Trauma

...♥️♥️Hallo.. Hallo.. Guys.. !!! Salam sehat dimanapun kalian berada.. !!!♥️♥️...

...🌹🌹Mari kita lanjut baca cerita ini yah, Kakak, Mas, Ibu-ibu dan Bapak-bapak semuanya. Kalau suka dilanjutkan yah. Jangan lupa Like, Vote, Komentar, Favorite juga biar engga ketinggalan Upnya, boleh kalau ada hadiah ☕♥️🌹 dan hadiah tips lainnya. Terima kasih.🌹...

🥰🥰Happy Reading🥰🥰

Laura tiba-tiba saja teringat saat dirinya sebelum pingsan tadi. Perutnya yang lapar dan dadanya yang terasa sesak, tangisnya yang tiada henti sekelibat terbayang dibenaknya kejadian semalam yang menimpanya.

"Hikkz.. hikkzz.. hikkzz..." Suara tangisan meluncur kembali dari bibir kecil Laura.

"Kamu kenapa, Laura? Bukannya menjawab pertanyaanku, kamu malah menangis?" Tanya Mitha yang tidak mengerti, dengan sayang dia memeluk tubuh sahabatnya itu.

"A.. aku di p.. perkosa.. Tha." Ucap Laura lirih dengan bibir bergetar dan suara yang serak terdengar.

Sontak saja Mitha dan Lucky sangat terkejut, dengan apa yang barusan dia dengar dari bibir Laura.

Mitha mengurai pelukkannya, mengguncangkan kedua bahu Laura, menatap manik Laura dengan dalam, mencari kebenaran dimata Laura yang sembab akibat menangis.

"A.. Pa? Kamu bilang apa, Ra? Kamu diperkosa? Kapan? Siapa yang tega memperkosa kamu, Ra?" Tanya Mitha hampir tidak percaya dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu.

"Laura.." Panggil Lucky lalu menyentuh lengannya, namun langsung ditepis oleh Laura. Dirinya begitu takut, saat seorang Pria menyentuh bagian dari tubuhnya.

"J.. jangan.. jangan, jangan sentuh aku.. !" Teriak Laura yang membuat Lucky dan Mitha tersentak kaget.

"Laura kamu kenapa? Ini Mas Lucky, pacar aku, Ra. Bukankah, kamu mengenalnya?" Tanya Mitha sedikit heran.

Namun Laura tidak menjawab pertanyaan Mitha, Laura malah menggelengkan kepalanya pelan, lalu menangis kembali dan menenggelamkan wajahnya di dada sahabatnya, Mitha.

Mitha merasakan jika tubuh Laura yang sedikit demam, dengan mata sembab dan wajah lusuh, membuat dirinya yakin jika sahabatnya memang habis mengalami perihal tersebut.

"Siapa pria bereng sek itu? Pria yang tega memperkosa sahabatku ini? Apa kamu mempunyai musuh, Ra?" Mitha bergumam pelan, namun masih terdengar oleh Laura.

Laura terus menangisi nasibnya yang kini sudah hancur. Kesuciannya yang dia jaga selama ini, yang hanya akan dia berikan untuk pria yang menjadi suaminya kelak, telah terampas dan terkoyak.

Masa depannya telah hancur, dia mengalami trauma yang begitu mendalam. Dia menjadi takut dengan sentuhan dari Pria manapun, bahkan saat Lucky menyentuh lengannyapun, Laura seperti ketakutan.

"Tenang Ra.. ada aku disini yang akan menjagamu, kamu jangan takut sama Mas Lucky yah. Mas Lucky pria baik, selama ini kamu 'kan mengenalnya." Ujar Mitha menenangkan Laura dengan mengusap punggung Laura agar tenang.

"Apa yang kamu rasakan, Ra? Apa semua tubuhmu terasa remuk? Apa area sensitivemu terasa nyeri? Apa kepalamu sangat pusing?" Tanya Mitha lirih.

Laura mengangguk kecil dan membenarkan semua pertanyaan Mitha, dengan air mata yang masih terjun bebas diwajahnya.

"Kuat Ra.. semangat.. kamu harus kuat.. kamu harus semangat.. ! Itu adalah kata-kata yang sering kali aku dengar dari bibirmu. Sekarang aku minta kamu mengatakan itu, kuat dan semangat." Ujar Mitha dengan mata yang sudah berkaca-kaca, tidak tahan melihat kesedihan sahabatnya itu sekarang.

"K.. kuat.. s.. semangat.. hikkzz.. hikzz.. hikzz.." Laura dengan gugup dan bergetar saat berucap, lalu menangis kembali.

"Iya.. bagus Ra, itu baru sahabatku yang aku kenal. Sudah.. jangan menangis lagi, aku akan menjaga kamu sampai kamu sembuh dan kembali seperti sedia kala." Ucap Mitha tulus, lalu menghapus sisa air mata Laura dengan kedua tangannya.

"Terima kasih, Tha. Kamu sahabatku yang terbaik, kamu melebihi saudaraku selama ini. Hanya kamu yang aku miliki, hanya kamu Tha." Ucap Laura lirih.

"Uuem.. kamu sepertinya demam Ra, badan kamu panas. Tunggu aku sebentar, belikan obat demam ke apotek yah."

"J.. jangan.. jangan tinggalkan aku." Ucap Laura mencengkram lengan Mitha yang hendak bangkit.

"Iya.. iya, Ra. Aku disini.. akan tetap menjaga kamu, Ra. Jangan takut yah, biar Mas Lucky saja yang membeli obatnya kalau begitu."

"Ueem.." Laura bergumam pelan, lalu mengangguk kecil.

"Mas.. kamu sudah dengar 'kan, tadi yang aku katakan?" Tanya Mitha kepada pacarnya itu.

"Sudah.. sayang, sebentar aku ke apotek dulu, kalau begitu. Tapi, kalian berani 'kan kalau saya tinggal berdua?"

"Beranilah Mas! Masa siang-siang begini takut? Kalau pria itu berani datang kesini lagi, berarti cari mati itu namanya."

"Okey.. kalau begitu, Mas pergi dulu yah."

"Iya.. Mas, sekalian beli bubur ayam yang dipinggir jalan samping apotek, Mas. Tiga bungkus saja, kita 'kan belum sarapan."

"Baiklah.. tunggu yah."

"Iya Mas, hati-hati."

*******

Di kediaman Sofyan Maha Putra.

Sebastian baru saja terbangun dari tidurnya. Dia mengerjapkan matanya yang terasa berat, kesadarannya masih belum pulih akibat dirinya yang mabuk oleh minuman anggur itu.

Kepalanya masih sedikit pusing, dia mencoba bangkit dari ranjangnya. Kakinya seakan tidak menempel pada lantai, tubuhnya masih belum bisa seimbang. Perutnya terasa mual, sepertinya Sebastian ingin memuntahkan semua isi perutnya.

Benar saja dia langsung memuntahkan isi perutnya di wastafel, yang hanya berisi cairan saja. Setelah itu dia mencuci mukanya, untuk menghilangkan sisa mabuknya yang masih ada.

"Pusing.." Sebastian memegangi kepalanya yang masih berdenyut, lalu dia mengambil segelas air putih dan mengambil obat penghilang rasa pusing di kotak obatnya.

"Gleek.." Sebastian meminum obat tersebut bersama segelas air putih.

Sebastian melirik jam dinding, ternyata hari sudah sangat sore. Jam menunjukkan angka pukul tiga sore.

"Gila.. aku tidur seharian? Mama bisa marah kalau begini.. ! Jangan-jangan Mama akan membunuhku kali ini." Sebastian berpikir yang tidak-tidak.

"Laura.. ? Apa dia baik-baik saja? Atau dia kesakitan karenaku?" Tanya Sebastian dalam gumamannya.

"Aaahhh.." Sebastian mendesis kacau mengusap wajahnya kasar, lalu mengacak rambutnya frustasi.

Dengan langkah gontai, Sebastian masuk kedalam kamar mandi. Dia berendam dengan air hangat, merilekskan tubuhnya untuk menghilangkan pengar di kepalanya, akibat mabuk. Meski sudah minum obat penghilang pusing, namun pengarnya masih terasa dikepalanya.

Selesai mandi, Sebastian memakai baju santainya karena dia pikir sudah sore dan tidak ada acara pergi kemana-mana.

Sebastian keluar kamarnya mencari penghuni rumah, yang kadang terlihat sepi bagai tak berpenghuni.

"Pada kemana semua orang? Sepi sekali." Sebastian bertanya dalam gumamman.

Bi Jujun melihat Tuan Mudanya, seperti sedang mencari sesuatu. Dengan berjalan cepat diapun menghampirinya.

"Tuan Muda sudah bangun? Kata Nyonya besar, kalau Tuan muda sudah bangun, Tuan muda di minta datang ke butik Tante Anna untuk fitting baju pengantin." Ujar Bi Jujun jujur.

"Oh.. begitu yah Bi.. ! Terima kasih, infonya Bi. Kalau David dan Jenifer kemana, Bi?"

"Kalau Tuan muda David pergi sama pacarnya, sedangkan Nona Jenifer ada dikamarnya seharian, Tuan muda."

"Iya sudah, terima kasih Bi. Tolong siapkan saya makanan, saya sangat lapar."

"Siap.. Tuan muda."

"Heem.." Sebastian bergumam lalu tersenyum.

"Tok.." Bunyi pintu diketuk.

"Masuk saja tidak dikunci."

"Hai dik.. lagi ngapain?"

"Lagi chating sama teman dong. Kakak kenapa engga pergi ke butik? Dari tadi siang, Mama sudah mencak-mencak sama kakak loh, habis kakak engga bangun-bangun tidurnya kayak kerbau." Ujar Jenifer.

"Ha.. ha.. ha.. terus kamu ikut diamuk sama Mama, engga?"

"Engga lah, 'kan aku masuk kamar. Dari pada ikut diamuk, kayak kak David tuh, kena amukan Mama. Padahal, kak David engga tahu apa-apa, kasihan gara-gara kakak sih."

"Ha.. ha.. ha.. maafin kakak yah, jadi bikin kalian susah." Sesal Sebastian.

"Iya kak." Sahut Jenifer singkat.

Sebastian bukannya pergi, malah tiduran di ranjang Jenifer. Dirinya senyum-senyum sendiri, saat membayangkan Laura semalam yang berada dalam kendalinya.

"Aku menyukai manis bibirmu, Laura.." Sebastian bergumam pelan namun masih bisa didengar oleh Jenifer.

"Laura..? Siapa Laura, kak?"

...♥️♥️♥️🌹🌹🍒🍒♥️♥️♥️...

Bagaimana cerita saya kali ini? Mohon like dan komennya yah! Boleh juga hadiahnya bagi Readers yang baik hati dan tidak sombong. Terima kasih yah, salam bahagia selalu dari Tina Rifky.

Maaf kalau sering kali upnya lama.. karena Otor masih ada dua novel yang ongoing juga, jadi diharap maklum yah.🙏🙏 Terima kasih.

--BERSAMBUNG--

...Jangan lupa kasih like, favorite, vote dan tips juga komentarnya yah. Terima kasih.🙏🙏...

Terpopuler

Comments

Setia

Setia

tega nya diri mu Sebastian

2022-08-29

1

Sutry Try Yani

Sutry Try Yani

kasian laura
nasip ny trlalu buruk🥺

2022-08-19

1

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

nah lo, Sebastian.... kudu tanggung jawab!

2022-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 Terampasnya Kesucian
2 Sebastian Maha Putra
3 Keinginan Sebastian
4 Laura Pingsan
5 Trauma
6 Gadis Ular
7 Sakit Hati
8 Semangat Laura Casandra
9 Terungkapnya Fakta
10 Rasa Tidak Nyaman
11 Sisi Lain Laura
12 Mengantar Pulang
13 Jangan Bermain Api
14 Fakta Menyakitkan
15 Pertemuan Tiga Saudara
16 Mempertanggungjawabkan Perbuatannya
17 Menemui Laura dan Mitha
18 Pengagum Rahasia
19 Alasan Di Balik Tragedi
20 Kakak Kandung
21 Bertemu Langsung
22 Penyakit Laura
23 Mengungkap Cerita
24 Nama Baik Mereka
25 Meyakinkan Laura
26 Selamanya Sahabat
27 Bagaikan Pangeran Berkuda
28 Makan Direstoran Sebastian
29 Salah Bicara
30 Fakta Mengejutkan
31 Perdebatan Sengit
32 Cemas Dan Khawatir
33 Menjenguk Teresia
34 Percintaan Yang Terhenti
35 Mengunjungi Lucky
36 Tanda Bukti
37 Api Cemburu
38 Menghilangkan Trauma
39 Putus
40 Pantai
41 Atas Nama Sahabat
42 Mantan SMA
43 Restu Sofyan Maha Putra
44 Menjemput Laura
45 Ada Pertemuan Ada Perpisahan
46 Bertemu Mengungkap Fakta
47 Kembali Pulang
48 Nonton Film
49 Meminta Imbalan
50 Penyambutan Calon Menantu
51 Makan Malam Yang Hangat
52 Mendatangi KUA
53 Kedatangan David
54 Merasa Memiliki
55 Izin Sakit
56 Kedua Calon Menantu
57 Mimpi
58 Pernikahan
59 Aksi Balas Dendam
60 Pahlawan
61 Berdansa
62 Sabotase
63 Bukti CCTV
64 Misi Sebastian Dan David
65 Dalang Penculikkan Laura
66 Mencari Cela
67 Mengikuti Jejak
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Terampasnya Kesucian
2
Sebastian Maha Putra
3
Keinginan Sebastian
4
Laura Pingsan
5
Trauma
6
Gadis Ular
7
Sakit Hati
8
Semangat Laura Casandra
9
Terungkapnya Fakta
10
Rasa Tidak Nyaman
11
Sisi Lain Laura
12
Mengantar Pulang
13
Jangan Bermain Api
14
Fakta Menyakitkan
15
Pertemuan Tiga Saudara
16
Mempertanggungjawabkan Perbuatannya
17
Menemui Laura dan Mitha
18
Pengagum Rahasia
19
Alasan Di Balik Tragedi
20
Kakak Kandung
21
Bertemu Langsung
22
Penyakit Laura
23
Mengungkap Cerita
24
Nama Baik Mereka
25
Meyakinkan Laura
26
Selamanya Sahabat
27
Bagaikan Pangeran Berkuda
28
Makan Direstoran Sebastian
29
Salah Bicara
30
Fakta Mengejutkan
31
Perdebatan Sengit
32
Cemas Dan Khawatir
33
Menjenguk Teresia
34
Percintaan Yang Terhenti
35
Mengunjungi Lucky
36
Tanda Bukti
37
Api Cemburu
38
Menghilangkan Trauma
39
Putus
40
Pantai
41
Atas Nama Sahabat
42
Mantan SMA
43
Restu Sofyan Maha Putra
44
Menjemput Laura
45
Ada Pertemuan Ada Perpisahan
46
Bertemu Mengungkap Fakta
47
Kembali Pulang
48
Nonton Film
49
Meminta Imbalan
50
Penyambutan Calon Menantu
51
Makan Malam Yang Hangat
52
Mendatangi KUA
53
Kedatangan David
54
Merasa Memiliki
55
Izin Sakit
56
Kedua Calon Menantu
57
Mimpi
58
Pernikahan
59
Aksi Balas Dendam
60
Pahlawan
61
Berdansa
62
Sabotase
63
Bukti CCTV
64
Misi Sebastian Dan David
65
Dalang Penculikkan Laura
66
Mencari Cela
67
Mengikuti Jejak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!