Jonathan membawa Velly

Keesokan harinya Jennifer terbangun dari tempat tidurnya, entah bagaimana ia bisa sampai dikamarnya. Apakah mungkin Jonathan yang menggendongnya. Jennifer menggelengkan kepalanya, hanya itu satu satunya kemungkinan ia bisa sampai di tempat tidur, karena ia tidak memiliki riwayat tidur sambil berjalan. Tapi dimanakah pria itu sekarang, hanya kesunyian yang ia dengarkan di rumahnya.

Jennifer menyikap selimutnya dan berjalan ke kamar mandi, ia segera membersihkan diri dan segera berpakaian. Ia keluar dari kamarnya dan hanya mendapati pelayannya di rumah. Dimana Jonathan, dimana tantenya dan Velly anaknya. Pikirnya.

Pelayan menyuruhnya segera sarapan karena makanannya sudah hampir dingin.

"Dimana Grace dan Velly?" tanyanya pada pelayan itu.

"Nyonya Grace sedang berbelanja. Dan nona Velly dibawa tuan Jonathan, nyonya."

Jennifer tersedak makanannya. dibawa Jonathan apa maksudnya.

"Kemana anakku dibawa Jonathan." bentak Jennifer.

"Pagi pagi sekali tuan membawa nona Velly ke kota B, sudah izin dengan nyonya Grace. Tuan hanya berpesan jika nyonya sudah bangun segera ke kota B menuju villa. Supir sudah menunggu anda di depan." pelayannya menjelaskan.

Wajah Jennifer terlihat sangat pucat mendengarnya, bagaimana bisa Jonathan menculik anaknya. Ia segera berlari ke kamar Velly, beberapa barang sudah dibawanya. Apa maksud dari semua ini, Jonathan sengaja memisahkannya dengan putrinya. Kemarahan membuat kerongkongannya tercekat. Bagaimana jika ia tidak bisa bertemu lagi dengan putrinya? rasa perih menjalar di hatinya. Ia segera kembali ke kamarnya dan mencari ponselnya. Ia harus menghubungi Jonathan sekarang juga. Meminta penjelasan atas apa yang dilakukannya.

Suara sambungan ponsel terasa lama baginya. "Apa yang kau lakukan?" teriak Jennifer sesaat setelah ponselnya diangkat. "Dimana Velly?"

"Disini...di villa kita bersamaku. Dia baru saja makan. Dia baik baik saja."

Mendengar Jonathan dan putrinya berada di villa membuat Jennifer terkejut. "Kau menculiknya...bisa bisanya kau berbuat seperti itu padaku."

"Supir ku sudah menunggu di luar. Jika aku menculiknya, tidak mungkin aku menunggumu. Dan aku yakin kau tidak perlu waktu lama untuk berkemas." jawab Jonathan.

Nyaris tidak bisa berkata apa apa, apalagi berpikir. Tubuhnya bergetar hebat menahan amarahnya. "Kalau kau sedang berdiri disini dihadapanku, aku yakin benar benar akan membunuhmu." teriaknya dan membanting ponselnya ke ranjang.

Kebenciannya semakin menjadi. Ia ingin mendengar penjelasan tantenya. Bagaimana bisa mengizinkan Jonathan membawa anaknya tanpa membangunkannya. Grace yang ditunggu akhirnya kembali. Jennifer segera keluar dan menutup pintu kamarnya dengan keras membuta Grace terkejut setengah mati.

"Ya Tuhan Jenni...ada apa?"

"Bisa bisanya tante membiarkan Jonathan membawa putriku tanpa seizinku." bentak Jennifer.

"Jonathan ayah kandungnya, ada hak apa aku melarangnya." ujar Grace.

"Ia tidak berhak menjauhkanku dari putriku, selama ini aku yang mengurusnya sendiri." Jennifer masih berapi api.

"Dengarkan tante Jenni, sudah saatnya kau memperbaiki hubungan kalian. Jonathan dengan tulus mengakui Velly sebagai anak kandungnya pada publik. Lalu apalagi yang kau inginkan?" tanya Grace.

"Aku menginginkan perceraian, aku tak ingin Velly menjadi alasan Jonathan mengikatku."

Grace terkesiap. "Kau sudah gila, disaat Jonathan berusaha memperbaikinya, kau malah meminta cerai. Apa kau tidak memikirkan anak kalian."

"Terserahlah...aku mampu menghidupi anakku sendiri. Aku sudah lelah dengan perbuatan Jonathan Carlos yang terlalu menguasai hidupku." Jennifer marah dan masuk ke kamarnya kembali.

Ia berkemas dan mengganti pakaiannya dengan gaun merah menyala, menggambarkan suasana hatinya sekarang. Beberapa menit kemudian, ia keluar lagi membawa tas kecil miliknya.

"Aku akan ke villa dan segera membawa Velly kembali." teriaknya pada Grace dan segera memasuki mobil yang menunggunya.

Perjalanan cukup melelahkan baginya, baru saja ia sampai dan ingin menenangkan dirinya bersama Velly. Justru sekarang ia harus melakukan perjalanan kembali ke kota B. Ingin sekali ia membunuh pria yang membuatnya stres akhir akhir ini. Keindahan kota selama perjalanan sama sekali tidak dinikmatinya, ia ingin segera sampai dan memaki Jonathan dengan keras. Orang suruhan Jonathan tidak membawanya ke villa tapi perjalanan itu menuju rumah utamanya.

"Kemana kau akan membawaku." bentak Jennifer.

"Maaf nyonya, tuan Carlos memintaku membawa anda ke rumah utama terlebih dahulu."

"Untuk apa...! aku ingin segera ke villa dan bertemu anakku." bentaknya kembali.

"Mohon mengertilah nyonya, jangan menempatkan saya di tengah tengah kalian." supir itu memohon.

"Tapi untuk apa?" tanya Jennifer masih marah.

"Saya tidak tahu nyonya."

Rumah itu adalah rumah yang tidak ingin diinjak oleh Jennifer lagi. Ia sangat teringat saat malam pengantinnya yang berubah menjadi neraka baginya. Malam yang panas dan berapi api teringat sangat jelas. Dan dimana malam itu Jonathan dengan tega meninggalkannya.

Seorang pelayan menyambutnya kembali. Jennifer mengikuti arahan pelayannya. Ketika melewati tangga menuju kamar utama, Jennifer merasakan sakit yang luar biasa. Kamar itu adalah saksi malam percintaan mereka yang panas dan menyakitkan setelahnya. Pelayannya membawanya ke ruang makan, Jennifer sangat terkejut saat melihat hidangan yang penuh di meja makan itu.

"Untuk apa semua ini?" tanya Jennifer pada pelayan itu.

"Tuan Carlos meminta kami menyiapkan makan siang untuk nyonya."

Jennifer membelalakan matanya. "Tapi sebanyak ini, buat siapa?"

"Tuan Carlos tidak tahu hidangan yang nyonya suka, jadi kami membuat beberapa hidangan yang berbeda."

"Aku datang kemari bukan untuk makan, aku ingin segera bertemu putriku dan membawanya pulang." bentak Jennifer.

"Maaf nyonya, tuan Carlos berpesan jika anda tidak mau makan, maka anda tidak bisa bertemu dengan putri anda."

Apa...??? Sialan Jonathan...

Ia datang jauh jauh bukan untuk mencari kesepakatan. Bagaimana ia bisa melakukan ini. Jennifer memang tidak jadi mengunyah apapun sejak ia tahu Velly dibawa Jonathan pergi. Tapi ia tahu darimana? Dan sekarang saat pikirannya sedang kacau dan nafsu makannya lenyap. Ia justru dipaksa makan. Jennifer memejamkan matanya dan mencoba mengalah. Ia harus segera makan agar bisa bertemu putrinya. Jennifer berusaha menikmati makanannya tersebut walau semuanya terasa hambar.

Happy Reading All....

Dukung, Like n komen ya...😘😘😘

Terpopuler

Comments

Wati Diati

Wati Diati

si Jo kayak ga pny hati kalo bicara sm Jen

2020-12-03

1

Tika Meirdhany S

Tika Meirdhany S

ini si jenny mau nya apa ya?

2020-07-27

1

Mak erot

Mak erot

kok jenny keras kepala bgt ci

2020-03-03

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!