Pengakuan Jonathan

Jonathan melihat tangis istrinya, rasa sakit menjalar di sekujur tubuhnya. Jennifer lari darinya. Jonathan hanya bisa mengejarnya penuh tekad. Jonathan menggapai tangan Jennifer dan membawanya ke dalam kamar utama villa.

"Kau harus mendengarkan aku terlebih dahulu Jenni." kata Jonathan.

Jennifer menatap Jonathan dengan ngeri. "Aku harus mendengarkan apalagi, kau bahkan tidak tahu kita punya anak saat kita menikah." bentak Jennifer.

"Tapi aku berharap pada akhirnya kita akan punya anak, setidaknya satu orang." balas Jonathan.

Kaki Jennifer semakin lemas. Ia menatap Jonathan lebih tajam lagi. "Jika aku tahu ada perjanjian semacam itu, aku tidak akan mungkin menandatanganinya. Itu perbuatan yang tidak bermoral. Aku mempercayaimu dan kau mengkhianatiku."

"Tidak ada pengkhianatan. Kau menandatangani perjanjian itu tanpa membacanya." suara Jonathan datar. "Apa kau pikir itu bijak?"

"Kau benar benar mengira aku akan melepaskan segala hak asuh atas anakku demi menikahimu?" Jennifer tidak mempercayai pikiran Jonathan.

Jonathan menggeleng. "Kau pasti tahu, ada banyak wanita yang akan melakukan hal itu demi menikahiku."

Jennifer semakin murka. "Aku bukan seperti mereka." bentaknya. "Dan aku yakin mereka akan menyesalinya jika mereka merasakan apa yang aku rasakan saat ini." Jennifer sedih. "Kau pikir ini hal semacam ini akan menang di pengadilan?"

"Aku tidak ingin membawamu ke pengadilan. Aku tidak ingin menjauhkan putriku dari pengasuhanmu." Jonathan lembut. "Aku tidak ingin bercerai."

Jennifer terkejut dengan keinginan Jonathan. Tapi ia terlanjur emosi. "Ku harap aku tidak pernah tidur denganmu dan juga mengandung anakmu. Dan kesalahan terbesarku adalah menikah denganmu."

"Aku bersyukur kau melakukan semua itu. Aku sama sekali tidak ingin mengulang waktu. Walaupun aku sangat ingin mengingat kejadian malam itu, tapi tanpa mengingatnya pun, aku sangat bahagia memiliki seorang putri darimu." ujar Jonathan.

Jonathan benar benar tidak ingin bercerai darinya. Kali ini Jennifer mulai bertanya tanya.

Apakah ia juga tidak menginginkan perceraian? Jika bercerai, Jonathan mungkin akan menggunakan perjanjian itu untuk mendapatkan hak asuh anaknya. Apakah ia bisa kehilangannya? Apakah ia bisa melawannya di pengadilan? Jika ia kalah, ia akan kehilangan segalanya termasuk Velly, maka untuk apa ia menginginkan kebebasan tanpa putrinya.

Jennifer benar benar ketakutan, tubuhnya kembali bergetar saat tangisnya kembali pecah. "Kau memerasku."

"Aku hanya ingin kau memberikan kesempatan pada pernikahan kita." balas Jonathan. "Itulah sebabnya aku membawa putri kita agar kau bisa mengikuti kami dan hidup bersama disini. Aku tidak akan melakukan hal bodoh yang akan membuat anak kita menderita."

"Dari awal akulah yang bodoh, sampai sekarang kau hanya melakukan hal hal sesuai keinginanmu saja." bantah Jennifer. "Tahukah kau apa yang telah kau dapatkan dari perbuatanmu? kau membuatku tersadar bahwa aku tak sanggup menjalani pernikahan ini denganmu."

Jennifer melangkah ingin meninggalkan kamarnya tapi tangan kokoh Jonathan menahan satu lengannya. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi".

"Aku tidak memberimu pilihan." bentak Jennifer sambil mencoba melepaskan cengkraman tangan Jonathan.

"Kau ini kenapa, hah?" bentak Jonathan semakin murka. "Aku berusaha mempertahankanmu dan pernikahan kita. Bagaimana mungkin itu disebut pemerasan? Bagaimana mungkin kau tetap memaksaku menceraikanmu? Kau dan Velly sekarang adalah keluargaku. Dan aku sama sekali tidak ingin kehilanganmu."

Fakta baru yang mengejutkan bagi Jennifer, ia dianggap keluarga, dan Jonathan tidak ingin kehilangannya, seharusnya itu sudah cukup bagi Jennifer. Tetap ia ingin minta penjelasan lebih dari suaminya. Entah apa itu, hatinya masih ingin menolaknya.

"Aku lelah Jonathan, aku lelah selalu bertengkar denganmu." kata Jennifer sedih.

"Aku tak ingin melakukan itu, tapi kau terlalu keras kepala. Aku harus bagaimana agar kau bisa memaafkanku?" Jonathan frustasi.

"Aku ingin pulang dan membawa Velly bersamaku, hanya itu yang aku inginkan sekarang." jawab Jennifer.

"Ya Tuhan, ini sudah larut dan kau ingin membawa putri kita seperti ini. Tidak akan!" bentak Jonathan. "Lebih baik kita makan malam terlebih dahulu, kita akan melanjutkannya nanti."

Jennifer menatap kesal, bisa bisanya pria ini mengajaknya makan dalam situasi seperti ini. "Aku sama sekali tidak lapar." Jennifer akan keluar dari kamarnya tapi ditahan lagi oleh Jonathan dan ditarik lebih dekat dengannya.

"Kau tidak lapar? Tapi aku yang sangat lapar." Jonathan menarik tengkuknya dan mencium Jennifer berapi api dipenuhi nafsu.

"Kau tahu berapa lama aku menginginkan ini?" katanya sambil meneruskan ciumannya dengan penuh hasrat.

Jennifer menginginkannya juga namun akal sehat menyadarkannya. Ia mendorong Jonathan sekuat tenaga. "Tidak... Kau sudah gila." dan Jennifer meninggalkannya pergi menuju kamar Velly.

Dukung terus, like n komen😘😘😘

Terpopuler

Comments

NiningSariny

NiningSariny

mengalah sj demi velly

2023-12-26

0

Tary Bundanya Azahra

Tary Bundanya Azahra

jdi darah tinggi thor yg baca.. 😂😂😂

2021-04-05

1

Luji

Luji

huaaa dari awal berantem terus kapan bucinnya wkwk

2021-01-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!