...♥️♥️Hallo.. Hallo.. Guys.. !!! Salam sehat dimanapun kalian berada.. !!!♥️♥️...
...🌹🌹Mari kita lanjut baca cerita ini yah, Kakak, Mas, Ibu-ibu dan Bapak-bapak semuanya. Kalau suka dilanjutkan yah. Jangan lupa Like, Vote, Komentar, Favorite juga biar engga ketinggalan Upnya, boleh kalau ada hadiah ☕♥️🌹 dan hadiah tips llainnya. Terima kasih.🌹...
🥰🥰Happy Reading🥰🥰
Mitha bergeming, saat David tidak menjawab pertanyaannya. Seakan tubuhnya merasakan gelenyar, yang belum pernah dia rasakan sebelumnya saat berdekatan dengan David.
Saat David semakin intens menatap dirinya, Mitha seketika saja teringat dengan kekasihnya yang bernama Lucky. Sontak saja, Mitha langsung memutus tatapan David dengan melihat kesembarang arah.
David merasa sedikit kecewa, karena perasaan aneh yang dia rasakan saat ini tidak berbalas. David menyadari dirinya salah, diapun tidak ingin berpikir macam-macam tentang perasaan yang sedang dia rasakan itu.
"Jangan gila Vid! Mitha sahabatmu. Dia sudah memiliki Lucky, kekasihnya. Kamu jangan ganggu hubungan mereka, sadar Vid... sadar, jangan bermain api seperti Berliana. Kamu masih bisa cari wanita lain, tapi jangan Mitha sahabatmu." Ucap David dalam hatinya, dengan wajah muram.
"Ayo.. Vid, bawa makanannya kedepan." Ujar Mitha berjalan lebih dulu membawa makanannya sendiri. Mitha sudah berusaha bersikap layaknya seperti sahabat biasanya, tanpa embel-embel perasaan aneh.
"Okay.. say.. eeh.. Tha." Sahut David kikuk, lalu tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Mitha pura-pura cuek, dengan panggilan David yang tertahan, meski dirinya mengerti maksud David. Karena ada hati yang harus dia jaga, yaitu hati Lucky kekasihnya.
"Kalian lama sekali didapur? Memangnya ketoilet dan memasak spaghetii harus sampai 30 menitan ya?" Tanya Laura merasa ada yang aneh dengan kedua sahabatnya.
"Eeh.. Laura, itu tadi si David mau bantuin bikin Sphagethii gitu." Sahut Mitha bersikap santai dan seperti tidak terjadi apa-apa.
"Ooh.. bagus deh Vid, kalau kamu mau belajar memasak. Makanya sekali-kali datang ke restoran milik orang tua dan kakakmu dong, biar bisa bantuin kita disana. Nanti kamu bisa belajar memasak dan ikut melayani para tamu, membawakan sajian makanan lezat, Vid." Ujar Laura lalu mengulum senyumnya.
"Nanti pulang dari sini, aku mampir ke restoran kak Sebastian, untuk bilang kalian cuti engga masuk dua hari." Sahut David.
"Terima kasih, Vid. Ayo kita makan." Ucap Laura riang.
"Oh.. iya, Ra, Tha. Aku heran, kenapa di UKS tadi, kamu sangat ketakutan sama aku?" Tanya David saat teringat belum tahu penyebab Laura seperti itu.
"Malam minggu kemarin, Laura diperkosa, Vid." Kata Mitha lirih, lalu merangkul pundak Laura untuk memberikan kekuatan dan semangat.
Seketika saja air mata Laura turun dipipinya, merasakan hatinya yang luluh lantah, karena pria breng sek tersebut.
Sontak saja David teramat terkejut, hingga bola matanya membulat sempurna. "What? Apa aku tidak salah mendengar, Tha, Ra?"
Kedua gadis itu hanya menggelengkan kepalanya pelan, dengan Mitha mengusap pelan bahu kanan Laura.
"Gila! Siapa pria gila itu? Apa kalian mengenalnya? Terus... kejadiannya dimana? Kenapa hal bejad itu bisa terjadi?" David membrondong pertanyaan, saking shocknya mengetahui kenyataan yang menimpa sahabat baiknya.
Akhirnya, Mithapun menjawab semua pertanyaan David dengan detail, tanpa ada yang ditutup-tutupi.
"Breng sek.. bede bah.. dan bajing an! Pria seperti itu sungguh jahat dan keji. Bisa-bisanya merampas kesucian gadis baik sepertimu, Laura." Maki David kepada pria yang sudah merampas kesucian Laura, sahabatnya.
"Tapi kamu bisa merasakan ciri-cirinya tidak, Ra? Apa orangnya kecil, pendek, tinggi besar, tinggi kecil atau gemuk atau bagaimana gitu?" Tanya David mengenai fisik pria tersebut.
"P.. pria itu.. tinggi besar dan perutnya sixpack seperti kamu, Vid. Tapi, suaranya berbeda. Aku hanya mengingat suaranya saja, lampu kamarku saat itu aku matikan, karena saat tidur aku lebih suka lampu mati. Namun, mulai saat ini aku tidak bisa tidur dalam kegelapan. Aku masih takut dan trauma, Vid. Hikz.. hikz.. hikzz.." Ungkap Laura menangis pilu.
David tidak kuasa, menahan perih air mata Laura, sahabatnya. Ingin rasanya dia merengkuhnya dan memeluknya, jika sedang dalam keadaan sedih seperti ini. Saat-saat dulu sebelum terjadi insident itu, mereka selalu berpelukkan erat jika ada masalah salah satu diantara mereka.
"Kenapa kamu tidak mengabari aku, Tha?" Tanya David dengan tatapan dalam dan penuh arti.
"Aku lupa Vid! Soalnya aku juga panik melihat Laura yang menangis terus dan tidak mau jauh-jaud dariku. Untung ada pacarku, yang membantu semua apa yang kami butuhkan. Dia rela kesana-kemari demi menjaga kami, Vid. Maaf yah Vid.. aku lupa." Jelas Mitha dengan gamblang.
"Ooh.. syukurlah ada Lucky." Ucap David sedikit kecewa.
Usai makan spagethii dan berbincang-bincang mengenai masalah yang menimpa Laura, akhirnya David pulang untuk ke restoran kakaknya Sebastian.
*******
David baru saja sampai di area parkir restoran milik Sebastian, kakaknya. Restoran itu nampak sepi, karena mungkin saja baru buka.
David berjalan santai untuk menemui Asisten Andre diruangannya.
Para karyawan restoran, baik chef ataupun waitres memandang David dengan penuh tatapan kagum dan senang. Betapa tidak, wajah yang nyaris sempurna tanpa cela, hanya saja sedikit dingin dan ketus, dengan banyak orang yang tidak dia kenal.
Tanpa banyak bicara dia hanya bertanya kebagian resepsionis, perihal keberadaan Asisten Andre dan kakaknya Sebastian diruangannya.
"Permisi Mba, Asisten Andre dan bosnya sudah datang belum?" Tanya David ramah dan santun.
"Asisten Andre sudah diruangannya, Mas. Tapi, Pak Boss belum sepertinya. Kalau boleh tahu, ada perlu apa ya Mas mencari Asisten Andre dan Pak Boss? Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis dengan tatapan kagum, wajahnya sangat tampan dan maskulin menurutnya.
"Terima kasih, tidak perlu." Ucap David singkat dan cepat lalu berjalan keruangan Asisten Andre.
Resepsionis itu tiba-tiba saja mencibir dan malu, atas sikap dingin David. "Tampan dan keren, sayang terlalu dingin." Ujarnya dalam hati.
"Tok.. tok.." Bunyi pintu diketuk.
"Siapa?" Tanya Andre dari dalam ruangan.
"David.." Sahutnya.
"Jeglek." Bunyi pintu dibuka.
"Oh.. Tuan David! Silahkan masuk, Tuan. Mari duduk, Tuan. Ada angin apa nih, tumben banget datang kesini?" Tanya Andre penasaran.
"Engga.. saya hanya ingin mengatakan, jika kedua teman saya Laura Casandra dan Mitha Angraini, tidak masuk kerja selama dua hari dari sekarang. Mereka cuti, untuk sementara waktu." Ujar David jujur.
"Deg.." Jantung Andre begitu terkejut, dirinya baru ingat jika Laura adalah sahabat dekatnya David. Gadis yang malam itu sudah dirampas kesuciannya oleh Sebastian, kakaknya sendiri.
David yang melihat Andre hanya bergeming dan melamun, diapun menjetikkan jarinya didepan wajah Andre. "Klik.. kau melamun, Asisten Andre?" Tanya David heran, lalu mengulum senyum.
"T.. tidak.. saya hanya terkejut saja, Tuan!" Seru Andre gugup.
"Terkejut? Maksud kamu apa, hueh..?" Tanya David mengerutkan dahinya heran.
...♥️♥️♥️🌹🌹🍒🍒♥️♥️♥️...
Bagaimana cerita saya kali ini? Mohon like dan komennya yah! Boleh juga hadiahnya bagi Readers yang baik hati dan tidak sombong. Terima kasih yah, salam bahagia selalu dari Tina Rifky.
--BERSAMBUNG--
...Jangan lupa kasih like, favorite, vote dan tips juga komentarnya yah. Terima kasih.🙏🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Setia
Andre maraton tuh, dia baru tau klo wanita itu sahabat nya david
2022-08-30
1
💮Aroe🌸
nahnah, pak asisten.... etaterangkanlah
2022-08-06
1
Febi Febrianto
apa reaksi David ya ,bila tau yg memperkosa lauara ,kk ny???
2022-08-06
1