Random feeling

“Samm... Kau tahu, saat remaja dulu, aku ingin jadi mafia. Hidup mewah, memiliki Rumah besar, mobil banyak, yacht, Helikopter, pengawal ratusan dan pengurus rumah puluhan orang”.

“Kau pikir kehidupan mafia cuman menikmati itu. Mereka melakukan hal kotor untuk menipu bahkan membunuh orang”.

“Hmmm iya. Tapi keren aja gitu. Kayak di film-film”.

“Samm. Kau tahu? Aku suka melakukan ini, aku akan membayar semua hutang ku. Dan mentraktir mu”.

“Kau sering melakukannya?”

Aku mengangguk. “Brian yang mengajariku. Dia orang yang sangat ambisius melakukan hal ini. Aku pikir dia orang nya tidak bisa serius. Tapi saat melakukan per mainan seperti ini, dia sangat ambis untuk memenangkannya”.

“Yaa, kita harus irit. Aku cuman tukar uang 20 jt untuk games ini.”

“Terlalu banyak. Aku cuman butuh 5 jt saja”

“Kau yakin?”

“Tentuuuu”

“Serius? Ini uang loh pril, sayang banget kalau lenyap , udah bisa di deposito kan ke bank loh”

“Jauh banget deposito ke bank”

“Jadi kemana?”

“Ya casino lah. Deposito kok ke bank. Udah kamu tenang aja. Aku yakin pasti menang kok”

“Kau tahu, orang-orang disini kelihatan mengerikan. Aku rasa mereka mafia semua”.

“I love it”.

“Hah?”

“Udahhh, santaiii ajaaa. Pilih, hitam atau merah?”

“Aku ga beraniii, terserah kamu aja”

“Pilih dulu, aku yakin jika Kau yang me milih kita pasti menang”

“Aku ga berani”

“Pilihhhhh”

“Merahhh”

“Okeeeee. Kita sepemikiran”

Aku memiliki perencanaan. Setiap orang memilikinya. Namun, tidak semua orang berhasil dengan perencanaan yang mereka buat. Hanya 20 % orang yang berhasil. Dan aku masuk kedalam 80 % orang yang gagal.

Biarpun sudah mencoba beberapa kali. Merubah perencanaan berulang kali. Semua tidak ada yang berjalanan sesuai keinginanku.

Dan akhirnya aku menyerah. Melalui hari-hari ku tanpa perencanaan. Mengikuti jalan yang wajib ku lalui tanpa ingin mencoba kembali. Aku pasrah dengan keadaan yang sudah membuat ku begini. Menyerah untuk bangkit kembali. Hanya akan ada bayang-bayang gelap yang ada di sisiku.

Aku akan mengikuti arusnya. Sampai aku berhenti di air yang tenang. Menikmati beberapa cahaya yang masuk, dengan suara angin yang akan membuat ku merasa nyaman kembali.

“Nahhh”

“Kau benar mau membayar nya?”

“Iya. Aku tidak Mau merasa terbeban karna pernah meminjam uang mu”.

“Aku tidak merasa seperti itu”.

“Tapi aku yang merasa”.

“Samm. Aku sudah punya cukup uang. Sepertinya, sudah waktunya aku kembali. Aku juga tidak ingin merepotkan mu. Membuat mu harus meninggalkan beberapa kewajiban”.

“Bagus. Kapan Mau pulang?”

“Besok. Tapi Sam, aku belum ingin melihat wajah ayah ku dulu. Apa boleh aku menumpang di rumah yang di kasih papa kamu?”

“Tentu. Aku sudah menyuruh mu”.

“Apa tidak apa? Aku merasa terlalu menyusahkan mu”

Sammy menarik nafasnya “Aku sudah bilang kan, aku akan mencoba berada di sisimu saat kau membutuhkan seseorang. Akan ku lakukan hal apapun untuk membantumu. Walaupun...”

“Walaupun apa?”

“Tidak ada”.

“Mau ambil pesawat jam berapa?”

“Serius?” Aku menatap matanya untuk mencari tahu.

“Tidak ada. Serius” balasnya sambil bersumpah.

“Oke, kalau gitu sore yaaa”

Aku hanya mengangguk.

Akhirnya kami telah sampai di kota kelahiran kami. Perasaan ku mulai terasa tidak tenang saat kaki ku sudah hampir berada di pintu kedatangan internasional.

Ku biar kan Sammy melangkah terlebih dulu. Saat pintu terbuka. Yang benar saja. Kali ini jantung ku berdegup 2 kali lipat. Kaki ku tidak sanggup melangkah. Aku berhenti.

Sammy yang menyadari aku tidak lagi berada di samping nya. Kemudian dia langsung membalikkan tubuhnya. Dia menatapku sedikit lama. Kemudian dia melanjutkan kembali langkahnya sambil mendorong trolley.

Ayah dan mama ku sedang berdiri di pintu kedatangan. Aku tidak ingin bertemu mereka dan langsung memutar arah jalan ku untuk masuk kembali.

Mereka sedang bicara serius, ku lihat wajah mama yang sedikit mengerut saat mendengar kan Sammy bercerita. Tidak sebaliknya, wajah ayah ku tampak biasa-biasa saja.

Sudah bisa ku tebak, dia juga ogah melihatku. Pasti mama yang memaksanya untuk ikut menjemput ku disini.

10 menit kemudian, Sammy ber jalan masuk lagi kedalam.

“Aku sudah jelasin ke keluargamu. Kalau Kau akan tinggal bersamaku. Ayahmu menyetujuinya. Aku juga sudah bilang kalau mama bisa kapan saja datang mengunjungimu. Aku sudah beri tahu alamat Rumah kita”

“Aku ga mau kalau ayah ku datang berkunjung”

“Kau bisa kasih tau mama mu tentang itu”.

“Oiya, Jam 7 aku ada urusan. Kau bisa menyuruh teman-teman mu untuk datang atau menginap. Kemungkinan aku pulang agak malam”

Aku hanya mengangguk.

“Ayo pulang. Mama sama papaku sudah menunggu dirumah”

“Tunggu” Aku menahan tangannya.

“Apa mama ku sudah pulang?”

Sammy mengangguk.

“Aku menyuruh mereka pulang terlebih dulu”

“Apa mama sama ayahku bakal datang hari ini kerumah mu?”

“Tidak. Aku bilang kau butuh waktu dan istirahat”.

“Oke. Ayo kita pulang”.

Pukul 7 malam sebelum sammy pergi. Teman-teman ku pada datang. Senang bisa melihat wajah mereka lagi.

“Kau ingat pulang juga rupanya” celoteh brian.

“Guys aku pergi dulu yaa. Jaga in April. Jangan sampai hilang lagi” pamit Sammy kepada teman-temenku.

“Mau kemana bro?” Tanya kenzo.

“Ada urusan. Pergi dulu ya bye!!!”

“Heh. Jadi.... ini... emang udah punya niat mau nikahan sama sammy?” Ketus Reyna.

“Enggak!” Balas ku cepat.

“Terus ngapain pakek tinggal serumah?” Tanya kenzo.

“Jijik aku ngeliat muka ayah ku”

“Eummm iya sih. Syukur sammy bantu ya”. Balas zia.

“Udah lah nikah aja” celoteh brian.

“Heh! Lu pikir nikah itu gampang! Selain butuh material seperti uang. Cinta juga perlu!” Ucap Reyna ga mau kalah.

“Elahhh, sammy kan juga suka sama lu pril. Apalagi?” Balas kenzo.

“Suka cuman sebatas temen, cuman sebatas adek, Sodara BUKAN CINTA ZO! Lagian sammy juga udah punya pacar. Gila ya kalian”.

“Masih jadian dia sama cewek itu?” Balas kenzo.

“MASIH LAH” ucap brian dan Reyna barengan.

“Udah-udah berisik. Brian, tadi aku udah tf hutang ku kemarin. Lupa ngasih tau nya”.

“Oke, aku cek dulu”

“Hutang apa?”

“KEPO!” Balasku.

“Ni temen lu, percuma punya kita, tapi ngutang sama mantannya” jelas brian.

“Mantannya yang mana?”

“Si jin and jun lah”.

“Sumpah? ****** banget lu astagahhh” kesal reyna sambil menjitak kepalaku.

“ADUHH!!” Ucapku sambil mengelus kepala.

“Ehhh, tapi pacar si Jun sekarang cantik banget sumpah”

“Udah punya pacar dia?”

“Udah. Selebgram. Cantik lah”.

“Udah dong. Ga siap siap gosipnya”

“Ya udah. Lu buruan cepat nikah sama sammy.”Cetus kenzo.

“Kok jadi aku sih?!”

“Gila ni sih kenzo. Kemasukan kuyang dimana lu?” Balas reyna.

Ya gini lah. Tiap ketemu mereka selalu begini.

Terpopuler

Comments

januari05

januari05

lanjut thor


mampir juga di karya aku " jodoh ngak akan kemana"

2021-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!