Perdebatan Part 2

Beberapa jam telah berlalu, keduanya masih bungkam. Jonathan yang pertama kali memecahkan keheningan.

"Aku tidak akan menceraikanmu." kata Jonathan tegas.

"Aku tidak keberatan sedikit menunggu lebih lama untuk mengurus segala urusan hukum dan menyelesaikannya." kepala Jennifer semakin berdenyut. "Tapi meskipun kau menundanya, kau tidak bisa menghentikanku untuk meminta cerai. Aku cukup paham hukum untuk mengetahui hal tersebut."

Jonathan menggertakan giginya menahan amarah yang sudah tidak bisa dikendalikannya. Jennifer bisa merasakan kemarahan Jonathan sekarang, saat tangannya menjadi erat saat menggenggam gelas minumannya. Tapi Jennifer sudah tidak perduli lagi. Ia sudah sangat lelah menjalani rumah tangganya seperti ini, ia lelah saat menerima perlakuan yang merendahkannya terus menerus. Ia akan berusaha menjadi lebih kuat jika nanti ia tidak bersama Jonathan lagi. Ia yakin bisa melupakan semuanya.

Pramugari pribadinya memberitahu pesawat akan segera landing, dan disana banyak sekali paparaji yang menunggu mereka. Jennifer mengintip kearah landasan. Benar saja segerombolan paparaji sudah disana.

"Bersikaplah yang wajar saat di depan paparaji itu." Jonathan mengingatkan.

Saat pintu pesawat dan tangga terbuka, keduanya turun dan kamera berkilauan mengambil foto Jonathan Carlos dan istrinya. Banyak pertanyaan tentang kesuksesan Jonathan dalam acara penggalangan dana di Korea Selatan. Dan ada beberapa wartawan yang menanyakan perihal anak Jennifer. Jonathan menariknya lebih dekat dan berhenti di depan mereka.

"Aku punya putri, namanya Velly Carlos." Jonathan mengumumkan dengan kebanggaan khas Carlos.

Mereka melangkah lagi. "Kau harusnya memperingatkan aku sebelum melakukan pengumuman itu." bisik Jennifer.

"Itu harus dilakukan." ujar Jonathan. "Aku tidak ingin orang orang berspekulasi tentang status anakku, pengumuman singkat tadi akan melindungi keberadaanmu bersama Velly dari rumor palsu."

Jadi kini semua orang akan mengira Velly adalah alasan bagi Jonathan menikahinya. Jonathan membeberkan fakta bahwa istrinya mengandung anaknya sebelum ia menikahinya, mungkin beberapa orang akan syok, Jennifer masih memperdulikan fakta fakta itu walaupun ia sudah tidak mau mempertahankan hubungan suami istri ini.

"Besok kita akan kembali ke Villa." kata Jonathan saat keduanya berhasil mencapai mobil mereka.

Jennifer menatapnya terkejut. "Tidak...!" bantahnya.

Jonathan menggenggam tangannya. "Kau tidak bisa lari dari pernikahan ini Jenni, pernikahan kita sudah berjalan selama beberapa bulan dan itu fakta yang harus kau ingat."

Jennifer menarik tangannya. "Kenapa tidak?"

Jennifer sebenarnya sudah sangat lelah berdebat dengan Jonathan, seorang Carlos bahkan sangat sulit untuk dibantah. Kekerasan hatinya membuat Jennifer bingung harus melakukan apa.

Keheningan panjang terjadi lagi. "Aku melarikan diri dari pernikahan kita, sedangkan kau tidak mampu bertahan pada malam pengantin kita." Jennifer mulai memprovokasinya kembali.

"Itu dulu. Kita bukan anak anak. Bahkan sekarang kita punya anak yang harus dipikirkan. Kita harus mengatasinya bersama." ujar Jonathan.

"Aku sudah memutuskan apa yang terbaik untukku dan aku tidak akan pernah kembali ke villa mu." balas Jennifer.

"Kau ini kenapa?" Jonathan tidak percaya.

Jennifer memalingkan wajahnya ke luar jendela. Lalu ia menunduk dan mulai menangis kembali. Ia benar benar sudah tidak sanggup menghadapi Jonathan. "Aku berpikir untuk berubah." di sela tangisnya.

"Ya Tuhan Jennifer, cobalah berpikir secara relevan, ini demi anak kita."

"Tidak, jangan berani beraninya kau membawa anakku untuk mencegah kita bercerai." bentak Jennifer. "Kau yang merayuku hingga aku hamil, lalu kau kehilangan ingatanmu begitu saja. Selama itu aku sudah berusaha menjadi ibu yang baik buat Velly, aku tidak berhutang apapun padamu. Tapi kau selalu saja menghinaku." tangisnya kembali pecah.

Terkejut dengan kenyataan itu, Jonathan menatapnya semakin lekat. Ingin sekali ia memeluk kerapuhan istrinya saat ini. Tapi ia sama sekali tidak berani. "Lupakan aku Jenni, aku sungguh sungguh memintamu mementingkan anak kita." ujarnya lembut.

Jennifer mengangkat tangannya, agar Jonathan berhenti mendebatnya. "Aku sudah banyak berkorban dan aku tidak ingin berkorban lebih banyak lagi."

"Kau tidak bersikap rasional, baru saja kau berangkat ke Korea Selatan untuk memprovokasi Franciska. Itu bukan sikap wanita yang menginginkan perceraian." Jonathan mengingatkan.

"Aku ingin bercerai. Itu keputusan terakhirku." Jennifer penuh tekad. "Aku menginginkan kehidupanku kembali dan aku akan tetap tinggal di kota S."

"Oh benarkah?" pertanyaan Jonathan terdengar seperti ejekan.

"Yah, untuk apa aku ke kota B bersamamu dan tinggal di villa mu? setidaknya aku akan mendapatkan pekerjaan disini." jawab Jennifer.

"Kau bicara seolah membawa putriku jauh dariku tidak berarti apa apa." kecam Jonathan.

"Tapi kita tidak bisa melanjutkan pernikahan kita hanya demi Velly." protes Jennifer. "Aku menginginkan lebih, aku membutuhkan lebih dari hubungan kosong yang penuh kepura puraan. Aku tidak siap menghabiskan sisa hidupku membayar kesalahanku pada malam kau begitu mabuk."

"Kalau kau tinggal di kota S, aku akan jarang bertemu dengannya. Aku mengganggap peranku sama pentingnya dengan peranmu sebagai seorang ibu. Kau bersikap tidak masuk akal dan tidak adil. Velly membutuhkan kita berdua."

Tidak...keputusan Jennifer sudah benar. Ia tidak ingin terikat dengan seorang Carlos yang keras kepala. Ia membutuhkan perasaan yang lebih bukan hanya sekedar merawat anak mereka bersama. Perceraian adalah pilihan yang sangat tepat baginya. Ia sudah lelah menjadi penonton Jonathan bersama Franciska atau bersama wanita yang lainnya.

Jennifer ingin memulai dari awal lagi, menjauhi seorang Carlos. Ia sudah cukup terlibat dalam kehidupannya yang melelahkan. Perdebatan ini tidak akan pernah berujung. Keletihan menyelimuti sekujur tubuh Jennifer. Matanya sangat berat dan akhirnya ia tertidur di dalam mobil menuju rumahnya. Ia ingin segera bertemu putrinya, menggendongnya dan menenangkan syarafnya.

🌹🌹🌹

Sungguh prahara yang tidak berujung ya teman teman...

Ikuti terus kelanjutannya.

Terpopuler

Comments

Gabrielle

Gabrielle

Untungnya hanya halu....kl nyata ....capek deh🙃🤦😱

2022-03-09

1

larasaty2308

larasaty2308

sama-sama keras kepala,, mending pisah aja lah,,

2020-10-03

2

Hanifah Henny

Hanifah Henny

hmmmmm tegang bacanya

2020-04-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!