“Ayahnya ketahuan selingkuh dan sudah masuk penjara. Sekarang dia di tinggalkan anak semata wayangnya”.
“Apa dia meninggal karena covid? Saya dengar seperti itu”.
“Bukannya kecelakaan? Dia kecelakaan bersama calon suaminya”.
“Ahhh. Mungkin saja dia kecelakaan karena tiba-tiba pingsan saat mengemudi. Bukannya gejalanya seperti itu?”.
“Iya di Cina banyak sekali yang pingsan dan mendadak meninggal di jalanan. Pasti karena itu”.
“Ahhh kasihan sekali. Padahal masih muda. Keduanya di makamkan ber sebelahan. Benar-benar pasangan tak terpisahkan”.
“Tapi, dimana keluarga dari pihak calonnya? Bukannya mereka berasal dari keluarga elite?”.
“Iya, saya dengar calon mertuanya yang memiliki perusahaan CM Corp’s”.
“Waahhh mck mck sungguh malang sekali kehidupannya padahal surga dunia sudah berada di tangannya. Sekarang dia benar-benar sudah pergi ke surga yang sesungguhnya. Semoga dia beristirahat dengan tenang”.
“Mck, sudah selesai bercerita yang tidak-tidak ternyata kalian masih bisa mendoakan yang terbaik untuknya”.
Kumpulan para ibu-ibu yang tadi bergosip tidak sadar kalau cerita mereka di dengarkan oleh seorang pemuda yang datang menyaksikan pemakaman.
Mereka semua tidak berkutik sewaktu tubuh mereka berbalik untuk melihat siapa orang itu.
Jun langsung menariknya setelah melihat keberadannya.
“Apa yang kau lakukan disini? Orang-orang akan membicarakanmu di Internet”. Bisiknya pelan.
“Elyssen menyuru…..”
“Jam 9 malam temui aku. Nanti alamatnya ku kirimkan melalui pesan”.
“T-tapiiii aku harussss… Junnnnnn!!!”. Semua orang menoleh saat pemuda itu sedikit ber teriak memanggil nama temannya itu.
Jun menghampiri nya lagi.
“Jangan membuat kekacauan Dennies. Ku mohon”.
“Aku hanya ingin memberikan ini. Aku dengar anak itu tidak memiliki keluarga. Tolong letakin bunga ini di makamnya”.
“Untuk Kenzo?”. Jun bertanya.
“Iyaaa. Aku rencana ingin melihat pemakaman sampai selesai dan meletakkan bunga ini sendiri disana. Maaf kalau aku sudah membuat kekacauan”.
Jun memijit pelipisnya. “Maaf, Maaf Dennies. Saat ini aku sedang sensitif. Kalau begitu tunggu lah. Jangan melakukan apapun. Diam saja disini. Aku harus kesana. Tapi??? Dimana Elyssen?”.
“Aku menyuruh nya menunggu di mobil”. Jun mengangguk lalu meneruskan langkahnya.
Bahkan setelah kematian, orang-orang akan tetap membicarakan kita, entah itu kebaikan atau pun sifat jelek manusia.
Dennies memandang kasihan ke arah Brian, Reyna dan Zia. Bahkan mamanya april sudah tidak berdaya lagi untuk mengeluarkan mutiara dari matanya. Sumber air itu sudah habis.
Jun selalu berada di samping mama nya. Sudah seperti anak kandungnya.
“Aku sudah memaafkannya”. Ucap dennies pelan.
“Aku yang belum memaafkanmu”. Kali ini di sambung oleh Louis.
Dennies menatap kesal ke arah nya.
“Kenzo!!!”. Panggil Louis.
Ruh Kenzo masih berada di dunia ini. Dia sedang menyaksikan pemakamannya sendiri. Kenzo langsung menoleh saat Louis memanggil namanya.
Setelah kematian pun dia tetap memiliki wajah yang sangat tampan.
“Ikut aku”. Lanjut Louis.
Dennies hanya bisa menyaksikan dua makhluk itu yang secara tiba-tiba menghilang.
Setelah melewati beberapa proses akhirnya pemakaman selesai. Orang-orang sudah banyak yang berpulangan. Hanya tersisa kami ber-4. Teman-teman April dan Kenzo masih setia berada disana sambil memegang dua nisan tersebut. Brian beberapa kali kedapatan sedang menghapus air matanya.
“Kamu siapa?” Tanya seorang perempuan yang tidak ku kenal.
“Teman Kenzo”. Balasku. Brian langsung menoleh ke arah ku. Dengan reflek tanganku langsung membenahi topi ku agar mereka tidak melihat wajahku.
“Apa hanya cuma kau saja?”. Tanya Brian yang langsung ku angguki. Brian langsung sesegukan setelah anggukan itu.
“B-bukan hanya keluarga, bahkan teman Kau pun tidak punya”. Ucapnya.
“Aku tinggal di sebelah apartemen nya. Dia sangat menutup dirinya di lingkungan” Jelasku berbohong.
“Makasih udah mau datang ke pemakaman Kenzo”. Ucap gadis itu.
Setelah meletakkan bunga ke makam milik Kenzo, aku segera pamit untuk pulang.
“Kok lama?” Tanya Elyssen saat aku baru membuka pintu mobil.
“Mereka mengajak ku mengobrol”.
“Tentang apa?”.
“Tidak penting”.
“Aidennnn!!! Brian pingsannn. Tolong bantuuu akuuu”. Kenzo tiba-tiba muncul di dalam mobil. Dennies memegang dada nya karna mengira jantung nya akan keluar.
“Ada apa?” Tanya Elyssen.
“Brian pingsan”. Ucapnya langsung turun dari mobil. Elyssen juga sontak melangkahkan kakinya keluar.
“Tunggu di mobil” Perintah Dennies yang langsung di ikutin elyssen.
Dennies berlari kencang menuju tempat pemakaman tadi. Dua gadis sedang berteriak minta tolong sambil membopong Brian.
“Dennies….” Ucap Zia dan Reyna barengan.
Saat sampai di mobil tadi. Dia langsung melepas masker dan topinya di mobil. Dennies langsung menunduk sambil meraba kepala nya yang tidak memakai topi itu.
“Ayo aku bantu”. Dennies langsung mengambil alih tubuh Brian.
Reyna yang mendadak terpaku. Diam sejenak lalu air mata nya turun ke pipi.
“Aprillll. Lihat ini. Dennies datang ke pemakamanmu” Ucap nya. “Ahhhhh sesakkk sekali” lanjutnya sambil memukul-mukul dadanya.
“Reyyy. Udah ayo”. Ajak Zia.
“Enggak bisa. Kaki ku enggak bisa di langkahi. Ziaaaa tolongggg….” Rangek nya.
“Ayo aku bantuuuu”. Dennies membopong Brian di sebelah kanan dan Reyna di sebelah kiri nya.
“Makasih Dennies” Ucap Zia.
Pada malam hari Dennies tetap memandang ke arah ponselnya menunggu Jun mengirimkan alamat seperti yang dia ucapkan siang hari.
“Apa yang kau tunggu? Jun? Elyssen? Atau perempuan lain?”. Sudah biasa Louis tiba-tiba muncul seperti ini.
Dennies lagi-lagi mengabaikannya.
“Kau terlalu banyak membuat masalah tadi. Tapi tenang saja, aku sudah membereskan semuanya”. Ucapnya.
“Apa maksud mu?” Sepertinya Dennies tertarik dengan ucapan Louis barusan.
“Jun… aku melupakan ingatannya”. Jelasnya santai.
“Kenapa?”.
“Aku tidak ingin ada lagi orang yang tau tentang elyssen”.
“Seberapa jauh?”.
“Ingatannya yang ku hapus? Emmmmm mungkin waktu kau menyuruh Jun datang ke Rumah mu?”.
“Terus apa lagi rencanamu?”.
“Aku akan membawa Elyssen pergi”.
“Kemana?”.
“Keluar Kota? Keluar Negeri? Atau Keruang Angkasa? Ahhhh apa lebih bagus aku membawa nya kembali ke tempat yang seharusnya?”.
“Kau ingin menjauhkan ku dari dia?”.
“Akan ku cari cara agar Elyssen kembali menjadi dewi lagi. Aku sudah meminta kepada sang Agung untuk meringankan hukuman Kenzo dan membuat Kenzo terlahir sebagai Dewa lagi lalu menjodohkan nya dengan Elyssen. Kenzo pria yang tepat”.
“Lalu aku?”.
“Kau seorang manusia sekarangggg”. Ucap Louis sambil senyum licik.
“Apa aku tidak memiliki peran apapun lagi? Aku masih belum ingat siapa Elyssen. Apa dia benar-benar April?. Kalau kau tidak membutuhkanku lagi. Hapus saja ingatanku”.
“Tenang saja. Setiap kau tertidur memori itu akan kembali kepadamu. Saat kau melihat seorang dewi yang cantik. Kembali lah kepadanya. Dia juga berjuang untuk kehidupanmu”.
“Kau belum menjawabnya pertanyaan ku yang tadi”.
“Dia Elyssen dia juga April. Dia orang yang sama”.
“Lalu mayat itu?”.
“Kau tidak tahu kekuatan dewa? Kami bisa merekayasa semuanya”.
“Yaa. Dewa akan melakukan apapun untuk ke pentingan pribadinya. Egois”.
“Kau juga seperti itu”. Lanjut Louis sambil tertawa. “Oke, urusanku hari ini denganmu sudah selesai. Sampai ketemu lagi Aiden”.
Dennies langsung menghubungi Jun untuk memeriksa sesuatu.
“Junnn…. Kau ingat, beberapa hari yang lalu kau datang ke rumahku. Lalu kita pergi ke tempat therapy ku. Tapi dokter itu sudah meninggal. Lalu kita pergi kerumah nya karna kunci mobilku ada padanya. Lalu kita bertemu April, ehh bukan Elys\~\~\~\~”. Belum sempat Dennies menyelesaikan ucapan nya, sang penerima telfon langsung mengucapkan hal yang mengejutkan.
“Siapa ini? Dari mana kau tahu tetang April? Aku tidak pergi kemana-mana semenjak april koma”.
“Junnn. Aku Denniessss….”.
“Dennies siapa? Aku tidak memiliki kenalan ber nama Dennies. Jangan main-main. Kau menghabiskan waktu ku”. Jun langsung mematikan panggilan itu.
Dennies berkali-kali mengumpati Louis. Dewa kejam itu… seberapa banyak ingatan yang di hilangkan nya.
“Koma? Apa maksudnya? Bukannya april menghilang setelah di operasi? Jun beberapa hari di rumah sakit selama April Koma? Jadi April ga menghilang? Dia koma?”.
Karena penasaran Dennies lagi-lagi mencoba menghubungi Jun.
“Junnn. Apa April masih hidup”.
Isakan tangis terdengar dari loudspeaker ponsel Dennies.
“Aku harap dia masih disini. Mengenakan cincin pertunangannya dan memakai gaun pengantin yang cantik”.
“Jun, kamu dimana? Aku jemput yaaaa”.
“Diam!!! Jangan ganggu aku lagi!!!”.
Sebelum Dennies mengakhiri panggilan itu. Dia mendengar suara yang samar memanggil nama Brian.
Sekarang Dennies merasa tidak memiliki cukup tenaga. Berpikir akan membuatnya kehabisan energi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments