...♥️♥️Hallo.. Hallo.. Guys.. !!! Salam sehat dimanapun kalian berada.. !!!♥️♥️...
...🌹🌹Mari kita lanjut baca cerita ini yah, Kakak, Mas, Ibu-ibu dan Bapak-bapak semuanya. Kalau suka dilanjutkan yah. Jangan lupa Like, Vote, Komentar, Favorite juga biar engga ketinggalan Upnya, boleh kalau ada hadiah ☕♥️🌹 dan hadiah tips lainnya. Terima kasih....
🥰🥰Happy Reading🥰🥰
Jenifer dan David saling menatap, saat Mitha mengatakan pemilik restoran tersebut adalah saudaranya.
"Bagaimana ini? Ayo dong Jenifer cari akal, jangan sampai terbongkar dulu rahasia kak Sebastian. Aku belum mengungkapkan fakta yang sebenarnya, alasan apa yang akan dia katakan." Bathin Jenifer terus berkecamuk, mencari jalan keluar.
"Hei.. Nona, jawab dong! Benarkan pria itu salah satu dari saudara kalian? David katakan yang sejujurnya, kami tidak sudi lagi menjadi sahabatmu, jika kamu tidak mau jujur pada kami." Tanya Mitha kepada dua kakak beradik dengan bergantian.
Keduanyapun masih tetap diam membisu, masih ragu untuk mengatakan yang sejujurnya.
"Ayo Ra, lebih baik kita tidur dan beristirahat saja, dari pada tidak ada kejelasan dari mereka. David sahabat kita sendiri, tega menutupi kejahatan pria tersebut." Ujar Mitha menatap nyalang kedua kakak beradik tersebut. Sedangkan Laura masih tetap duduk, berhadapan dengan David dan Jenifer.
"Tunggu Tha, aku masih penasaran dengan pria itu." Ucap Laura dengan menahan rasa sakit dihatinya, namun dia berpura-pura tegar dihadapan mereka. Laura ingin tahu identitas pria tersebut, setelah itu dia akan bisa menuntutnya agar masuk kepenjara.
Mitha benar-benar kesal dan geram dengan sikap Laura yang diluar dugaan. "Apa kamu sudah ikhlas Ra, kehilangan milikmu yang paling berharga dengan cara seperti itu? Apa kamu benar-benar sudah memaafkan pria itu, yang sudah membuat kamu hancur dan trauma?"
Laura hanya tersenyum dan mengangguk kecil, meski dalam hatinya tidak rela dan tidak ikhlas.
"Ayo Nona, lebih baik selesaikan ceritamu dahulu. Setelah itu, kamu katakan identitas yang sebenarnya tentang pria itu." Ujar Laura bersikap tenang, sedangkan hatinya marah sejadi-jadinya.
"Baiklah.." Mitha akhirnyapun duduk kembali pada posisinya, padahal saat tadi, dia sudah berdiri dan menarik lengan Laura. Namun, Laura seakan menahannya.
"Silahkan dilanjut ceritanya, Nona!" Pinta Laura mengulang kembali.
"S.. sebelumnya, a.. aku dan kak David memohon maaf yang teramat dalam, kepada kak Laura atas nama pria tersebut. Selepas kakak tahu siapa pria tersebut, terserah kak Laura yang akan mengambil keputusan." Ujar Jenifer begitu takut dan gugup.
"Heeem.." Hanya gumaman yang keluar dari bihir Laura, sedangkan hatinya sudah menjerit ingin mencabik-cabik wajah pria tersebut dengan cakaran kukunya. Seandainya membunuh orang tidak berdosa dan tidak masuk penjara, ingin sekali Laura melakukan hal itu.
Mitha dan David hanya terdiam, sibuk dengan pemikirannya masing-masing.
Mitha sungguh tidak percaya terhadap Laura yang bisa tegar dan santai, dalam menghadapi kenyataan tentang pria yang sudah menyakitinya.
Sedangkan David, merasa dirinya kali ini lemah. Tidak sanggup untuk berkata jujur, kepada dua sahabat dekatnya itu. Hanya menunggu adiknya Jenifer, untuk jujur kepada Laura. David memilih menunduk menjadi pengecut untuk sekarang ini, karena dirinya tidak sanggup menatap mata Laura dan Mitha.
Jenifer kembali mengeluarkan suaranya. Kali ini dia akan langsung bercerita kepada maksud dan tujuannya, serta siapa pria itu sebenarnya.
"Pria itu sudah dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Setiap akan melakukan pertemuan dengan wanita yang dijodohkan, pria itu selalu menghilang memilih kabur. Sekalinya datangpun selalu gagal, ada saja alasan yang membuatnya gagal dalam perjodohannya." Jenifer menjeda ucapannya, melihat reaksi dari wajah Laura.
Setelah tampak baik-baik saja diwajah Laura, Jeniferpun melanjutkan ceritanya.
"Kedua orang tua pria itu, masih tidak menyerah. Mereka memberikan ancaman kepada pria tersebut, jika malam perjodohannya yang kesekian kali masih kabur dan gagal lagi, mereka akan segera menghapus namanya dari ahli waris. Akhirnya, pria itupun mengikuti juga kemauan kedua orang tuanya."
"Lalu..." Ucap Laura santai, meski hati terasa panas. Sedangkan Mitha hanya tersenyum getir dan menggelengkan kepalanya melihat sikap Laura yang tidak seperti biasanya.
Memang Laura selalu bersikap santai dan tegar, padahal tidak ada yang tahu dalam hatinya begitu rapuh dan hancur.
Dari usia tiga belas tahun, sudah diusir dari rumahnya sendiri oleh sang paman. Namun, dia terima saja sampai saat ini. Meski ada hati untuk balas dendam di kemudian hari, yaitu merebut kembali harta peninggalan orang tuanya dan memasukkan pamannya itu kedalam penjara secepatnya.
Jeniferpun mengangguk, mengikuti kemauan Laura untuk melanjutkan ceritanya.
"Lalu, setelah pria itu bertemu dengan wanita yang akan dijodohkannya, ternyata wanita itu adalah seorang ular betina.
Wanita itu menggodanya dan menyerangnya dengan mencium bibirnya dengan berani. Saat sadar didalam ingatannya pria itu, terlintas wajah dan senyuman kak Laura, pria itupun mendorong wanita ular itu dengan kasar. Tak terima dengan perlakuan kasar pria itu, wanita ularpun melakukan sandiwara didepan para orang tuanya. Dia sengaja mengekspos tubuhnya, mirip wanita yang baru saja dilecehkan."
"Deg.." Jantung Laura tersentak, saat Jenifer menyebut pria itu terbayang wajahnya.
Mithapun semakin penasaran dengan cerita pria itu, meski tidak ada reaksi dari dirinya yang lebih memilih diam.
Davidpun tidak menyangka adiknya bercerita sampai sedetail itu, karena David hanya tahu garis besarnya saja. Untung ada Jenifer yang benar-benar tahu cerita yang sesungguhnya, pikirnya.
"Teruskan.. Nona." Pinta Laura kemudian.
"Orang tua wanita ular itupun tak terima, lalu menuntut pria itu segera menikahinya dalam waktu dekat. Setelah perundingan yang panjang, akhirnya mereka memutuskan menikahkan anak-anaknya dalam waktu dua minggu saja. Bingung apa yang harus dilakukan pria itu, diapun mencari akal agar terhindar dari pernikahan yang tidak diinginkannya."
"Lalu.." Kali ini Mitha yang bersuara.
"Lalu, pria itu meminta Asisten pribadinya untuk mencari alamat rumah kak Laura dari sahabatnya yaitu kak Mitha. Setelah mendapatkan alamat rumahnya, merekapun mendatangi rumah kak Laura. Disaat tengah malam sudah sepi dan.." Kata-kata Jenifer terputus oleh ucapan Mitha.
"Dan... terjadi hal bejad itu! Jadi, semua itu karena aku yang sudah memberikan alamat rumahku kepada atasan breng sek itu. Shiit.. dasar Andre sialan.. breng sek.. ! Dia yang sudah memberi jalan atas aksi bejad pria itu. Maafkan aku Laura, aku tidak tahu maksud Andre yang sudah meminta alamat kontrakkan kita." Ujar Mitha mengumpat atasannya yang sudah memanfaatkannya.
Laura menangis sejadi-jadinya, dia sungguh tidak menduga, semua yang menimpa dirinya, karena sahabatnya yang memberikan alamat rumahnya. "Hikk.. hikk.. hikk.."
Mithapun menjadi serba salah, andaikan dia tidak memberikan alamatnya, mungkin hal itu tidak akan terjadi.
...♥️♥️🌹🌹🍒🍒♥️♥️♥️...
Jangan lupa kasih like dan komentarnya yah, biar Autor semangat up date lagi. Apa lagi bunga dan kopinya mau banget! Terima kasih yah Readers yang baik hati.
--BERSAMBUNG--
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Setia
situasi yg rumit
2022-08-30
0
Sutry Try Yani
jd ikot mewek aku ny😭😭
2022-08-19
1
Puput Assyfa
jujur itu lebih baik karena Sebastian hrus segera bertanggungjawab sm Laura.
salut sm Laura yg bisa bersikap tenang dan pandai menyembunyikan hati yg sedang tidak baik2 saja dr semua orang walaupun hatinya sudah hancur berkeping-keping.
2022-08-08
1