Our Soul My Last
Di sebuah ballroom besar yang berada di dalam hotel bintang 5 sedang di adakannya fan sign sebuah boygroup.
Aku merasa sangat antusias dengan acara fan sign ini. Semuanya sudah ku siapkan. Bahkan aku menyewa seorang photographer untuk merekam ku di saat aku sedang me minta tanda tangan dengan idol ku. Bahkan aku sudah menyiapkan hadiah buatnya.
Dia sangat tampan. Seorang leader yang sangat berwibawa di dalam grup nya. Bahkan suara nya sangat nyaman buat di dengar saat aku ingin tidur.
“Hai. Kamu masih ingat aku?” Tanya ku kepadanya.
“Tentu. April bukan? Apa yang ingin ku tulis disini?”
“Kamu harus wisuda tahun ini” ucapku, agar dia menulis itu di buku ku.
“Tentu. Semangat!! Kamu harus wisuda tahun ini. Dan menikah dengan ku di kemudian hari” eja nya di saat dia menulis itu di buku ku. Bahkan dia melukis kan gambar hati di akhir kalimatnya.
“Ini. Sampai jumpa lagi” ucapnya lagi sambil menyerahkan buku itu kepadaku. Bahkan dia meraih tanganku. Tentu saja dengan cepat aku menggenggam tangannya. Ini kesempatan langka bagi kami.
Jantung ku berdebar. Dia memang yang paling pintar membuat para fans nya menaruh harap tinggi kepadanya. Tentu saja, bukan hanya aku yang di gombalin seperti ini. Tapi Tentu juga aku tidak munafik. Aku juga menaruh harap kepadanya. Semoga aku yang akan menjadi pendamping nya kelak.
Setelah usai fanmeet. Aku ber kumpul dengan sesama fandom ku dan berbincang untuk melakukan project selanjutnya untuk mensupport para idol kami.
Sore menjelang malam. Aku sudah berada di Rumah. Aku meng istirahat kan tubuh ku agar tetap fit untuk konser besok.
Aku harus datang pagi-pagi sekali agar bisa berdiri tepat di depan dennies dan menyaksikan penampilan dia selama kurang lebih 3 jam.
Mulai dari menyiapkan pakai an yang baru saja ku beli tadi. Hand banner, lightstick, power bank dan hand fan sudah aku kemas kedalam tas kecil yang akan ku bawa besok.
Menjelang malam. Aku tidak bisa tidur karena terlalu bersemangat untuk hari esok. Mungkin menonton film kartun favorite ku, akan membuat ku tertidur.
Aku pergi ke ruang keluarga untuk menonton film kartun ku. Ku lihat mama sudah terlelap sambil memegang remot tv.
Tidak beberapa lama. Aku mendengar suara ke gaduhan dari luar. Ku lihat dari balkon Rumah ku. Ada sebuah mobil Yang terparkir.
Ayah ku mendekati mobil itu dan saat itu juga. Ku dengar suara perempuan Yang berasal dari dalam mobil.
Aku masih memperhatikan ayah ku dari atas sini. Dia tampak panik. Mondar-mandir tidak jelas, lalu kemudian dia masuk ke dalam mobil itu.
Lagi-lagi aku ter diam. Saat ini, aku benar-benar membenci pikiranku. Aku tidak ingin berpikir Yang tidak-tidak. Tapi, aku takut suatu saat akan menyesali semua ini.
Sebelum nya, aku juga pernah mendapati sifat aneh ayahku saat aku sedang mengantar kan documen yang ter tinggal di dalam mobil ku. Aku bertemu dengannya di jalan. Berdiri di pinggir jalan sambil menunggu mobil ayah ku melintas.
Saat mobil nya sudah datang. Aku mendekat dan meraih gagang pintu itu. Lalu dengan cepat, mobil itu melaju cepat meninggalkan ku.
Aku hanya terdiam dan melihat mobil ayahku berhenti lagi tapi agak sedikit jauh dari tempat ku berdiri.
Dengan cepat, aku kembali ke mobil, dan mematikan Mesin mobil ku Yang sejak tadi tidak ku matikan. Lalu berlari ke mobil ayah.
Namun, saat aku berbalik. Ayah sudah ada di belakang ku. Dia terlihat panik seperti saat ini.
Aku sudah tau. Tapi aku tidak ingin apa yang ku pikirkan itu ternyata benar.
Aku ingin sekali menjambak rambut Wanita itu.
Namun sekarang, aku tidak ingin menyesali nya. Aku harus menjambak rambut nya, kalau apa Yang ku pikirkan ternyata benar.
Ku bangun kan mama ku yang sudah terlelap. Ku ceritakan semua apa yang ku lihat barusan.
Mama cepat-cepat ke bawah dan memeriksa mobil itu. Namun, saat mama membuka pintu gerbang. Mobil itu langsung pergi.
Dengan cepat, aku langsung meraih gagang pintu mobil itu dan pintu itu ter buka. Aku mendengar ayahku meneriaki nama ku karna marah.
Mama cepat-cepat mengejar mobil itu sambil berlari.
Mobil berhasil di hentikan oleh kepling. Seorang wanita turun dari mobil itu.
Jantung ku mulai berdegup kencang. Kaki ku lemas. Emosi sudah menguasai seluruh diri ku.
Percekcok an mulai terjadi di rumah ini. Mama ku terus me minta penjelasan maksud ke datangan wanita ini kesini.
Aku masih me Nyimak. Terus-menerus menahan diri ku agar tidak melayangkan meja Yang di hadapanku ini ke wajah wanita itu.
Percekcok an semakin memanas ketika wanita ini mengatakan kalau dia adalah istri sirih ayah ku.
Hati ku serasa di hantam benda berat. Dengan reflek ku lemparkan kotak tissue ke wajah wanita itu.
Dan ayah mulai meneriaki namaku lagi karna marah.
Air mata ku menetes deras. Darah ku mendesir panas. Emosi ku semakin meluap. Ayah tetap saja membela wanita itu dan terus meneriaki namaku setiap kali aku memaki.
Aku sudah tidak sanggup lagi berada di dalam percekcok an ini. Aku langsung meninggalkannya dan langsung masuk ke dalam kamar.
Ku beritahu kepada sahabat-sahabat ku apa yang sedang terjadi sama ku. Mereka sama marah nya denganku, tidak terima dengan perbuatan ayah ku.
Setelah beberapa jam. Aku keluar kamar dan melihat bagaimana suasana pada saat ini. Tapi, keadaan sangat tenang. Mama Yang awalnya tampak emosi, malah lembek kepada wanita itu. Aku sangat tidak suka melihat mama ku dengan gampang nya di bodoh-bodohi dengan ayah dan wanita itu.
Mama membujuk ku, dia menyuruh ku agar memaafkan wanita ini. Tentu saja aku menolak. Sampai kapanpun, aku tidak akan memaafkannya. Bahkan aku mengancam ayahku akan melaporkannya ke polisi karena telah melakukan pernikahan sirih yang di larang negara.
Lagi-lagi dia meneriaki namaku.
Keesekokan harinya. Aku cepat-cepat bergegas untuk pergi ke venue. Aku sudah tidak betah berada di dalam Rumah ini. Bahkan aku sudah memasuki beberapa potong pakaian ke dalam mobil.
Aku tidak akan pulang lagi kerumah ini.
Aku menatap wajah ku di cermin dan melihat mata ku yang membengkak karena tangisan kemaren malam.
Ayah mengetuk pintu kamar ku. Dia meminta maaf kepadaku atas kesalahannya. Tapi aku tidak memperdulikannya. Dan langsung turun ke bawah untuk menyalakan Mesin mobil.
Mama menghampiri ku. Dia juga memohon maaf atas apa yang sudah ayahku lakukan.
Lagi-lagi emosi menguasai diri ku. Tidak ada yang me ngerti bagaimana perasaan ku sekarang.
Mati-mati an aku membela mamaku kemarin malam. Tapi dia tidak membelaku saat ayah meneriaki namaku.
Bukannya aku tidak bahagia melihat orangtua ku akur lagi setelah kejadian kemarin.
Aku muak. Bukan 1 atau 2 kali ayahku berselingkuh. Ini sudah yang kesekian kali. Dan ku rasa ini sudah cukup.
Lagi-lagi aku tidak memperdulikan mama ku dan langsung pergi meninggalkan rumah.
Di perjalanan. Lagi-lagi aku teringat apa yang terjadi kemarin. Ingatan itu terus-menerus muncul di fikiranku. Yang membuat aku tidak fokus dan bersemangat untuk pergi konser hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Arthur
Lanjut ceritanya Kak, keren!
Yuk saling dukung 😍
Mampir juga di ceritaku "Fur Therese" (Cinta Menembus Waktu)
Thank You ❤
2020-05-11
0
Memey
semangat yah thor🖎💪👍
mampir yah keceritaku
SORRY MY HEART
LIKE, KOMEN, RATE 5 & VOTE
Makasih
2020-05-10
0
Mozarta
Astaghfirullah ak mau julid ke bapaknya dia tapi lagi puasaaaa, huaaaaaa
2020-05-10
1