Kesedihan
3 3. IBU
4 4. Tetangga Baru
5 5. Kejadian Tragis
6 6. Sofia & David
7 7. Tolong Anakku
8 8. Kesedihan Mendalam
9 9. Khalisa Ayunda Narendra
10 10. Butuh Waktu
11 11. Kembali
12 12. Gavino Garayudha Pradiksa
13 13. Akan Menemukanmu
14 14. Keputusan
15 15. Keputusan 2
16 16. Jahil
17 17. Kesal
18 18. Mengajar
19 19. Kembar Rusuh
20 20. Lamunan
21 21. Menikahlah Dengan-ku
22 22. Rumah Baru
23 23. Radenayu Group
24 INFO DARI AUTHOR
25 24. Emosi
26 25. Menolong
27 26. Kemarahan Gavino
28 27. Mencari
29 28. Nyonya Calina
30 29. Menjemput
31 30. Menolak Hadiah
32 31. Mencari Tahu
33 32. Setuju
34 33. Permohonan
35 34. Persiapan
36 35. Nasehat
37 36. Ijab Qobul
38 37. Resepsi
39 38. Kamar Pengantin
40 39. Meninggalkan
41 40. Kesepakatan
42 41. Pusat Perbelanjaan
43 42. Menjelaskan
44 43. Pindah
45 44. Botol Susu
46 45. Foto
47 46. Pertemuan
48 47. Sarapan Pagi
49 48. Meminta Ijin
50 49. Fitnahan
51 50. Mengacuhkan
52 51. Restoran Steak
53 52. Emosi Stevani
54 53. Pujaan Hati
55 54. Kuman
56 55. Mami Mertua
57 56. Keras Kepala
58 57. Menantu dan Mertua
59 58. Aneh
60 59. Mabuk
61 60. Suami Arogan
62 61. Hampir
63 62. Keinginan Gio
64 63. Tragedi Resepsionis
65 64. Harap - Harap Cemas
66 65. Ndoro Agung ?
67 66. Belanja Bersama
68 67. Milik ku
69 68. Mati lampu
70 69. Rumah sakit
71 70. Benturan Kening
72 71. Cemburu ?
73 72. Di Tabrak
74 73. Kita Akhiri saja
75 74. Kecewa
76 PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77 75. Rasa Sesal
78 76. CCTV
79 77. Pengadilan Agama
80 78. Peraturan Baru
81 79. Berhalusinasi
82 80. Bulan
83 81. Selalu menolak
84 82. Bertemu
85 83. Tidak ingin datang
86 84. Saling Tatap
87 85. Perubahan Dadakan
88 86. Maafkan Aku
89 87. Seperti terpaksa ?
90 88. Bakso
91 89. Dikepung
92 90. Hutan Kelam
93 91. Malam penuh tangis
94 92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95 93. Es Balok dan Es Serut
96 94. Hukuman
97 95. Pengganggu
98 96. Tidak percaya cinta
99 97. Aaaaa...Kecoak
100 98. Menikahi Ayu ?
101 99. Kebusukan dibalik keluguan
102 100. Memilih Diam
103 101. Tak pernah melarang
104 102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105 103. Menikah lagi
106 104. SAH yang ke-2
107 105. Rahasia Baru
108 106. Siapa dia ?
109 107. Bidadari itu Nyata
110 108. Kagum
111 109. Yang Pertama
112 110. Waktu Bersama
113 111. Suamiku
114 112. Dimabuk Cinta
115 113. Merebutnya Kembali
116 114. Danira ku
117 115. Memberi Pelajaran
118 116. Overthinking
119 117. Rencana
120 118. Ada aku
121 119. Terima kasih
122 120. Menghadapinya
123 121. Sangat Berbeda
124 122. Benci dan Cinta
125 123. Menghadapi Bersama
126 124. Obat Nyamuk
127 125. Mandi bersama
128 126. Imam
129 127. Menemani Istri
130 128. Malaikat dan Iblis
131 129. Undangan
132 130. Salah Sasaran
133 131. Takut Istri
134 132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135 133. Calon Bojo
136 134. Mengikuti nasehat istri
137 135. Berbagi suami
138 136. Menghilang !!
139 137. Rencana Danira
140 138. 1 Tahun pernikahan
141 139. Tak akan berubah
142 140. Akibat
143 141. Tamu
144 142. Tuan Muda Posesif
145 143. Merajuk
146 144. Segan
147 145. Masa lalu Stevani
148 146. Masa lalu Stevani II
149 147. Sakit
150 148. Kesepakatan
151 149. Ulang Tahun
152 150. Pengumuman Penting
153 151. Datang Lagi
154 152. Harus Kembali
155 153. Kematian Ayu
156 154. Tidak Marah
157 155. Lukisan
158 156. Dzuljannah
159 157. Uji coba
160 158. Habiskan uangku
161 159. Ditolak
Episodes

Updated 161 Episodes

1
1. Berita
2
2. Kesedihan
3
3. IBU
4
4. Tetangga Baru
5
5. Kejadian Tragis
6
6. Sofia & David
7
7. Tolong Anakku
8
8. Kesedihan Mendalam
9
9. Khalisa Ayunda Narendra
10
10. Butuh Waktu
11
11. Kembali
12
12. Gavino Garayudha Pradiksa
13
13. Akan Menemukanmu
14
14. Keputusan
15
15. Keputusan 2
16
16. Jahil
17
17. Kesal
18
18. Mengajar
19
19. Kembar Rusuh
20
20. Lamunan
21
21. Menikahlah Dengan-ku
22
22. Rumah Baru
23
23. Radenayu Group
24
INFO DARI AUTHOR
25
24. Emosi
26
25. Menolong
27
26. Kemarahan Gavino
28
27. Mencari
29
28. Nyonya Calina
30
29. Menjemput
31
30. Menolak Hadiah
32
31. Mencari Tahu
33
32. Setuju
34
33. Permohonan
35
34. Persiapan
36
35. Nasehat
37
36. Ijab Qobul
38
37. Resepsi
39
38. Kamar Pengantin
40
39. Meninggalkan
41
40. Kesepakatan
42
41. Pusat Perbelanjaan
43
42. Menjelaskan
44
43. Pindah
45
44. Botol Susu
46
45. Foto
47
46. Pertemuan
48
47. Sarapan Pagi
49
48. Meminta Ijin
50
49. Fitnahan
51
50. Mengacuhkan
52
51. Restoran Steak
53
52. Emosi Stevani
54
53. Pujaan Hati
55
54. Kuman
56
55. Mami Mertua
57
56. Keras Kepala
58
57. Menantu dan Mertua
59
58. Aneh
60
59. Mabuk
61
60. Suami Arogan
62
61. Hampir
63
62. Keinginan Gio
64
63. Tragedi Resepsionis
65
64. Harap - Harap Cemas
66
65. Ndoro Agung ?
67
66. Belanja Bersama
68
67. Milik ku
69
68. Mati lampu
70
69. Rumah sakit
71
70. Benturan Kening
72
71. Cemburu ?
73
72. Di Tabrak
74
73. Kita Akhiri saja
75
74. Kecewa
76
PEMBERITAHUAN DARI AUTHOR
77
75. Rasa Sesal
78
76. CCTV
79
77. Pengadilan Agama
80
78. Peraturan Baru
81
79. Berhalusinasi
82
80. Bulan
83
81. Selalu menolak
84
82. Bertemu
85
83. Tidak ingin datang
86
84. Saling Tatap
87
85. Perubahan Dadakan
88
86. Maafkan Aku
89
87. Seperti terpaksa ?
90
88. Bakso
91
89. Dikepung
92
90. Hutan Kelam
93
91. Malam penuh tangis
94
92. Panggil dia Nyonya Pradiksa
95
93. Es Balok dan Es Serut
96
94. Hukuman
97
95. Pengganggu
98
96. Tidak percaya cinta
99
97. Aaaaa...Kecoak
100
98. Menikahi Ayu ?
101
99. Kebusukan dibalik keluguan
102
100. Memilih Diam
103
101. Tak pernah melarang
104
102. Mencintaimu Dari Balik Cadarku
105
103. Menikah lagi
106
104. SAH yang ke-2
107
105. Rahasia Baru
108
106. Siapa dia ?
109
107. Bidadari itu Nyata
110
108. Kagum
111
109. Yang Pertama
112
110. Waktu Bersama
113
111. Suamiku
114
112. Dimabuk Cinta
115
113. Merebutnya Kembali
116
114. Danira ku
117
115. Memberi Pelajaran
118
116. Overthinking
119
117. Rencana
120
118. Ada aku
121
119. Terima kasih
122
120. Menghadapinya
123
121. Sangat Berbeda
124
122. Benci dan Cinta
125
123. Menghadapi Bersama
126
124. Obat Nyamuk
127
125. Mandi bersama
128
126. Imam
129
127. Menemani Istri
130
128. Malaikat dan Iblis
131
129. Undangan
132
130. Salah Sasaran
133
131. Takut Istri
134
132. Pop Mie sama dengan Berkencan
135
133. Calon Bojo
136
134. Mengikuti nasehat istri
137
135. Berbagi suami
138
136. Menghilang !!
139
137. Rencana Danira
140
138. 1 Tahun pernikahan
141
139. Tak akan berubah
142
140. Akibat
143
141. Tamu
144
142. Tuan Muda Posesif
145
143. Merajuk
146
144. Segan
147
145. Masa lalu Stevani
148
146. Masa lalu Stevani II
149
147. Sakit
150
148. Kesepakatan
151
149. Ulang Tahun
152
150. Pengumuman Penting
153
151. Datang Lagi
154
152. Harus Kembali
155
153. Kematian Ayu
156
154. Tidak Marah
157
155. Lukisan
158
156. Dzuljannah
159
157. Uji coba
160
158. Habiskan uangku
161
159. Ditolak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!