...♥️Hallo.. Hallo.. Guys.. !!! Salam sehat dimanapun kalian berada.. !!!♥️♥️...
...🌹🌹Mari kita lanjut baca cerita ini yah, Kakak, Mas, Ibu-ibu dan Bapak-bapak semuanya. Kalau suka dilanjutkan yah. Jangan lupa Like, Vote, Komentar, Favorite juga biar engga ketinggalan Upnya, boleh kalau ada hadiah ☕♥️🌹 dan hadiah tips lainnya. Terima kasih.🌹...
Ini Visual dari Sebastian Maha putra yah guys..!
Ini Visualnya Laura Casandra yah guys..! Semoga kalian suka. Maaf kalau sedikit tipo.
🥰🥰Happy Reading🥰🥰
Sebastian menatap benci kepada Calista, dia benar-benar tidak menyukai wanita itu berada dikamarnya.
"Sebastian.. ayo kemarilah, coba kamu lihat dulu sample baju ini sayang." Panggil Mama Teresia dengan tersenyum ramah.
"Aissh.. malas banget." Bathin Sebastian berucap.
Namun Sebastian tidak bisa mengabaikan ucapan Teresia, karena bisa saja dia langsung didepak saat ini juga jika melakukannya.
"Heem.. apa Mah?" Tanya Sebastian pura-pura bodoh.
"Ini.. coba pakailah baju yang akan kamu kenakan nanti, saat pernikahanmu." Ujar Teresia menyerahkan baju berbentuk jas dan kemeja, berbahan sutra yang kualitas terbaik.
"Heem.." Sebastian hanya bergumam pelan, lalu dia mengambil baju tersebut dan mencobanya didepan mereka.
"PERFECT." Ucap Teresia mengacungkan jempolnya keudara.
"Benar Tante, sangat perfect ditubuh kak Sebastian." Timpal Calista tersenyum lebar, kagum dengan tubuh Sebastian yang kekar. Saat dirinya menatap lapar, tubuh Sebastian yang sixpack, saat tadi Sebastian membuka bajunya didepan mereka untuk mencoba baju pengantinnya.
Sebastian hanya tersenyum sinis, saat Calista berkomentar.
"Apa kamu suka, Sebastian?" Tanya Teresia.
"Heem.." Sebastian bergumam lalu mengedikkan bahunya.
"Sudahlah.. itu sudah pas banget dengan penampilan kamu. Cocok di tubuh kamu dan sangat perfect." Ujar Teresia langsung mengambil keputusan sepihak.
Sebastian hanya tersenyum miris memandang Mama Teresia, lalu membuka baju tersebut dan menggantinya dengan pakaian semula yang dia kenakan.
"Sebastian.. kamu ajak ngobrol dulu calon istrimu, Mama beri kesempatan kalian berdua yah." Ujar Teresia seraya berjalan keluar kamarnya.
"Terima kasih, Tante." Ucap Calista manja.
"Aiish.. wanita ular ini, sungguh tidak tahu malu." Sebastian bergumam pelan.
"Kak Sebastian.. kenapa engga pernah hubungi aku ataupun kerumah aku?" Tanya Calista mesra, lalu dia mendekati Sebastian dan memeluk pinggang Sebastian dari belakang.
"LEPASKAN.." Teriak Sebastian dengan wajah murka.
Sontak saja, Calista mengurai pelukkannya dari tubuh Sebastian. Calista seketika bergeming dengan bola matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Anda bisa bersikap sopan tidak, dikamar orang? Tolong keluar sekarang juga." Kata Sebastian tegas dengan bentakkan dan wajah sudah menahan amarah. Tulang rahang wajahnya mengeras, seakan siap untuk mencabik-cabik tubuh Calista.
"M.. maaf kak Sebastian." Ucap Calista dengan bibir bergetar, karena takut dengan bentakan Sebastian.
Calistapun keluar kamar Sebastian, dengan berjalan gontai dan air mata yang sudah mengalir dipipinya.
"Bruuk.." Pintu kamar ditutup oleh Sebastian dengan keras.
Seketika saja Calista terkejut dengan suara pintu yang tertutup dibelakangnya. Diapun membalikkan badannya dan menatap nanar pintu kamar Sebastian.
Kemudian Calistapun beranjak pergi dari tempat itu dengan hati dongkol dan marah.
"KAMU AKAN MEMBAYAR SEMUANYA SEBASTIAN.. TUNGGU PEMBALASANKU." Bathin Calista berucap dengan wajah yang sudah menahan kesal dan marah.
"Nak Calista, kenapa disini sendirian? Tante Teresia dan Sebastian kemana?" Tanya Papi Sofyan yang baru saja keluar kamarnya, lalu melihat Calista sedang duduk di sofa sendirian.
"Eeh.. iya, Om Sofyan. Tante Teresia, saya tidak tahu kemana Om, sedangkan kak Sebastian ada dikamarnya." Sahut Calista dengan ucapan manis yang dibuat-buat.
"Iya sudah, biar Om temani disini." Ujar Sofyan ramah.
Akhirnya Calistapun, berbincang hangat dengan Sofyan. Mereka seakan tertawa lepas dan nyaman, satu sama lainnya. Sofyanpun sangat menyukai cara Calista berbicara dan bercerita, tentang kisahnya semasa sekolah di Amerika dulu.
Meski Sofyan sudah tidak muda lagi, namun ketampanannya masih sangat jelas tak memudar. Kharisma dan pesona Sofyan, masih menjadi daya tarik seorang gadis muda, seperti Calista.
Calista entah mengapa dalam hatinya, lebih merasa senang dan nyaman, berada dekat dengan Sofyan. Apa yang dia inginkan dari Sebastian, seakan tidak dia dapatkan. Melainkan sakit hati dan kebencian yang dia rasakan.
Calista begitu manja dan mesra berbicara dengan Sofyan, tanpa ada rasa malu sedikitpun. Sofyanpun tidak menyadari cara Calista yang sedang menatapnya dengan penuh makna tersirat.
"Nak Calista, sebaiknya Om panggil Sebastian untuk mengantar kamu pulang. Tidak baik untuk gadis secantik Nak Calista, kalau pulang malam sendirian." Tutur Sofyan perhatian.
"Terima kasih Om, saya tidak mau merepotkan kak Sebastian. Tapi, kalau Om yang mau mengantar saya pulang, saya mau." Ujar Calista dengan suara lembut dan manja.
"Ha.. ha.. ha.. Nak Calista 'kan calon istrinya Sebastian, memangnya kenapa kalau merepotkannya. Tunggu sebentar di sini, saya akan menemuinya dahulu." Tawa Sofyan pecah, saat mendengar Calista berucap takut merepotkan Sebastian.
"Baiklah kalau itu maunya Om." Ucap Calista pasrah, meski hatinya resah.
Sofyan akhirnya menemui Sebastian dikamarnya, dia meminta Sebastian untuk mengantarkan Calista pulang. Namun, Sebastian menolaknya dengan alasan tidak enak badan dan merasa sakit.
Sofyan tidak percaya dengan alasan yang dibuat oleh Sebastian, lalu Sebastianpun dengan terpaksa mau mengantar Calista pulang.
Sebastian dengan langkah gontai menyerahkan sample baju pengantinnya ketangan Calista, untuk di kemblikan ke Butik Tante Anna.
"Ini kamu bawa bajunya, katanya harus dikembalikan." Ujar Sebastian dingin tanpa senyum.
"Iya.. Kak." Ucap Calista singkat.
"Tumben nih wanita ular, ngomongnya biasa, engga dibuat-buat manja dan genit." Bathin Sebastian berucap.
Sebastianpun menyunggingkan bibirnya, merasa heran dengan perubahan sikapnya yang mendadak.
Sebastian dan Calistapun meninggalkan rumah megah Sofyan, menuju Buttik Tante Anna.
Sesampainya di Buttik, Calista tidak langsung turun, dirinya masih duduk di bangku penumpang. Sebastian yang merasa anehpun langsung bertanya kepadanya.
"Apa kamu engga turun, hah..? Ini bajunya siapa yang mau kasihin, kalau kamu engga turun, hueh..?" Tanya Sebastian kesal.
"Kak Sebastianlah yang kasihkan, saya tidak akan turun, jika kak Sebastian juga tidak turun dari mobil ini." Kata Calista mengancam.
"Aiish.. dasar wanita menyebalkan." Ucap Sebastian dalam hatinya.
Akhirnya Sebastianpun pergi keluar dari dalam mobilnya dan mengantarkan sample baju pengantin tersebut sendiri kedalam Buttik Tante Anna. Namun Calista menyusulnya, mengikutinya dari belakang.
Setelah bertemu Tante Anna dan berbincang sekitar 30 menit, Sebastianpun pamit meninggalkan Buttik Tante Anna dengan wajah dingin dan kesal. Bagaimana tidak kesal, Calista terus menempel seperti ulat keket disampingnya. Sok mesra dan bergelayut manja didepan Tante Anna.
"Sungguh aku tidak bisa membayangkan, jika sampai menikah dengan wanita ular itu. Tampangnya saja polos dan lugu, tapi tingkahnya sungguh liar dan menakutkan, hiiih.. mengerikan." Sebastian bergumam pelan.
"Kak Sebastian tunggu aku dong, masa aku ditinggalin sih." Ujar Calista yang berjalan dibelakangnya dengan cemberut.
"Bodo amat.." Ucap Sebastian ketus.
Alhirnya mobil Sebastian meninggalkan Buttik Anna dan menuju rumah Calista. Sesampainya disana, Calista tidak langsung turun dari mobil, dia malah tersenyum menatap Sebastian.
"TURUN.." Bentak Sebastian kepada Calista dengan raut wajah yang sudah geram dan kesal.
Bagaimana tidak kesal, sepanjang jalan tidak henti-hentinya Calista berbicara masalah pernikahannya yang akan digelar satu minggu lagi.
Dia ingin inilah, ingin itulah dan ingin seperti apalah, begitulah Calista berceloteh. Padahal Sebastian tidak menanggapi ucapannya sedikitpun.
"Kenapa sih, kak Sebastian selalu menatapku tidak suka? Memangnya aku ini apa kak? Aku ini calon istri kakak loh, kalau aku laporkan sama Tante Teresia dan Om Sofyan, kakak pasti akan kena marah." Tutur Calista bernada ancaman.
"LAPORKAN SAJA SAYA TIDAK TAKUT.. SEKARANG TURUN .. JANGAN SAMPAI SAYA BERBUAT NEKAT.." Tantang Sebastian dan mengancam balik Calista.
Calistapun turun dari mobil Sebastian, dengan membanting keras pintu mobilnya.
"Dasar pria tidak berperasaan... sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu.. tunggu pembalasan sakit hatiku, atas penghinaanmu dan penolakkanmu." Bathin Calista saat berjalan masuk kerumahnya.
...♥️♥️♥️🌹🌹🍒🍒♥️♥️♥️...
Bagaimana cerita saya kali ini? Mohon like dan komennya yah! Boleh juga hadiahnya bagi Readers yang baik hati dan tidak sombong. Terima kasih yah, salam bahagia selalu dari Tina Rifky.
Maaf kalau sering kali upnya lama.. karena Otor masih ada dua novel yang ongoing juga, jadi diharap maklum yah.🙏🙏 Terima kasih.
--BERSAMBUNG--
...Jangan lupa kasih like, favorite, vote dan tips juga komentarnya yah. Terima kasih.🙏🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Setia
si cewe ular punya niat terselubung sama papah nya Sebastian
2022-08-29
1
💮Aroe🌸
apa...? gk dapet anaknya, malah mo nikung bapaknya?😂
2022-08-06
1
Febi Febrianto
ganteng ny sebastian
lauarapun Manis & cantik
lht kelakuan Calista ngeri
jahat & licik
pasti bab selanjutnya penuh komplik & air mata
2022-08-06
2